Anda di halaman 1dari 45

CASE EPISTAKSIS

Pembimbing : dr. Ricky Yue, SP. THT-KL


Dibuat oleh : Ivena (2014-061-167)
Indra Putra Wendi ( 2014-061-168)
Identitas pasien
• Nama : Bapak M
• Usia : 22 tahun
• Alamat : Pantai Indah Kapuk
• Pekerjaan : Mahasiswa
• Agama :Kristen
• Status pernikahan : Belum menikah
Anamnesa
• Anamnesa dilakukan secara autoanamnesa
• Keluhan utama : sering mengalami perdarahan pada hidung
• Keluhan tambahan : -
• Riwayat penyakit sekarang :
• Pasien datang dengan keluhan sering mengalami perdarahan pada
hidung 1-2 kali dalam sebulan. Pasien mengalami perdarahan pada
hidung terakhir kali 2 hari yang lalu. Ketika perdarahan tersebut muncul,
pasien akan menyumbat hidungnya dengan tissue dan menekan
hidungnya, kemudian perdarahan akan berhenti setelah 5 menit. Biasa
pasien dalam posisi tegak saat perdarahan terjadi (tidak tiduran ataupun
menengadah ke belakang) Saat pasien menekan hidung, darah akan
berhenti dan tidak terasa tertelan. Pasien lebih sering mengalami
perdarahan pada sisi hidung sebelah kiri.
• Pasien tidak merasa nyeri saat perdarahan tersebut terjadi. Rasa lemas
setiap sesudah terjadi perdarahan disangkal. Keluhan berdarah sulit
berhenti baik pada hidung ataupun tempat lainnya disangkal. Pasien
mengatakan terdapat beberapa faktor yang dapat mencetuskan timbulnya
perdarahan pada hidungnya, seperti berada di ruangan yang terlalu dingin,
cuaca yang terlalu panas, dan adanya benturan pada hidung. Kebiasaan
suka mengorek hidung disangkal pasien

• Riwayat penyakit dahulu:


• - keluhan yang sama dialami sejak pasien berusia 5 tahun
• Riwayat pengobatan:
• - pasien tidak pernah mengonsumsi obat apapun untuk menghentikan
perdarahannya
Pemeriksaan Fisik
• Kesadaran: Compos Mentis
• Keadaan umum: sakit ringan
• TTV:
– TD : 120/70;
– HR : 84x/menit;
– RR : 20x/menit;
– S : 36,6 C
PF Telinga
PRE-AURIKULA
Aurikula Aurikula
Telinga bagian luar Pemeriksaan
dekstra sinistra
- Nyeri tekan tragus -
AURIKULA - hiperemis -
Aurikula Aurikula - edema -
Pemeriksaan - fistula -
dekstra sinistra
normal bentuk normal - abses -
- laserasi - - lain-lain -
- hematoma -
- edema -
RETRO-AURIKULA
- massa -
Aurikula Aurikula
- kista - Pemeriksaan
dekstra sinistra
- nyeri tarik aurikula -
- Nyeri tekan mastoid -
- lain-lain -
- hiperemis -
- edema -
- fistula -
- lain-lain -
PF Telinga

• Pemeriksaan telinga bagian dalam


LIANG TELINGA MEMBRAN TIMPANI
Aurikula aurikula Aurikula Aurikula
Pemeriksaan pemeriksaan
dekstra sinistra dekstra sinistra
- lapang/sempit - + (jam 5) refleks cahaya (arah) + (jam 7)
- hiperemis - normal warna normal
- laserasi - intak keutuhan intak
- massa - - perforasi -
- benda asing - - lain-lain -
- lain-lain -
+ serumen: +
sedikit jumlah Sedikit
lunak konsistensi lunak
- sekret -
PF Telinga
• Tes Fungsi Pendengaran

aurikula aurikula
tes penala
dekstra sinistra
+ rinne +
lateralisasi - weber lateralisasi -
normal schwabach normal
PF Hidung
nares nares SEPTUM NASI
pemeriksaan - deviasi -
dekstra sinistra
HIDUNG LUAR DASAR HIDUNG
VESTIBULUM KONKA INFERIOR
- sekret - hipertrofi atrofi/eutrofi/hipertrofi hipertrofi
- edema - hiperemi livid/pucat/hiperemi hiperemi
+ hiperemi + - kongesti -
- laserasi - - lain-lain -
- krusta -
- furunkel -
- lain-lain -
CAVUM NASI
lapang lapang/sempit lapang
basah mukosa basah
- sekret -
- edema -
- hiperemi -
- krusta -
- darah -
- polip -
- lain-lain -
PF Hidung
• Tes aliran udara
nares dekstra pemeriksaan nares sinistra
normal hembusan normal

