SKROFULODERMA
Skrofuloderma
merupakan kelainan kulit yang
• Sering terjadi pada anak-
disebabkan oleh Mycobacterium anak, remaja dan orang tua.
tuberculosis
yang mengenai subkutan • Predileksi skrofuloderma
membentuk abses dingin makin adalah daerah parotis,
lama membesar dan pecah pada submandibular, subclavicular
kulit di atasnya. dan bagian lateral leher
Gejala Klinis
◉ limfadenitis berkelompok / soliter
◉ tanpa disertai rasa sakit
◉ konsistensinya kenyal
◉ abses dingin
◉ abses mengalami supurasi
◉ pecah dan membentuk ulkus linier dan tidak
teratur, di sekitarnya berwarna merah
kebiru-biruan (livide).
1 Definisi
Skrofuloderma adalah adanya keterlibatan
tuberkulosa pada kulit akibat adanya
perluasan dari fokus infeksi yang mendasari.
Sinonim
Tuberculosis colliquativa,
Tuberculosis colliquativa cutis
“
Epidemiologi
◉ Tropis
◉ Kelompok ekonomi social rendah
◉ Anak-anak dan dewasa muda
◉ RSCM Skrofuloderma 84% dari TBC kulit
Etiologi
Mycobacterium
tuberculosis
mikobakterium atipikal
Faktor Predisposisi
Ketahanan
Lingkungan
tubuh host
Agen
Gejala Klinis
Limfadenitis Abses
fistel
tuberkulosis dingin
Sikatriks
ulkus dengan
skin bridge
9
Patogenesis
Respon
Kontak
imun Tahap 2 : Pembentukan
langsung
melalui Th1 makrofag granuloma
ke kulit
& Th2
Pemeriksaan Penunjang
Limfogranuloma Hidradenitis
Sporotrikosis
Venereum Suppurativa
Tatalaksana
◉ Isoniazid 5 mg/kgBB maksimal 300 mg/hari
◉ Rifampisin 10 mg/kg maksimal 600 mg/hari
◉ Pyrazinamide 15-30 mg/kgBB maksimal 2
g/hari
Selama 2 bulan, kemudian dilanjutkan dengan :
◉ Isoniazid + Rifampisin 4 bulan – 10 bulan
◉ Etambutol 15 mg/kgBB/hari bila resisten.
Identitas pasien
◉ Nama : Ny. S
◉ Jenis Kelamin : Perempuan
◉ Usia : 46 tahun
◉ Alamat : Dusun Krajan, Trenggalek
◉ Agama : Islam
◉ Status Perkawinan : Sudah menikah
◉ Pekerjaan : Petani
◉ Nomor RM : 817424
◉ Suku Bangsa : Jawa
◉ Tanggal Pemeriksaan : 8 Mei 2018
Anamnesis
◉ Keluhan Utama :
Nyeri di daerah selangkangan
Diagnosis Banding
Limfogranuloma Venereum,
Sporotrikosis, Hidradenitis
suppurativa
“
Tatalaksana
◉ Isoniazid 5 mg/kgBB maksimal 300 mg/hari
◉ Rifampisin 10 mg/kg maksimal 600 mg/hari
◉ Pyrazinamide 15-30 mg/kgBB maksimal 2
g/hari
Selama 2 bulan, kemudian dilanjutkan dengan :
◉ Isoniazid + Rifampisin 4 bulan – 10 bulan
◉ Etambutol 15 mg/kgBB/hari bila resisten.
Planning Diagnosis
“
Thank you
Any questions ?