No Penyebab Kematian %
1 Stroke (I60 - I69) 21.1
2 Penyakit Jantung Koroner (I20 – I25) 12.9
3 Diabetes mellitus dengan komplikasi (E10 – E14) 6.7
4 Tuberkulosis Paru (A15 – A16) 5.7
5 Hipertensi dengan komplikasi (I11 – I13) 5.3
6 Penyakit Paru Obstruksi Kronis (J40-J47) 4.9
7 Penyakit Hati (K70 – K76) 2.7
8 Kecelakaan lalu lintas (V01– V99) 2.6
9 Pneumonia (J12 – J18) 2.1
10 Diare dan penyakit infeksi saluran pencernaan lain (A09) 1.9
Mengapa PTM Menjadi Masalah
Sebagian besar
masyarakat
10 juta tidak mengerti
Tidak
Terdiagnosa
63.2%
Tidak
Hipertensi
v
Hipertensi
25.8%
74.2%
Terdiagnosa/
Minum obat
36.8%
HASIL SIRKESNAS 2016
Prevalensi Tekanan Darah Tinggi
50
pada Usia 18+ tahun TARGET 2019 : 23,4%
40 32,4%
31,7%
30 25,8%
20 12,9%
10 7,2% 9,5%
3,9%
0,4% 0,7%
0
pengukuran diagnosis nakes minum obat
RKD 2007 RKD 2013 Sirkesnas 2016
*) pengukuran untuk umur 18+ tahun
**) diagnosis oleh nakes dan minum obat pada umur 15+ tahun berdasarkan wawancara
Prevalensi merokok pada populasi umur 10–18 th
30.0 pada Riskesdas 2013 &Sirkesnas 2016
25.0
20.0 17,2%
14%
15.0
10.0 7,2% 8,8%
5.0
0,2% 0,2%
0.0
Laki-laki Perempuan Total
RKD 2013 Sirkesnas 2016
%
100
80
60 20.7
13.3 12.8 15.4
40
20
0
Lebih Obesitas
Riskesdas 2013 Sirkesnas 2016
KEMENTERIAN/LEMBAGA
(Kemen PU PERA, Kemen Desa PDT Trans, Kemen LH dan K;
Kemen PPK; Kemen Tan; Kemensos; Kemenag; BPN dan TR)
Lingkungan Fisik, Lingkungan Non Fisik termasuk Sosio Kultural,
Germas: Target Perubahan
KEMENTERIAN KESEHATAN Perilaku
(Termasuk BPJS, Badan POM dan BKKBN) 1. Melakukan aktivitas Fisik
Bertanggungjawab atas Sistem dan Sumber Daya 2. Meningkatnya Konsumsi
Pelayanan Kesehatan Sayur dan buah (lokal)
3. Melakukan pemeriksaan
SEMUA KOMPONEN BANGSA
kesehatan secara berkala
(Kemen PAN RB, Kemendagri, KemenHUB, KemenPORA, Kemenag,
Kemendag, Kemenperin, BKKBN, Akademisi, Dunia Usaha,
Masyarakat – LSM, Ormas
Bertanggungjawab untuk melakukan perilaku hidup bersih dan sehat 23
0
10
30
40
50
60
70
80
90
20
DKI Jakarta
Kep. Bangka Belitung
DI Yogyakarta
Sumatera Barat
Nusa Tenggara Barat
Jawa Timur
Kep. Riau
Banten
Sulawesi Selatan
Lampung
Jambi
Kalimantan Barat
Indonesia
Sulawesi Utara
15.86
Bengkulu
Gorontalo
Sumatera Selatan
Jawa Barat
Jawa Tengah
Sulawesi Tenggara
Kalimantan Tengah
Bali
Kalimantan Timur
Sulawesi Tengah
berdasarkan Provinsi Tahun 2016
Aceh
Kalimantan Selatan
Sumatera Utara
Riau
Maluku
Kalimantan Utara
Nusa Tenggara Timur
Persentase Desa/Kelurahan yang melaksanakan Posbindu PTM
Sulawesi Barat
Papua Barat
Maluku Utara
Papua
PUSKESMAS YANG MELAKSANAKAN
PELAYANAN TERPADU PTM TAHUN 2016
≥ 20%
Indonesia : 49,23%
< 20 %
Persentase Puskesmas yang melaksanakan PANDU PTM berdasarkan
Provinsi tahun 2016
100
90
80
70
Persentase
60 49.24
50
40
30
20
10
0
DISTRIBUSI KABUPATEN/KOTA YANG TELAH
MENERAPKAN KTR MINIMAL DI 50% SEKOLAH PER
PROVINSI TAHUN 2016
Aceh = 2
