Anda di halaman 1dari 33

Colic abdomen e.

c peritonitis
e.c Perforasi Gaster + AKI +
dehidrasi ringan-sedang

Oleh : Pembimbing :
Yone Fetrik Lestari dr. Juspeni Kartika, Sp.PD
PENDAHULUAN
• Nyeri abdomen merupakan keluhan yang cukup sering ditemukan
sebanyak 10 % pada pasien-pasien di ruang gawat darurat.
• Penegakan diagnosis : kondisi yang cukup mengancam jiwa
(ruptur aneurisma arteri abdomen), hilang sendiri (dinding abdomen
menegang), umum (gastroenteritis), dan jarang (gigitan laba-laba
hitam).
• Etiologi belum dapat ditentukan  30–40% pasien  mengenali
kasus-kasus yang memerlukan operasi atau mengancam jiwa lebih
penting dari penegakan diagnosis.
LAPORAN KASUS
Identitas Pasien
Nama : Tn. J
Tanggal Lahir : 14 Juni 1961
Usia : 57 tahun
Jenis Kelamin : Laki-laki
Alamat : Way Kanan
Pekerjaan : Wiraswasta
Suku Bangsa : Indonesia
Agama : Islam
No.RM : 11.31.38
Masuk RSPBA : 09/08/2018 pukul 20.30 WIB
Anamnesis
Anamnesis dilakukan secara autoanamnesis dan alloanamnesis.

 Keluhan Utama
Muntah >10 kali yang memberat sejak 1 hari sebelum masuk
rumah sakit.

 Keluhan Tambahan
Perut membesar sejak 2 minggu yang lalu.
Riwayat Perjalanan Penyakit
•  3 tahun yang lalu, Os mengeluh sering nyeri ulu hati hilang timbul 
meminum obat warung dan jamu-jamuan.
•  2 bulan yang lalu, Os merasakan seperti ada sesuatu seperti
gas/udara di perut bagian bawah sebelah kiri yang dirasakan berjalan
dari bawah kiri lalu ketengah dan ketas menuju ulu hati. Saat udara
tersebut berhenti di ulu hati, Os merasa ada tekanan ke dadanya dan
terasa sesak. Os juga merasa sering mual dan BAB (+).
•  2 minggu yang lalu, Os merasakan perutnya semakin lama semakin
membesar, teraba sedikit keras dan sakit ketika disentuh. Mual (+),
muntah sesekali, setiap buang angin Os mengeluarkan sedikit kotoran,
dan BAB (–). Os berobat jalan ke RS DKT dikatakan menderita sakit
liver. Namun keadaan Os tidak membaik setelah berobat.
• 6 hari yang lalu, keluhan Os tidak berkurang, perut membesar dan
keras, kembung, nyeri tekan (+), nyeri ulu hati, mual, muntah setiap
kali makan dan minum, demam, sakit kepala hilang timbul, tidak bisa
BAB, sehingga Os kembali ke RS yang sama dan dirawat inap karena
menderita penyakit liver dan asam lambung. 2 hari dirawat inap di RS,
keluarga Os merasa tidak ada perbaikan dan akhirnya meminta pulang
atas permintaan sendiri.
• ± 1 hari sebelum masuk rumah sakit, Os mengeluhkan muntah yang
semakin sering >10x sehari, terutama setelah makan dan minum.
Keluhan perut membesar ± 2 minggu yang lalu disertai nyeri hebat dan
rabaan keras, kembung, bagian dada terasa sesak, mual, lemas, BAK
sedikit dan tidak bisa BAB (+). Saat diperiksa tekanan darah Os 90/60
mmHg; Nadi 98 x/menit; Pernapasan 24 x/menit; dan suhu 36.5°C.
Oleh dokter jaga IGD, Os di sarankan untuk rawat inap agar
mendapatkan terapi lebih lanjut.
Riwayat Penyakit Dahulu
 Malaria
 Arthritis Gout
 Gastritis

