Anda di halaman 1dari 20

PENDAHULUAN

• Gagal jantung/payah jantung (fungsi jantung lemah) adalah


ketidakmampuan jantung memompa darah yang cukup ke seluruh
tubuh yang ditandai dengan sesak nafas pada saat beraktifitas
dan/atau saat tidur terlentang tanpa bantal, dan/atau tungkai
bawah membengkak.
• Berdasarkan data Depkes tahun 2013, prevalensi penyakit gagal
jantung berdasarkan diagnosis dokter di Indonesia tahun 2013
sebesar 0,13% atau diperkirakan sekitar 229.696 orang, sedangkan
berdasarkan diagnosis dokter/ gejala sebesar 0,3% atau
diperkirakan sekitar 530.068 orang.
ANATOMI JANTUNG
• Letak : rongga toraks diantara
paru-paru (mediastinum)
• Perikardium : membran yg
membungkus dan melindungi
jantung
• Lapisan dinding jantung :
epikardium,miokardium,
endokardium
• 4 ruang : 2 ruangan penerima
di superior (atrium), 2 ruangan
pemompa di inferior (ventrikel)
DEFINISI
Gagal jantung adalah keadaan dimana jantung tidak lagi mampu memompa darah dalam jumlah yang
memadai ke jaringan untuk memenuhi kebutuhan metabolisme tubuh walaupun darah balik masih
normal. Sebagai pompa, ada beberapa faktor yang dapat mempengaruhi kerja jantung. Faktor-faktor
tersebut adalah kontraktilitas miokard, denyut jantung (kekuatan, irama, dan kecepatan pompa
jantung), beban awal dan beban akhir.
ISTILAH GAGAL JANTUNG
1. Gagal Jantung Sistolik dan Diastolik
Gagal jantung sistolik : ketidakmampuan kontraksi jantung
memompa  curah jantung menurun  fatik, kelemahan,
kemampuan aktifitas menurun
Gagal jantung diastolik : gangguan relaksasi dan pengisian ventrikel

2. Low Output dan High Output Heart Failure


Low output HF : hipertensi, kardiomiopati dilatasi, kelainan katup dan
perikard
Hight Output HF : penurunan resistensi vaskular sistemik seperti
hipertiroidisme, anemia, kehamilan, fistula A-V, beri-beri dan penyakit
Paget
3. Gagal Jantung Akut dan Kronis
GJA : curah jantung yg menurun tiba-tiba
GJK : kardiomiopati dilatasi atau kelainan multivulvular yang terjadi
secara perlahan-lahan

4. Gagal Jantung Kanan dan Gagal Jantung Kiri


Gagal jantung kiri : kelemahan ventrikel, meningkatkan tekanan vena
pulmonalis dan paru menyebabkan pasien sesak napas dan ortopnea.
Gagal jantung kanan : kelainannya melemahkan ventrikel kanan
seperti pada hipertensi pulmonal primer/ sekunder, tromboemboli paru
kronik sehingga terjadi kongesti vena sistemik yang menyebabkan
edema perifer, hepatomegali, dan distensi vena jugularis.
PATOGENESIS

Gagal jantung sistolik didasari oleh suatu


beban/penyakit miokard (underlying HD/index of
events) yang mengakibatkan remodeling struktural,
lalu diperberat oleh progresivitas beban/penyakit
tersebut dan menghasilkan sindrom klinis yang disebut
gagal jantung.
Remodeling struktural ini dipicu dan diperberat oleh
berbagai mekanisme kompensasi sehingga fungsi
jantung terpelihara relatif normal (gagal jantung
asimtomatik).

Sindrom gagal jantung yang simtomatik akan tampak


bila timbul faktor presipitasi seperti infeksi, aritmia,
infark jantung, anemia, hipertiroid dan kehamilan,
aktivitas berlebihan,emosi atau konsumsi garam
berlebih, emboli paru, hipertensi, miokarditis,
virus,endokarditis infektif. Gagal jantung simtomatik
juga akan tampak kalau terjadi kerusakan miokard
akibat progresivitas penyakit yang mendasarinya
/underlying HD
FAKTOR RESIKO
1. Hipertensi

2. Dislipidemia

3. Obesitas

4. Merokok

5. Diabetes melitus

6. Riwayat gangguan jantung


sebelumnya

7. Riwayat infark miokard (PPK)


DIAGNOSIS
Kriteria Framingham dapat pula dipakai untuk diagnosis gagal jantung kongestif.
• Kriteria Major • Kriteria Minor

• Paroksismal nokturnal dispnea • Edema ekstremitas


• Distensi vena leher • Batuk malam hari
Gagal Jantung :
• Ronki paru
minimal 1
• Dispnea d'effort major 2 minor
• Kardiomegali
• Hepatomegali
• Edema paru akut
• Efusi pleura
• Gallop S3
• Penurunan kapasitas vital 1/3 dari
• Peninggian tekanan vena jugularis
normal
• Refluks hepatojugular
• Takikardia(>120/menit)
PEMERIKSAAN PENUNJANG

1. Foto Toraks
2. Elektrokardiogram (EKG)
2. Elektrokardiogram (EKG)
3. Laboratorium
Pemeriksaan laboratorium rutin : darah perifer lengkap (hemo-globin,
leukosit, trombosit), elektrolit, kreatinin, laju filtrasi glomerulus (GFR),
glukosa, tes fungsi hati dan urinalisis. Pemeriksaan tambahan lain di
pertimbangkan sesuai tampilan klinis.

Pemeriksaan troponin dilakukan pada penderita gagal jantung jika


gambaran klinisnya disertai dugaan sindroma koroner akut. Peningkatan
ringan kadar troponin kardiak sering pada gagal jantung berat atau selama
episode dekompensasi gagal jantung pada penderita tanpa iskemia
miokard.
Tatalaksana
Tatalaksana
KESIMPULAN
Gagal jantung adalah sindrom klinis ditandai gejala dan tanda abnormalitas struktur dan fungsi
jantung, yang menyebabkan kegagalan jantung untuk memenuhi kebutuhan oksigen metabolism
tubuh. Gejala gagal jantung dapat berupa sesak nafas atau lelah bila beraktivitas; pada kondisi
berat dapat muncul saat istirahat. Tanda-tanda retensi cairan, seperti kongesti paru atau bengkak
pergelangan kaki. Bukti obyektif kelainan struktur atau fungsi jantung saat istirahat. Penegakan
diagnosis didasarkan pada anamnesis, pemeriksaan fisik dan pemeriksaan penunjang. Gagal
jantung dapat dicegah dengan cara menghindari faktor-faktor resiko dan bila sudah terjadi gagal
jantung maka diedukasi tentang kepatuhan minum obat dan tanda-tanda bahaya.
TERIMA KASIH

Anda mungkin juga menyukai