Anda di halaman 1dari 53

KELOMPOK 1 (SATU)

 Susi Ristiwi  Noviandi Indum Putra


 Rizky Rachmayani Sitinjak  Oviyanda Rahma Dana
 Qatrunnada  Muliana
 Zahara Novia Resta  Nabilah Munifah
 Muhammad Farid  Najla Asyura
 Ilham Maulida Ahmad Dedad
IMPAKSI MAKANAN
DEFINISI
DEFINISI

Impaksi makanan adalah dorongan kuat makanan ke dalam


periodonsium oleh kekuatan oklusal.

Newman, Takei, Klokkevold, Carranza. 2018. Carranza’s Clinical Periodontology. 13th Ed. St Louis, Missouri : Saunder Elsevier. P. 1219.
ETIOLOGI
PLUNGER CUSP

Cusp yang cenderung


menekan sisa makanan ke
interproksimal/ embrasure gigi
yang berlawanan

Gambar 1

Shalu Bathla. Periodontics Revesited. Jaypee Brothers Medical Publisher, 2011. P. 76


MALOKLUSI

 Ketika molar pertama rahang bawah diekstraksi


menyebabkan molar kedua dan ketiga rahang bawah
miring/ mengarah ke mesial dengan ekstrusi molar
pertama rahang atas
 Cusp distal M2 mandibula keluar dan bertindak sebagai
plunger
 Cusp distal dari M2 mandibula di antara M1 dan M2
rahang atas  membuka kontak dengan membelokkan
molar kedua rahang atas secara distal
Gambar 2

Shalu Bathla. Periodontics Revesited. Jaypee Brothers Medical Publisher, 2011. P. 77


HUBUNGAN OKLUSAL MALOKLUSI

 Overbite yang berlebihan


menyebabkan tumbukan gigi
pada gingiva, impaksi
makanan, peradangan
gingiva, pembesaran gingiva Gambar 3

dan pembentukan poket

Shalu Bathla. Periodontics Revesited. Jaypee Brothers Medical Publisher, 2011. P. 220
HUBUNGAN OKLUSAL MALOKLUSI

 Cross bite menyebabkan


trauma dari oklusi, impaksi
makanan dan penyebaran
gigi mandibula
Gambar 4

Shalu Bathla. Periodontics Revesited. Jaypee Brothers Medical Publisher, 2011. P. 220
PITUITARY GLAND

 Pada orang dewasa, hiperpituitarisme menghasilkan akromegali yang ditandai dengan


pertumbuhan tulang wajah dan pertumbuhan sinus yg berlebihan.
 Wajahnya besar dan bibirnya sangat membesar
 Pertumbuhan berlebih dari prosesus alveolar menyebabkan peningkatan ukuran
lengkung gigi dan akibatnya mempengaruhi jarak gigi  mempengaruhi periodonsium
dengan menyebabkan impaksi makanan

Shalu Bathla. Periodontics Revesited. Jaypee Brothers Medical Publisher, 2011. P. 103
RESTORASI DENGAN KONTAK TERBUKA

Restorasi dengan kontak


terbuka dapat menyebabkan
impaksi makanan

Gambar 5

Shalu Bathla. Periodontics Revesited. Jaypee Brothers Medical Publisher, 2011. P. 190
KONTAK PROKSIMAL YANG TERBUKA

 Kontak yang sedikit terbuka


memungkinkan impaksi makanan
 Kerapatan kontak harus diperiksa
dengan pengamatan klinis dan dengan
benang gigi

Gambar 6

Shalu Bathla. Periodontics Revesited. Jaypee Brothers Medical Publisher, 2011. P. 218
KARIES

 Lesi karies memberikan permukaan kasar untuk retensi retensi plak dan
retensi makanan
 Dapat meninggalkan area kontak terbuka yang memungkinkan terjadinya
impaksi makanan

Shalu Bathla. Periodontics Revesited. Jaypee Brothers Medical Publisher, 2011. P. 218
OVERCONTOURED

 Mahkota dan restorasi yang


overcontoured cenderung
mengakumulasi plak dan
mencegah mekanisme
pembersihan diri dari pipi, bibir
dan lidah yang berdekatan
 Kegagalan untuk mereproduksi
anatomi pelindung normal dari
tepi marginal oklusal dan alur
perkembangan menyebabkan Gambar 7

impaksi makanan.

