Anda di halaman 1dari 36

DIABETES MELITUS tipe 2

dengan komplikasi
Ulkus kaki diabetikum digiti I
pedis sinsitra
Rivanli polii
17014101053

Pembimbing resident
dr. Hansen Lesmana

Pembimbing supervisior
dr. Bisuk sedli,Sp.PD

BAGIAN ILMU PENYAKIT DALAM


FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS SAM RATULANGI
PENDAHULUAN

Menurut American Diabetes association (ADA) Diabetes


mellitus adalah suatau kelompok penyakit metabolk International Diabetes Federation
dengan karateristik hiperglikemia yang terjadi karena (IDF) prevalensi diabetes mellitus
di dunia adalah 1,9 % dan telah
kelainan sekresi insulin, kerja insulin, atau kedua-duanya. menjadikan DM sebagai penyebab
Diabetes mellitus diklasifikasikan menjadi DM tipe 1, DM kematian urutan ke tujuh di dunia.
tipe 2, DM gestasional.

Hasil riset kesehatan Pada tahun 2012 angka kejadian Salah satu komplikasi dari
dasar pada tahun 2008
diabetes mellitus di dunia DM adalah neuropati,
sebanyak 371 juta jiwa dimana berupa berkurangnya
menunjukan prevalensi proporsi kejadian diabetes mellitus
sensasi di kaki dan sering
DM di Indonesia tipe 2 adalah 95% dari populasi
dunia yang menderita diabetes dikaitkan dengan luka
membesar sampai 57%. mellitus. pada kaki.
LAPORAN KASUS

Identitas pasien
Nama : Ny. AE
Jenis kelamin : perempuan
Umur : 63 tahun
Tanggal lahir : 17- 8 - 1955
Alamat : kalasey 2
Suku : minahasa
Pekerjaan : IRT
No. RM : 18.00.02
Anamnesis
Keluhan utama : Nyeri pada luka kaki kiri
Riwayat Penyakit Sekarang :
 keluhan utama nyeri pada luka kaki kiri. Keluhan nyeri di kaki kiri
dirasakan pasien sejak ± 1 minggu yang lalu. Nyeri dirasakan menetap
dan memberat apabila disentuh. Awalnya muncul luka lecet ketika pasien
menggunakan sandal, lama kelamaan makin membesar. Kaki terasa
keram. Demam (+) dirasakan pasien sejak 1 minggu yang lalu, demam
turun dengan minum obat penurun panas. mual dan muntah tidak ada,
sesak tidak ada, penurunan berat badan tidak ada, pandangan kabur tidak
ada, nyeri kepala tidak ada. BAB normal, BAk normal.
Riwayat Penyakit Dahulu

 Pasien memiliki riwayat Diabetes mellitus sejak 30 tahun yang lalu, awal di diagnosis DM
pasien merasa sering kencing, lalu pasien juga sering merasa haus, dan pasien sering
merasa lapar, dan terjadi penurunan berat badan tanpa disadari. Dilakukan pemeriksaan
ditemukan Gula darah sesaat pasien 210 mg/dL. Pasien memiliki riwayat mengkonsumsi
obat metformin 500 mg tapi tidak teratur. Pasien juga memiliki riwayat TB paru pada tahun
2014 dan diterapi sampai selesai.
 Riwayat hipertensi tidak diketahui
 asam urat tidak ada
 penyakit ginjal tidak ada
 penyakit jantung tidak ada
Riwayat keluarga :
- Keluarga pasien ayah dan adik pasien memiliki riwayat
diabetes mellitus.
Riwayat sosial
- Pasien tidak merokok dan tidak minum minuman beralkohol.
Pasien tinggal di daerah dekat perkotaan dan sehari-hari pasien
bekerja sebagai ibu rumah tangga.
PEMERIKSAAN FISIK
Tanda vital Kepala Leher

• Kesadaran: Compos • Inspeksi : wajah pasien • Faring tidak hiperemis,


mentis simetris. tonsil T1-T1
• Tekanan darah: 130/90 • Mata : konjungtiva
mmHg anemis (-/-), sclera • Tekanan vena jugularis
• Nadi : 96 kali/menit, tidak ikterik, pupil bulat normal
regular, isi cukup, kuat iskor kiri = kanan, reflex
angkat cahaya normal,
• Trakea letak tengah
• Respirasi: 20 kali/menit • Bibir : tidak sianosis.
• Suhu badan: 37 ⁰C • Hidung : septum letak
• Tidak teraba
• Saturasi : 98 % tengah
pembesaran kelenjar
• Berat badan: 49 kg getah bening.
• Tinggi badan: 150 cm
• IMT: 21,7 Kg/M
Thoraks Jantung Abdomen

