Anda di halaman 1dari 24

Memahami program – program pemerintah yang berkaitan

dengan kebidanan komunitas di MTBS


DISUSUN OLEH :
KELOMPOK 10
1. DEBY SILVIA ( P17324416039 )
2. DEA PRASTIKA RAHMAYANTI ( P17324416052 )
3. VIA NUR ASIFA ( P17324416059 )

JALUM 3B
1. Pengertian MTBS
Manajemen Terpadu Bayi Muda merupakan pendekatan yang digunakan dengan konsep yang
terpadu untuk bayi muda yang usianya 1 hari- 2 bulan baik yang berkondisi sehat ataupun sakit.
Dalam pendekatan ini juga menggunakan suatu persepsi untuk menggunakan fasilitas rawat jalan
untuk pelayanan kesehatan dasar yang dilakukan dengan mengunjungi bayi muda yang tergolong
neonatal oleh petugas kesehatan.
Terpadu Balita Sakit (MTBS) adalah suatu pendekatan yang terintegrasi/ terpadu dalam
tatalaksana balita sakit dengan fokus pada kesehatan anak usia 0-59 bulan (balita) secara
menyeluruh. MTBS bukan merupakan suatu program kesehatan tetapi suatu pendekatan/cara
penatalaksanaan balita sakit. Dalam perkembangannya MTBS juga mencakup Manajemen
Terpadu Bayi Muda (MTBM) umur kurang dari 2 bulan baik dalam keadaan sehat maupun sakit.
Umur 2 bulan tidak termasuk pada bayi muda tapi ke dalam kelompok 2 bulan sampai 5 tahun.
Lanjutan…

dalam kegiatan di lapangan khususnya di Puskesmas merupakan suatu sistem yang


mempermudah pelayanan serta meningkatkan mutu pelayanan.
Di bawah ini dapat dilihat penjelasan MTBS merupakan suatu system :
 1 .Input
 2. Proses
 3. Output
2. Tujuan MTBS

 1. Menurunkan secara bermakna angka kematian dan kesakitan yang


terkait penyakit tersering pada balita.
 2. Memberikan kontribusi terhadap pertumbuhan dan perkembangan
kesehatan anak.
3. Pelaksanaan MTBS Pada Bayi Umur 2 Bulan Sampai 5 Tahun

Proses manajemen kasus disajikan dalam bagan yang memperlihatkan u


rutan langkah-langkah dan penjelasan cara pelaksanaannya :
1. Penilaian dan klasifikasi
2. Tindakan dan Pengobatan
3. Konseling bagi ibu
4. Pelayanan Tindak lanjut
4. Penilaian Dan Klasifikasi Bayi Umur 2 Bulan Sampai 5 Tahun

Klasifikasi bukan merupakan diagnosis tapi merupakan indikator yang menuju


ke arah diagnostik klinik
Lajur warna klasifikasi :
Lajur Merah : kondisi yang harus segera dirujuk
Lajur Kuning : kondisi yang memerlukan tindakan khusus
Lajur Hijau : kondisi yang tidak memerlukan tindakan khusus tetapi
penyuluhan pada ibu
5. Tindakan Dan Pengobatan

1. Menentukan perlunya dilakukan rujukan untuk klasifikasi berat dengan lajur


berwarna merah muda
2. Menentukan tindakan /pengobatan pra rujukan
3. Merujuk anak
4. Menentukan tindakan dan pengobatan untuk anak yang tidak memerlukan
rujukan
5. Kunjungan ulang
6. Konseling Bagi Ibu

Konseling memerlukan keterampilan komunikasi, menggunakan bahasa yang mudah dimengerti dan mengecek
pemahaman ibu. Konseling yang dapat diberikan:
1. Mengajari ibu cara pemberian obat dirumah
2. Mengajari ibu cara mengobati infeksi lokal dirumah
3. Mengajari ibu cara mencampur dan memberi oralit
4. Anjuran makan untuk anak sehat maupun sakit
5. Menilai cara pemberian makan anak
6. Menentukan masalah pemberian makan anak
7. Menasehati ibu tentang masalah pemberian makan anak
8. Menasehati ibu tentang pemberian cairan selama anak sakit
9. Menasehati ibu kapan harus kembali ke petugas kesehatan
7. Kunjungan Ulang Untuk Pelayanan Tindak Lanjut

Untuk kunjungan ulang gunakan kotak pelayanan tindak lanjut yang sesuai klasifikasi
sebelumnya. Jika anak mempunyai masalah baru, lakukan penilaian klasifikasidan tindakan terhadap
masalah baru tersebut seperti pada bagan PENILAIAN, KLASIFIKASI DAN
TINDAKAN/PENGOBATAN ANAK SAKIT UMUR 2 BULAN SAMPAI 5 TAHUN
*Kunjungan ulang sesudah 2 hari pada
masalah :
 Pneumonia
 Diare persisiten
 Disentri
Lanjutan…
 Malaria, Demam mungkin bukan malaria
 Demam bukan malaria
 Campak dengan komplikasi pada mata dan mulut
 MungkinDBD,Demam mungkin bukan DBD
 Infeksi telinga akut