Shalu Bathla. Periodontics Revesited. Jaypee Brothers Medical Publisher, 2011. P. 421
GEJALA
DAN
TANDA KLINIS
GEJALA DAN TANDA KLINIS

 Merasakan tekanan dan dorongan untuk mengorek makanan dari sela


gigi.
 Nyeri samar (tidak jelas) yang menjalar jauh di dalam rahang.
 Peradangan gingival dengan perdarahan dan rasa sakit di area yang
terlibat.
 Resesi gingival.

Shalu Bathla. Periodontics Revesited. Jaypee Brothers Medical Publisher, 2011. P. 76


GEJALA DAN TANDA KLINIS

 Pembentukan abses periodontal.


 Berbagai tingkat keterlibatan inflamasi ligamen periodontal, kepekaan terhadap
perkusi
 Kehancuran tulang alveolar.
 Karies gigi.

Shalu Bathla. Periodontics Revesited. Jaypee Brothers Medical Publisher, 2011. P. 76


AKIBAT DARI IMPAKSI
MAKANAN
AKIBAT DARI IMPAKSI MAKANAN

 peradangan gingiva dengan akhirnya kehilangan tulang interproksimal (Shalu


Bathla, p.77)
 Cacat tulang interdental (Shalu Bathla, p.177)
 Triangulasi (Funneling): Triangulasi adalah pelebaran ruang ligamen periodontal
oleh resorpsi tulang sepanjang aspek mesial atau distal tulang interdental 
biasanya terjadi pada periodontitis kronis (Shalu Bathla, p.235)
 Halitosis (Shalu Bathla, p.247)
 BOP gingiva abnormal (Carranza’s, p. 250)

Shalu Bathla. Periodontics Revesited. Jaypee Brothers Medical Publisher, 2011


AKIBAT DARI IMPAKSI MAKANAN

 Rasa tidak enak dimulut (Carranza’s, p. 381)


 Abses perikoronal (Carranza’s, p. 493)
 Dental disorder (Carranza’s, p. 523)
 Gingival enlargement (Carranza’s, p. 635)

Newman and Carranza’s . Clinal Periodontology ed 13th. Elsevier, 2018.


KLASIFIKASI
KLASIFIKASI HIRSCHFELD (1930),
BERDASARKAN FAKTOR ETIOLOGI :
Kelas I : Beban Oklusal

Kelas II : kehilangan struktur pendukung proksimal

Kelas III : Ekstrusi gigi keluar lengkung rahang

Kelas IV : Morfologi abnormal kongenital

Kelas V : Konstruksi restorasi yg tidak baik

Shalu Bathla. Periodontics Revesited. Jaypee Brothers Medical Publishers, 2011. P. 76


KELAS I : BEBAN OKLUSAL

Tipe A:
Gaya wedging yang disebabkan oleh
adanya plunger cusp ke bagian facet
oblique dari gigi antagonisnya.

Gambar 8

Dewi Nurul. Masalah Nyeri pada Kasus Penyekit Periodontal dan Cara Mengatasinya . Jurnal Kedokteran Gigi Universitas Indonesia. 2002.
Rima Dian Rizky. Makalah Food Impaction.2015. Universitas Trisakti
KELAS I : BEBAN OKLUSAL

Tipe B:
Cusp gigi maksila yang telah
mengalami keausan secara oblique
Gambar 9
menyebabkan adanya overhanging
dari permukaan distal gigi
antagonis.

Dewi Nurul. Masalah Nyeri pada Kasus Penyekit Periodontal dan Cara Mengatasinya . Jurnal Kedokteran Gigi Universitas Indonesia. 2002.
Rima Dian Rizky. Makalah Food Impaction.2015. Universitas Trisakti
KELAS I : BEBAN OKLUSAL

Tipe C:
Sama seperti tipe B, hanya saja
gigi yang mengalami keausan
adalah gigi mandibula.
(overlapping)

Gambar 10

Dewi Nurul. Masalah Nyeri pada Kasus Penyekit Periodontal dan Cara Mengatasinya . Jurnal Kedokteran Gigi Universitas Indonesia. 2002.
Rima Dian Rizky. Makalah Food Impaction.2015. Universitas Trisakti
KELAS II : KEHILANGAN STRUKTUR PENDUKUNG PROKSIMAL

Tipe A:
Kehilangan penyangga distal gigi akibat
ekstraksi gigi sebelah distal dari gigi yang
mengalami impaksi.
Gambar 11

Tipe B:
Kehilangan penyangga mesial akibat
ekstraksi.

