BAB I
PENDAHULUAN
Latar belakang
• Penyakit hemoroid merupakan gangguan
anorektal yang sering ditemukan tetapi yang
paling kurang dimengerti. 5% populasi umum dan
individu di atas usia 50 tahun memiliki keluhan
yang berhubungan dengan hemoroid. Pasien
seringkali menganggap hampir segala gejala
perianal karena “hemoroid”.
• Hemoroid adalah kondisi terutama di masyarakat
barat dan telah dihubungkan dengan diet rendah
serat, tinggi lemak. Menurut Burkitt insidensi
rendah penyakit hemoroid pada penduduk Afrika
yang dietnya mengandung serat yang tinggi.
TINJAUAN PUSTAKA
Definisi
• Hemoroid adalah pelebaran vena di dalam
pleksus hemoroidalis yang tidak merupakan
keadaan patologik, hanya apabila hemoroid ini
menyebabkan keluhan atau penyulit, maka
diperlukan tindakan.
• Anatomi Fisiologi
• Etiologi
Menurut Smeltzer dan Bare dan Mansjoer, etiologi dari
hemoroid adalah :
1. Faktor predisposisi:
a. Herediter atau keturunan
Dalam hal ini yang menurun dalah kelemahan dinding
pembuluh darah, dan bukan hemoroidnya.
b. Anatomi
Vena di daerah masentrorium tidak mempunyai katup.
Sehingga darah mudah kembali menyebabkan
bertambahnya tekanan di pleksus hemoroidalis.
c. Makanan misalnya, kurang makan-makanan berserat
d. Pekerjaan seperti mengangkat beban terlalu berat
e. Psikis
2. Faktor presipitasi:
a. Faktor mekanis (kelainan sirkulasi parsial dan
peningkatan tekanan intraabdominal) misalnya,
mengedan pada waktu defekasi.
b. Fisiologis
c. Radang
d. Konstipasi menahun
e. Kehamilan
f. Usia tua
g. Diare kronik
h. Pembesaran prostat
i. Fibroid uteri
• Klasifikasi
Hemoroid interna dibagi berdasarkan gambaran
klinis yaitu derajat 1-4 :
1. Derajat 1: Bila terjadi pembesaran hemoroid
yang tidak prolaps ke luar kanal anus. Hanya
dapat dilihat dengan anorektoskop.
2. Derajat 2: Pembesaran hemoroid yang prolaps
dan menghilang atau masuk sendiri ke dalam
anus secara spontan.
3. Derajat 3: Pembesaran hemoroid yang prolaps
dapat masuk lagi ke dalam anus dengan bantuan
dorongan jari.
4. Derajat 4: Prolaps hemoroid yang permanen.
Rentan dan cenderung untuk mengalami
trombosis dan infark.
• Manifestasi Klinis
1.Perdarahan
Perdarahan umumnya merupakan tanda pertama
hemoroid interna akibat trauma oleh feces yang keras.
Darah yang keluar adalah darah segar yang tidak
bercampur dengan feces (hematochezia), dengan
kuantitas yang bervariasi, kadang menetes tapi kadang
juga memancar deras. Bila perdarahan ini terjadi
berulang-ulang dapat menyebabkan anemia.
2.Nyeri hebat
Harus diingat bahwa “nyeri hebat” tidak ada
hubungannya dengan hemoroid interna, tetapi hanya
terjadi pada hemoroid eksterna yang mengalami
trombosis. Sedangkan “nyeri” hanya timbul pada
hemoroid interna apabila terdapat trombosis yang luas
dengan udem dan radang.
3.Benjolan
Bila hemoroid semakin besar maka dapat menonjol
keluar, mula-mula hanya waktu defekasi dan setelah
selesai defekasi benjolan tersebut dapat masuk
sendiri secara spontan (derajat II). Tahap berikutnya
setelah keluar waktu defekasi tidak dapat masuk
sendiri dan harus dimasukan secara manual (derajat
III). Kemudian hemoroid dapat berlanjut menjadi
bentuk yang mengalami prolaps menetap dan tidak
dapat didorong masuk lagi. (derajat IV)
• Identitas pasien
• Nama : Tn. S
• Umur : 45 tahun
• Agama : Islam
• Suku : Alas
• Pekerjaan : Petani
• Pendidikan : S1
• Nama istri : Ny.M
• Umur : 41 tahun
• Agama : Islam
• Suku : Jawa
• Pekerjaan : IRT
• Pendidikan : SMA
• Alamat : Lawe kongker
• No RM : 00-75-96
• Tanggal masuk : 08-05-2018
• Pukul : 08.20 WIB
Anamnesa
• Tn. S, 45 tahun, Islam,Suku Alas ,Petani datang ke IGD RS
Sahudin Kutacane diantar oleh istrinya Ny.M,41 tahun,
Islam,Jawa,IRT pada pukul 08.20 WIB.