Riwayat Penyakit Keluarga


Tidak ada
Anamnesis Sistem
Kepala – Tidak ada keluhan
Mata – Tidak ada keluhan
Telinga – Tidak ada keluhan
Hidung – Tidak ada keluhan
Mulut ✓ Bibir kering
Tenggorok – Tidak ada keluhan
Leher – Tidak ada keluhan
Jantung ✓ Terasa sesak
Paru-Paru – Tidak ada keluhan
✓ Nafsu makan menurun
✓ Mual dan muntah
✓ Kembung
Gastrointestinal ✓ Nyeri perut
✓ Perut membesar
✓ Perut terasa keras
✓ Tidak BAB
Saluran Kemih ✓ BAK berkurang
Alat Kelamin – Tidak ada keluhan
Neurologis – Tidak ada keluhan
Psikologis – Tidak ada keluhan
Kulit – Tidak ada keluhan
Endokrin – Tidak ada keluhan
Muskuloskeletal – Tidak ada keluhan
Riwayat Kebiasaan
Sering konsumsi jamu untuk asam urat, merokok dan
makan tidak teratur.

Riwayat Makanan & Minuman


Frekuensi/hari : 3 x/ hari
Jumlah/hari : Setengah porsi
Variasi/hari : Bervariasi
Nafsu makan : Menurun
Pemeriksaan Fisik
 Pemeriksaan Umum
Keadaan umum : Tampak sakit sedang
Kesadaran : Compos mentis
Tekanan darah : 90/60 mmHg
Nadi : 98 x/menit, regular
Suhu : 36,5 ⁰C
Pernapasan : 24 x/menit, kussmaul
Sianosis : Tidak sianosis
Berat Badan : 49 kg
Tinggi badan (cm) : 162 cm
IMT : BB/TB(m)2= 49/2,62 = 18,7
 Aspek Kejiwaan
Tingkah laku : Wajar/Gelisah/Tenang/Hipoaktif/Hiperaktif
Alam perasaan : Biasa/Sedih/Gembira/Cemas/Takut/Marah
Proses pikir : Wajar/Cepat/Gangguan Waham/Fobia/Obsesi
 Status Generalisata
Kulit
Warna : Sawo matang Efloresensi : Tidak ada
Jaringan parut : Tidak ada Pigmentasi : Tidak ada
Pertumbuhan rambut : Normal Pembuluh darah : Normal
Suhu raba : Normal Lembab/kering : Kering
Keringat, umum : Normal Turgor : Menurun
Kepala
Ekspresi wajah : Normal Simetris muka : Simetris
Rambut : Normal
Mata
Eksolftalmus : Tidak ada Endoftalmus : Tidak ada
Kelopak : Cekung Lensa : Normal
Konjungtiva : Normal Visus : Normal
Sklera : Normal Gerakan mata : Normal
Lap.penglihatan : Normal Tek. bola mata : Normal
Deviatio konjungtiva: Tidak ada Nistagmus : Tidak ada
Telinga
Tuli : Tidak tuli Selaput pendengaran : Normal
Lubang : Normal Penyumbatan : Tidak ada
Serumen : - Perdarahan : Tidak ada
Hidung
Trauma : Tidak ada Nyeri : Tidak ada
Sekret : Tidak ada Pernafasan cuping hidung : Tidak ada
Mulut
Bibir : Kering Tonsil : Normal
Langit-langit : Hiperemis Bau nafas : Tidak berbau
Trismus : Normal Lidah : Normal
Faring : Normal
Leher
Tekanan vena jugularis : JVP 5+4 cm H2O
Kelenjar tiroid : Normal, tidak ada pembesaran
Kelenjar limfe : Normal, tidak ada pembesaran
Kelenjar getah bening
Submandibula : Tidak teraba Leher : Tidak teraba
Supraklavikula : Tidak teraba Ketiak : Tidak teraba
Lipat paha : Tidak teraba
Thorak
Bentuk : Simetris kiri = kanan