Dewi Nurul. Masalah Nyeri pada Kasus Penyekit Periodontal dan Cara Mengatasinya . Jurnal Kedokteran Gigi Universitas Indonesia. 2002.
Rima Dian Rizky. Makalah Food Impaction.2015. Universitas Trisakti
KELAS II : KEHILANGAN STRUKTUR PENDUKUNG PROKSIMAL

Tipe C: Tipe D:
Terjadi pergeseran gigi secara oblique Adanya ruang interdental cukup lebar
karena gigi yang hilang tidak diganti d untuk terjadi oklusi terbuka dari gigi
engan gigi yang baru (gigi tiruan). antagonis. Disebabkan oleh 4 hal:
 Drifting pasca ekstraksi gigi proksimal
 Kebiasaan mendorong-doro ng gigi keluar
dari posisi normal (anterior)
 Penyakit periodontal
 karies

Dewi Nurul. Masalah Nyeri pada Kasus Penyekit Periodontal dan Cara
Mengatasinya . Jurnal Kedokteran Gigi Universitas Indonesia. 2002.
Gambar 12
Rima Dian Rizky. Makalah Food Impaction.2015. Universitas Trisakti
KELAS III : ESKTRUSI GIGI KELUAR LENGKUNG RAHANG

Gambar 13

Dewi Nurul. Masalah Nyeri pada Kasus Penyekit Periodontal dan Cara Mengatasinya . Jurnal Kedokteran Gigi Universitas Indonesia. 2002.
Rima Dian Rizky. Makalah Food Impaction.2015. Universitas Trisakti
KELAS IV : MORFOLOGI ABNORMAL KONGENITAL

Tipe A: Posisi gigi mengalami torsi (berputar)


Tipe B: Adanya embrasur cukup besar diantara 2 gigi
Tipe C: tilting (miring) gigi fasio-lingual
Tipe D: malposisi (fasial atau lingual)

Dewi Nurul. Masalah Nyeri pada Kasus Penyekit Periodontal dan Cara Mengatasinya . Jurnal Kedokteran Gigi Universitas Indonesia. 2002.
Rima Dian Rizky. Makalah Food Impaction.2015. Universitas Trisakti
KELAS V : KONSTRUKSI RESTORASI YG TIDAK BAIK

Tipe A: Kehilangan titik kontak


Tipe B: Lokasi titik kontak yang tidak baik
Tipe C: Kontur oklusal yang buruk
Tipe D: Restorasi cantilever yang buruk
Tipe E : Bevel servikal berbentuk scallop pada restorasi prostetik

Dewi Nurul. Masalah Nyeri pada Kasus Penyekit Periodontal dan Cara Mengatasinya . Jurnal Kedokteran Gigi Universitas Indonesia. 2002.
Rima Dian Rizky. Makalah Food Impaction.2015. Universitas Trisakti
PERAWATAN
- DHE
- Scaling & root
planing Terapi Inisial
- Koreksi restorasi
-Flossing /
penyikatan
interproximal
- splinting
- Terapi evaluasi
antimikrobial
- Radiograf

-Cek OHIS
-Cek oklusi Terapi Pemeliharaan
-Cek kondisi gingiva
-Cek perubahan
patologis

-Kuretase Terapi Bedah


Terapi
-Bedah Flap Rekonstruksi

Dewi Nurul. Masalah Nyeri pada Kasus Penyekit Periodontal dan Cara Mengatasinya . Jurnal Kedokteran Gigi
Universitas Indonesia. 2002 : 9 (2) : 15 - 19
 - DHE :
› Penyebab sakit / nyeri
› Kebersihan rongga mulut
› Menghilangkan faktor resiko
 - Scaling & root planing
› Di area yang bersangkutan dengan plak
 - Koreksi restorasi
› Kontak proximal, kontur permukaan
oklusal, kontur fasial/ lingual
› Restorasi komposit dapat dilakukan untuk
menutup kontak yang terbuka
Dewi Nurul. Masalah Nyeri pada Kasus Penyekit Periodontal dan Cara Mengatasinya . Jurnal Kedokteran Gigi
Universitas Indonesia. 2002 : 9 (2) : 15 - 19
Penggunaan dental Floss Penggunaan sikat interproximal

