Anda di halaman 1dari 20

CA CERVIX KELOMPOK 11

KEPANITERAAN GINEKOLOGI DAN KANDUNGAN


FAKULTAS KEDOKTERAN UNISBA
DEFINISI
Kanker serviks adalah penyakit akibat tumor ganas pada daerah
mulut rahim sebagai akibat dari adanya pertumbuhan jaringan
yang tidak terkontrol dan merusak jaringan normal di sekitarnya.

EPIDEMIOLOGI
• Penyakit penyebab kematian pada wanita ke-3 didunia
• Kasus baru: 500.000 orang diseluruh dunia setiap tahun
• Banyak terjadi di negara berkembang sekitar 83% per tahun.
• Frekuensi: Ca cervix < Ca Mamae
• Indonesia diperkirakan 40.000 kasus baru setiap tahunnya.
FAKTOR RISIKO & ETIOLOGI
 Aktivitas seksual usia muda (< 16 tahun)
 Multiparitas (>3 anak)
 Jarak persalinan yang terlalu dekat
 Hubungan seksual dengan multipartner
 Pasangan seks pria
 HIV-AIDS
 Immunosuppressive
 Merokok
 Infeksi HPV tipe 16 dan 18
 Kurangnya akses untuk melakukan skrining
JENIS
1. Ca Epidermoid
Kanker yang berasal dari portio (cervix pars vaginalis) pada
sel squamous. Paling sering terjadi dan sering menimbulkan
metastatis
2. Adenocarcinoma
Kanker yang berasal dari canalis cervicalis, paling jarang
terjadi dibandingkan Ca Epidermoid 1/15-1/10. Terjadi
pembengkakkan serviks tanpa adanya metastasis ke vagina.
DIAGNOSIS
1. Anamnesis  faktor risiko dan gejala
2. PE dan Ginekologi + evaluasi KGB + pem. Panggul dan rektal
3. Laboratorium  darah tepi, fungsi ginjal dan fungsi hati
4. Radiologi  thoraks, pielografi intravena , CT-scan
5. Tes pap (papanicolaou) atau pap smear
 Mulai seks atau setelah menikah (tiap tahun 1 x  3x)
 Setiap 3 tahun
 Wanita risti  setiap tahun 1x
6. Biopsi serviks  stadium
PEMERIKSAAN FISIK
Pemeriksaan fisik
• Serviks dapat teraba membesar, ireguler, teraba lunak
• Terlihat lesi pada porsio atau sudah sampai vagina.
Pemeriksaan in spekulo :
• Adanya portio ulseratif
• Adanya fluor albus
• Muncunya darah jika lesi tersentuh (lesi rapuh)
• Terdapat gambaran seperti bunga kol pada stadium lanjut
Pemeriksaan bimanual :
• Adanya fluor albus
• Adanya massa benjolan ataupun erosi ataupun ulkus pada
portio uteri
CERVICAL INTRAEPITHELIAL
NEOPLASIA (CIN)
 CIN merupakan suatu bentuk perubahan epitel prekanker
 Insidensi: 30 thn  Ca invasif : 45 tahun

GRADING
CIN I (low-grade dysplasia): displasia pada 1/3 bawah epitel
squamous dan koilocytotic pada superfisial epitel.
CIN II (moderate dysplasia): displasia pada 2/3 epitel dan
delay maturasi keratinosit, adanya mitosis dan diferensiasi di
superfisial
CIN III (severe dysplasia): mengenai seluruh epitel, sel
atipikal, bervariasi, mitosis abnormal, tidak ada koilocytotic
STAGING (FIGO )
Stadium 0
Karsinoma insitu, karsinoma intraepitel
Stadium I
Karsinoma masih terbatas diserviks (tidak ada penyebaran ke
korpus uteri)
IA : Karsinoma invasif yang hanya didiagnosis melalui
pemeriksaan mikroskopis, kedalaman invasi ≤ 5 mm dan
ekstensi terluas ≥ 7 mm
IA1 : Invasi stroma sedalam ≤ 3 mm dan lebar horizontal ≤ 7 mm
IA2 : Invasi stroma sedalam > 3 mm tapi < 5mm dan luas
horizontal ≤ 7 mm
IB : Lesi tampak terbatas pada serviks uteri atau secara
mikroskopik lebih besar daripada stadium IA2.
IB1 : Lesi yang nampak ≤ 4 cm
IB2 : Lesi yang nampak > 4 cm
Stadium II
Karsinoma telah menginvasi diluar serviks tetapi belum mengenai
dinding panggul dan perluasan baru 1/3 distal vagina.