Sela iga : Normal
Paru Depan Belakang
Inspeksi : Bentuk normal, statis, dinamis dan simetris
Palpasi : Vokal fremitus kanan dan kiri nenurun , massa (-), krepitasi (-)
Perkusi : Hipersonor pada kedua lapang paru
Auskultasi : Vesikuler melemah (+/+)
Jantung
Inspeksi : Iktus cordis tidak tampak
Palpasi : Iktus cordis teraba
Perkusi : Batas jantung atas : ICS III linea parasternalis sinistra
Batas jantung kiri : ICS VII linea midclavicula sinistra
Batas jantung kanan : ICS VI linea parasternalis dextra
Auskultasi : Bunyi jantung S1 dan normal; Murmur (-); Gallop (-)
Abdomen
Inspeksi : Bentuk cembung, caput medusa (-), ikterik (-)
Palpasi : Defence muscular (+); Rabaan seperti papan (+); Hati
dan limpa tidak teraba; Shifting dullness (-);
Nyeri ketok CVA (-) Kiri/Kanan; Ballotement ginjal (-)
Perkusi : Hipertimpani.
Auskultasi : Bising usus menurun
Ekstremitas
Ekstremitas superiot dan inferior dextra dan sinistra :
Oedem (-), deformitas (-), sianosis (-), nyeri sendi (-), ptekie (-),
eritem palmar (-), akral dingin (-), krepitasi (-)
Pemeriksaan Penunjang
Ro. Thorax
BNO 3 posisi
Resume
Os datang ke IGD Rumah Sakit Pertamina Bintang Amin
dengan keluhan muntah >10x yang terus-menerus terutama
setelah makan dan minum, sejak 1 hari sebelum masuk
rumah sakit. Os juga mengeluhkan perut yang membesar ± 2
minggu yang lalu disertai nyeri hebat dan rabaan keras,
kembung, mual, lemas, BAK sedikit dan tidak bisa BAB.
Pada pemeriksaan fisik ditemukan kelopak mata tampak
cekung, bibir kering, turgor kulit menurun, peningkatan JVP
5+4 cm H2O , pada thoraks vokal fremitus kanan dan kiri
menurun , hipersonor pada kedua lapang paru, vesikuler
melemah (+/+). Pada abdomen tampak cembung, defence
muscular (+), rabaan seperti papan (+), hipertimpani (+).
Daftar Masalah
Anamnesis : – Muntah
– Mual
– Perut membuncit
– Nyeri perut hebat
– Kembung
– BAK sedikit
– Tidak dapat BAB
Pemeriksaan fisik
• Mata : kelopak cekung
• Mulut : bibir kering
• Leher : – JVP 5+4 cm H2O
• Kulit : turgor kulit menurun
• Paru-paru
Palpasi : Vokal fremitus kanan dan kiri menurun
Perkusi : Hipersonor pada kedua lapang paru
Auskultasi : vesikuler melemah (+/+)
Kiri : vesikuler melemah
• Abdomen
Inspeksi : Bentuk cembung
Palpasi : Defence muscular (+); Nyeri tekan lepas (+); Rabaan
seperti papan (+); Hati dan limpa tidak teraba.
Perkusi : Hipertimpani (+).
Auskultasi : Bising usus menurun (3x/menit)

Pemeriksaan penunjang : – Creatinin 1,8 mg/dl


– Azotemia (120 mg/dl)
– Leukositosis 20.300 ul
– Rontgen thoraks : free air (+)
Diagnosis Kerja
Colic abdomen e.c peritonitis e.c perforasi gaster + AKI +
dehidrasi ringan-sedang