• Keluhan Utama : Nyeri pada anus
• Telaah : Os datang ke IGD RS Sahudin
Kutacane pada tanggal 08 Mei 2018 dengan keluhan nyeri
pada anus yang. Keluhan nyeri tersebut dirasakan sejak 1
bulan ini dan memberat 3 hari ini. OS juga mengeluh nyeri
yang dirasakan terus-menerus disertai keluar lendir darah
dari anus. Permukaan anus djumpai adanya benjolan
berupa daging yang keluar melebar dan membesar.
• Demam (-),mual dan muntah(-). BAB/BAK+/+ (Normal).
• RPT : Tidak ada
• RPO : Tidak ada
Status present
• Sens : CM Anemis : (-/-)
• TD : 130/80 mmHg Ikterik : (-/-)
• HR : 80 x/i Dyspnoe : (-)
• RR : 20 x/i Sianosis : (-)
• T : 36,70 C Oedem : (-)
Status Generalisata
• Mata : anemis -/-, ikterus -/-
• Leher : KGB tidak teraba, JVP
tidak meningkat
• Thorax : Cor : Bunyi jantung normal, reguler,
bunyi tambahan (-) Pulmo : Suara
pernapasan vesikuler, suara tambahan (-)
• Abdomen : distensi (-), BU (+) Normal,
hepar tidak teraba, lien tidak teraba
• Ekstremitas : akral hangat (+), edema
(-/-)
• Anus – Genital : Dijumpai adanya benjolan
berupa daging yang keluar dari anus yang
melebar dan membesar, disertai rasa nyeri.
• Hasil laboratorium tanggal 08-05-2018
Hematologi
Darah rutin Nilai Nilai Rujukan satuan
Hemoglobin 10,5 12 – 16 g/dl
Hitung eritrosit 4,5 3,9 - 5,6 10*5/µl
Hitung leukosit 5.600 4,000- 11,000 /µl
Hematokrit 24,8 36-47 %
Hitung trombosit 319.000 150,000-450,000 /µl
Index eritrosit
MCV 56,9 80 – 96 fL
MCH 15,0 27 – 31 pg
MCHC 26,7 30 – 34 %
Kimia Klinik
Glucosa ad random 125 <200 mg/dl
Faal Ginjal
Ureum 27 17-43 mg/dl
Creatinin 1,9 L: 0,9 – 1,3
P: 0,6 – 1,1 mg/dl
Diagnosa Sementara
• Hemoroid Grade IV
TERAPI TGL 08/05/2018
• Terapi :
IVFD RL 20gtt/menit
Inj. Ranitidin1amp/ 12 jam
Inj. Ketorolac 30 mg/12 jam
FOLLOW UP TGL 09/05/18
S : Nyeri pada anus
O : Sensorium : Compos Mentis Anemis : -/-
TD : 130/90 mmHg Ikterik : -/-
HR : 80x/menit Dyspnoe :-
RR : 22x/menit Sianosis :-
T : 36,5ºC Oedem :-
• Diagnosa : Hemorroid Grade IV
• Terapi :
IVFD RL 20gtt/menit
Inj. RanitidiN 1 amp/ 12 jam
Inj. Ketorolac 30 mg/12 jam
Rencana konsul dr.Fachrul Sp.B
• Hasil laboratorium tanggal 09-05-2018
Hematologi
Darah rutin Nilai Nilai Rujukan satuan
Hemoglobin 10,5 12 – 16 g/dl
Hitung eritrosit 4,7 3,9 - 5,6 10*5/µl
Hitung leukosit 7.600 4,000- 11,000 /µl
Hematokrit 30,4 36-47 %
Hitung trombosit 293.000 150,000-450,000 /µl
Index eritrosit
MCV 64,9 80 – 96 Fl
MCH 18,0 27 – 31 pg
MCHC 28,7 30 – 34 %
Kimia Klinik
Glucosa ad random 115 <200 mg/dl
• FOLLOW UP TGL 10/05/18
S : Nyeri pada anus
O : Sensorium : Compos Mentis Anemis : -/-
TD : 130/90 mmHg Ikterik : -/-
HR : 87x/menit Dyspnoe :-
RR : 22x/menit Sianosis :-
T : 37ºC Oedem :-
Index eritrosit
MCV 66,0 80 – 96 fL
MCH 18,0 27 – 31 pg
MCHC 28,7 30 – 34 %
Kimia Klinik
Glucosa ad random 110 <200 mg/dl
S : nyeri bekas luka operasi, pusing
O : Sensorium : Compos Mentis Anemis : -/-
TD : 130/80 mmHg Ikterik : -/-
HR : 80x/menit Dyspnoe :-
RR : 22x/menit Sianosis :-
T : 37ºC Oedem :-