Immunologi Inflamasi
Immunologi Inflamasi
INFLAMASI
Rahmat Aditya Sulaiman Keliat
Definisi
• Inflamasi (peradangan) merupakan reaksi kompleks pada jaringan ikat yang memiliki
vaskularisasi akibat stimulus eksogen maupun endogen. Dalam arti yang paling sederhana,
inflamasi adalah suatu respon protektif yang ditujukan untuk menghilangkan penyebab awal
jejas sel serta membuang sel dan jaringan nekrotik yang diakibatkan oleh kerusakan sel
(Robbins, 2004).
• Inflamasi merupakan respons protektif setempat yang ditimbulkan oleh cedera atau
kerusakan jaringan, yang berfungsi menghancurkan, mengurangi, atau mengurung
(sekuestrasi) baik agen pencedera maupun jaringan yang cedera itu (Dorland, 2002).
Fungsi inflamasi
• Memungkinkan penambahan molekul dan sel efektor ke lokasi infeksi untuk
meningkatkan performa makrofag
• Menyediakan rintangan untuk mencegah penyebaran infeksi
• Mencetuskan proses perbaikan untuk jaringan yang rusak.
Lanjutan…..
• Inflamasi diawali oleh kompleks interaksi yang melibatkan mediator-mediator
kimiawi.
• Mediator kimiawi a.l. Histamin, Lekotrin, Prostaglandin, Platelet aggregating
factors , Kemokin, Sitokin, Mediator lain (dihasilkan akibat proses fagositosis)
• Reaksi inflamasi (radang) akan memicu suatu kompleks kejadian yang
dinamakan respon radang atau inflamasi.
Sel – sel yang berperan
6
Mediator kimiawi pada radang
7
Tanda -Tanda Inflamasi
• Rubor (kemerahan)
• Kalor (panas)
• Dolor (nyeri/rasa sakit)
• Tumor (pembengkaan)
• Fungsiolaesa ( fungsi )
Mekanisme Pertahanan Tubuh Berkaitan Dengan Inflamasi
12
RADANG: peristiwa penting / utama
• Perubahan aliran & kaliber pembuluh darah
Vasokonstriksi arteriola sementara vasodilatasi aliran
darah meningkat (merah & hangat)
Sirkulasi melambat dan permeabilitas vaskular meningkat
stasis marginasi lekosit dan cairan keluar edema.
• Peningkatan permeabilitas vaskular
Berakibat kebocoran endotel, peningkatan tekanan
hidrostatik, dan penurunan tekanan koloid osmotik protein
13
SEKWEN RADANG (1)
Jejas ringan sesaat vasokonstriksi sesaat
Vasodilatasi
- eksudasi lokal
- permeabilitas vaskular
Kembali normal
14
SEKWEN RADANG (2)
JEJAS >BERAT & LAMA VASOKONSTRIKSI
SESAAT
VASODILATASI
& STAGNASI
EKSUDASI
(bengkak)
MARGINASI LEUKOSIT
EMIGRASI LEUKOSIT 15
Sekwen Emigrasi Lekosit
16
Regulasi molekul adhesi endotel
dan leukosit. A. Redistribusi
Selektin-P. B. Aktivasi sitokin
endotel. C. Peningkatan aviditas
ikatan
17
18
19
FAGOSITOSIS
Langkah fagositosis :
1. Perkenalan & perlekatan partikel pd
leuko yang menelan difasilitasi opsonin
2. Penelanan dengan pembentukan
vakuola fagositik
3. Pembunuhan & degranulasi material
yang ditelan
20
Pola dasar
inflamasi
Singkat, eksudat, netrofil>>
Akut
Kronis
1. SEROSA
• tingkat radang awal, eksudat encer, sedikit lekosit
2. FIBRINOSA
• eksudat kaya fibrinogen kontak dengan permukaan
membentuk kerangka fibrin
3. KATARAL
• mukosal produksi musin berlebihan bercampur
dengan eksudat protein dan fibrin
24
JENIS RADANG AKUT
4. SUPURATIF
• eksudat purulen lekosit, debris sel, kuman
5. PSEUDOMEMBRANOSA
• radang kataral kaya fibrin pseudomembran melekat di
permukaan mukosa
6. HEMORAGIK
• radang eksudatif dengan perdarahan
25
Akibat Inflamasi Akut
26
Inflamasi Kronik
• Infeksi yg persisten oleh MO tertentu (mikobakterium, T pallidum, serta
virus, jamur & parasit tertentu). Respon inflamasi kadang membentuk suatu
pola spesifik: reaksi granulomatosa.
• Pajanan yang lama terhadap agen yg berpotensi toksik (eksogen: mis silika →
silikosis, endogen: mis komponen lipid → aterosklerosis).
• Penyakit autoimun.
28
Radang kronis (paru)
Fibrosis
Chronic
inflammatory
cells