 - Flossing / penyikatan interproximal


 - Splinting : mengembalikan kontak proksimal dan dengan demikian
mengurangi impaksi makanan
 - Terapi antimikrobial
› Umumnya pada gingingiva sudah terbentuk lesi atau poket ,
sebaiknya irigasi debgan H2O2 3 % untuk melemahkan bakteri
patogen dalam lesi
› Antibiotik
› Obat kumur
 - Radiograf
› akan terlihat kerusakan tulang proximal arah vertikal
Dewi Nurul. Masalah Nyeri pada Kasus Penyekit Periodontal dan Cara Mengatasinya . Jurnal Kedokteran Gigi
Universitas Indonesia. 2002 : 9 (2) : 15 - 19
- Cek OHIS
- Cek oklusi
- Cek kondisi gingiva
- Cek perubahan patologis

Dewi Nurul. Masalah Nyeri pada Kasus Penyekit Periodontal dan Cara Mengatasinya . Jurnal Kedokteran Gigi
Universitas Indonesia. 2002 : 9 (2) : 15 - 19
- Kuretase
- Adanya poket periodontal
- Jaringan terimflamasi / lesi pada gingiva
masih ada setelah scaling dilakukan
- membuat perlekatan baru
- Bedah Flap
- Jika tulang di area furkasi terkena dan dapat
dicapai
- mungkin dapat dilakukan bedah flap
dengan graft tulang
Dewi Nurul. Masalah Nyeri pada Kasus Penyekit Periodontal dan Cara Mengatasinya . Jurnal Kedokteran Gigi
Universitas Indonesia. 2002 : 9 (2) : 15 – 19
Pasien wanita usia 52 tahun datang dengan keluhan gigi geraham
sebelah kiri sakit sewaktu dikatupkan, pasien mengatakan pernah
dilakukan perawatan sendi rahang , dan memakai splint pada malam
hari , pasien juga dianjurkan untuk mencabut gigi geraham paling
terakhir, pasien belum mengkonsumsi obat apapun dan rasa sakitnya
dirasakan sejak satu hari yang lalu. Pasien juga mengeluhkan gigi
geraham bawah kanan yang pernah dirawat saraf mengeluarkan
nanah dan merasa terganggu akakn hal tersebut , lalu gigi geraham
bawah kiri sering terselip makanan , sakit dan susah untuk dikeluarkan .
OHIS skor 2,3 . Indeks gingiva 1.2 . Gigi 28 terdapat poket absolut di
mesial sedalam 4mm dan karies mesial sehingga titik kontak hilang
.Gambaran radiografis gigi 28 kerusakan tulang horizontal 1/3 tengah .

Cindy A.H. , dkk .Keberhasilan Restorasi komposit untuk perbaikan titik kontak pada terapi periodontal.Maj.KED GI .
Juni 2012 : 19 (1). 43- 48 .ISSN 1978-0206
Pasien : ibu K
Umur : 52 tahun
a. Keluhan :
- gigi geraham sebelah kiri sakit sewaktu dikatupkan
- gigi geraham bawah kanan yang pernah dirawat saraf
mengeluarkan nanah dan merasa terganggu akan hal
tersebut
- gigi geraham bawah kiri sering terselip makanan , sakit
dan susah untuk dikeluarkan
b. Anamnesis :
- pernah dilakukan perawatan sendi rahang , dan
memakai splint pada malam hari
- pasien juga dianjurkan untuk mencabut gigi geraham
paling terakhir
- pasien belum mengkonsumsi obat apapun dan rasa
sakitnya dirasakan sejak satu hari yang lalu
Cindy A.H. , dkk .Keberhasilan Restorasi komposit untuk perbaikan titik kontak pada terapi periodontal.Maj.KED GI .
Juni 2012 : 19 (1). 43- 48 .ISSN 1978-0206
 C. Pemeriksaan Klinis
› Gigi 28 :
 poket absolut di mesial 4mm
 karies mesial
› Gigi molar regio 4 :
 Abses periodontal
› RA/RB :
 OHIS skor 2,3
 Indeks gingiva 1,2
 D . Radiograf
› gigi 28 : kerusakan tulang horizontal 1/3 tengah .

