Anastomosis dari :
1. A. Sfenopalatina
2. A. Palatina mayor Plexus
3. A. Ethmoidalis anterior
Kiesselbach
4. A. Labialis superior
atau Little’s area
(cabang dari arteri fasialis)
Anastomosis dari :
1. A. Sfenopalatina
Plexus
2. A. Nasalis posterior Woodruff
3. A. Faringeal asendens
Berdasarkan Usia:
Perdarahan
Usia tua Plexus Woodruff Posterior hidung
Perdarahan
ETIOLOGI
Lokal: Sistemik:
Faktor kekeringan. Koagulopati
Iritasi karena pemakaian oksigen. Hereditary Hemorrhagic
Iritasi zat kimia, obat-obatan Telangiectasia (HHT) atau
/narkotika. (Sindrom Rendu Osler Weber)
Obat semprot hidung yang terus- Gangguan inflamasi sistemik
menerus. Penyakit hepatobilier
Kelainan anatomi Ateroslerosis, hipertensi dan
Trauma alkohol
Neoplasma Keganasan hematologi
Benda asing Malnutrisi
Inflamasi kronis
Papilloma inverted
PATOFISOLOGI
Area tipis &
Oleh iskemia
Lemah dinding
Dewasa muda lokal atau
pembuluh
trauma
darah
Perubahan
progresif otot Mulai fibrosis
Usia menengah pembuluh darah interstitial
& lanjut tunika media jaringan parut
jaringan kolagen
Gagal kontraksi
perdarahan banyak & lama
ETIOLOGI
• Mengeluarkan lendir hidung (“ingus”) yang kuat
Trauma Ringan • Bersin
• Mengorek hidung
Infeksi hidung dan sinus • Rhinitis, sinusitis, serta granuloma spesifik seperti
paranasal lupus, sifilis, dan lepra
• Hemofilia
Kelainan darah • Leukemia
Cegah
Hentikan
komplikasi perdarahan
Cegah berulang
Prinsip
Penatalaksanaan
Penanganan Epistaksis
Algoritma penanganan epistaksis.docx
Tampon
Kauterisasi
Posterior
Tampon Tampon
Anterior Balon
Ligasi
Arteri
Alat-Alat Pada Penanganan Epistaksis
Tampon Anterior
Tampon Posterior
Tampon Balon
Ligasi
Arteri
Karotis
Eksterna
Ligasi
Arteri
Maksilaris
Ligasi Ligasi
Arteri
Interna
Arteri: Etmoidalis
Angiografi
dan
Embolisasi
Ligasi Arteri Karotis Eksterna
Ligasi Arteri Maxillaris Interna
Ligasi Arteri Etmoidalis
KOMPLIKASI