Anda di halaman 1dari 35

DISAMPAIKAN OLEH :

Ns. Sri Supami, S.Kep, S.Pd, M.Kes


PENGERTIAN KELOMPOK
 Kelompok adalah kumpulan individu yang
mempunyai hubungan satu dengan yang lain,
saling ketergantungan dan memiliki norma
yang sama (Stuart & Laraia, 2005).
Anggota kelompok berbagai latar belakang :
Agresif, takut, kebencian, kompetitif, kesamaan,
ketidaksamaan, menarik diri.
(Yalom, 1995 dalam Stuart & Laraia, 2001).
Mempengaruhi dinamika kelompok
Anggota kelompok memberi dan menerima
upan balik yang berarti dalam interaksi
kelompok
TUJUAN DAN FUNGSI KELOMPOK
 Tujuan
Anggota berprilaku destruktif dan perilaku maladaptif
konstruktif dan adaptif.
Kekuatan kelompok kontribusi tiap anggota
kelompok.

 Fungsi
Laboratorium
Mencoba dan menemukan hubungan interpersonal
dan perilaku.
KOMPONEN KELOMPOK
8 aspek komponen kelompok

 Struktur Kelompok
 Besar Kelompok
 Lamanya Sesi
 Komunikasi
 Peran Kelompok
 Kekuatan
 Norma
 Kekohesifan
KOMPONEN KELOMPOK
Struktur Kelompok
 Batasan, komunikasi, proses pengembilan keputusan dan
hubungan otoritas
 Stabilitas dan pengaturan pola perilaku dan interaksi
Misalnya : ada pimpinan dan ada anggota, arah komunikasi
dipadu oleh pemimpin, keputusan diambil secara bersama.

Besar Kelompok
 Kelompok kecil adalah 7 – 10 orang (Stuart & Laraia, 2001)

Lamanya Sesi
 20-40 menit bagi fungsi kelompok yang rendah dan 60-120
menit bagi fungsi kelompok yang tinggi (Stuart & Laraia,
2001)
 Satu kali/dua kali per minggu; atau dapat direncanakan
sesuai kebutuhan.
KOMPONEN KELOMPOK
Komunikasi
 Pemimpin mengobservasi dan menganalisis pola komunikasi
umpan balik dinamika kelompok yang terjadi.
 Observasi komunikasi verbal dan nonverbal merupakan
elemen penting termasuk hal-hal berikut (Stuart & Laraia,
2001)
 Komunikasi setiap peserta
 Rancangan tempat dan duduk (setting)
 Tema umum yang diekspresikan
 Frekuensi dan orang yang dituju selama berkomunikasi
 Kemampuan anggota kelompok
 Proses penyelesaian masalah
 Resistensi dalam kelompok, konflik interpersonal, tingkat
kompetisi, pemahaman anggota kelompok pada kegiatan
KOMPONEN KELOMPOK
Peran Kelompok

