Anda di halaman 1dari 26

PARTUS LAMA Safrilia Gandhi Maharani

1310211081
PERSALINAN
Persalinan :
 Adalah proses pengeluaran hasil konsepsi, yang mampu hidup, dari dalam uterus
melalui vagina kedunia luar (Winkjosastro,2009)
 Proses membuka dan menipisnya serviks, dan janin turun ke dalam jalan lahir
(Sarwono, 2009)
DEFINISI
Disebut juga “distosia”  persalinan abnormal/persalinan yang sulit/persalinan yg
lambat.

Persalinan yang berlangsung > 24jam untuk primigrivida dan > 18jam untuk
multigravida.
EPIDEMIOLOGI
 Keadaan partus yg berlangsung lebih lama dari normal  indikasi tersering
untuk dilakukannya tindakkan secsio sesaria (68%)
 Penyebab kematian ibu dan bayi
 Insidensi 1-7 %
ETIOLOGI
Keadaan partus lama dapat disebabkan oleh abnormalitas 3 P :

 Abnormalitas power (kontraksi uterus)

 Abnormalitas passage (jalan lahir)

 Abnormalitas passenger ( kelainan janin)


ABNORMALITAS KEKUATAN MENDORONG
(POWER)
Dilatasi serviks, pendorongan dan ekspulsi janin dihasilkan oleh kontraksi
uterus (HIS) dan diperkuat selama Kala II oleh kerja otot2 volunter dan
involunter dinding abdomen untuk mendorong.
 Inersia uteri / Hipotonic uterine contraction

 Tidak adekuatnya ibu untuk mengejan


ABNORMALITAS JALAN LAHIR (PASSAGE)
Menghalangi kemajuan persalinan
 Disproporsi cephalopelvic (CPD) /fetopelvik  perbedaan ukuran tulang
panggul dan kepala janin halangi kelahiran pervaginam K.I pervaginam
 Bentuk dan ukuran tulang panggul ibu
 Bayi terlalu besar
ABNORMALITAS JANIN (PASSANGER)
 Malpresentasi  semua presentasi janin selain vertex (presentasi bokong,
dahi, wajah, atau letak lintang)
 Malposisi  posisi kepala janin relative terhadap pelvis dengan oksiput
sebagai titik referansi
PATHWAY
Tanda-tanda gawat
Ibu

Permulaan Lanjut

1. Gelisah
1. Nadi meningkat > 90
2. Tampak menderita tanda2 dehidrasi
2. Temperatur meningkat >37.2
3. Muntah kehitaman
3. Kelelahan  letih, lesu, apatis
4 RR meningkat
4. Muntah

Edema serviks, cairan ketuban berbau dan tercampur mekonium


Ruptur uteri
Perdarahan, infeksi
Tanda-tanda gawat anak

Denyut jantung janin

Cepat Lambat

Bila naik sampai 20 detik berarti kekurangan Bila turun sampai 20 detak menunjukkan
oksigen dan tanda pertama fetal distress kekurangan oksigen berat dan distress serius
DIAGNOSIS
Kelainan kala I
 Fase laten memanjang  Fase aktif memanjang
 >20 jam pd primigrivid 1. Gg. Kecepatan dilatasi serviks
 >14jam pd multigravida  Primi : <1,2cm/jam
 Terjadi krn : serviks blm matang  Multi : <1,5cm/jam
pd awal persalinan, posisi janin 2. Lambatnya penurunann
abnormal, his tidak adekuat
 Primi : <1cm/jam
 Multi : <2cm/jam
DIAGNOSIS
Kelainan kala I
 Kelainan karena berhenti / macet (Arrest disorder)
 Fase deselerasi yg memanjang
 Berhentinya dilatasi
 Berhentinya penurunan
 Kegagalan penurunan  tidak terjadi penurunn pada kala II
DIAGNOSIS
Kelainan kala II

 Tidak ada kemajuan penurunan presentasi kepala setelah pembukaan lengkap


 Primi : 2jam-3jam

 Multi : 1-2jam

 Terjadi akibat kurang adekuatnya gaya eksplusif/usaha mendorong oleh ibu.