• Inspeksi: dada simetris kiri • Inspeksi: iktus kordis tidak • Inspeksi: datar
= kanan, jejas tidak ada, tampak. • Palpasi : lemas, nyeri tekan
luka tidak ada. • Palpasi : iktus kordis tidak epigastrium tidak ada, hati
• Palpasi ditemukan stem teraba. dan limpa tidak teraba,
fremitus kiri = kanan, tidak • Perkusi: redup, batas test ballotement pada
ada nyeri tekan. jantung kiri terletak di ICS ginjal negative.
• Perkusi ditemukan sonor VII linea miklavikularis • Perkusi: timpani seluruh
dikedua lapang paru. sinistra, batas jantung abdomen
• Auskultasi ditemukan kanan pada ICS IV linea • auskultasi: bising usus (+)
suara pernapasan parasternal dextra. normal.
vesicular, ronkhi -/-, • Auskultasi : suara jantung I
wheezing -/-. dan II regular, tidak di
temukan bising dan
gallop.
EKSTREMITAS

akral hangat, CRT <3 detik. Ulkus pada digiti I pedis


sinistra ukuran 3x3 cm, dasar otot, pus (-), jaringan
nekrotik (-) gangrene (-). Regio pedis sinistra
ditemukan oedem (+), nyeri tekan (-), kemerahan (-),
pulsasi arteri dorsalis pedis (+).
HASIL PEMERIKSAAN LABORATORIUM
 Ureum 40 mg/dL
 Leukosit : 19,2 10^3 u/L
 Creatinine 1,1 mg/dL
 Eritrosit 4,27 10^6 u/L
 Gula darah sewaktu 793 mg/dL
 Hemogoblin 12,1 g/Dl  Chlorida 83,6 mEq/L
 Hematokrit 37%  kalium 5,23 mEq/L,

 Trombosit 434 10^3 u/L  Natrium 120 mEq/L.

 MCH 28,3 pq
 Pemeriksaan urin di dapati
 MCHC 32,7 g/dL
 PH : 7, leukosit : 1+,
 MCV 86,7 fL
 nitrit (-), protein (-),
 SGOT 10 U/L  glukosa (-), keton (-),
 SGPT 11 U/L  uroblinogen (-),
 darah eritrosit (-).
Pemeriksaan Foto Thoraks

 Kesan : kardiomegali dengan


elongation aortae
 CTR : >> 0.5
Pemeriksaan Foto Pedis Sinistra

 Kesan : kesan destruksi pada


phalanx distal digiti I pedis sinistra,
OA pedis sinistra, osteoporosis.
Pemeriksaan EKG

 Kesan : Normal sinus Rhtym, Heart rate 80


x/ menit
DIAGNOSA

DIABETES MELITUS TIPE 2 Dengan


komplikasi Ulkus Kaki Diabetikum digiti I
pedis sinistra + Hiponatrium
RESUME MASUK
Pasien perempuan umur 63 tahun masuk keluhan utama nyeri pada luka kaki kiri. Keluhan
nyeri di kaki kiri dirasakan pasien sejak ± 1 minggu yang lalu. Nyeri dirasakan menetap dan
memberat apabila disentuh. Awalnya muncul luka lecet ketika pasien menggunakan sandal,
lama kelamaan makin membesar. Kaki terasa keram. Demam (+) dirasakan pasien sejak 1
minggu yang lalu, demam turun dengan minum obat penurun panas. RPD : DM sejak 30 thn
lalu minum obat metformin 500 mg tapi tidak selesai, TB paru tahun 2014 di obati sampai
tuntas. Riwayat keluarga : ayah dan adik pasien menderita DM. Riwayat sosial : merokok (-),
alkohol (-)
Pemeriksaan fisik : Kesadaran: Compos mentis, TD: 130/90 mmHg, Nadi: 96 kali/menit, regular,
isi cukup, kuat angkat, Respirasi: 20 kali/menit, Suhu badan: 37 ⁰C, Saturasi : 98 %. Pemeriksaan
fisik lainya dalam batas normal, pemeriksaan extremitas di dapatkan : . Ulkus pada digiti I pedis
sinistra ukuran 3x3 cm, dasar otot, Regio pedis sinistra ditemukan oedem (+). Pada pemeriksaan lab di
dapatkan : Leu: 19,2 10^3 u/L,Gula darah sewaktu 793 mg/dL, Natrium 120 mEq/L.
pemeriksaan foto thorax ditemukan adanya elongation aorta dan kardiomegali, pada
pemeriksaan foto pedis sinistra ditemukan kesan destruksi pada phalanx distal digiti I pedis
sinistra, OA pedis sinistra, osteoporosis. Pemeriksaan EKG dalam batas normal.
Pasien di diagnosa dengan ulkus kaki diabetikum + DM tipe 2 + Hiponatrium
PENATALAKSANAAN

