Anda di halaman 1dari 14

ASUHAN KEPERAWATAN PADA NY.

C DENGAN
PTEREGIUM
DI RUANG EDELWAIS

Rafa Afifah
1811040011

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH PURWOKERTO


Kasus
Ny. C usia 72 tahun pendidikan SD Pekerjaan IRT dibawa ke RS oleh
keluarga dengan keluhan matanya buram sebelah kanan dan terdapat
selaput di sekleranya . setelah dilakukan pemeriksaan oleh dokter dan
pasien terdiagnosa denga pteregium.

Dari riwayat kesehatan sekarang didapatkan: sejak 2tahun yang


lalu, pasien mengatakan ada selaput yang muncul di kedua matanya .
Keluhan tersebut sering disertai mata berair. Pasien mengelukan
matanya buram dan merah. 1 bulan yang lalupasien menjalani oprasi
katarak. Mata yang kanan masih buram lalu pada tanggal 4 desember
2018 pasien datang ke poli mata pukul 07.00 wib, kemudian dianjurkan
untuk oprasi pada tanggal 5 desember 2018 untuk oprasi mata sebelah
kanan.
Riwayat kesehatan dahulu didapatkan data pasien pernah
dirawat di RS karena oprasi katarak. Ada riwayat penyakit keluarga
seperti DM, dan hipertensi.
Dari pemeriksaan fisik didapatkan Kesadaran composmentis,
tekanan darah 180/90 mmHg, suhu tubuh 36,9◦C, pernapasan 22 x/menit,
nadi 92 x/menit, Imunologi (HBSA4) hailnya negatif.
PATHWAY Debu,angin sinar ultra violet, asap

Semua alergi menuju nasal korbita

meatus nasal inferior

Terjadi iritasi

Penebalan dan pertumbuhan konjungtiva bulbi

Menjalar ke kornea

Menutupi kornea

Pandangan
kabur
Dilakukan tindakan opratif Ansietas

Terjadi trauma jaringan


Nyeri Akut
Resiko cidera Perubahan persepsi
sensori
Diagnosa Keperawatan

Pre oprasi
1. Ansietas b.d tindakan pembedahan
Perawat menegakkan diagnose ini dikarenakan adanya tanda dan
gejala seperti pasien mengatakan cemas akan dilakukan tindakan oprasi,
TD 180/90, nadi 92x/m, RR 22 X/menit S 36,9
Post oprasi
2. Nyeri akut b.d agen injuri fisik
Perawat menegakkan diagnose ini dikarenakan adanya tanda dan
gejala seperti pasien mengatakan nyeri pada luka post oprasi dengan
skala 7.
3. Resiko cidera b.d keterbatasan penglihaan
Perawat menegakkan diagnosa ini dikarenakan adanya tanda dan
gejala seperti pasien mengalami keterbatasan aktivitas karena
keterbatasan penglihatan.
1. Ansietas

INTERVENSI
 kaji tanda verbal dan non verbal kecemasan
 Berikan informasi terkait diagnosa, perawatan dan
prognosis
 dorong pasien untuk mengakui masalah dan
mengekspresikan perasaan
 kaji tanda verbal dan non verbal kecemasan
Rasional : faktor ini mempengaruhi persepsi pasien trhadap ancaman
diri

 Berikan informasi terkait diagnosa, perawatan dan prognosis


Rasional : menurunkan ansietas sehubungan dengan
ketidaktahuan/harapan perawatan yang akan datang.

 dorong pasien untuk mengakui masalah dan mengekspresikan


perasaan
Rasional : memberikan kesempatan pasien menerima situasi nyata,
mengklarifikasi salah konsepsi dan pemecahan masalah.
2. Nyeri akut

INTERVENSI

 Lakukan pengkajian nyeri secara komprehensif yang


meliputi: lokasi, karakteristik, durasi, frekuensi, kualitas,
beratnya nyeri dan faktor pencetus.
 Ajarkan tehnik distraksi dan relaksasi untuk mengurangi
nyeri
 Berikan pendidikan kesehatan tentang nyeri, penyebab nyeri
dll
 Kolaborasi dalam pemberian analgetik

.
 Ajarkan tehnik distraksi dan relaksasi untuk mengurangi
nyeri
Rasionalisasi: Latihan pernafasan dan teknik relaksasi menurunkan
konsumsi oksigen, frekuensi pernafasan, frekuensi jantung, dan
ketegangan otot, yang menghentikan siklus nyeri-ansietas-
ketegangan otot. (Smeltzer dan Bare, 2002)

 Berikan pendidikan kesehatan tentang nyeri, penyebab nyeri


dll.
Rasionalisasi : Dengan memberikan pendidikan kesehatan mengenai
nyeri maka akan mengurangi kecemasan itu sehingga akan
menurunkan persepsi nyeri. Pengetahuan tentang nyeri dapat
membantu untuk memahami kebutuhan terhadap terapi.
(Taylor dkk, 2000

 Kolaborasi dalam pemberian analgetik


Rasionalisasi : Pada pasien dengan nyeri pemberian analgetik
diperlukan untuk meningkatkan kenyamanan pasien.
(ACI Urology Network-Nursing, 2012)
3. Resiko cidera

INTERVENSI

 Sediakan lingkungan yang aman untuk pasien

 Hindarkan lingkungan yang berbahaya

 Anjurkan keluarga untuk menemani pasien

 Beri penjelasan pad pasien dan keluarga adanys perubahan

status kesehatan
 Sediakan lingkungan yang aman untuk pasien
Rasional : agar pasien merasa nyaman dengan situasi sekitar

 Hindarkan lingkungan yang berbahaya


Rasional : agar pasien aman dan mencegah terjadinya cedera pada
pasien .

 Anjurkan keluarga untuk menemani pasien


Rasional : agar membantu aktivitar pasien

 Beri penjelasan pad pasien dan keluarga adanys perubahan status


kesehatan
Rasional : agar pasien dan keluarga mengetahui perubahan status
kesehatan pasien untuk mencegah terjadintya cidera
KOMPLIKASI

Penyimpangan atau pengurangan pusat penglihatan

Kemerahan

Iritasi
PROGNOSIS

Prognosis pasien akan baik jika tidak ada tanda-tanda


infeksi.
Prognosis pasien akan tidak baik bila pasien menolak
dilakukan operasi, karena ada selaput di mata kanan. Bila pasien
menolak, maka prognosisnya akan memburuk yang akan
menurunkan daya penglihatan .
TERIMA KASIH
1. Ny. C, usia 72 tahun dibawa ke RSUD Banyumas dengan
keluhan mata kanan buram terdapat selaput yang menempel.
Dan akan di lakukan tindakan pembedahan . Ny. C kelihatan
lemas ,lesu dan takut. Pasien masih melakukan aktivitas
seperti mandi tanpa keluarga yang membantu. TD: 180/90
mmHg. N: 92x/m . S: 36,9 R: 20x/m. Apakah masalah
keperawatan yang paling tepat pada kasus diatas ?
a. Resiko cidera
b. Ansietas
c. Kelemahan
d. Nyeri
e. Resiko jatuh

Anda mungkin juga menyukai