11820702
11820702
Reny Chaidir
PRINSIP PENANGANAN
1. Survei Primer dulu ( ABC)
Bila cedera ekstermitas yang mengganggu ABC misalnya
shock karena luka dan perdarahan aktif, harus dilakukan
dalam bentuk kontrol perdarahan.
2. Survei Sekunder
Kerusakan pada ekstermitas sudah harus mendapat perhatian
3. Memperioritaskan penanganan trauma ekstremitas dan luka
hanya apabila mengancam ABC
Hal-Hal yang harus menjadi
perhatian saat merawat luka.
1. Tidak memprioritaskan penanganan trauma ekstermitas
dan luka kecuali dapat mengancam ABC.
2. Mampu mengenal komplikasi dan menangani trauma
ekstermitas tersebut : Faraktur, dislokasi, amputasi, luka
terbuka.
3. Luka neurovaskuler
4. Keseleo
5. Impaled object
6. Sindrom kompartemen
7. Mengetahui jumlah darah yang hilang dari fraktur pelvis
dan ekstermitas
A. PERDARAHAN
Beberapa hal yang perlu dicermati saat menghentikan
perdarahan pada korban gawat darurat.
1. Anatomi dan letak pembuluh darah yang terkena
a. Humerus, femur
b. Arteri : carotis, axillaris, cubiti, radialis, femoralis,
poplitea, dorsalis pedis dan
2. Perdarahan dapat dihentikan dengan berbagai cara
a. Balut tekan
b. Torniquet
3. Waspada pada “Life before Limb” berakibat pada kematian
jaringan
a. Shock dikelolah oleh tenaga kesehatan yang
bersertifikasi ATLS
b. P3K yang tepat : Tourniquet, klem arteri
Shock hemoragic atau shock akibat perdarahan.
Shock hemoragik dapat risiko cedera otot dan tulang
Laserasi langsung arteri, fraktur pelvis dan femur
sering disertai pendarahan dan menimbulkan shock.
Luka pada syaraf dan pembuluh darah yang
mengalirkan darah ketangan dan kaki merupakan
komplikasi yang sering terjadi.
B. Faktur
Fraktur bisa terjadi dengan patah tulang dimana
tulang bisa tetap berada didalam fraktur tertutup atau
diluar dari kulit pada fraktur terbuka. Fraktur ujung
tulang yang tajam dapat menyebabkan bahaya untuk
jaringan lunak, biasanya otot sedikit banyak akan ikut
rusak yang mengelilingi tulang tersebut. Syaraf dan
pembuluh darah yang berjalan dekat tulang ikut
terluka.
FRAKTUR
Trauma
Diskontinuitas jaringan tulang
Kerusakan jaringan lunak
Tertutup
Reposisi
Imobilisasi
Operasi elektif
Terbuka
Perdarahan
Debridement
Reposisi terbuka
Fiksasi
Internal
eksternal
a. Recognition diagnosis
b. Reduksi /reposisi untuk
memperbaiki kesegarisan
tulang (menarik)
c. Retention/fixation/
Immobilisasi untuk
mempertahankan posisi
reduksi, memfasilitasi union :
- Eksternal gips, traksi
- Internal nail dan plate
c. Rehabilitasi, mengembalikan ke
fungsi semula
Pertolongan pertama
“Life before limb”
Life saving~ ATLS
Limb saving
Realignment
BIDAI
Neurovaskular !
IGD
Life saving
ABCD
Perdarahan
Cideralain
Limb saving
Reevaluasi
Neurovaskular
Imobilisasifraktur
Pemeriksaanpenunjang
Lurus, kuat, pipih +
bantalan
Stabil
Aman
Immobilisasi
Mencakup 2 sendi
3 dimensi
Alignment/ posisi
anatomi
Kondisi syaraf dan
vaskular
Sendi tulang keluar dari lokasi yang
seharusnya berada.
Nyeri hebat
Perubahan anatomi yang normal
Dislokasi sendi tidak mengancam jiwa tetapi
memerlukan tindakan emergensi krn dpt
menyebabakan gangguan pada distal
amputasi
Sendi yang terkena diimobilisasi saat pasien
dipindahkan
Dislokasi direduksi (bagian yang tergeser
dikembalikan ke tempatsemula yang normal), biasanya
di bawah pengaruh anestesi.
Kaput tulang yang mengalami dislokasi dikembalikan
ke dalam ronggasendi.
Sendi diimobilsasi dengan pembalut, bidai, gips /
traksi.
-Jaga agar tetap dalam posisi stabil beberapa hari
sampai minggu setelahdapat mengembalikan kisaran
gerak sendi.
Sendi harus tetap disangga diantara dua saat latihan
dilakukan.
Mengancam jiwa
Potensial menyebabkan perdarahan yang
massif
Perdarahan terkontrol dengan adanya tekanan
dari alat penekan.
Luka ditutup dengan kasa steril
Kontaminasi
Bahan yg menyebabkan kontaminasi harus di
irigasi dari luka dengan larutan salin
Penekanan arteri proksimal yang besar dari
luka.
Saraf dan pembuluh darah saling berdekatan
satu sama lain terutama didaerah fleksor dari
persendian, sehingga keduanya dapat sama-
sama terluka dan menyebabkan gangguan
sensabilitas dan hematom
Malfungsi
Spalk dan traksi
Jangan menggerakkan impaled objects.
Pergunakan cara “padding” untuk memegang
objeknya
Sindrom kompartemen adalah suatu kondisi
dimana terjadi peningkatan tekananinterstisial
dalam sebuah ruangan terbatas yakni
kompartemen osteofasial yang tertutup.Hal ini
mengakibatkan berkurangnya perfusi jaringan
dan tekanan oksigen jaringan
Riwayat trauma
Adalah sangat penting untuk mengetahui riwayat
trauma ekstremitas, karena penampilanluka
terkadang tidak sesuai dengan parahnya cedera.
Pada pasien yang gelisah, harus berusaha
mendapatkan riwayat trauma pada saat
melakukan `survei sekunder. Karena riwayat
trauma ini menjadi sangat penting pada trauma
ekstremitas,karena beberapa mekanisme yang
menyebabkan luka ekstremitas tidak terlihat pada
saat pemeriksaan awal.
Trauma pada tungkai (akibat jatuh dari
ketinggian) sering disertai dengan trauma pada
lumbal.
Trauma pada lutut saat pasien jatuh dengan posisi
duduk dapat disertai dengan trauma panggul.
Jatuh pada lengan sering menyebabkan trauma
pada siku. Sehingga, lengan dan siku
harusdievaluasi bersamaan. Hal yang sama pada
lutut dan proksimal fibula pada tungkai bawah.
Trauma apapun yang mengenai bahu harus
diperhatikan secara seksama karena
dapatmelibatkan leher, dada, atau bahu. Fraktur
pada pelvis juga sering menyebabkan
kehilangankehilangan darah yang sangat banyak.
Apabila ada fraktur pelvis, maka kemungkinan
syok harus segera diduga dan dicegah
Dalam survey primer, harus sangat berhati-hati
pada fraktur pelvis dan tulang besar, danharus
mengontrol perdarahan.
Pada survey sekunder yang dilakukan adalah :
1) Look:lihat, inspeksi. Penting : ada luka ?