• Pemeriksaan sinus
dekstra Nyeri tekan pada sinistra
- Sinus maksilaris -
- Sinus frontalis -
- Sinus ethmoidalis -
PF Tenggorok

Pemeriksaan tonsil & dekstra Pemeriksaan sinistra


dekstra sinistra N Bibir N
faring
N Lidah N
Deviasi - Uvula Deviasi -
N Dasar lidah N
N Arkus faring N
N Mukosa buccal N
N Dinding faring N
N Palatum durum N
- Edema -
- Hiperemis - N Trigonum retromollare N
- Post nasap drip - N Alveolar reach N
- Granul -
- abses -
T1 Tonsil T1
Resume
• Anamnesa
• Pasien pria usia 22 tahun datang dengan keluhan perdarahan dari hidung yang
rutin terjadi 1-2 kali setiap bulannya. Perdarahan terakhir terjadi 2 hari SMRS.
Setiap perdarahan, pasien selalu menyumbat hidungnya dengan tisu serta
menekan hidungnya dan perdarahan berhenti dalam sekitar 5 menit. Pasien
mengaku perdarahan lebih sering terjadi bila berada di ruangan terlalu dingin,
cuaca panas, dan terjadi benturan pada hidung. Kondisi seperti ini dialami pasien
sejak berusia 5 tahun.

• Pemeriksaan Fisik
• Pasien dalam kesadaran compos mentis dengan keadaan umum sakit ringan.
Tanda-tanda vital menunjukkan TD 120/70, HR 84X/menit, RR 20X/menit, S 36,6 C
• Pemeriksaan hidung menunjukkan hiperemi pada vestibulum, serta hiperemi dan
hipertrofi konka inferior
Diagnosis Kerja
• Epistaksis anterior unilateral et causa idiopatik
Saran Pemeriksaan
• Complete blood count
• PT/aPTT, BT, CT
Penanganan
• Edukasi pasien
Embriologi
Hidung

Langman Embryology 12th ed.


• Bibir atas dibentuk oleh 2 prominensia nasal dan 2
prominensia maksillaris.
• Prominensia lateralis tidak ikut membentuk upper
lip
• Bibir bawah dibentuk oleh prominensia mandibular
yang bergerak ke tengah.
Prominensia Nasal  Lapisan Ektoderm
menebal  Plakoda olfaktori.

5th week:
Plakoda olfaktori  Nasal pit
Nasal pit menebal  Prominensia hidung 
Lateral nasal prominensia & Medial nasal
prominensia

2 minggu setelahnya:
Prominensia maksillaris bertambah besar 
mendorong prominensia nasal ke arah medial
 menutup celah antara keduanya, kemudian
mereka bersatu.

Gambar A : 7 minggu
Gambar B : 10 minggu
• Wajah dibentuk dari 5 prominensia
• Prominensia frontonasal  forehead, bridge of
nose, medial and lateral nasal prominance
• Prominensia maxillar  cheek, lateral portion of
upper lip
• Prominensia medial nasal  filtrum of upper lips,
crest, tip of the nose
• Prominensia lateral nasal  alae of nose
• Prominensia mandibular  lower lips
6th week:
• Lubang hidung semakin dalam  Prominensia semakin besar
dan masuk ke dalam  Hal ini diakibatkan oleh adanya
pertumbuhan prominensia hidung dan penetrasi ke dalam
jaringan mesenkimal.
Usia embrio
6,5 minggu

Usia embrio
10 minggu
VASKULARISASI HIDUNG
• A. Carotis Interna  A.
ophtalmica  A. ethmoidalis
• A. Carotis Eksterna  A.
maksilaris interna, A. fascialis

• Anastomosis pembuluh darah


hidung  PLEXUS
KIESSELBACH’S, berada pada
septum nasal anterior.