IIA : Tanpa invasi ke parametrium


IIB : Menginvasi para metrium

Stadium III
Karsinoma meluas ke didnding pelvis (tidak adanya ruang antara
dinding pelvis dan tumor pada pemeriksaan rektal) dan/atau melibatkan
sepertiga bawah vagina dan/atau menyebabkan hidronefrosis atau tidak
berfungsinya ginjal.

IIIA : Tumor melibatkan sepertiga bawah vagina, tidak meluas ke


dinding pelvis.
IIIB : Tumor meluas ke dinding pelvis dan/atau hidronefrosis atau tidak
berfungsinya ginjal.
2A 2B

3A 3B
Stadium IV
Karsinoma yang meluas ke pelvis sejati atau telah melibatkan mukosa
kandung kemih atau rektum
IVA : Pertumbuhannya menyebar ke organ-organ sekitarnya (mukosa
kandung kemih atau rektum dan/atau ringga panggul minor
IVB : Menyebar ke organ yang jauh (invasi stroma kedalaman 3 mm
atau kurang dari membrana basalis epitel tanpa invasi ke rongga
pembuluh limfe/darah atau melekat dengan lesi kanker serviks)
TATALAKSANA
1. Imunisasi HPV untuk mencegah infeksi HPV
Gardasil (Merck, Whitehouse Station, NJ): merupakan vaksin
quardivalent yang digunakan untuk perempuan dan wanita 9-
26 tahun khusus untuk infeksi HPV tipe 6, 11, 16 dan 18.
Cervarix (GlaxoSmithKline, Research Triangle Park, NC):
merupakan vaksin bivalen yang digunakan untuk perempuan
dan wanita usia 9-25 tahun untuk mencegah infeksi HPV tipe
16 dan 18.
2. Nutrisi
Supplemen nutrisi atau boost digunakan ketika pasien
mengalami penurunan berat badan signifikan atau tidak bisa
memakan makanan reguler karena mual disebabkan oleh
radiasi atau kemoterapi.
Tatalaksana berdasarkan staging kanker serviks, yaitu:
Stage 0: Carcinoma in situ (stage 0) diberikan local ablative atau
tindakan eksisi seperti cryosurgery, laser ablation, dan loop
excision
Stage IA1: Pilihan terapi berupa pembedahan yaitu hysterectomy,
radical hysterectomy, dan conization
Stage IA2 dab 1B1 dengan lesi ≤2cm: radical vaginal trachelectomy
with pelvic lymph node dissection
Stage IB atau IIA:
a. Kombinasi sinar radiasi eksternal dengan brachytherapy
b. Radical hysterectomy dengan bilateral pelvic lymphadenectomy
Stage IIB, III, or IVA: Cisplatin-based chemotherapy dengan radiasi
Stage IVB and recurrent cancer: Terapi radiasi digunakan hanya
untuk mengurangi nyeri dan perdarahan, sedangkan kemoterapi
sistemik digunakan untuk penyakit yang sudah menyebar, dan
hanya bersifat Palliative, atau hanya mengurangi gejala
KOMPLIKASI
1. Metastasis:
- Invasi KGB langsung: iliaka interna/eksterna, obturator,
para aorta, ductus thoracicus, skalen kiri
- Ke ligamentum rotundum  KGB inguinal
- Hematogen (pembuluh darah)
2. Perkembangan kanker serviks sampai stadium 4 bahkan
kematian.
3. Komplikasi radioterapi, seperti :
perubahan fungsi seksual karena pemendekan vagina,
dyspareunia, faktor psikologis dan vaginal stenosis.
Komplikasi urinary dan bowel dapat terjadi.
PROGNOSIS
Bergantung pada invasi limfo-vaskuler, metastasis ke
kelenjar getah bening, kedalaman invasi stroma, batas
sayatan operasi, dan ukuran tumor.
• Quo ad vitam: ad malam
• Quo ad fungsional: ad malam
• Quo ad sanationam: dubia

PENGAMATAN LANJUT
Sebagian besar residif terjadi daam waktu 2 tahun setelah
didiagnosis
• 2 tahun pertama: pemeriksaan setiap 3 bulan
• Tahun 3-5: pemeriksaan setiap 6 bulan
• Selanjutnya: setiap tahun
Pemeriksaan meliputi pemeriksaan KGB, pelvis, rektal dan
tes pap. Foto paru-paru atau CT-scan dilakukan atas indikasi.

Anda mungkin juga menyukai