Anda di halaman 1dari 20

FAKTOR GENETIKA YANG

MEMPENGARUHI METABOLISME
OBAT ISONIAZID

Lisa Lina Pakel


102012307
Skenario 9
 Seorang perempuan berusia 30 tahun, berasal dari ras
Kaukasian, bekerja di non-governmental
organization(NGO) bertempat tinggal di perumahan
padat penduduk, datang ke Puskesmas dengan
keluhan gatal-gatal di lengan dan kaki. Os
didiagnosis tuberkulosis paru 4 bulan yang lalu dan
sedang menjalani terapi. Oleh dokter, pasien
didiagnosis menderita Neuropati perifer karena INH.
Istilah Yang Tidak Diketahui
Neuropati Perifer
 adalah gangguan neurologis umum akibat
kerusakan pada saraf perifer yang bisa disebabkan
oleh berbagai macam penyebab seperti penyakit,
cedera fisik, keracunan, malnutrisi atau obat-
obatan.
Rumusan Masalah kasus 9
 Seorang perempuan 30 tahun dengan keluhan gatal
– gatal di lengan dan kaki.

 Hipotesis : wanita 30 tahun menderita neuropati


perifer et causa Isoniazid.
Mind Map
Anamnesis
 KU : gatal di lengan dan kaki
 RPS : tuberkulosis sejak 4 bulan lalu
 RPD : DM ? HT ?
 RPK :
 RO : mendapat obatan Tuberkulosis ( INH )
 Rsos : perumahan padat penduduk
Pemeriksaan Fisik
 Tanda - tanda vital
 Inspeksi : Melihat lengan dan kaki pasien yang gatal.
Kemerahan, bengkak, dan luka
 Palpasi : Meraba bahagian lengan dan kaki yang
gatal. Meraba panas pada bengkak sekiranya ada.
 Perkusi : dilakukan ketokan pada bagian toraks
 Auskultasi: mendengar bunyi paru – paru
 Saraf kranialis – 12 saraf
 Pemeriksaan sensasi – suhu, tekan, nyeri
Pemeriksaan penunjang
 Darah lengkap dan rutin
 Gula darah sewaktu, HbA1C
 Total kolesterol dan vitamin B6
 Pemeriksaan urin
 Elektromiografi ( EMG ) : mengukur fungsi saraf
 Nerve Conduction Velocity ( NCV ) : mengukur
kecepatan sinyal yang melalui saraf
Diagnosis

Working Diagnosis Diferincial Diagnosis

 Neuropati Perifer et  Neuropati Perifer e.c.


diabetes mellitus
causa INH (Neuropati Diabetik)
 Neuropati et causa Trauma
Fisik : Kecelakaan terjatuh
dan kecelakaan saat
berolahraga ataupun
aktivitas rekreasi adalah
penyebab umum trauma
fisik yang dapat
menyebabkan neuropati
perifer.
Diagnosis :Neuropati Perifer et causa Isoniazid
Efek samping obat yang terkait dengan kejadian
polimorfisme genetik yang membagikan populasi
kepada 2 kelompok : asetilator cepat dan lambat
Gejala Klinis
 Mati rasa, kesemutan, atau nyeri ekstrimitas
 Otot - otot kaki atau tangan mengecil
 Masalah buang air kecil, gangguan pencernaan, mual,
atau muntah diare atau sembelit
 Pusing atau pingsan - penurunan tekanan darah setelah
berdiri atau duduk
 Disfungsi ereksi ( L )
 Cairan vagina kering ( P )
 Kelemahan otot dan hilangnya refleks, terutama pada
pergelangan kaki.
Epidemiologi neuropati perifer
 8 percent in persons 55 years old and older
 Patients with type 2 diabetes mellitus to be 26.4 percent

Proporsi asetilator lambat :