• Batas epistaksis anterior dan


posterior : ostium sinus
maksillaris

Sumber: AAFP 2005, Cummings, Ba


Rongga dalam hidung dibagi menjadi 3 bagian yaitu
• Vestibulum: membersihkan udara karena bulu
halus dan lendir
• Olfaktori: berada di bagian atas rongga hidung
terdiri atas sel-sel olfaktori dan reseptor olfaktori
• Respiratori: area terluas terdiri dari epitel bersilia
dan sel-sel goblet.
PENDAHULUAN
• Epistaksis terjadi pada 60% populasi dan 6 % dari
kasus memerlukan adanya perhatian medis
• Insiden terbanyak pada usia muda (10 tahun) dan di
atas usia 40 tahun
• Penyebab tersering adalah idiopatik  primary
neoplasma  trauma
• Penanganan : resusitasi , nasal packing, surgery
ETIOLOGI EPISTAKSIS
EPISTAKSIS
• Epistaksis Anterior
– Berasal dari Kisselbach di septum bagian
anterior atau dari arteri etmoidalis anterior
– Perdarahan biasanya ringan
– Sering pada anak-anak
• Epistaksis Posterior
– Berasal dari arteri etmoidalis posterior atau
arteri sfenopalatina
– Perdarahan lebih hebat dan jarang berhenti
sendiri
– Sering pada pasien hipertensi,
arteriosklerosis, KV
TATA LAKSANA
• Mengetahui sumber perdarahan
• Hentikan perdarahan
• Atasi penyebabnya
TATA LAKSANA EPISTAKSIS
• ta
RESUSITASI
DIRECT
VISUALIZATION
+ CAUTER
NASAL PACKING
(TAMPON)

SURGERY

EMBOLISASI
PERDARAHAN AKTIF
• Saat terjadi perdarahan, dapat dilakukan penekanan dari
luar ke septum
• Tekanan dilakukan selama 5-20 menit
• Plugging dengan kapas atau kasa yang telah diberi topikal
dekongestan pada tempat perdarahan dengan bantuan
headlamp
• Posisi kepala menunduk ke depan  mencegah darah
masuk ke faring.
• Evaluasi status hemodinamik : pucat, berkeringat, akral
dingin, takikardi, estimasi darah hilang  pemberian
cairan
• Hati-hati bila terjadi penurunan tekanan darah !
TATA LAKSANA PERDARAHAN AKTIF
• Kenakan sarung tangan dan perlengakapan lainnya
• Visualisasi optimal  headlamp dan spekulum
• Benda asing atau bekuan darah dapat diambil
dengan menggunakan Frazier suction tip, irrigation
forceps dan cotton-tiped applicator
• Perdarahan multiple  gangguan sistemik  CBC,
PT, aPTT, platelet
• Perawatan dalam rumah sakit dan observasi ketat
– Lansia
– Gangguan koagulasi
– Adanya komorbid (hipertensi, anemia berat, CAD)
• Bila perdarahan masih tidak berhenti:
– Pemberian anestesi topical (Aqueous Lidokain 4%) dan
vasokonstriktor (0,05 % oxymetazoline atau 0,0002 % epinefrin
atau dekongestan lainya )
– Teknik ini dapat pula disertai dengan pemberian spray dan
pemasangan kapas di dalam hidung
– Umumnya pada tahap ini epistaksis pasien akan berhenti
KAUTERISASI

• Silver nitrate
• Penggunaan topikal yang diaplikasikan setelah
dilakukan cauterisasi seperti triamcinolone 0,025 %
dan petroleum jelly
TAMPON PERDARAHAN ANTERIOR
• Kapas atau kasa dengan pelumas vaselin atau salep
antibiotik
• Nasal sponge pack
TAMPON PERDARAHAN POSTERIOR
• Double baloon nasal catheter
• Folley catheter-gauze pack
– Selama 12-24 jam, bila tidak ada perdarahan  harus
segera dicabut. Evaluasi lagi apakah ada penyebab
tertentu.
– OPERASI (untuk epistaksis posterior) : ligasi ethmoidalis
dan sphenopalatina
– EMBOLISASI  digunakan bila perdarahan berasal dari
Karotid eksterna.
THANKYOU 

Anda mungkin juga menyukai