 NON FARMAKOLOGI B. FARMAKOLOGI


- Pengaturan asupan makan - infus NaCl 0,9 % 20 tpm

- monitoring tanda vital - injeksi ceftriaxone 1g 2 kali sehari

- GDS 4 porsi, - clindamycin 500mg per oral 3 kali sehari,

- rawat luka, - paracetamol 500mg 3 kali sehari,

- Diet - Novorapid 10 IU subcutan sebelum makan,


- Levemir 14 IU subcutan malam,
- rencana debridement.
- Bicnat 500mg 3 kali sehari.
.
Follow up hari ke-1 tanggal 25/11/2018

S: Nyeri dan terasa keram pada kaki kiri. Pemeriksaan ektremitas: akral hangat, CRT < 3
detik, ditemukan ulkus pada digiti I pedis sinistra
O: keadaan umum : sakit sedang, kesadaran ukuran 3x3 cm, dasar otot, pus (-), jaringan
compos mentis, tekanan darah 120/80 mmHg, nekrotik (-) gangrene (-). Regio pedis sinistra
Nadi: 80x/ menit, Respirasi : 20x/menit, Suhu : ditemukan oedem (+), nyeri tekan (-),
36,8 ℃, SpO2 : 98%. kemerahan (-), pulsasi arteri dorsalis pedis (+).

Pemeriksaan fisik GDS tanggal 25/11/2018 jam 18.00: 258 suntik


kepala : conjingtiva anemis -/-, sklera tidak novorapid 10 unit, jam 22.00: 283 suntik levemir
ikterik 14 unit.
Pemeriksaan Thorax :inspeksi: simetris kiri =
kanan, stem fremitus kiri = kanan, Perkusi: sonor, A: ukus kaki diabetik digiti I pedis sinistra +
auskultasi : suara pernapasan vesicular, ronkhi - Diabetes melitus tipe 2 + Hiponatremi
/-, wheezing -/-.
P: infus NaCl 0,9 % 20 tpm, injeksi ceftriaxone 1g
Pemeriksaan jantung: ictus cordis tak tampak, 2 kali sehari, klindamycin 500mg per oral 3 kali
bunyi jantung I-II regular, bising (-). sehari, paracetamol 500mg 3 kali sehari,
Novorapid 10 IU sebelum makan, Levemir 14 IU
Pemeriksaan abdomen: datar, lemas, Bising malam, bicnat 500mg 3 kali sehari. monitoring
usus (+) normal, tidak ada nyeri tekan tanda vital, GDS 4 porsi, rawat luka, diet,
epigastrium, hepar dan limpa tidak teraba. rencana debridement.
Follow up hari ke 2 tanggal 26/11/2018

