Anda di halaman 1dari 26

Penanganan Tuberkulosis Paru

dengan Pendekatan
Kedokteran Keluarga
Kelompok A2:
Lukfintia Filia 102010080
Oktaviana Nenabu 102010144
Candy Novia Agustini 102011292
Verdi Danutirto 102012018
Ega Destyarini Andari 102012085
Gerry Renando 102012163
Melisa Andriana 102012170
Natalia Yobeanto 102012234
Oldi Nelson 102012473
Erly Furhana 102012476
Skenario
 Bapak M (45 tahun) memiliki seorang istri (43 tahun)
dan 5 orang anak yang masing-masing A
(perempuan) 25 tahun, S (perempuan) 23 tahun, As
(laki-laki) 20 tahun, Rs (laki-laki) 10 tahun, R
(perempuan) 5 tahun. Istri bapak M mendapatkan
pengobatan TBC dan sudah berjalan 3 bulan. Anak
perempuannya, R saat ini sedang batuk-batuk sudah
3 minggu tidak kunjung reda. Riwayat penurunan
berat badan dan keringat malam juga ada. Berat
badan 12kg, skar BCG +. Karena tidak tahu dan tidak
punya cukup uang, anak R hanya diberi jamu-jamuan
dan obat warung. Keluarga bapak M tinggal di
sebidang rumah 4x11 meter di pemukiman padat
penduduk.
Mindmap

TBC dalam
Keluarga
Pendek Program
atan Pengen
Riwayat Kedokte dalian Pencega
Alamiah ran TBC di han
keluarg Puskes
Etilogi a Fungsi mas Primer
Case
Finding Diagnos Strategi
Epidemiol is di Dots Sekund
Prinsip
ogi Puskes er
Cara mas Prinsip
Penular pengendal Tersier
an ian &
Faktor pengobata
agent, n OAT
host,
environme
nt
Riwayat Alamiah Penyakit
 Etiologi
 Mycobacterium tuberculosis
 Bakteri tahan asam
 aerob

 Epidemiologi
 Kontak penderita > udara > droplet
 Indonesia: 1-2% dari 1000 penduduk (10% menjadi penderita)
 1 orang penderita menularkan ke 10-15 orang
 Dipengaruhi daya tahan tubuh
Cara penularan
Faktor Agent, Host, Environment
 Agent (Mycobacterium tuberculosis)
 hampir resisten thd desinfektan kimia / antibiotik
 Daya virulensi tergantung dosis infeksi dan kondisi host
 Transmisi melalui kontak langsung (droplet)

 Host (Manusia)
 Faktor terpenting adalah umur
 Puncak kejadian paling rendah: bayi dgn orangtua penderita
 Puncak sedang: pada usia lanjut
 Puncak paling luas: masa remaja dan dewasa muda
Faktor Agent, Host, Environment
 Environment
 Sosial Ekonomi
 Pengetahuan tentang TBC
 Kepadatan penduduk
 Tempat tinggal dengan ventilasi dan pencahayaan buruk
Faktor Agent, Host, Environment
 Interaksi Host-Agent
 Masuknya agent kedalam saluran respirasi dan penceranaan host
 Bakteri yang pertama kali masuk ke dlm bronkus > primary
infection
 Infeksi dimulai saat bakteri berkembang biak
 Menyebabkan peradangan > kompleks primer
 Infeksi hingga kompleks primer 4-6minggu
 Pertahanan tubuh terhadap bakteri gagal > masuk melalui aliran
darah . TB milier
Manifestasi Klinis
 Sistemik
 Demam sore-malam hari
 Keringat dingin
 Lemah, lesu, cepat lelah
 BB turun

 Respiratorik
 Batuk terus menerus (>3minggu)
 Disertai sputum mukopurulent dan darah
 Nyeri dada
 Sesak nafas
Pendekatan Kedokteran Keluarga
 Pengertian Dokter Keluarga
 Prinsip Dokter Keluarga:
 Dokter kontak pertama
 Layanan bersifat pribadi
 Pelayanan paripurna & berkesinambungan
 Mengutamakan pencegahan
 Koordinasi
 Kolaborasi
 Family oriented
 Community oriented
Pendekatan Kedokteran Keluarga
 Fungsi Dokter Keluarga
Pendekatan Kedokteran Keluarga
 Tujuan Umum
 Terwujudnya keadaan sehat bagi setiap anggota keluarga

 Tujuan Khusus
 Terpenuhinya kebutuhan keluarga akan pelayanan kedokteran
yang efektif dan efisien
Program Pengendalian TBC di Puskesmas
 Promotif
 Preventif
 Kuratif
 Rehabilitatif

 Case Finding
 Pencatatan & Pelaporan Kasus TBC:
 Kartu identitas & pengobatan
 Register Lab
 Formulir pemeriksaan sputum
 Formulir hasil akhir pengobatan
Program Pengendalian TBC di Puskesmas
 Diagnosis di Puskesmas
 Melihat gejala klinis
 Memeriksa keadaan umum & TTV
 Pemeriksaan sputum Sewaktu-Pagi-Sewaktu (SPS)
 Uji Tuberkulin
 Radiologi
Pedoman Nasional Pemberantasan TBC Paru (P2TB)

