Anda di halaman 1dari 10

Kelompok 3:

1. Arinda Paskayorisa
2. Dwi Saraswati
3. Dodi Noviyanto
Dalam zaman yang semakin maju sudah banyak perusahaan
yang berlomba – lomba untuk meminimalisir kerja dari manusia
dan menggantinya dengan sistem yang bekerja otomatis.
Begitupun dalam dunia Industri yang mana memiliki tingkat
sensitivitas yang sangat tinggi, dengan adanya kemajuan ini
banyak Industri yang sangat bergantung terhadap teknologi yang
menguntungkan ini, karena dapat mencangkup pengendalian
dalam jangka besar yang mana dalam pengendaliannya manusia
memiliki keterbatasan atas pengendalian itu. Itulah mengapa
semakin banyaknya orang – orang menciptakan program yang
semakin lama waktu berlalu semakin canggih, salah satunya yaitu
DCS (Distributed Control system)
 Distributed Control System (DCS) adalah system yang digunakan untuk proses
kontrol yang berorientasi berlanjut atau batch proses seperti, industri produksi.
DCS terhubung dengan field instrument dan sensor-sensor yang menggunakan
setpoint pengontrolan. Contoh utama dalam pengontrolan menggunakan setpoint
adalah pressure, flow fluida dengan memakai penggerak control valve. Distributed
control system (DCS) digunakan dalam industri untuk memonitor dan mengontrol
peralatan yang tersebar dengan atau tanpa campur tangan manusia. Sebuah DCS
biasanya menggunakan komputer sebagai controller dan menggunakan
propietary interconections dan protokol untuk komunikasi. Modul input dan output
membentuk part komponen untuk DCS, Prosesor menerima informasi dari modul
input dan mengirim informasi ke modul output. Modul input menerima informasi
dari instrumentasi input dalam sistem dan modul output mengirim ke instrumen
output pada sistem. Bus komputer atau bus elektrikal menghubungkan prosessor
dengan modul melalui multiplexer atau demultiplexer. Mereka juga
menghubungkan kontroller yang tersebar dengan sentral kontroller dan akhirnya
terhubung ke Human machine Interface (HMI) atau panel kontrol.
 Sekitar tahun 1950-an seluruh detail tentang plant berupa informasi tentang
kondisi plant dan pengontrolan plant ditampilkan dalam sebuah panel dan alarm
berupa lempengan besi atau plat yang diletakkan diatas sebuah unit kontrol.
Kritikal alarm ditunjukkan dengan sebuah lampu berwarna kuning atau merah.
Layout dari plant dan jalur pipa ditampilkan berupa mimic diagram di atas sebuah
panel kontrol. Sehingga untuk melakukan proses pengontrolan pada waktu itu
memakan waktu yang sangat lama terlebih ketika melakukan troubleshooting.
Kemudian untuk mempermudah proses pengontrolan orang mulai memikirkan
untuk menggunakan teknologi komputer pada sistem kontrol. Dari sini muncullah
sebuah multiple loop computerized atau digital control system yang disebut
sebagai Direct Digital Control (DDC). DDC dikembangkan oleh sebuah
perusahaan bernama Argus Computer pada tahun 1962 yang pada saat itu
digunakan untuk mengganti sistem kontrol analog pada perusahaan Imperial
Chemical Industries (ICI). Namun pada jaman tersebut sistem teknologi belum
maju seperti sekarang itulah mengapa masih banyak orang belum dapat
mempercayai DDC untuk mengontrol Plant mereka,

 Karena kegagalan DDC, para engineer pada saat itu mulai memikirkan untuk menggunakan
processor (komputer) kecil sebagai controller (hanya 8 loop per controller pada awalnya) dan
untuk melayani banyak control loop digunakan beberapa controller (komputer) kecil, sehingga
pada awal tahun 1970-an muncullah satu sistem kontrol terdistribusi (masing-masing processor
melakukan untuk sejumlah kontrol loop yang tidak terlampau banyak) dan dinamakan
Distributed Control System atau DCS. Kelebihan-kelebihan yang akan diperoleh bila
menggunakan sistem DCS antara lain :
1. 1. Fungsi fungsi control dan akusisi data terdistribusi dalam modul-modul sehingga apabila
kerusakan maka kerusakan tersebut tidak mempengaruhi kerja dari modul modul yang lain
2. Waktu yang diperlukan untuk meng-update informasi dan data-data proses lebih cepat.
3. Setiap oprator console memiliki CPU sendiri yang tidak tergantung satu sama lain tapi saling
terhubung.
4. Control room yang kecil dibandingkan degnan control room sistem pneumatic.
5. Data data proses lebih banyak ditarik ke control dan data-data tersebut dapat dikelola dan
disimpan lebih baik dan aman.
1. Operator Console
Alat ini mirip monitor
komputer. Digunakan untuk
memberikan informasi
umpan balik tentang apa
yang sedang dilakukan
dalam pabrik, selain itu juga
bisa menampilkan perintah
yang diberikan pada sistem
control. Melalui konsol ini
juga, operator memberikan
perintah pada instrument
instrument di lapangan
2. Engineering
Station Ini adalah
station untuk para
teknisi yang
digunakan untuk
para teknisi yang
digunakan untuk
mengkonfigurasi
sistem dan juga
mengimplementas
i algoritma
pengontrolan.
 3. History Module Alat ini mirip dengan harddisk pada computer. Alat ini
digunakan untuk menyimpan konfigurasi DC dan juga konfigurasi semua titik di
pabrik. Alat ini juga bisa digunakan untuk menyimpan berkas berkas grafik yang
ditampilkan di konsol dan banyak sistem saat ini mampu menyimpan data data
operasional pabrik.
 4. Data Biasanya berupa perangkat lunak yang digunakan untuk menyimpan
variabel variabel proses, set point, dan nilai nilai keluaran. Perangkat lunak ini
memiliki kemampuan laju scan yang tinggi dibandingkan history module.
 5. Control modules Ini seperti otaknya DCS, disinilah fungsi fungsi control
dijalankan.
6. I/O Bagian ini digunakan untuk menangani masukan dan luaran dari DCS.
Masukan dan keluaran tersebut bisa analog, bisa juga digital. Masukan/ keluaran
digital seperti sinyal-sinyal ON/OFF.
Gambar 1 Arsitektur DCS

Anda mungkin juga menyukai