S: nyeri luka pada kaki kiri. Pemeriksaan ektremitas: akral hangat, CRT <
3 detik, ditemukan ulkus pada digiti I pedis
O: keadaan umum: sakit sedang, kesadaran sinistra ukuran 3x3 cm, dasar otot, pus (-),
compos mentis, tekanan darah 130/80 jaringan nekrotik (-) gangrene (-). Regio
mmHg, Nadi: 86 x/menit, Respirasi: 20 pedis sinistra ditemukan oedem (+), nyeri
x/menit, Suhu: 36,8 ℃, SpO2: 98%. tekan (-), kemerahan (-), pulsasi arteri dorsalis
pedis (+).
Pemeriksaan fisik kepala : conjingtiva GDS tanggal 26/11/2018 jam 06.00 : 250
anemis -/-, sklera tidak ikterik suntik novorapid 12 unit, jam 12.00 : 225
Pemeriksaan Thorax :inspeksi: simetris kiri = suntik novorapid 12 unit, 18.00: 149 suntik
kanan, stem fremitus kiri = kanan, Perkusi: novorapid 12 unit, 22.00 : 150 suntik Levemir
sonor, auskultasi : suara pernapasan 18 unit.
vesicular, ronkhi -/-, wheezing -/-.
A: ukus kaki diabetik digiti I pedis sinistra +
Pemeriksaan jantung: ictus cordis tak Diabetes melitus tipe 2 + Hiponatremi
tampak, bunyi jantung I-II regular, bising (-).
P: infus NaCl 0,9 % 20 tpm, injeksi ceftriaxone
Pemeriksaan abdomen: datar, lemas, Bising 1g 2 kali sehari, klindamycin 500mg per oral 3
usus (+) normal, tidak ada nyeri tekan kali sehari, paracetamol 500mg 3 kali sehari,
epigastrium, hepar dan limpa tidak teraba. Novorapid 12 IU sebelum makan, Levemir 18
IU malam, bicnat 500mg 3 kali sehari.
Follow up hari ke 3 tanggal 27/11/2018

S: nyeri luka pada kaki kiri. GDS tanggal 27/11/2018 jam 06.00 : 239 suntik
novorapid 12 unit, jam 12.00 : 197 suntik
O: keadaan umum: sakit sedang, kesadaran novorapid 12 unit, jam 18.00 : 160 suntik
compos mentis, tekanan darah 130/90 mmHg, novorapid 12 IU, jam 22.00 : 186 suntik levemir
Nadi: 86x/ menit, Respirasi : 20 x/menit, Suhu : 18 IU.
36,8 ℃, SpO2 : 98%.
A: ukus kaki diabetik digiti I pedis sinistra +
Pemeriksaan fisik Diabetes melitus tipe 2 + Hiponatremi
kepala : conjingtiva anemis -/-, sklera tidak
ikterik P: infus NaCl 0,9 % 20 tpm, injeksi ceftriaxone
Pemeriksaan Thorax :inspeksi: simetris kiri = 1g 2 kali sehari, klindamycin 500mg per oral 3
kanan, stem fremitus kiri = kanan, Perkusi: kali sehari, paracetamol 500mg 3 kali sehari,
sonor, auskultasi : suara pernapasan vesicular, Novorapid 12 IU sebelum makan, Levemir 18 IU
ronkhi -/-, wheezing -/-. malam, bicnat 500mg 3 kali sehari. monitoring
tanda vital, GDS 4 porsi, rawat luka.diet.
Pemeriksaan jantung: ictus cordis tak tampak, debridement 28/11/2018
bunyi jantung I-II regular, bising (-).

Pemeriksaan abdomen: datar, lemas, Bising


usus (+) normal, tidak ada nyeri tekan
Follow up hari ke 4 tanggal 28/11/2018

S : Nyeri luka pada kaki kiri. GDS tanggal 28/11/2018 jam 06.00 : 166 di suntik
novorapid 12 IU. jam 12.00 : 107 tidak di pasien
O: keadaan umum: sakit sedang, kesadaran puasa, jam 18.00 : 140 suntik novorapid 12 IU, jam
compos mentis, tekanan darah 120/80 mmHg, 22.00 : 143 suntik levemir 18 IU.
Nadi: 78 x/menit, Respirasi : 20 x/menit, Suhu :
36,8 ℃, SpO2 : 98%. A: ulkus kaki diabetic digiti I pedis sinistra +
Diabetes melitus tipe 2 + Hiponatremi
Pemeriksaan fisik
kepala : conjingtiva anemis -/-, sklera tidak P: infus NaCl 0,9 % 20 tpm, injeksi ceftriaxone 1g 2
ikterik kali sehari, klindamycin 500mg per oral 3 kali
Pemeriksaan Thorax :inspeksi: simetris kiri = sehari, paracetamol 500mg 3 kali sehari,
kanan, stem fremitus kiri = kanan, Perkusi: sonor, Novorapid 12 IU sebelum makan, Levemir 18 IU
auskultasi : suara pernapasan vesicular, ronkhi -/- malam, bicnat 500mg 3 kali sehari. monitoring
, wheezing -/-. tanda vital, GDS 4 porsi, rawat luka. Diet.

