Anda di halaman 1dari 13

DEEP VEIN THROMBOSIS

NURUL ANNISA MUTHAHARA


10542051213
DEFINISI

Deep vein thrombosis (DVT)  pembentukan bekuan


darah pada lumen vena dalam (deep vein) yang diikuti oleh
reaksi inflamasi dinding pembuluh darah.
EPIDEMIOLOGI

•DVT merupakan kelainan kardiovaskular tersering nomor tiga setelah penyakit


koroner arteri dan stroke
•Di Amerika Serikat, dilaporkan 2 juta kasus trombosis vena dalam yang di
rawat di rumah sakit dan di perkirakan pada 600.000 kasus terjadi emboli paru
dan 60.000 kasus meninggal karena proses penyumbatan pembuluh darah.
•Insidens DVT di Eropa dan Amerika Serikat kurang lebih 50 per 100.000
populasi/tahun. Angka kejadian DVT meningkat sesuai umur, sekitar 1 per
10.000 – 20.000 populasi pada umur di bawah 15 tahun hingga 1 per 1000
populasi pada usia di atas 70 tahun.
•Insidens DVT pada ras Asia dan Hispanik dilaporkan lebih rendah
dibandingkan pada ras Kaukasia, Afrika-Amerika Latin, dan Asia Pasifik.
•Rasio pria = wanita.
Didapat:
Herediter:
•Malignancy
•Defisiensi AT III
•Kehamilan
•Def. Protein C
•Obat kontrasepsi
•Def. Protein S
oral

Hiperkoagu-
labilitas

• imobilisasi
atau paralisis • Trauma
•Bed rest •Tindakan
•Obesitas Gangguan operasi
Gangguan pada dinding
•Tindakan aliran darah pembuluh
(statis) darah
operatif (endotel)
PATOGENESIS
• Imobilisasi dalam waktu yang cukup lama
• Statis vena  predisposisi untuk terjadinya trombosis
Statis Vena lokal  gangguan mekanisme pembersih terhadap
aktifitas faktor pembekuan darah  memudahkan
terbentuknya trombin

Kerusakan • Trauma langsung yang mengakibatkan faktor


pembekuan
pembuluh • Aktifitasi sel endotel oleh cytokines yang dilepaskan
sebagai akibat kerusakan jaringan dan proses
darah peradangan

Perubahan • Normal  seimbang antara sistem pembekuan darah dan sistem


fibrinolisis
• Trombosis  aktifitas pembekuan darah meningkat atau aktifitas
daya beku fibrinolisis menurun
• Trombosis vena  hiperkoagulasi, defisiensi Anti trombin III, defisiensi
darah protein C, defisiensi protein S dan kelainan plasminogen
• Lokasi DVT sering di
vena-vena di daerah
tungkai  vena tungkai
superfisialis, vena dalam
di daerah betis atau lebih
proksimal seperti vena
poplitea, vena femoralis
dan vena iliaca.
DIAGNOSIS

• Anamnesa:
Gejala klasik DVT: Edema tungkai
unilateral, eritema, hangat, nyeri.
Riwayat penyakit sebelumnya.

• Pemeriksaan
– Tanda Homan  nyeri tekan
pada betis sewaktu dorsofleksi
kaki
– Tanda Lowenburg  nyeri di
paha atau betis sewaktu
penggembungan manset
Skor Klinis Wells
PEMERIKSAAN PENUNJANG

• 1. Pemeriksaan Laboratorium
– D-dimer Test
• 2. Pemeriksaan Radiologi:
• Venografi/flebografi
• USG doppler (duplex scanning)
• USG kompresi
• Venous Impedance Plethysmography (IPG)
• Magnetic Resonance Imaging (MRI)
TERAPI
1. Pembebatan elastik
2. Heparin unfractioned, bolus i.v.10.000 U, dilanjutkan drip IV selama
5 hari dengan target APTT 2,5 X control atau low molecular weight
heparin, s.c.2 x 0,6 ml/hari selama 5 hari
3. Anticoagulant oral mulai hari ke 2 pemberian heparin, dilanjutkan
selama 6 bulan dan bila ada gangguan koagulasi maka dilanjutkan
seumur hidup.
4. Trombolitik perkutan, diindikasikan pada TVD proximal dimana
thrombus mencapai vena iliofemoralis
5. Bila diperlukan implantasi filter vena cava, bedah cross over,
Endovaskular stenting Graft, Operasi reseksi/graft
PROGNOSIS

• Ad vitam : dubia ad bonam/malam


• Ad sanationam : dubia ad bonam/malam
• Ad fungsionam : dubia ad bonam/malam

Anda mungkin juga menyukai