1. Agus Triandi
2. Emmilia Dannisa Pratiwi
3. Mahriandhanie Chika Al-Fitri
4. Utari Avisa
5. Zuhriyan Wardhana
Terdiri dari :
– Proses pengolahan awal
– Bio-digester
– Kolam sedimentasi
Pengolahan Awal
– Disini terjadi proses penyaringan untuk menghilangkan partikel
besar seperti kotoran dan serat, pengadukan dan netralisasi ph,
serta penurunan suhu pome hingga 40-50°C dengan menggunakan
sistem pendingin
– Bertujuan untuk mengkondisikan POME agar memenuhi nilai
parameter – parameter yang dibutuhkan untuk masuk ke dalam
digester
Bio-digester
– Bio-digester dapat berupa kolam tertutup
atau cstr.
– Terjadi proses pembentukan metana
secara anaerobik dengan menggunakan
bakteri
– Pada kolam tertutup kapasitas
penyimpanan biogas bisa mencapai 1
hingga 2 hari
– sementara sistem tangki hanya memiliki
kapasitas antara 30 menit hingga 3 jam
Scrubber
SSeeqquuencer
Gas Analyzer
Digester
Anaerobik
Scrubber Engine
M M M M
Pembangkit
Listrik
Tenaga
Biogas (PLTBg)
M = Motor
RISIKO KESELAMATAN DAN OPERASIONAL
Seperti instalasi industri lainnya, pembangkit listrik tenaga biogas memiliki potensi
risiko terhadap manusia, satwa liar, dan lingkungan. Jika tidak dikelola dengan baik,
pembangkit listrik tenaga biogas dapat menimbulkan lingkungan kerja tidak aman
yang mengancam kesehatan dan jiwa. Tindakan pencegahan seperti pelatihan
keselamatan kerja akan meningkatkan kesadaran tentang bahaya, mendorong perilaku
yang aman, dan membantu meminimalkan risiko
Sifat Biogas yang Mudah Terbakar
Unit Biogas
– Aliran limbah cair harian (m3/hari) = volume limbah cair harian × rasio POME
terhadap TBS
kg
– COD loading (kg COD/hari) = 𝐶OD × aliran limbah cair harian × ×
1.000.0000 kg
1000 L
m3
– Produksi CH4 (Nm3 CH4/hari) = COD loading × CODeff × CH4/COD
𝑃𝑟𝑜𝑑𝑢𝑘𝑠𝑖 𝐶𝐻4 × 𝐶𝐻4,𝑒𝑣 × 𝐺𝑒𝑛𝑒𝑓𝑓
– Kapasitas Pembangkitan (MWe) =
24 × 60 × 60
3. Kajian Pasokan dan Beban Listrik
a. Pasokan Listrik
Sebuah pabrik kelapa sawit umumnya menggunakan pembangkit listrik tenaga
biomassa untuk memasok listrik dan uap untuk proses produksi di pabrik.
Pembangkit listrik biomassa biasanya menggunakan sebuah boiler untuk
memproduksi uap air dengan membakar produk limbah padat dari pengolahan
kelapa sawit yaitu cangkang dan serat; dan turbin uap. untuk mengkonversi panas
menjadi listrik serta memanfaatkan uap airnya untuk proses dalam pabrik kelapa
sawit.
Pada semua pabrik kelapa sawit, generator diesel juga digunakan untuk memasok
listrik (disamping pembangkit listrik biomassa) sebagai daya cadangan ketika
PLTBm (Pembangkit Listrik Tenaga Biomassa) terjadi masalah.
b. Beban Listrik
– Beban Pabrik dan Non-pabrik
– Beban Parasitik
Secara umum, beban pabrik adalah beban listrik
Beban parasitik adalah beban internal yang berhubungan langsung dengan produksi
dari peralatan pembangkit listrik. Pada CPO. Beban pada pabrik meliputi penerangan di
pembangkit listrik tenaga biogas, beban pabrik, mesin perontokan, boiler, stasiun
parasitik berasal dari pompa POME ke pengiriman CPO, penerangan jalan, stasiun
system pendingin, pompa feed digester, pompa bahan bakar, mesin sterilisasi (sterilizer)
dan stasiun penerimaan TBS, bengkel, instalasi
sistem pendingin, pompa tangka
pengolahan air, mesin clarifier (penjernih
pencampuran, pompa resirkulasi, blower
minyak), mesin peras (pressing), depericarper
biogas, flare biogas, pompa limbah (pemisah biji kernel dengan serat), dan stasiun
anaerob, kompresor, pompa portable, pengumpulan kernel. Beban non-pabrik
penerangan di dalam dan luar ruangan, meliputi kantor manajemen, perumahan
serta panel instrumen. karyawan, fasilitas olahraga, penerangan jalan,
masjid, dan pompa air.
– Beban Luar
Beban luar umumnya beban dari desa-desa di luar areal perkebunan atau
beban yang terhubung ke jaringan listrik milik PLN. Pendistribusian listrik ke
beban di luar pabrik memerlukan jaringan 20 kV. Gas engine pada pembangkit
listrik tenaga biogas membangkitkan listrik dengan tegangan 380 kV, frekuensi
50 Hz, 3 fasa, maka diperlukan trafo untuk meningkatkan tegangan dari gas
engine ke 20 kV, 50 Hz, 3 fasa. Kapasitas trafo tergantung pada besarnya
kapasitas listrik yang akan disalurkan.
Tabel 2.1 Skenario Penggunaan Biogas dan Manfaatnya