Pemeriksaan jantung: ictus cordis tak tampak, Debridemant


bunyi jantung I-II regular, bising (-).

Pemeriksaan abdomen: datar, lemas, Bising usus


(+) normal, tidak ada nyeri tekan epigastrium,
hepar dan limpa tidak teraba.
Follow up hari ke 5 tanggal 29/11/2018

S: Nyeri kaki berkurang. Pada pemeriksaan ektremitas: akral hangat,


CRT < 3 detik,
O: keadaan umum: sakit sedang, kesadaran GDS tanggal 29/11/2018 jam 06.00: 156 suntik
compos mentis, tekanan darah 120/80 mmHg, novorapid 12 IU. jam 12.00: 160, jam 18.00: 367
Nadi: 80x/ menit, Respirasi: 20 x/menit, Suhu: suntik novorapid 10 IU jam 22.00 : 154 suntik
36,8 ℃, SpO2 : 98%. Levemir 18 IU.

Pemeriksaan fisik A: Ulkus kaki diabetikum digiti 1 pedis sinistra


kepala : conjingtiva anemis -/-, sklera tidak post debridemant + Diabetes melitus tipe 2 +
ikterik Hiponatremi
Pemeriksaan Thorax :inspeksi: simetris kiri =
kanan, stem fremitus kiri = kanan, Perkusi: P: Infus NaCl 0,9 % 20 tpm, injeksi ceftriaxone
sonor, auskultasi : suara pernapasan vesicular, 1g 2 kali sehari, klindamycin 500mg per oral 3
ronkhi -/-, wheezing -/-. kali sehari, paracetamol 500mg 3 kali sehari,
Pemeriksaan jantung: ictus cordis tak tampak, Novorapid 12 IU sebelum makan, Levemir 18
bunyi jantung I-II regular, bising (-). IU malam, bicnat 500mg 3 kali sehari.
monitoring tanda vital, GDS 4 porsi, rawat
Pemeriksaan abdomen: datar, lemas, Bising luka, diet.
usus (+) normal, tidak ada nyeri tekan
epigastrium, hepar dan limpa tidak teraba.
Follow up hari ke 6 tanggal 30/11/2018
S: Nyeri kaki berkurang. GDS tanggal 30/11/2018 jam 06.00:144 suntik
novorapid 12 IU, jam 12.00 : 180 suntik
O: keadaan umum: sakit sedang, kesadaran novorapid 12 IU, jam 18.00 : 170 suntik novorapid
compos mentis, tekanan darah 120/80 mmHg, 12 IU, jam 22.00 : 147 suntik levemir 18 IU.
Nadi: 80x/ menit, Respirasi : 20 x/menit, Suhu :
36,8 ℃, SpO2 : 98%. A: Ulkus kaki diabetium digiti 1 pedis sinistra post
debridemant + Diabetes melitus tipe 2 +
Pemeriksaan fisik Hiponatremi
kepala : conjingtiva anemis -/-, sklera tidak
ikterik P: infus NaCl 0,9 % 20 tpm, injeksi ceftriaxone 1g
Pemeriksaan Thorax :inspeksi: simetris kiri = 2 kali sehari, klindamycin 500mg per oral 3 kali
kanan, stem fremitus kiri = kanan, Perkusi: sonor, sehari, paracetamol 500mg 3 kali sehari,
auskultasi : suara pernapasan vesicular, ronkhi - Novorapid 12 IU sebelum makan, Levemir 18 IU
/-, wheezing -/-. malam, bicnat 500mg 3 kali sehari. monitoring
tanda vital, GDS 4 porsi, rawat luka, diet.
Pemeriksaan jantung: ictus cordis tak tampak,
bunyi jantung I-II regular, bising (-).

Pemeriksaan abdomen: datar, lemas, Bising usus


(+) normal, tidak ada nyeri tekan epigastrium,
hepar dan limpa tidak teraba.
Follow up hari ke 7 tanggal 01/12/2018
S: Nyeri kaki tidak ada, pasien rencana pulang GDS tanggal 01/12/2018 jam 06.00:161.