 >3jam  lakukan S.C


PEMERIKSAAN PENUNJANG
 Pelvimetri radiologis
 CT-scan Untuk lihat bentuk dan ukuran pelvis
 MRI
 USG untuk lihat faktor janin
KOMPLIKASI
Pada ibu : Pada janin :
 Infeksi intrapartum  Asfiksia
 Ruptura uteri  Trauma cerebri krn penekanan >>>
 Syok  Cedera karena tindakkan
 Atonia uteri rotasi/forceps
 Cedera otot2 dasar panggul  Infeksi
 Molase kepala janin
TATA LAKSANA
1. Pengelolaan Umum
 Nilai dengan segera keadaan umum ibu dan janin (termasuk tanda vital dan
hidrasinya)
 Kaji kembali partograf apakah pasien dalam keadaan persalinan, nilai frekuensi dan
lamanya his.
 Perbaiki keadaan umum dengan dukungan emosi, perubahan posisi, berikan cairan dan
upayakan buang air kecil.
 Berikan analgesia: tramadol atau petidin 25 mg IM atau morfin 10 mg IM, jika pasien
merasakan nyeri yang sangat.
TATA LAKSANA
2. Pengelolaan khusus

 Persalinan palsu / belum inpartu (false labor)

 Periksa apakah ada infeksi saluran kemih atau ketuban pecah. Jika

didapatkan adanya infeksi obati secara adekuat.


TATA LAKSANA
 Fase laten memanjang

 Jika fase laten lebih dari 8 jam dan tidak ada tanda-tanda kemajuan ,

lakukan penilaian ulang terhadap serviks:

 Jika tidak ada perubahan pada pendataran atau pembukaan serviks dan

tidak ada gawat janin , mungkin pasien belum inpartu.


TATA LAKSANA
 Jika ada kemajuan dalam pendataran atau pembukaan serviks, lakukan amniotomi
dan induksi persalinan dengan oksitosin atau prostaglandin, lakukan penilaian
ulang setiap 4 jam, jika pasien tidak masuk fase aktif setelah dilakukan pemberian
oksitosin selama 8 jam , lakukan seksio sesarea.

Oksitosin 5unit dlm 500cc dextrose/Nacl mulai dgn 8 tetes/mnt  tiap 30mnt
ditambah sampai max 40tetes/mnt
TATA LAKSANA
 Jika didapatkan tanda-tanda infeksi, lakukan akselerasi persalinan dengan
oksitosin, berikan antibiotika kombinasi sampai persalinan: Ampisilin 2 gr I.V setiap
6 jam ditambah gentamisisn 5 mg/kgBB I.V setiap 24 jam.

 Jika terjadi persalinan pervaginum stop antibiotik pasca persalinan, tetapi jika
dilakukan seksio sesarea lanjutkan antibiotik ditambah metronidazole 500 mg I.V
setiap 8 jam
TATA LAKSANA
 Fase aktif memanjang

 Jika tidak ada tanda-tanda disproporsi sefalopelvik atau obstruksi dan ketuban masih

utuh, pecahkan ketuban.

 Nilai his, jika his tidak adekuat pertimbangkan inersia uteri. jika his adekuat

pertimbangkan adanya disproporsi, obstruksi, malposisi, atau malpresentasi.

 Lakukan penanganan umum yang akan memperbaiki his dan mempercepat kemajuan

persalinan.

 Jika diagnosis disproporsi, lakukan seksio sesarea


TATA LAKSANA
 Obstruksi
 Jika bayi hidup, pembukaan serviks sudah lengkap dan penurunan kepala 1/5,
lakukan ekstraksi vakum.

 Jika bayi hidup dengan pembukaan serviks belum lengkap atau kepala bayi
masih terlalu tinggi untuk eksrtaksi vakum, lakukan seksio sesarea.

 Jika bayi mati, lakukan dengan kraniotomi atau embriotomi.


TATA LAKSANA
 His tidak adekuat (inersia uteri)
 Pecahkan ketuban dan lakukan akselerasi persalinan denga oksitosin
 Evaluasi kemajuan prsalinan dengan pemeriksaan vaginal 2 jam setelah his
adekuat, jika tidak ada kemajuan lakukan seksio sesarea, tetapi jika ada
kemajuan lanjutkan infus oksitosin dan evaluasi setiap 2 jam.
TATA LAKSANA
 Kala II memanjang
 Jika malpresentasi dan tanda – tanda obstruksi bisa disingkirkan , berikan infus
oksitosin.

 Jika tidak ada kemajuan penurunan kepala:

 jika kepala tidak lebih dari 1/5 diatas simphisis pubis, lakukan ekstraksi vakum

 Jika kepala diantara 1/5 – 3/5 diatas simphisis pubis lakukan ektraksi vakum.

 Jika kepala lebih dari 3/5 diatas simphisis pubis, lakukan seksiso sesarea.
 infus oksitosin dan evaluasi setiap 2 jam.

Anda mungkin juga menyukai