 Mencapai, mengoptimalkan, dan mempertahankan mutu


DOTS
 Merespon masalah TB-HIV, MDR-Tb dan tantangan
lainnya
 Berkontribusi dalam penguatan sistem kesehatan
 Melibatkan semua pemberi pelayanan kesehatan baik
pemerintah maupun swasta
 Memberdayakan pasien dan masyarakat
 Melaksanakan dan mengembangkan riset

 Tujuan P2TB: menurunkan angka kesakitan & kematian


TB, memutuskan rantai penularan dan mencegah
adanya MDR shg TB bukan lagi masalah kesehatan
Strategi DOTS
 Directly Observed Treatment Short-Course
 Kerjasama Indonesia dgn WHO untuk evaluasi
penanggulangan TBC di Indonesia
 Dapat diartikan sbg pengawasan langsung menelan obat
jangka pendek oleh Pengawas Menelan Obat (PMO)
 Untuk mencapai angka kesembuhan yang tinggi, mencegah
efek samping, putus obat, dan resistensi
Pengawas Menelan Obat (PMO)

 Bisa siapa saja dgn syarat bersedia membantu penderita


 Diutamakan petugas kesehatan, bisa keluarga
 Mampu membantu pasien sampai sembuh selama 6 bulan
 Melakukan pengawasan pasien dlm hal minum obat
 Mengingatkan pemeriksaan sputum sesuai jadwal
 Memberikan support
 Mengenali efek samping ringan dan berat obat
 Menganjurkan anggota keluarga lain untuk memeriksakan
sputum jika ditemukan gejala awal TBC
Prinsip Pengobatan OAT
Prinsip Pengobatan OAT
 Preventif: Isoniazid (INH) 6 bulan
 OAT harus dikombinasi bbrp jenis dlm jumlah cukup dan dosis
tepat
 Efek samping OAT harus dikenali: ikterus, neuritis perifer,
vertigo, tinitus, nyeri epigastrik, mual, dan lainnya
 Pengawasan langsung dgn DOTS mencegah kelalaian minum
obat
Pemantauan Hasil OAT
 Dilakukan pemeriksaan spesimen sputum ulang Sewaktu-Pagi
 Hasil negatif jika kedua spesimen negatif
 Hasil positif jika salah satu atau keduanya masih positif

 Kategori penilaian hasil pengobatan seorang penderita:


 Sembuh
 Pengobatan Lengkap
 Gagal
 Putus Berobat
 Meninggal
 Pindah
Pencegahan
 Primer
 Penyuluhan kesehatan penduduk
 Penyuluhan kesehatan perorangan
 Penyuluhan kesehatan kelompok
 Penyuluhan kesehatan massa
 Penyuluhan kepada suspek, penderita, dan keluarga penderita
 Memakai pelindung alat pernafasan (masker)
 Menghindari kontak langsung dgn penderita
 Menjaga kebersihan
 Menjaga ventilasi dan sinar matahari yang baik dlm rumah
 Vaksinasi BCG
Pencegahan
 Vaksinasi BCG
 Sebaiknya pada bayi dan anak-anak (dgn uji tuberkulin (-) dlm
lingkungan terinfeksi TBC dgn/tanpa terapi)
 Dosis normal 0,05ml
 Kontra indikasi thd: dermatitis atopik, baru menerima vaksinasi
lain, pasien dgn gangguan imunitas, wanita hamil & menyusui
 Terbukti signifikan mengurangi terjadinya tuberkulosis aktif dan
kematian
Pencegahan
 Sekunder
 Penanganan dini thd suspek TBC dgn riwayat kontak dgn penderita
TBC BTA (+)
 Penanganan dini thd suspek TBC dgn gejala umum TBC
 Penanganan dini thd suspek TBC dgn reaksi kemerahan cepat
setelah vaksinasi BCG
 Penderita TBC aktif perlu mendapatkan terapi OAT secara rutin dan
teratur 6-12 bulan
 Mengurangi kelalaian minum obat dengan PMO
 Isolasi penderita selagi diberikan pengobatan spesifik secepat
mungkin
Pencegahan
 Tersier
 Rehabilitasi adalah tingkatan penting dlm pengontrolan TBC
 Penyesuaian diri secara psikis
 Memberi support selama fase akut dan hospitalisasi awal
 Pelayanan kesehatan kembali untuk mengurangi cacat sosial dari
TBC
Kesimpulan
 Penyakit TBC yang disebabkan oleh Mycobackterium
tuberculosis merupakan suatu infeksi bakteri menular
dan ditularkan melalui droplet penderita TBC. Kondisi
host dan environment yang kurang sehat,
pengetahuan terhadap TBC yang rendah, dan ketidak
pahaman mengenai cara berinteraksi dengan
penderita TBC, juga ketidakpatuhan meminum obat,
membuat angka penderita TBC semakin meningkat
dan menjadikannya problem utama epidemiologi
kesehatan di dunia. Meningkatnya angka tersebut
bisa dicegah dengan peran serta setiap individu
untuk lebih peduli terhadap kebersihan dan
kesehatan diri serta lingkungan dengan adanya
dukungan dan bimbingan dari dokter keluarga dan
peran dari unit pelayanan kesehatan lainnya.
THANK YOU 

Anda mungkin juga menyukai