Sumut =
Kaltara = Maluku Utara = 2
2
Riau = 2 Sulut =
Sumbar = 8
2 Kep Riau = 2 Papua Barat = 2
Kalbar = 3
Kaltim = 3 Gorontalo = 2
Jambi = 2 Papua =
Kalteng = 3 Sulteng = 2
2
Bengkulu = Sultra = Maluku = 2
Sumsel Babel 2
2 Kalsel 2
=2
=Lampung
4 =4 Banten = 2 = 3 Sulsel = Sulbar =
Jateng = 4
Bali = 9 2
Jabar = 3 NTT = 2
Jatim =
8 DIY = 5 NTB =
2
3
60.0
40.0 21.4
20.0
0.0
Persentase perempuan usia 30 sampai 50 tahun
yang dideteksi dini kanker serviks dan payudara
berdasarkan Provinsi Tahun 2016
20.00
15.00
Persentase
10.00
4.48
5.00
0.00
STANDAR PELAYANAN MINIMAL BIDANG KESEHATAN
(PERMENKES 43 TAHUN 2016)
8 Proporsi penduduk usia ≥ 10 th dg tingkat konsumsi buah & sayur kurang (%) 93,5 (2013) 93,5 88,8
9 Asupan garam rata-rata (gram/orang/hari) 6,5 (2014) 6,5 6
10 Proporsi penduduk mengonsumsi garam ≥ 5 gram per hari 53,7 (2014) 53,7 45
TARGET
No
INDIKATOR Baseline
(Des 2014)
Nov 2015 2019
populasi: (intervensi kesehatan masyarakat lintas
Mengurangi asupan garam pada makanan (ketersediaan makanan yang berkadar garam rendah dan
komunikasi perubahan perilaku melalui media massa dan pelabelan bagian depan kemasan)
Mengurangi konsumsi garam dengan melibatkan industri dalam proses reformulasi secara sukarela
kesehatan masyarakat lintas sektoral)
Menyediakan penyuluhan/konseling dan terapi multi obat untuk orang-orang dengan risiko
Skrining dan pengelolaan
Rupiah)
Biaya (dalam Milyar
6,000
Penyakit Tidak Menular yang ditanggung 6,000
5,000
oleh JKN tahun 2014-2015.
5,000
4,000
4,000
3,000
3,000
2,000
2,000
1,000 1,000
- -
GAGAL THALASSEMI SIROSIS
JANTUNG KANKER STROKE LEUKEMIA HEMOFILIA
GINJAL A HEPATIS
KASUS 2014 3,418 1,152 702 436 61 76 32 15
KASUS 2015 6,342 2,218 1,394 861 119 129 66 28
BIAYA 2014 (Rp) 4,409 1,626 1,538 742 215 180 126 48
BIAYA 2015 (Rp) 6,938 2,784 2,470 1,155 448 255 189 101
TANTANGAN
3 indikator di RPJMN
4 Indikator di Renstra
TANTANGAN
2 Indikator di Keluarga Sehat.
4 layanan di SPM PELAKSANAAN
a) Anggaran ↘
1. Sumber daya yg terbatas b) SDM
c) SARPRAS
DIREKTORAT PENCEGAHAN DAN PENGENDALIAN
PENYAKIT TIDAK MENULAR
1) Pengawalan implementasi SPM Kabupaten/Kota dlm Bidang kesehatan
belum optimal
2) Pengawalan implementasi integrasi P2PTM dalam Program Indonesia Sehat
dengan Pendekatan Keluarga (Permenkes 39/ 2016)
3) Penguatan infrastruktur layanan kesehatan serta kapasitas tenaga kesehatan
menjamin mutu pelayanan
4) Komitmen dan mobilisasi dukungan pendanaan dari berbagai sumber guna
mendukung pencegahan dan pengendalian PTM dalam rangka menurunkan
angka kesakitan, kecacatan dan kematian dini (dibawah usia 70 th) akibat
PTM
5) Optimalisasi dukungan masyarakat untuk kegiatan promotif dan preventif PTM
6) Pengawalan implementasi Gerakan Masyarakat Hidup Sehat (GERMAS)
TUGAS POKOK DAN FUNGSI P2PTM
(Permenkes 64/2015)
Tugas dan Fungsi
(Permenkes 64 tahun 2015)
Penyiapan
Penyiapan
FUNGSI penyusunan
