STATUS EPILEPTIKUS
dr. Mohd. Riyan Adi Hermawan
Pembimbing :
dr. Paulina Thiomas Ulita S, Sp. S
LAPORAN KASUS
IDENTITAS
■ Nama : Tn D
■ Jenis Kelamin : Laki-laki
■ Tanggal lahir : 08-12-1992
■ Umur : 25 tahun 6 bulan
■ Nomor RM : 00174801
■ Agama : Islam
■ Pekerjaan : Supir Antar Kota
■ Status Perkawinan : Belum Menikah
■ Masuk RS : 17-10-2018
ANAMNESIS
Keluhan Utama
• Kejang-kejang sejak pagi hari
■ Kesadaran :-
■ GCS : E1 M3 V1
■ Nadi : 123 x/menit
■ RR : 19 x/menit
■ Suhu : 36.8o C
■ TD : 120/66 mmhg
■ SaO2 : 94%
■ BB : +- 60 kg
■ VAS :-
PEMERIKSAAN FISIK
Mata : konjungtiva anemis -/-, sclera ikterik -/-, pupil 2mm/2mm, RC normal
Mulut : hiperemi -/-, glossitis (-), atrofi papil kesan (-)
Leher : Pembesaran KGB (-), JVP 5 + 1 cmH2O
Thorax :I : pergerakan napas simetris, iktus kordis tak terlihat
P : taktil fremitis kiri = kanan, chest expansion simetris
iktus kordis teraba di midklavikularis ICS 5
P : sonor pada kedua lapang paru
Batas jantung kiri ICS 4 lateral 2-3 jari midklavikula kanan
Batas jantung kanan ICS 5 sternal kanan
Batas pinggang jantung ICS 4 parasternal kiri
A : vesikuler +/+, wh -/-, rh -/-
S1 S2 regular, murmur (-), gallop (-)
Abdomen :I : Datar, edema (-)
A : Bunyi bising usus (+), normal
P : Nyeri tekan (-)
P : Timpani
Ekstremitas : Tonik klonik (+)
DARAH LENGKAP
Limfosit : 12%
PENUNJANG LAIN
RO Thorax CT Brain
OBSERVASI IGD
■ 20.50 wib : Pasang IVFD RL loading 1 kolf, inj. Diazepam 5mg (Os masih kejang)
■ 21.10 wib : inj. Diazepam 5mg
■ 21.50 wib : Pasang DC
■ 22.20 wib : Loading RL Kolf ke 2
■ 01.15 wib : Loading RL Kolf ke 3
■ 03.05 wib : Skintest Ceftriaxone
■ 03.25 wib : Inj. Ceftriaxone 2gr IV
■ 07.55 wib : Os Kejang tonik klonik, tidak respon, inj. Diazepam 10mg
■ 08.00 wib : Os masih kejang tonik klonik, tidak respon, Diazepam 10mg
■ 08.07 wib : Os masih kejang tonik klonik, tidak respon, Phenytoin 20mg/kgbb kecepatan
50mg/menit
■ 08.55 wib : Os masih kejang tonik klonik, tidak respon, Phenytoin 10mg/kgbb dengan
kecepatan yang sama
■ 10.30 wib : kejang (-), tidak respon, Pasang NGT
Status Epileptikus
DIAGNOSA dd Susp.
Meningoensepalitis
TERAPI
19/10/2018
kaku kuduk (+)
•A : Meningoensefalitis, Post Status Epileptikus
•P : NRM 6 lpm, Meropenem 3x1 gr, phenytoin 3x200mg,
dexamethasone 4x5mg, omeprazole 2x1amp, NS 3000cc/24
jam, PCT drip 4x1gr
19/10/2018
■ Epilepsi didefinisikan sebagai suatu keadaan yang ditandai oleh bangkitan epilepsi
berulang berselang lebih dari 24 jam yang timbul tanpa provokasi. Sedangkan yang
dimaksud dengan bangkitan epilepsi (epileptic seizure) adalah manifestasi klinik
yang disebabkan oleh aktivitas listrik otak yang abnormal dan berlebihan dari
sekelompok neuron.
■ Sindrom epilepsi merupakan kumpulan gejala dan tanda klinik yang unik untuk
suatu epilepsi; hal ini mencakup lebih dari sekedar tipe bangkitan tetapi juga
mencakup etiologi, anatomi, faktor presipitasi, usia awitan, berat dan kronisitas,
siklus diurnal dan sirkadian bahkan kadang-kadang prognosis.