* Kunjungan ulang setelah 5 hari


 Infeksi telinga kronis
 Masalah pemberian makan

*Kunjungan ulang setelah 14 hari


 Anak kurus
 Anemia
8. Program Pemerintah

PERATURAN MENTERI KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 70 TAHUN 2013


TENTANG PENYELENGGARAAN MANAJEMEN TERPADU BALITA SAKIT BERBASIS
MASYARAKAT
Menimbang :
Bahwa dalam rangka pemberian akses pelayanan kesehatan kepada masyarakat pada beberapa
daerah kesulitan akses di Indonesia, perlu melibatkan peran serta aktif masyarakat dalam
pelayanan kesehatan neonatal, bayi dan anak balita berdasarkan standar dan ketentuan yang
berlaku
Mengingat :
Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 19 Tahun 2011 tentang Pedoman Pengintegrasian
Layanan Sosial Dasar di Pos Pelayanan Terpadu (Berita Negara Republik Indonesia Tahun 2011
Nomor 288)
TINJAUAN KASUS

ASUHAN KEBIDANAN PADA BALITA SAKIT


I. Pengkajian Data Subjektif ( S)
 Hari/tanggal : Selasa, 4 September 2018
 Pukul : 09.35 WIB
A. Identitas Anak
 Nama anak : An. F
 Tanggal lahir : 25 juli 2016
 Jenis kelamin : Perempuan
 No. Register : 43675
Lanjutan…

B. Identitas Orang Tua


Ibu Ayah
 Nama : Ny. R Nama : Tn. E
 Umur : 29 tahun Umur : 29 tahun
 Suku bangsa : Sunda Suku bangsa : Sunda
 Agama : Islam Agama : Islam
 Pendidikan : SMA Pendidikan : SMA
 Pekerjaan : IRT Pekerjaan : Swasta
 Alamat : Kertabumi Alamat : Kertabumi
Lanjutan..

C. Data Subjektif
1) Alasan datang
 Ibu mengatakan ingin memeriksakan anaknya
2) Keluhan utama
 Ibu mengatakan anaknya demam sejak 2 hari yang lalu
3) Riwayat kelahiran
 Anak 1 dari 2 bersaudara
Jenis persalinan : Normal
Ditolong oleh : Bidan
 BB/PB lahir : 3000 gram / 48 cm
Lanjutan…
4) Riwayat imunisasi
 Ibu mengatakan anaknya sudah mendapatkan imunisasi lengkap yaitu HB-0, DPT, polio, dan campak
5) Riwayat penyakit anak
a. Dahulu :
 Ibu mengatakan anaknya pernah menderita batuk, pilek, demam pada umur 1 tahun
b. Sekarang :
 Ibu mengatakan saat ini anaknya menderita demam sudah 2 hari
6) Riwayat perkembangan anak
a. Motorik halus : mengedipkan mata
b. Motorik kasar : sudah bisa jalan
7) Pola pemenuhan sehari-hari
a. Nutrisi
 Sebelum sakit : makan 3x/hari, porsi nasi sedang, sayur, minum susu
 Selama sakit : makan 1x/hari, porsi sedikit, dan minum susu serta air putih
Lanjutan…

b. Istirahat
 Sebelum sakit : ibu mengatakan anaknya tidur siang 2 jam, tidur malam
12 jam
 Selama sakit : ibu mengatakan anaknya tidak tidur siang, tidur malam
hanya 8 jam.
c. Aktivitas
 Sebelum sakit : ibu mengatakan anaknya dapat bermain dengan teman
sebayanya
 Selama sakit : ibu mengatakan anaknya minta digendong terus.
II. Pengkajian Data Objektif