 Pemimpin perlu mengobservasi peran yang


terjadi dalam kelompok
 Ada 3 (tiga) peran dan fungsi kelompok
 Maintenance roles, yaitu peran serta aktif
dalam proses kelompok dan fungsi kelompok.
 Taks roles, yaitu fokus pada penyelesaian tugas.
 Individual roles, yaitu self-centered dan
distraksi pada kelompok.
(Beme &Sheat, 1948 dalam Stuart & Laraia, 2005)
PERAN DAN FUNGSI KELOMPOK
PERAN FUNGSI
Maintenance Roles
Encourager Memberi pengaruh positif pada kelompok
Hamonizer Membuat kelompok tetap nyaman
Compromiser Meminimalkan konflik dengan mencari
alternatif
Gatekeeper Menentukan tingkat penerimaan
kelompok terhadap anggota secara
individu
Follower Menciptakan minat peserta
Rule Maker Menentukan standar perilaku kelompok
(seperti waktu dan pakaian)
Problem Solver Menyelesaikan permasalahan untuk
membantu kelompok melanjutkan
tugasnya
PERAN FUNGSI
Taks Roles
Leader Menentukan tujuan
Questioner Mengklasifikasi isu-isu dan informasi
Facilitator Membuat kelompok tetap fokus
Summarizer Menyatakan posisi kelompok saat ini
Elevator Mengkaji penampilan kelompok
Intiator Memulai diskusi kelompok
Individual Roles
Victim Mengalihkan tanggung jawab dari diri sendiri
Monopolizer Secara aktif mencari pengendalian dengan bicara
terus-menerus
Seducer Mempertahankan jarak dan memperoleh perhatian
personal
Mute Mencari pengendalian secara positif melalui diam
Complainer Menghambat kerja positif dan mengeluarkan marah
Truant Tidak peduli dengan kepentingan kelompok
Moralist Berlaku sebagai pemutus yang benar dan yang salah.
Laraia (2005)
KOMPONEN KELOMPOK
 Kekuatan (power)
kemampuan anggota kelompok
dalam mempengaruhi kelompok
kaji penerima perhatian,
pendengar, pembuat keputusan
 Norma
Norma adalah standar perilaku/harapan
akan perilaku kelompok pada masa yang
akan datang berdasarkan pengalaman
masa lalu dan saat ini
Guna pengaruhnya terhadap komunikasi
dan interaksi kelompok
KOMPONEN KELOMPOK
Cohesiveness
 Kekuatan anggota kelompk bekerja bersama mencapai
tujuan.
Pemimpin
 Identifikasi apa yang membuat kelompok tertarik
dan puas
 Mendorong anggota kelompok bicara satu sama lain,
diskusi dengan kata-kata “kita”
 Menyampaikan kesamaan anggota kelompok
 Membantu anggota kelompok untuk mendengarkan
yang lain bicara
 Ukur seberapa sering antar anggota memberi pujian,
mengungkapkan kekaguman
TERAPISKUALIFIKASI
 Tiga area persiapan menjadi terapis atau
pemimpin terapi kelompok, yaitu :

 Persiapan teoritis melalui pendidikan


formal, literatur, bacaan dan lokakarya
 Praktek yang disupervisi pada saat
berperan sebagai pemimipin kelompok
 Pengalaman mengikuti terapi kelompok
PERAN PERAWAT
LEADER
 Menyusun rencana aktivitas kelompok
(proposal)
 Memotivasi anggota untuk mengungkapkan
pikiran dan perasaannya
 Memotivasi anggota untuk aktif terlibat dalam
TAK
 Menciptakan suasana di mana anggota dapat
menerima perbedaan perasaan dan perilaku
 Menetapkan tata tertib bagi anggota kelompok
untuk kelancaran TAK
PERAN PERAWAT
Co-Leader
Menyampaikan informasi dari fasilitator
ke pemimpin
Mengingatkan pemimpin bila diskusi
menyimpang
Bersama leader menjadi contoh bentuk
kerjasama yang baik
PERAN PEARWAT
FASILITATOR
Memotivasi klien yang kurang ataupun
tidak aktif terlibat dalam diskusi
Menjadi contoh bagi klien selama proses
kegiatan
PERAN PERAWAT
Observer
Mengamati jalannya proses kegiatan
sebagai acuan untuk mengevaluasi
Mencatat perilaku verbal dan non verbal
klien selama berlangsungnya kegiatan
PERKEMBANGAN KELOMPOK

Pemimpin yang akan mengembangkan


kelompok akan melalui 4 (empat) fase,
yaitu :
• Fase Pra Kelompok
• Fase Awal Kelompok
• Fase Kerja Kelompok
• Fase Terminasi Kelompok
( Budi Ana Keliat, 2012)
Fase Pra - Kelompok

 Memulai kelompok
tujuan dari kelompok
 Proposal atau langkah-langkah
persiapan pedoman mencapai
tujuan
Fase Awal Kelompok
Fase awal Anxietas Masuk
Dalam kelompok dam peran yang baru.