norma, standar,
pemberian
bimbingan teknis
prosedur, dan
dan supervisi
kriteria
Penyiapan Pemantauan,
pelaksanaan evaluasi dan
kebijakan pelaporan
SUBBAGIAN
TATA USAHA
SUBDIREKTORAT SUBDIREKTORAT
SUBDIREKTORAT SUBDIREKTORAT SUBDIREKTORAT
PENYAKIT PARU PENYAKIT DIABETES
PENYAKIT JANTUNG PENYAKIT KANKER GANGGUAN INDERA
KRONIK & GANGGUAN MELLITUS DAN GANG
DAN PEMBULUH DARAH DAN KELAINAN DARAH DAN FUNGSIONAL
IMUNOLOGI GUAN METABOLIK
SEKSI
SEKSI
SEKSI SEKSI PENYAKIT SEKSI
PENYAKIT PARU
PENYAKIT JANTUNG PENYAKIT KANKER DIABETES GANGGUAN INDERA
KRONIK
MELLITUS
KELOMPOK
JABATAN
FUNGSIONAL
PROGRAM PRIORITAS
SUBDIT DMGM
• DIABETES MELITUS
– DM TIPE 2,
– DM TIPE 1,
– DM-TB,
– KAKI DM,
• PENGENDALIAN OBESITAS
• DETEKSI DINI DAN PENCEGAHAN GANGGUAN THYROID
• DETEKSI DINI DAN PENCEGAHAN OSTEOPOROSIS
PROGRAM PRIORITAS
SUBDIT PKGI
• ASMA
• PPOK
• LUPUS ERITHEMATICUS
• PSORIASIS
• RHEUMATHOID ARTRITIS (RA)
• PENGENDALIAN ROKOK
– KTR
– UBM
PROGRAM PRIORITAS
SUBDIT PJPD
• PENGENDALIAN HIPERTENSI
• STROKE
• PENYAKIT JANTUNG
• GANGGUAN GINJAL KRONIS
PROGRAM PRIORITAS
SUBDIT PKKD
• KANKER PAYUDARA (DETEKSI DINI SADANIS/SADARI)
• KANKER SERVIKS (DETEKSI DINI IVA/ PAPSMEAR)
• LEUKEMIA PADA ANAK
• RETINOBLASTOMA (CA PADA ANAK)
• THALASSEMIA
PROGRAM PRIORITAS
SUBDIT GIF
• GANGGUAN PENGLIHATAN:
– KATARAK,
– GANGGUAN REFRAKSI,
– GLAUKOMA
– Retinopati Diabetikum
• GANGGUAN PENDENGARAN
– TULI KONGENITAL,
– SUMBATAN SEMEN,
– OMSK,
– GANGGUAN PENDENGARAN AKIBAT BISING
– PRESBIKUSIS
• GANGGUAN FUNGSIONAL_DISABILITAS
TINDAK LANJUT
•Melakukan pemetaan besaran sasaran di wilayah masing-masing
•Melakukan peningkatan kapasitas SDK diwilayahnya: jumlah posbindu, Puskesmas
Pandu dan layanan FKTP lainnya yang bisa diajak bekerjasama menyelenggarakan
pelayanan SPM sesuai standar
•Menentukan target sasaran (leveling)
•Melakukan pemantauan pencapaian pelaksanaan SPM secara secara berkala (3
bulanan)
•Melakukan kajian terhadap pelaksanaan SPM hambatan dan kendala
•Membentuk tim pemantau SPM dan mencarikan solusi untuk mengatasi hambatan dan
kendala, misalnya:
• Hasil pemantauan pelayanan DM sesuai standar diketemukan hasil HbA1C >7
proporsinya tinggi, perlu dikaji permasalahannya apakah pada tenaga pelaksana,
pasien atau pada jejaring (apotik panel, laboratorium pendukung, atau klaim yang
sulit)
PENUTUP
1. Upaya Kesehatan P2PTM sebagai bagian dari Program P2P di
arahkan pada Detect, Prevent dan Response melalui pendekatan
Keluarga dalam siklus kehidupan & pendekatan institusi
(sekolah, fasum, tempat kerja dsbnya)
2. Pendekatan keluarga dapat mengurangi misoppurtunity
untuk deteksi PTM dan PM, mencegah KLB, memperluas cakupan
(total coverage), mengendalikan faktor risiko penyakit
3. Untuk pelaksanaan integrasi program keluarga sehat
diperlukan Integrasi Petugas, regulasi dan Kebijakan serta
Integrasi perencanaan & penganggaran
TERIMA KASIH