1. Pemeriksaan umum
a. Keadaan umum : baik
 Kesadaran : composmentis
b. BB sekarang : 12 kg
 TB : 78 cm
 LILA : 12 cm
 LK : 30 cm
c. Tanda-tanda vital
 Denyut nadi : 95x /menit
 Pernafasan : 37x /menit
 Suhu : 38,5°C
Lanjutan…
2. Pemeriksaan fisik
a. Kepala dan Leher
 Kepala : bentuk simetris, tidak ada benjolan abnormal
 Mata : bentuk simetris, konjungtiva anemis warna pucat, sclera tidak ikterik
 Mulut dan gigi : Bersih
 Lidah : bersih
 Gigi : tidak berlubang
 Bibir : tidak pecah-pecah, pucat
 Telinga : simetris dan tidak ada serumen
 Hidung : simetris, tidak ada polip dan secret
 Leher : Tidak ada pembesaran kelenjar limfe dan kelenjar tiroid dan juga tidak ada
pembendungan di vena jugularis.
b. Dada
 Jantung: tidak dilakukan pemeriksaan
 Paru-paru: tidak dilakukan pemeriksaan.
c. Ketiak
 Tidak ada pembesaran kelenjar limfe
d. Abdomen
 Turgor: tidak dilakukan pemeriksaan
 Perkusi: perut kembung
e. Genetalia: tidak di lakukan pemeriksaan
f. Ekstremitas
 Telapak tangan dan kaki: tidak pucat dan tidak basah karena keringat
 Kuku: bersih dan tidak panjang
 Kapiler refill: bila ditekan warna kembali dalam waktu 2detik
 Oedema: tidak ada pembengkakan
g. Pemeriksaan penunjang
 Tidak dilakukan pemeriksaan
III. Assesment
 Diagnosa : An F usia 24 bulan dengan demam
 Masalah Potensial : Kejang
 Antisipasi Masalah : Pemberian obat paracetamol, Amoxcilin, Glyceryl guaiacolate, Vit
B6
IV. Penatalaksanaan
 1. Memberitahu ibu hasil pemeriksaana anaknya , yaitu nadi: 80x/menit , R:20X/menit, S:
380C. Tidak ada kaku kuduk, tidak pilek, mata tidak merah, dan tidak ada ruam yang
menyeluruh, hidung dan gusinya tidak berdarah, dan uji torniket (-).
 2. Ibu sudah mengetahui keadaan umum anaknya.
Lanjutan..

3. Memberi tahu ibu kondisi anaknya. Bahwa dari hasil pemeriksaan anak sakit demam
mungkin bukan DBD. Karena anak tidak mengalami tanda dan gejala yang biasa terjadi
pada penyakit DBD.
 Ibu sudah mengetahui keadaan umum anaknya.
4. Memberikan terapi obat paracetamol sirup 125 mg/5 ml dengan dosis untuk anak usia 0 –
1 tahun : ½ sendok takar (5 mL), 3 – 4 kali sehari.
 Terapi obat telah diberikan dan ibu akan memberikan obat sesuai anjuran.
5. Menganjurkan ibu untuk kunjungan ulang 2 hari lagi apabila anaknya tetap demam.
 Ibu bersedia untuk kunjungan ulang 2 hari lagi.
6. Melakukan pendokumentasian.
 Telah dilakukan pendokumentasian
Proses manajemen kasus

Disusun dalam beberapa langkah sebagai berikut :


 1. Menilai anak usia 2-5 bulan atau bayi muda usia 1 minggu sampai 2 bulan dan melakukan anamnesis
dan pemeriksaan fisik.
 2. Membuat klasifikasi kategori untuk melaksanakan tindakan.
 3. Mengobati dengan memberikan resep, cara memberi obat dan tindakan lain yang perlu dilakukan.
 4. Memberi konseling bagi ibu.
 5. Memberi pelayanan tidak lanjut.
 6. Memilih bagan manajemen kasus harus tepat, yaitu setiap fasilitas kesehatan mempunyai prosedur
penerimaan rawat jalan, gawat darurat/tindakan, KB/KIA atau imunisasiyang setiap fasilitas kesehatan
mempunyai prosedur pendaftaran pasien. Jika belum ada tentukan dulu kelompok usia anak.
Pembahasan Kasus

 Anak F berumur 2 tahun. Telah melakukan anamnesa dan pemeriksaan oleh bidan I diperoleh hasil yaitu
anak C teraba panas, anak masih bisa minum, tidak muntah, tidak kejang dan masih sadar serta tidak
letargis, anak C juga tidak batuk dan tidak diare. Setelah diperiksa dihasilkan bahwa nadi: 95 x/menit , R:
37 x/menit, S : 38,5 0C. Tidak ada kaku kuduk, tidak pilek, mata tidak merah, dan tidak ada ruam yang
menyeluruh, hidung dan gusinya tidak berdarah, dan uji torniket (-).
 Dari hasil anamnesa dan pemeriksaan dihasilkan bahwa anak F mengalami sakit demam mungkin bukan
DBD. Demam anak F dikatagorikan demam bukan DBD karena anak F tidak mengalami gejala DBD
seperti tanda-tanda syok atau gelisah, muntah bercampur darah/seperti kopi, berak berwarna hitam,
perdarahan dari hidung atau gusi, bintik-bintik perdarahan di bawah kulit (petekie) dan uji torniket positif,
dan sering muntah. Sehingga penatalaksanaan yang dilakukan pada anak F adalah melakukan pemeriksaan
umum, memberikan terapi obat paracetamol sirup 125 mg/5 ml dengan dosis untuk anak usia 0 – 1 tahun :
½ sendok
THANK YOU

Anda mungkin juga menyukai