Yalom (1995) dam Stuart & Laraia (2001) : 3 Fase


 Tahap orientasi
 Pemimpin lebih aktif dalam memberi
pengarahan
 Pemimpin mengorientasikan anggota pada tugas
utama dan melakukan kontrak yang terdiri dari
Tujuan, Kerahasiaan, Waktu Pertemuan,
Struktur, Kejujuran dan Aturan komunikasi
Norma Perilaku, Rasa memiliki/Kohesif
Fase Awal Kelompok
 Tahap Konflik
 Konflik peran dependen dan independen (pro, kontra,
netral)
 Perasaan bermusuhan fasilitasi ungkapan perasaan baik
posistif maupun negatif dan bantu mengenali penyebab
konflik dan mencegah perilaku tidak produktif
 Tahap Kohesif
 Ikatan yang kuat satu sama lai perasaan positif akan
semakin sering diungkapkan
 Bebas membuka diri tentang informasi dan lebih intim
 Berdayakan kemampuan kelompok penyelesaian
masalah
 Belajar perbedaan tidak perlu ditakutkan pencapaian
tujuan menjadi realitas.
Fase Kerja Kelompok
 Tim stabil dan realitas
 11 (sebelas) faktor terapeutik atau curative :
memberi informasi, instalasi harapan,
kesamaan, altruesme, koreksi pengalaman,
pengembangan tehnik interaksi sosial,
peneriuan perilaku belajar, hubungan
interpersonal, faktor existensi, katarsis,
kekohesifan kelompok.
Fase Kerja Kelompok
 Tugas utama pemimpin kelompok :
 Bantu kelompok mencapai tujuan
 Tetap menjaga kelompok ke arah pencapaian
tujuan
 Mengurangi dampak dari faktor apa saja yang
dapat mengurangi produktifitas kelompok
 Bertindak sebagai konsultan
 Problem : Subgroup, Conflict, Self disclosure dan
resistance
 Akhir fase menyadari produktifitas dan
kemampuan yang bertambah disertai percaya diri
dan kemandirian.
Fase Terminasi
 Terminasi dapat sementara (temporal) atau
akhir
 Evaluasi fokus pada jumlah pencapaian baik
kelompok maupun individu
 Sukses perasaan puas dan pengalaman
kelompok akan digunakan secara individual
pada kehidupan sehari-hari
 Akhir sesi dokumentasi proses
Jenis-Jenis Terapi Kelompok
Rawlins, Williams dan Beck 1993, dalam Budiana
Keliat, 2015. membagi kelompok menjadi tiga
yaitu terapi kelompok, kelompok terapeutik dan
terapi aktifitas kelompok.
a. Terapi Kelompok
Tearapi kelompok adalah metode pengobatan
dimana klien ditemui dalam rancangan waktu
dengan tenaga yang memenuhi syarat. Fokus
terapi kelompok adalah self awarness,
peningkatan hubungan interpersonal, membuat
perubahan atau ketiganya.
b. Kelompok Terapeutik
Kelompok terapeutik membantu mengatasi stress
emosi, penyakit fisik kritis, tumbuh-kembang atau
penyesuaian sosial.
Misalnya : kelompok ibu hamil, yang akan menjadi
ibu, individu yang kehilangan, penyakit terminal.
Banyak kelompok terapeutik merupakan self group.

Tujuan dari kelompok ini adalah :


1). Mencegah masalah kesehatan
2). Mendidik dan mengembangkan potensi anggota
kelompok
3). Meningkatkan kualitas kelompok
c. Terapi Aktivitas Kelompok

