Anda di halaman 1dari 26

CAPAIAN INDIKATOR 1 RENSTRA KEMENKES

(INDIKATOR KETENAGAAN)

DIBAWAHKAN OLEH :
DR. dr. BACHTIAR BASO, M.Kes
KEPALA DINAS KESEHATAN PROVINSI SULAWESI SELATAN

Makassar 15 s/d 16 november 2018


INDIKATOR PEMENUHAN NAKES
DIPUSKESMAS
• Untuk menunjang pencapaian tujuan pembangunan kesehatan, maka KEMENKES RI
menetapkan indikator pemenuhan NAKES di puskesmas berdasarkan ketersediaan 5 jenis
NAKES untuk pelaksanaan upaya promotif dan preventif di puskesmas.
INDIKATOR PEMENUHAN 5 JENIS NAKES DI PUSKESMAS UTK
UPAYA PROMOTIF & PREVENTIF

• Kriteria indikator pemenuhan 5 jenis tenaga kesehatan yang harus ada di puskesmas adalah
tenaga :
1. Kesmas
2. Kefarmasian
3. Sanitarian/Kesling
4. Gizi
5. Ahli Teknologi Laboratorium Medik (Analis Kes)
• Ketersediaan 5 jenis NAKES ini sangat diperlukan untuk pelaksanaan program PIS-PK di
puskesmas & pelaksanaan upaya kesehatan masyarakat lainnya.
• Ketidaktersediaan ke 5 jenis tenaga ini mengakibatkan program-program kesehatan tidak dapat
terlaksanana dengan baik dan pencapaian derajat kesehatan masyarakat yang setinggi-tingginya
akan berjalan lambat.
K EA DA AN & K EBUTUH A N NA K ES DIP USK ESMAS
SESUA I R ENST R A 1 K EM ENK ES (P EM ENUH AN 5 JENI S NA K ES)
DI P R OV. SULSEL T H N 2 0 1 8
PEMENUHAN 5 JENIS PEMENUHAN 5 JENIS
JML TENAGA PROMOTIF & TENAGA PROMOTIF &
NO KAB PUSKESMAS PREVENTIF DI PUSK PREVENTIF DI PUSK
SESUAI STANDAR TDK SESUAI STANDAR