O: keadaan umum: sakit sedang, kesadaran A: kaki diabetikum digiti I pedis sinistra post
compos mentis, tekanan darah 120/80 mmHg, debridemant + Diabetes melitus tipe 2.
Nadi: 80x/ menit, Respirasi : 20 x/menit, Suhu :
36,8 ℃, SpO2 : 98%.
P:Novorapid 12 IU sebelum makan, Levemir 18
Pemeriksaan fisik IU malam. Cefixime 100 mg 2 kali sehari,
kepala : conjingtiva anemis -/-, sklera tidak Paracetamol 500 mg per 8 jam. kontrol di poli
ikterik kaki untuk rawat luka dan poli endokrin.
Pemeriksaan Thorax :inspeksi: simetris kiri =
kanan, stem fremitus kiri = kanan, Perkusi: sonor,
auskultasi : suara pernapasan vesicular, ronkhi -
/-, wheezing -/-.

Pemeriksaan jantung: ictus cordis tak tampak,


bunyi jantung I-II regular, bising (-).

Pemeriksaan abdomen: datar, lemas, Bising usus


(+) normal, tidak ada nyeri tekan epigastrium,
hepar dan limpa tidak teraba.
BAB III
PEMBAHASAN

KASUS TEORI

• Nyeri pada luka di kaki kiri, sejak ± 1 minggu • Kaki diabetikum merupakan komplikasi kronik dari
DM yang disebabkan kelainan neuropati sensorik,
• luka memberat saat di sentuh. motorik, maupun otonomik serta kelainan pembuluh
• Awalnya luka timbul saat menggunakan sandal. darah.
• Lama kelamaan membesar •kaki diabetikum terjadi karena adanya
• Kaki terasa keram (+) interaksi beberapa faktor patogen :
• Demam (+) sejak 1 minggu yang lalu. Turun dengan neuropati, biomekanika kaki abnormal,
obat. penyakit arteri perifer, penyembuhan luka
• Riwayat DM sejak 30 thn lalu. yang buruk dan infeksi.
•Gejala ulkus DM adalah hilangnya sensasi
pada kaki aka menyebabkan tekanan yang
berulang, injuri dari fraktur, kelaianan struktur
kaki, tekanan yang terus menerus dan pada
akhirnya terjadi kerusakan jaringan lunak
KASUS TEORI

• Pemeriksaan fisik : akral hangat, CRT <3 detik. • Pemeriksaan kaki diabetik meliputi
Ulkus pada digiti I pedis sinistra ukuran 3x3 cm, • Pemeriksaan vascular: palpasi pulsasi
dasar otot, pus (-), jaringan nekrotik (-) gangrene arteri, adanya edema, perubahan suhu,
(-). Regio pedis sinistra ditemukan oedem (+), riwayat perawatan sebelumnya,
nyeri tekan (-), kemerahan (-), pulsasi arteri
kelainan lokal di ekstremitas, kelainan
dorsalis pedis (+).
pertumbuhan kaki.
• Pemeriksaan neuropati: sensasli halus
dengan kapas, sensasi suhu panas dan
dingin, pinprick untuk nyeri, pemeriksaan
reflex
• Pemeriksaan kulit: tekstur, turgor dan
warna, kulit kering, adanya callus, ulkus,
gangrene, infeksi, sela-sela jari,
dermopati.
• Pemeriksaan tulang dan otot:
biomekanik, struktr otot
• Pemeriksaan sepatu alas kaki: jenis
sepatu, kecocokan dengan kaki.
KASUS TEORI

•Pasien di • Daignosis ulkus


diagnosis diabetikum
dengan ulkus berdasarkan
kaki diabetik klasifikasi PEDIS
digiti 1 pedis international
sinistra + DM tipe consensus on the
2 diabetic foot 2003.
Diagnosis ulkus diabetikum berdasarkan
klasifikasi PEDIS international consensus on
the diabetic foot 2003.
Gangguan perfusi Infeksi
1. – 1. Tidak ada keluhan gejala infeksi
2. Penyakit arteri perifer 2. Infeksi pada kulit dan jaringan
subkutan
3. Critical limb ischemia
3. Eritema >2mm infeksi meliputi struktur
subcutan.
Ukuran dala mm dan dalamnya 4. Infeksi dengan gejala sistemik
1. Superfisial, tidak mengenal dermis
2. Ulkus dalam melewati dermis, Hilangnya sensasi
meliputi struktur subkutan, fascia, otot,
tendon 1. –
3. Meliputi tulang dan sendi 2. +