Kelompok dibagi dalam kelompok sesuai


dengan kebutuhan yang dibagi dalam 4
bagian yaitu ; Stimulasi kognitif/persepsi,
stimulus sensori, orientasi realitas, dan
sosialisasi. Terapi aktivitas kelompok
(TAK) sering menjadi terapi kelompok
tambahan.
Tujuan, Tipe dan Aktifitas
Tujuan Tipe Aktifitas
Mengembangkan Bibliotherapy Menggunakan artikel, buku, sajak,
stimulasi puisi, surat kabar untuk merangsang
kognitif/persepsi berfikir dan mengembangakan
hubungan dengan orang lain.
Stimulus dapat berbagai hal yg
tujuannya melatih persepsi
Mengembangkan • Musik, seni, • Menyediakan kegiatan ekspresi
stimulasi sensoris menari perasaan
• relaksasi • Belajar tehnik relaksasi dengan
cara nafas dalam, realaksasi otot,
imajinasi.
Mengembangkan • Kelompok Fokus pada orientasi waktu, tempat
orientasi realitas oreientasi realitas dan orang, benar dan salah, bantu
• Kelompok validasi memenuhi kebutuhan.
Mengembangkan • Kelompok • Mengorientasikan klien menarik
sosialisasi motivasi diri, regresi, pada realitas
• Kelompok • Fokus pada mengingatkan untuk
mengingatkan menetapkan arti positif
Terapi Aktifitas Kelompok
Terapi aktifitas kelompok dibagi menjadi 4 yaitu :

a. Terapi Aktifitas Kelompok Kognitif/Persepsi

klien dilatih mempersepsikan stimulus yang disediakan


atau stimulus yang pernah dialami. Kemampuan
persepsi klien dievalusi dan ditingkat pada tiap sesi.
aktifitas dapat berupa : baca buku artikel,
majalah/buku/puisi, menonton tv.

Indikasi :
Klien gangguan orientasi realitas yang mulai terkontrol,
klien menarik diri yang telah mengikuti TAKS, klien
gangguan sensori persepsi
b. Terapi Aktifitas Kelompok Stimulasi Sensori

aktifitas digunakan untuk memberikan


stimulasi pada sensori klien. Kemudian
diobservasi reaksi sensori klien berupa
ekspresi emosi/perasaan melalui gerakan
tubuh, ekspresi muka.
aktifitas dapat berupa : musik, seni,
menyanyi, menari.

Indikasi :
Dilakukan pada pasien yang mengalami
kemunduran sensoris.
c. Terapi Aktivitas Kelompok Orientasi Realitas

Klien diajak berorientasi pada kenyataan yang ada


disekitar klien yaitu diri sendiri, orang lain, yang ada
di sekeliling klien, orang yang dekat dengan klien,
ingkungan.
aktifitas dapat berupa : oriantasi orang, waktu,
tempat, benda yang ada di sekitar.

Indikasi :
Gangguan Orientasi Realitas meliputi, gangguan
klien dengan demensia, halusinasi, kebingungan.
terdiri dari 3-5 sesi.
d. Terapi Aktivitas Kelompok Sosialisasi

Klien dibantu untuk melakukan sosalisasi dengan


individu yang ada disekitar klien. Sosialisasi dapat
pula dilakukan secara bertahap dari interpersonal (1
dan 1), kelompok dan masa.
aktifitas dapat berupa : latihan dalam kelompok
semua kegiatan sosialisasi.

Indikasi :
Klien hubungan sosial dilakukan 7 sesi
PERENCANAAN TERAPI AKTIVITAS
KELOMPOK
A. LATAR BELAKANG DIAKHIRI TOPIK

B. TUJUAN
1. Tujuan Umum
2. Tujuan Khusus

C. Kerangka Teori
D.Rencana Kegiatan
1. Pengorganisasian
2. Metode
3. Persiapan Klien
- Kriteria Klien
- Seleksi Klien
4. Persiapan alat
5. Setting tempat
6. Waktu: Hari, Tanggal, Pukul dan berapa
lama
7. Langkah-langkah
a. Leader memberi salam
b. Leader menjelaskan tujuan kegiatan, bentuk
kegiatan, aturan permainan, Dst

E. Antisipasi
F. Rencana Evaluasi
 Evaluasi Struktur
 Evaluasi Proses
 Evaluasi Hasil

Lampiran SP

Anda mungkin juga menyukai