1 WAJO 23 2 (8,69%) 21 (91,30%)

2 SIDRAP 14 6 (42,85%) 8 (57,14%)

3 JENEPONTO 18 1 (5,5%) 17 (94,44%)

4 TANA TORAJA 21 0 (0%) 21 (100%)

5 SOPPENG 17 2 (11,76%) 15 (88,24%)

6 ENREKANG 13 2 (15,38%) 11 (84,62%)

7 TORAJA UTARA 25 5 (20%) 20 (80%)

8 TAKALAR 15 10 (66,66%) 5 (33,33%)

9 PALOPO 12 5 (41,66%) 7 (58,33%)

10 LUWU 21 3 (14,28%) 18 (85,71%)

11 BONE 38 5 (13, 16%) 33 ( 86,84%)


KEADAAN & KEBUTUHAN NAKES DI PUSKESMAS
S E S U A I R E N S T R A 1 K E M E N K E S ( P E M E N U H A N 5 J E N I S N A K E S ) D I P R O V. S U L S E L T H N 2 0 1 8
PEMENUHAN 5 JENIS PEMENUHAN 5 JENIS TENAGA
JML TENAGA PROMOTIF & PROMOTIF & PREVENTIF DI PUSK
NO KAB PUSKESMAS PREVENTIF DI PUSK SESUAI TDK SESUAI INDIKATOR
INDIKATOR
12 Bantaeng 13 1 (7,69%) 12 (92,31%)
13 Pangkep 23 5 (21,73%) 18 (78,26%)
14 Sinjai 16 4 (25%) 12 (75%)
15 Bulukumba 20 10 (50%) 10 (50%)
16 Kota Makassar 43 15 (34,88%) 28 (65,12%)
17 Luwu Utara 14 2 (14,28%) 12 (85,71%)
18 Selayar 14 1 (7,14%) 13 (92,86%)
19 Pinrang 16 6 (37,5%) 10 ( 62,50%)
20 Pare-pare 6 3 (50%) 3 ( 50%)
21 Gowa 25 6 (24%) 19 (76 %)
22 Barru 12 5 (41,66%) 7 (58,33%)
23 Luwu Timur 15 6 (40%) 9 (60%)
24 Maros 14 12 (85,71%) 2 (14%)
• Kabupaten yang paling rendah pemenuhan 5 jenis NAKES nya adalah Tana Toraja, Selayar,
Bantaeng, Jeneponto, Enrekang dan Wajo. Untuk itu kabupaten ini diharapkan melakukan upaya
koordinasi dengan kepala dinas kesehatan kabupaten dan BKD setempat untuk upaya
pemenuhan tenaga kesehatan, baik melalui upaya redistribusi, Nusantara sehat, penugasan
khusus maupun upaya lain yang dapat mengisi kekosongan tenaga di puskesmas.
• Diharapkan setiap kabupaten minimal memiliki 30 % puskesmas yang memiliki 5 jenis tenaga
kesehatan ini.
• Dari hasil penginputan melalui Sistem Informasi Sumber Daya Manusia Kesehatan (SI-SDMK)
selama tahun 2017 sd September 2018 terlihat bahwa kabupaten yang sdh diatas 30% antara
lain kab. Maros, Bulukumba, Pare-pare, Takalar, Sidrap, Barru, Kota Makassar dan Kota Palopo.
INDIKATOR PEMENUHAN 9 JENIS
NAKES DIPUSKESMAS
• Kriteria indikator pemenuhan 9 jenis tenaga kesehatan yang harus ada di puskesmas adalah :
1. Dokter Umum
2. Dokter Gigi
3. Perawat
4. Bidan
5. Kesmas
6. Kefarmasian
7. Sanitarian/Kesling
8. Gizi
9. Ahli Teknologi Laboratorium Medik (analis Kes)
K EA DA AN & K EBUTUH A N NA K ES DIP USK ESMAS
SESUA I R ENST R A 1 K EM ENK ES (P EM ENUH AN 9 JENI S NA K ES)
D I P R O V. S U LS EL T H N 2 0 1 8
PEMENUHAN 5 JENIS PEMENUHAN 5 JENIS
JML TENAGA PROMOTIF & TENAGA PROMOTIF &
NO KAB PUSKESMAS PREVENTIF DI PUSK PREVENTIF DI PUSK
SESUAI STANDAR TDK SESUAI STANDAR

1 WAJO 23 2 (8,69%) 21 (91,30%)

2 SIDRAP 14 5 (35,71%) 9 (64,29%)

3 JENEPONTO 18 1 (5,5%) 17 (94,44%)

4 TANA TORAJA 21 0 (0%) 21 (100%)

5 SOPPENG 17 2 (11,76%) 15 (88,24%)

6 ENREKANG 13 1 (7,69%) 12 (92,31%)

7 TORAJA UTARA 25 2 (8%) 23 (92 %)

8 TAKALAR 15 10 (66,66%) 5 (33,33%)

9 PALOPO 12 5 (41,66%) 7 (58,33%)

10 LUWU 21 1 (4,76%) 20 (95,24%)

11 BONE 38 5 (13,15%) 33 ( 86,84%)


KEADA AN & KEBUTUHAN NAKES DIPUSKESMAS
S E S U A I R E N S T R A 1 K E M E N K E S ( P E M E N U H A N 9 J E N I S N A K E S ) D I P R O V. S U L S E L T H N 2 0 1 8