KASUS TEORI

• Pasien memiliki riwayat DM sejak 30 • PERKENI membagi alur diagnosa DM


tahun lalu. dengan 2 kriteria yaitu berdasarkan ada
• Awal di diagnosis DM pasien dating tidaknya Gejala khas DM.
dengan keluhan utama sering BAK, • Gejala Khas DM yaitu ; polyuria,
sering rasa lapar, sering haus, adanya polydipsia, polifagi, dan penurunan
penurunan berat badan tanpa disadari. berat badan secara tiba-tiba.
• setelah dilakukan pemeriksaan Gula • Gejala tidak khas yaitu ; lemas,
Darah Sesaat saat itu : 210 mg/dL. kesemutan, luka yang sulit sembuh,
gata, mata kabur , disfungsi ereksi (pria)
dan pruritis vulva (wanita).
• Kriteria diagnosis DM.
• Gejala klasik DM + glukosa plasma
sewaktu > 200 mg/dl (11,1 mmol/L)
• Gejala klasik DM + glukosa plasma
puasa > 126 mg/dl. (7,0 mmol/L)
• Glukosa plasma 2 jam pada TTGO > 200
mg/dL (11,1 mmol/L).
TEORI KASUS

• Pada pasien di dapati riwayat • Faktor yang tidak bias dimodifikasi


yaitu:
keluarga ayah dan adik pasien • Ras dan etnik
mengalami DM tipe 2 • Riwayat keluarga dengan diabetes (anak
penyandang diabetes)
• Umur. Risiko untuk menderita intoleransi
glukosa meningkat seiring dengan
meningkatnya usia. Usia > 45 tahun harus
dilakukan pemeriksaan DM.
• Riwayat melahirkan bayi dengan BB lahir
bayi > 4000 gram atau riwayat pernah
menderita DM gestasional (DMG).
• Riwayat lahir dengan berat badan rendah,
kurang dari 2,5 kg. Bayi yang lahir dengan
BB rendah mempunyai risiko yang lebih
tinggi dibanding dengan bayi lahir dengan
BB normal.
KASUS TEORI

• Faktor risiko yang bisa


dimodifikasi;
• Berat badan lebih (IMT > 23
kg/m2).
• Kurangnya aktivitas fisik.
• Hipertensi (> 140/90 mmHg). v
Dislipidemia (HDL < 35 mg/dL
dan atau trigliserida > 250 mg/dL)
• Diet tak sehat (unhealthy diet). Diet
dengan tinggi gula dan rendah serat
akan meningkatkan risiko
menderita prediabetes dan DM
tipe-2.
Komplikasi dari Diabetes melitus
A. Komplikasi akut
1. Ketoasidosis diabetik (KAD) Merupakan komplikasi akut dengan peningkatan kadar glukosa darah yang tinggi (300-
600 mg/dL), disertai dengan tanda dan gejala asidosis dan plasma keton (+) kuat. Osmolaritas plasma meningkat ( 300-
320 mOs/mL) dan terjadi peningkatan anion gap
2. Hiperosmolar non ketotik ( HNK) Terjadi peningkatan glukosa sangat tinggi ( 600 – 1200 mg/dL) tanpa tanda dan
gejala asidosis, osmolaritas plasma meningkat ( 330 – 380 mOs/mL), plasma keton (+/-), anion gap normal atau sedikit
meningkat.
3. Hipoglikemia Penurunan gula darah < 60 mg/dL. disertai gejala adrenergic ( berdebar – debar, banyak keringat,
gemetar, dan rasa lapar ) dan gejala neuro- glikopenik ( pusing, gelisah, kesadaran menurun sampai koma).
B. Komplikasi kronik
Makroangipatik
1. Pembuluh darah jantung
2. Pembuluh darah tepi Penyakit arteri perifer sering terjadi pada penyandang diabetes. Biasanya terjadi dengan gejala
tipikal intermittent claudicatio, meskipun sering tanpa gejala. Terkadang ulkus iskemik kaki merupakan kelainan yang
pertama muncul.
3. Pembuluh darah otak
Mikroangiopati
1. Retinopati diabetik
2. Nefropati diabetik
KASUS
TEORI