Cindy A.H. , dkk .Keberhasilan Restorasi komposit untuk perbaikan titik kontak pada terapi periodontal.Maj.KED GI .
Juni 2012 : 19 (1). 43- 48 .ISSN 1978-0206
 E. Diagnosis Kasus
› Peridontitis Kronis lokalitasa yang disebabkan
oleh plak dan kalkulus , dan diperberat oleh
gigi 28 impaksi makanan karena adanya
karies mesial sehingga titik kontak hilang
f. Rencana Perawatan
1. Inisial
- DHE dan fisioterapi oral
- scaling & root planing
- gigi 28 restorasi komposit
- foto radiograf

Cindy A.H. , dkk .Keberhasilan Restorasi komposit untuk perbaikan titik kontak pada terapi periodontal.Maj.KED GI .
Juni 2012 : 19 (1). 43- 48 .ISSN 1978-0206
2. Evaluasi
 Dari laporan kasus :
 setelah dilakukan perbaikan titik kontak pasien
tidak lagi mengeluh sakit ataupun terselip
makanan
 Radiograf setelah sebulan perawatan : masih
ada penurunan ketinggian tulang alveolar tetapi
tidak ada pelebaran ligamen periodontal lagi
 Pemeriksaan klinis:
 - keadaan klinis membaik
 - menurunya kedalaman poket menjadi 3mm

3. Terapi Pemeliharaan
- cek OHIS
- cek oklusi
- Cek apakah ada perubahan patologis
Cindy A.H. , dkk .Keberhasilan Restorasi komposit untuk perbaikan titik kontak pada terapi periodontal.Maj.KED GI .
Juni 2012 : 19 (1). 43- 48 .ISSN 1978-0206
• DHE dan Fisiotrapi Oral
• Skeling dan Penyerutan
Terapi Inisial
Akar
• Perbaikan titik kontak
dengan penumpatan RK
• Foto Radiograf
evaluasi

Terapi Pemeliharaan

Terapi Bedah
Terapi
Rekonstruksi

Cindy A.H. , dkk .Keberhasilan Restorasi komposit untuk perbaikan titik kontak pada terapi periodontal.Maj.KED GI .
Juni 2012 : 19 (1). 43- 48 .ISSN 1978-0206
 Prognosis
› Baik :
 OHIS sedang
 Tidak ada faktor Sistemik
 Sisa tulang adekuat
 Pasien kooperatif
 Sosial ekonomi baik
LAPORAN KASUS
Laki-laki berusia 30 tahun datang ke Klinik Kedokteran Gigi Operatif Rumah Sakit Universitas Aga Khan, Karachi ,
dengan keluhan utama impaksi makanan bilateral antara molar pertama dan molar kedua rahang atas (gambar
1 a dan b). Tidak ada kontribusi riwayat medis pasien. Pemeriksaan klinis terdapat kontak terbuka antara molar
pertama dan kedua tetapi tidak ada karies. Saat probing dengan probe periodontal Universitas Michigan (probe
Williams), kedalaman probing untuk kedua gigi berada dalam batas normal. Radiografi peri-apikal
menunjukkan adanya erupsi molar ketiga rahang atas. Radiografi panoramik yang diperlihatkan sebagai impaksi
ketiga molar ketiga rahang bawah menekan pada molar kedua dan menyebabkan pergerakan kesamping,
mahkota molar kedua telah bergerak secara distal; menciptakan kontak terbuka antara molar 1 dan 2 (gambar
2). Diagnosis gerakan ortodontik oleh molar ketiga rahang atas yang mengarah ke kontak terbuka proksimal
antara gigi molar pertama dan kedua dibuat. Pasien diberitahu tentang diagnosis dan rencana perawatan.
Kedua gigi molar ketiga rahang bawah diekstraksi dalam waktu dua minggu dengan anastesi infiltrasi lokal
menggunakan dua kartrid 1,8 ml 2% Xylestesin (Lidocaine) dengan 1: 80.000 epinefrin (3M-ESPE, USA) di setiap
exodontia. Ditunggu selama dua bulan untuk mengamati terjadinya perubahan ke posisi yang sebenarnya.
Namun, tidak terjadi perubahan, oleh karena itu, direncanakan prosedur operatif. Preparasi kavitas kelas II
dibuat menggunakan bor gigi berkecepatan tinggi dan rendah di permukaan mesial gigi molar 2 dan
permukaan distal molar 1 rahang atas. Dua band Automatrix circumferential (Dentsply, USA) secara bersamaan
ditempatkan di molar yang berdekatan diamankan dengan wood wedge. Restorasi campuran partikel amalgam
(Tytin FC, Kerr Dental, USA) berada dalam preparasi rongga menggunakan metode standar inkremental
(gambar 3). Pasien terus di follow-up secara teratur. Pada satu tahun follow-up, pasien tetap tanpa gejala.
Kedua kontak proksimal bebas dari stagnasi makanan dan pasien dapat dengan mudah melewati benang
dengan sedikit resistensi fisiologis. Angka 4 a menunjukkan radiografi periapikal pada satu tahun follow-up.