PEMENUHAN 5 JENIS PEMENUHAN 5 JENIS


JML TENAGA PROMOTIF & TENAGA PROMOTIF &
NO KAB PUSKESMAS PREVENTIF DI PUSK PREVENTIF DI PUSK TDK
SESUAI INDIKATOR SESUAI INDIKATOR
12 Bantaeng 13 1 (7,69%) 12 (92,31%)
13 Pangkep 23 3 (13,04%) 20 (86,96%)
14 Sinjai 16 4 (25%) 12 (75%)
15 Bulukumba 20 7 (35%) 13 (65%)
16 Kota Makassar 43 14 (32,55%) 29 (67,44%)
17 Luwu Utara 14 1 (7,14%) 13 (92,86%)
18 Selayar 14 1 (7,14%) 13 (92,86%)
19 Pinrang 16 7 (43,75%) 9 ( 56,25%)
20 Pare-pare 6 3 (50%) 3 ( 50%)
21 Gowa 25 7 (28%) 18 (72 %)
22 Barru 12 7 (58,33%) 5 (41,67%)
23 Luwu Timur 15 6 ( 40%) 9 (60%)
24 Maros 14 12 ( 85,71%) 2 (14%)
Jumlah dan Jenis
SDM Kesehatan PENGADAAN  PENDIDIKA
Belum Sesuai dengan SDM KES N SDMK
Kebutuhan

ISU  PENINGKAT
STRATEGIS AN MUTU
Mutu SDM PEMBINAAN
PPSDM SDMK
Kesehatan Belum DAN
KES Memadai PENGAWASAN
 PELATIHAN
SDMK

 PERENCANAA
Distribusi SDM N&
PENDAYAGUN
Kesehatan Belum AAN SDM KES PENDAYAGUN
Merata AAN SDM KES
PENGUATAN MANAJEMEN
DUKUNGAN PEMERINTAH DAERAH
DALAM PENGEMBANGAN SDM KESEHATAN
NO DUKUNGAN
1 Pemenuhan APBD Kesehatan minimal 10 % dari Total APBD, tidak termasuk gaji (UU
No 36/2009)
2 Pejabat struktural bidang kesehatan diisi oleh tenaga kesehatan sesuai kompetensi
(Permenkes No 971/2009 dan UU No 23 Tahun 2014)
3 Kewenangan provinsi /kab/kota dalam penempatan dan pemerataan tenaga kesehatan
, pembinaan, pengawasan mutu
4 Mendorong daerah yang belum memberikan insentif tenaga kesehatan agar
mengalokasikan anggaran
5 Menyusun rencana kebutuhan SDM Kesehatan secara berjenjang termasuk
didalamnya melakukan updating data SDM Kesehatan
6 Pemenuhan Tenaga, Pemda di minta untuK menyusun kebutuhan jumlah dan jenis
jabatan PNS dan PPPK berdasarkan analisis jabatan dan analisis beban kerja untuk
pengusulan formasi ke Kemenpan-RB
PERMASALAHAN TENAGA KESEHATAN
DIBAWAKAN OLEH :
DR. dr. H. BACHTIAR BASO, M. Kes.
Plt. KEPALA DINAS KESEHATAN PROVINSI SULAWESI SELATAN

MAKASSAR, 15 SD 16 NOVEMBER 2018


RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA
PANJANG BIDANG KESEHATAN
• RPJM 1 (2005-2009) Pembangunan Kesehatan Diarahkan Untuk Meningkatkan Akses
& Mutu Pelayanan Kesehatan  Pemenuhan SDM Kes. Untuk YANKES di
Puskesmas dan jaringannya termasuk Bidan di Pedesaan dan Rumah Sakit Kabupaten/Kota