 Eskimo : 5 %

 Jepang : 10 %

 Cina : 20 %

 Melayu : 35 %

 Indian - Amerika : 40 %

 Kaukasoid : 50 %

 Ras Negroid : 50 – 100 %


Etiologi
 Penyebab tersering terjadinya  Infeksi virus (M. leprae,
neuropati adalah : Varicella zooster)
 Neurotoksin
 Diabetes mellitus (talium,emas,plumbum,arsen,
 Pasca herpes neuralgia timah,merkuri,pestisida
organofosfat).
 Trauma  Penyakit autoimun (Lupus,
 Defisiensi vitamin B12 Rheumatoid arthritis, Gullain-
bersama dengan konsumsi Barre syndrome).
alkohol yang berlebihan.  Terapi kanser (vincristine)
 Pemakaian obat-obatan
 Keganasan yang menekan (Metronidazol, Isoniazid,
saraf. Hidralazin, Fenitoin).
 Penyakit metabolik, misalnya  Faktor genetic
gagal ginjal kronik.
Pengaruh atau respons individu
terhadap obat terjadi melalui
Proses farmakodinamik Proses farmakokinetik

 Proses interaksi antara  Proses absorbsi, distribusi,


metabolisme, dan ekskresi
molekul obat dengan obat.
reseptornya, dan  Proses ini paling banyak
terdapat kepekaan ditemukan pada polimorfisme
klinik dalam proses
yang abnormal dari metabolisme obat, sedangkan
reseptor obat terhadap polimorfisme genetik yang
ditemukan pada proses
molekul obat. absorbsi, distribusi, dan
ekskresi obat tidak banyak
dijumpai dan diketahui.
Patofisiologi
Metabolisme Isoniazid

Asetilator Cepat Asetilator Lambat

Pemberian dengan dosis besar


dan Berulang Pemberian dengan dosis rendah
!!!

Resiko Resistensi ⇈ Neuritis Perifer ⇈


Mekanisme INH
 Isoniazid menyebabkan
kurang fungsionalnya
piridoksin oleh dua
mekanisme.
 Metabolit Hydrazone
INH menghambat
piridoksin
phosphokinase,
enzimnya yang
mengkonversi piridoksin
menjadi bentuk aktifnya,
piridoksal-5-fosfat.
 Selain itu, INH bereaksi
dengan fosfat piridoksal
untuk menghasilkan
Tatalaksana
 Pemberian vitamin B6 ( piridoksin ) bersama
isoniazid dosis :
 Dosis biasa : 5 mg/kgBB. Dosis maksimal 300
mg/hari + piridoksin 10 mg/hari
 Tuberkulosis berat : 10 mg/kgBB. Dosis maksimal
600 mg/hari + piridoksin 10 mg/hari
 Dosis intermitten isoniazid : 15 mg/kg sehari.
Maksimal 300 mg peroral 2 - 3 kali seminggu.
Maksimum 900 mg + piridoksin 10 mg/24 jam.
Komplikasi
 Asetilator lambat
 Obat lebih banyak terakumulasi dan lebih jelas
memperlihatkan efek toksisitas
 Lebih rentan terhadap kanker kandung kemih
disebabkan oleh amin-amin penyebabnya tidak
didetoksifikasi
 Asetilator cepat
 Hepatitis diinduksi oleh asetilhidrazin yang terbentuk
dari isoniazid.
 Cepat resisten terhadap pengobatan.
Prognosis
 Prognosis penyakit ini baik apabila mendapat
penanganan yang segera sebelum terjadi
komplikasi kronik dari penggunaan INH jangka
panjang.
 Suplemen vitamin B menjanjikan prognosis yang
baik
Kesimpulan
 Pengetahuan mengenai farmakogenetika diperlukan untuk mengetahui
adanya variasi pengaruh obat yang ditentukan oleh faktor genetik,
sehingga dapat dicegah kemungkinan terjadinya pengaruh buruk obat
dengan menghindari pemakaian obat tertentu pada orang-orang dengan
ciri-ciri genetik tertentu.

 Pada pasien dengan asetilator lambat, pemberian INH dapat menyebabkan


gangguan penyerapan Vitamin B6 dan peningkatan ekresi vitamin B6. Hal
ini menyebabkan defisiensi Vitamin B6 pada tubuh pasien. Pada akhirnya
defisiensi vitamin B6 pada tingkat ringan ini menyebabkan manifestasi
rasa baal atau kesemutan pada pasien. Dapat dilakukan profilaksis pada
pasien dengan asetilator lambat yang mendapat terapi INH dengan
pemberian vitamin B6. Atau saat ini juga telah tersedia sediaan obat INH
yang telah disertai dengan Vitamin B6.

 Hipotesis diterima

Anda mungkin juga menyukai