Diagnosis Differensial
Colic abdomen e.c ileus obstruktif + AKI + dehidrasi ringan-
sedang
Colic abdomen e.c ileus paralitik + AKI + dehidrasi ringan-
sedang
Penatalaksanaan
Non Farmakologi
Okseigenasi O2 2 – 6 L/menit
Tirah baring
Farmakologi
• IVFD NaCl/RL 980cc / 2 jam = 163 gtt/menit makro 
18 gtt/menit
• Ondancentron 3x1 IV
• Omeprazole 2x1 IV
• Ketorolac 3x1 IV
• Sucralfat syr 3x1 C
• Ceftriaxone 2x1gr IV
Pembedahan
Laparotomi Explorasi
ANJURAN PEMERIKSAAN
EKG
Ultrasonografi
CT scan
Analisa Gas Darah (pH, Pa CO2, CO2)
Pemeriksaan Gastrointestinal (serum amilase)

Prognosis
Quo ad vitam : dubia ad malam
Quo ad functionam : malam
Quo ad sanationam : malam
Analisis Kasus
Teori Peritonitis
 Peradangan peritoneum (membran serosa yang melapisi
rongga abdomen dan menutupi visera bdomen);
 Akut/kronik.
 Infeksi abdomen, perforasi saluran cerna atau luka tembus
abdomen

Gejala dan tanda :


• Demam
• Leukositosis
• Nyeri abdomen (biasanya terus menerus)
• Muntah
• Abdomen tegang, kaku,
• Nyeri tekan lepas
• Tanpa bunyi
Prinsip umum pengobatan :
• Pemberian antibiotik
• Dekompresi saluran gastrointestinal dan penyedotan
intestinal atau nasogastrik
• Penggantian cairan dan elektrolit intravena
• Tirah baring dalam posisi Fowler
• Pembuangan fokus septik atau penyebab inflamasi
lainnya
• Tindakan untuk menghilangkan nyeri
Temuan Pada Kasus
Peritonitis : – Muntah
– Mual
– Demam
– Perut membuncit Anamnesis
– Nyeri perut hebat
– BAK sedikit
– Tidak dapat BAB
– Distensi abdomen
– Defence muscular Pemeriksaan Fisik
– Bising usus menurun
– Leukositosis 20.300 ul
– Rontgen thoraks tampak free air (+) Pemeriksaan Penunjang
Teori AKI
Penurunan mendadak faal ginjal dalam 48 jam yaitu:
•  kreatinin serum ≥ 0,3 mg/dl (≥ 26.4 µmol/l)
• Presentasi kenaikan kreatinin serum ≥ 50% (1.5 x kenaikan
dari niali dasar), atau
•  produksi urin (≤ 0.5 ml/kgBB/jam dalam waktu lebih dari
6 jam).

Pembagian AKI :
1) Pre-renal : disebakan oleh hipoperfusi ginjal akibat hipovolemia
atau menurunnya volume sirkulasi yang efektif
2) Renal : kelainan mendadak parenkim ginjal, faktor iskemik dsb.
3) Post renal : obstruksi intra-renal dan ekstra renal
Prioritas tatalaksana pasien dengan AKI :
1) Cari dan perbaiki faktor pre dan oasca renal
2) Evaluasi obat-obatan yang telah diberikan.
3) Optimalkan curah jantung dan aliran darah ke ginjal.
4) Perbaiki dan atau tingkatkan aliran urin.
5) Monitor asupan cairan dan pengeluaran cairan,
timbang badan tiap hari.
6) Cari dan obati komplikasi akut.
7) Asupan nutrisi adekuat sejak dini.
8) Cari fokus infeksi dan atasi infeksi secara agresif.
9) Perawatan menyeluruh yang baik (kateter, kulit,
psikologis).
10)Segera mulai terapi dialisis sebelum mulai komplikasi.
11)Berikan obat dengan dosis tepat sesuai kapasitas
bersihan ginjal
Temuan Pada Kasus

kenaikan kreatinin serum 1,8 mg/ dl ( ≥ 0,3 mg//dl) dan


oliguria (<0,5 ml/kgBB/jam selama 6 jam).
Penatalaksanaan yang dilakukan yaitu terapi cairan NaCl
18 tpm dan pemasangan kateter urin

Anda mungkin juga menyukai