PREVALENSI
Tonik-Klonik Klonik
Tonik
KLASIFIKASI ILAE 1989
Fokal/partial (localized related)
■ Sinkop, dapat bersifat vasovagal attack, kardiogenik, hipovolemik, hipotensi, dan sinkop saat miksi
(micturition syncope)
■ Bangkitan iskemik sepintas (transient ischemic attack)
■ Vertigo
■ Transient global amnesia
■ Narkolepsi dan berbagai gangguan tidur
■ Psikogenik (non-epileptic attack disorder = NAED)
■ Tics dan gerakan involunter
■ Bangkitan panik (panic attacks)
■ Gejala-gejala visual (visual symptoms), misalnya pada migren
■ Drug induced flashback, menyerupai temporal lobe seizure
■ Drop attacks
■ Cataplexy
TERAPI
Phenytoin + + + - -
Carbamazepine + + + - -
Valproic acid + + + + +
Phenobarbital + + + 0 ?+
Gabapentin + + ?+ 0 ?-
Lamotrigine + + + + +-
Topiramate + + + ? ?+
Zonisamide + + ?+ ?+ ?+
Levetiracetam + + ?+ ?+ ?+
Oxcarbazepine + + + - -
STATUS EPILEPTIKUS
■ Status epileptikus adalah (SE) adalah bangkitan yang berlangsung lebih dari 30
menit, atau adanya dua bangkitan atau lebih dimana diantara bangkitan-bangkitan
tadi tidak terdapat pemulihan kesadaran
SE konvulsif
(bangkitan umum
tonik klonik)
KLASIFIKASI
SE non-konvulsif
(bangkitan bukan
tonik klonik)
PENANGANAN
pemberian
benzodiazepine
rektal merupakan
Sebelum tiba di RS terapi yang utama
selama di
perjalanan menuju
rumah sakit.
PROTOKOL PENANGANAN
Stadium Penatalaksanaan
Stadium I (0-10 menit) Memperbaiki fungsi kardio-respirasi
Memperbaiki jalan napas, pemberian oksigen, resusitasi bila perlu
Stadium II (1-60 menit) Pemeriksaan status neurologik
Pengukuran tekanan darah, nadi dan suhu
Monitor status metabolik, AGD dan status hematologi
Pemeriksaan EKG
Memasang infus pada pembuluh darah besar dengan NaCl 0.9%.
Bila akan digunakan 2 macam OAE pakai 2 jalur
Mengambil 50-100 cc darah untuk pemeriksaan laboratorium (AGD,
glukosa, fungsi ginjal dan hati, kalsium magnesium, pemeriksaan
lengkap hematologi, waktu pembekuan dan kadar AED),
pemeriksaan lain sesuai dengan klinik
Pemberian OAE emergensi: Diazepam 0,2 mg/kg dengan kecepatan
5 mg/menit IV dapat diulang bila kejang masih berlangsung setelah
5 menit
Memasukkan 50 cc glukosa 50% pada keadaan hipoglikemia
Pemberian thiamin 250mg intravena pada penyandang alkoholisme
Menangani asidosis dengan bikarbonat
PROTOKOL PENANGANAN
Stadium III 0-60/90 menit) Menentukan etiologi
Bila kejang berlangsung terus setelah pemberian lorazepam/ diazepam, beri phenytoin iv
15-20 mg/kg dengan kecepatan 50 mg/menit (monitor tekanan darah dan EKG pada saat
pemberian). Bila kejang masih berlangsung dapat diberi phenytoin tambahan 5-10 mg/kgbb.
Bila kejang berlanjut berikan phenobarbital 20 mg/kgbb dengan kecepatan 50-75 mg/menit
(monitor respirasi pada saat pemberian). Dapat diulang 5-10 mg/kgbb
Memulai terapi dengan vasopressor (Dopamin) bila diperlukan
Mengoreksi komplikasi
Stadium IV (30-90 menit) Bila kejang tetap tidak teratasi selama 30-60 menit, pindahkan penyandang epilepsi ke ICU,
beri propofol (2mg/kgbb bolus iv, diulang bila perlu) atau midazolam (0,1 mg/kgbb dengan
kecepatan pemberian 4mg/menit) atau tiopentone (100-250 mg bolus iv pemberian dalam
20 menit, dilanjutkan dengan bolus 50 mg setiap 2-3 menit), dilanjutkan sampai 12-24 jam
setelah bangkitan klinik atau bangkitan EEG terakhir, lalu dilakukan tapering off
Memonitor bangkitan dan EEG, tekanan intracranial, memulai pemberian OAE dosis rumatan