• RPJM-K KE 2 [2010 -2014] Akses Masyarakat Terhadap Pelayanan Kesehatan


Yang Berkualitas Telah Lebih Berkembang dan Meningkat  Pemenuhan kebutuhan
SDM Kes. Utk daerah terpencil sebagian besar terpenuhi termasuk daerah perbatasan dan
kepulauan
• RPJM-K KE 3 [2015 -2019] Akses Masyarakat Terhadap Pelayanan Kesehatan
Yang Berkualitas Telah Mulai Mantap  Pemenuhan Kebutuhan berbagai SDM Kesehatan
berkualitas untuk seluruh daerah terpencil sudah dapat tercapai termasuk perbatasan dan
kepulauan
• RPJM-K KE 4 [2020 -2025] Akses Masyarakat Terhadap Pelayanan Kesehatan
Yang Berkualitas Telah Menjangkau & Merata di Seluruh Wilayah Indonesia 
Pemenuhan seluruh kebutuhan SDM Kesehatan berkualitas dapat tercapai melalui
pengembangan dan pemberdayaan SDM Kesehatan.
• Akses Masyarakat Terhadap YANKES Yang Berkualitas Telah Mulai Mantap
 Adanya percepatan pelaksanaan program distribusi & manajemen karier SDM Kesehatan
 Pembinaan, pengawasan, monitoring & penilaian terhdap SDMK berjalan efektif & efisien.
Sinergi antara pembinaan, pengawasan, perencanaan, pendayagunaan & pendidikan NAKES serta
pelatihan SDMK & dengan kebutuhan pembangunan kes dapat terwujud dengan baik
• Pembinaan dan pengawasan SDM Kesehatan adalah upaya untuk mengarahkan,
memberikan dukungan, serta mengawasi pengembangan dan pemberdayaan SDM
Kesehatan.
• Masalah yang ada saat ini berkaitan degan Pembinaan & Pengawasan mutu tenaga
kesehatan adalah, kualitas calon NAKES masih rendah, ini terlihat dari rendahnya
tingkat kelulusan calon NAKES yang mengikuti Uji Kompetensi.
Masalah lain adalah banyak tenaga kesehatan yang sulit melakukan perpanjangan
STR.
• Perencanaan SDMK adalah upaya penetapan jenis, jumlah, kualifikasi, & distribusi
NAKES sesuai dengan kebutuhan pembangunan kes. Masalah yang ada hingga saat
ini terkait perencanaan kebutuhan NAKES adalah, penyusunan data SDMK yang
tertuang dalam Sistem Informasi Sumber Daya Manusia Kesehatan (SISDMK).
Hasil dari penginputan data SDM Kes ini belum disosialisasikan dengan baik ke
BKD setempat sehingga pengadaan tenaga kesehatan masih belum bisa
memenuhi kebutuhan tenaga kesehatan di puskesmas yang ada di kabKota.
• Pendayagunaan SDM Kesehatan adalah upaya pemerataan & pemanfaatan serta
pengembangan SDM Kesehatan. Pendistribusian NAKES yang selayaknya dilakukan untuk
mengatur penempatan tenaga dari puskesmas yang berlebihan tenaga ke puskesmas yang
kekurangan tenaga juga masih sulit dilakukan.
• Untuk pemanfaatan NAKES, hingga saat ini masih banyak NAKES yang dimanfaatkan tdk sesuai
dengan kompetensinya. Banyak NAKES yang berprofesi sebagai bidan, perawat atau tenaga
kesehatan lain yang difungsikan sebagai bendahara. Ini disebabkan karena tidak tersedianya
tenaga bendahara di puskesmas. Kondisi ini juga mnyebabkan penulisan SKP yang simpang siur
di puskesmas.
• Untuk pemanfaatan NAKES, hingga saat ini masih banyak NAKES yang dimanfaatkan tdk sesuai
dengan kompetensinya. Banyak NAKES yang berprofesi sebagai bidan, perawat atau tenaga
kesehatan lain yang difungsikan sebagai bendahara. Ini disebabkan karena tidak tersedianya
tenaga bendahara di puskesmas. Kondisi ini juga mnyebabkan penulisan SKP yang simpang siur
di puskesmas.
• Pembinaan & pengawasan SDM Kesehatan adalah upaya untuk mengarahkan,
memberikan dukungan, serta mengawasi pengembangan dan pemberdayaan SDM
Kesehatan. Upaya pembinaan dan pengawasan mutu terhadap tenaga kesehatan
terus dilakukan untuk mencegah terjadinya pelanggaran disiplin terhadap tenaga
kesehatan. Setiap tenaga kesehatan yang bekerja di unit pelayanan kesehatan
diharapkan memahami aturan yang tertuang pada UU no.36 tahun 2014 tentang
Tenaga Kesehatan.
• Sekian dan terima kasih

Anda mungkin juga menyukai