• Untuk kasus ini di berikan


penatalaksanaan Non farmakologi dan • Berdasarkan teori untuk
farmakolog penanganan ulkus kaki
• Non farmakologi : Pengaturan asupan makan diabetik terdapat 6 pilar :
• monitoring tanda vital
• GDS 4 porsi, • kontrol mekanik
• rawat luka,
• rencana debridement.
• kontrol luka
• Diet. • Kontrol infeksi
• Farmakologi :
• Kontrol vascular
• infus NaCl 0,9 % 20 tpm • Kontrol metabolik
• injeksi ceftriaxone 1g 2 kali sehari
• clindamycin 500mg per oral 3 kali sehari, • Edukasi
• paracetamol 500mg 3 kali sehari,
• Novorapid 10 IU subcutan sebelum makan,
• Levemir 14 IU subcutan malam,
• Bicnat 500mg 3 kali sehari.
KASUS TEORI

•Penangan kasus
DM meliputi
•Edukasi
•Terapi gizi
•Kebutuhan kalori
•Terapi
farmakologi
Insulin diperlukan pada keadaan:
 Penurunan berat badan yang cepat
 Hiperglikemia berat yang disertai ketosis
 Ketoasidosis diabetik
 Hiperglikemia hiperosmolar non ketotik
 Hiperglikemia dengan asidosis laktat
 Gagal dengan kombinasi OHO dosis optimal
 Stres berat (infeksi sistemik, operasi besar, IMA, stroke)
 Kehamilan dengan DM/diabetes melitus gestasional yang tidak terkendali dengan
perencanaan makan
 Gangguan fungsi ginjal atau hati yang berat
 Kontraindikasi dan atau alergi terhaap OHO
KESIMPULAN
Pasien perempuan umur 63 tahun masuk keluhan utama nyeri pada luka kaki kiri. Keluhan nyeri di
kaki kiri dirasakan pasien sejak ± 1 minggu yang lalu. Nyeri dirasakan menetap dan memberat
apabila disentuh. Awalnya muncul luka lecet ketika pasien menggunakan sandal, lama kelamaan
makin membesar. Kaki terasa keram. Demam (+) dirasakan pasien sejak 1 minggu yang lalu, demam
turun dengan minum obat penurun panas. RPD : DM sejak 30 thn lalu minum obat metformin 500
mg tapi tidak selesai, TB paru tahun 2014 di obati sampai tuntas. Riwayat keluarga : ayah dan adik
pasien menderita DM. Riwayat sosial : merokok (-), alkohol (-)
Pemeriksaan fisik : Kesadaran: Compos mentis, TD: 130/90 mmHg, Nadi: 96 kali/menit, regular, isi
cukup, kuat angkat, Respirasi: 20 kali/menit, Suhu badan: 37 ⁰C, Saturasi : 98 %. Pemeriksaan fisik
lainya dalam batas normal, pemeriksaan extremitas di dapatkan : . Ulkus pada digiti I pedis sinistra
ukuran 3x3 cm, dasar otot, Regio pedis sinistra ditemukan oedem (+). Pada pemeriksaan lab di
dapatkan : Leu: 19,2 10^3 u/L,Gula darah sewaktu 793 mg/dL, Natrium 120 mEq/L. pemeriksaan
foto thorax ditemukan adanya elongation aorta dan kardiomegali, pada pemeriksaan foto pedis
sinistra ditemukan kesan destruksi pada phalanx distal digiti I pedis sinistra, OA pedis sinistra,
osteoporosis. Pemeriksaan EKG dalam batas normal.
Pasien di diagnose dengan ulkus kaki diabetikum + DM tipe 2 + Hiponatrium diterapi dengan :
Pengaturan asupan makan, monitoring tanda vital , GDS 4 porsi,rawat luka, debridement. infus NaCl
0,9 % 20 tpm injeksi ceftriaxone 1g 2 kali sehari clindamycin 500mg per oral 3 kali sehari,
TERIMAKASIH

Anda mungkin juga menyukai