Aiman Sheikh and Farhan Raza Khan. Movement in Maxillary Third Molar Resulting in Open Proximal Contact Between First & Second Molar: A Case
report. JPDA (Journal of Pakistan Dental Association) Vol. 27 No. 01 Jan-Mar 2018
LAPORAN KASUS

Pasien laki-laki
 Usia : 30 tahun
 Keluhan : impaksi makanan bilateral antara M1 dan M2 (gambar 1a dan 1b)
 Pemeriksaan klinis : kontak terbuka antara M1 dan M2
 Pemeriksaan radiograf : impaksi molar ketiga rahang bawah menekan molar kedua dan
menyebabkan pergerakan kesamping, mahkota molar kedua bergerak
secara distal; menciptakan kontak terbuka antara molar 1 dan 2 rahang
atas (gambar 2)

Aiman Sheikh and Farhan Raza Khan. Movement in Maxillary Third Molar Resulting in Open Proximal Contact Between First & Second Molar: A Case report.
JPDA (Journal of Pakistan Dental Association) Vol. 27 No. 01 Jan-Mar 2018
HASIL PEMERIKSAAN KLINIS DAN RADIOGRAFIS

Gambar 1a

Gambar 1b
Gambar 2

Aiman Sheikh and Farhan Raza Khan. Movement in Maxillary Third Molar Resulting in Open Proximal
Contact Between First & Second Molar: A Case report. JPDA (Journal of Pakistan Dental Association)
Vol. 27 No. 01 Jan-Mar 2018
PENATALAKSAAN KASUS

 Kedua gigi M3 rahang bawah diekstraksi dalam waktu dua minggu dengan anastesi infiltrasi lokal
menggunakan dua kartrid 1,8 ml 2% Xylestesin (Lidocaine) dengan 1: 80.000 epinefrin di setiap
exodontia
 Setelah dua bulan tidak terjadi perubahan, oleh karena itu, direncanakan prosedur operatif
 Dilakukan preparasi kavitas kelas II di permukaan mesial gigi molar 2 dan permukaan distal molar 1
rahang atas
 Kemudian di restorasi dengan campuran partikel amalgam (gambar 3)
 Pasien terus di follow-up secara teratur. Setelah satu tahun follow-up, kedua kontak proksimal bebas
dari stagnasi makanan dan pasien dapat dengan mudah melewati benang di bagian proksimal (gambar 4a
dan 4b)

Aiman Sheikh and Farhan Raza Khan. Movement in Maxillary Third Molar Resulting in Open Proximal Contact Between First & Second Molar: A Case report.
JPDA (Journal of Pakistan Dental Association) Vol. 27 No. 01 Jan-Mar 2018
HASIL PERAWATAN

Gambar 4a Gambar 4b
Gambar 3

Aiman Sheikh and Farhan Raza Khan. Movement in Maxillary Third Molar Resulting in Open Proximal Contact Between First & Second Molar: A Case report.
JPDA (Journal of Pakistan Dental Association) Vol. 27 No. 01 Jan-Mar 2018

Anda mungkin juga menyukai