DISPEPSIA
Pembimbing :
dr. Camelia Khaerunnissa, Sp.PD
Oleh :
Irma Juliana S
KEPANITERAAN KLINIK DEPARTEMEN ILMU PENYAKIT MATA
BLUD RUMAH SAKIT SEKARWANGI SUKABUMI
FAKULTAS KEDOKTERAN DAN KESEHATAN
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH JAKARTA
2018
Definisi
Bahasa Yunani
Duis bad dan peptein to digest Gangguan Pencernaan
Roma III tahun Rasa tidak nyaman yang berasal dari derah abdomen bagian
Rasa penuh setelah makan (Postprandial distress syndrome )
PGI
2006 atas :
Rasa cepat kenyang (ketidakmampuan untuk menghabiskan
• Nyeri epigastrium
2014 ukuran makan normal atau rasa penuh setelah makan).
• Rasa terbakar di epigastrium
Rasa nyeri epigastrik atau rasa terbakar (epigastric pain
• Rasa penuh setelah makan
syndrome)
• Cepat kenyang
• Rasa kembung pada saluran cerna atas
EPIDEMIOLOGI
usia
30 % di pelayanan DU > 45 th
50 % di pelayanan DS JK
♀:♂=2:1
Tidak semua ps. berobat Gol.
Darah
O
KLASIFIKASI
DISPEPSIA ORGANIK DISPEPSIA FUNGSIONAL
• Adanya satu atau lebih keluhan rasa penuh setelah
dispepsia yang telah diketahui makan, cepat kenyang, nyeri ulu hati/epigastrik,
rasa terbakar di epigastrium.
adanya kelainan organik sebagai
penyebabnya • Tidak ada bukti kelainan struktural (termasuk
didalamnya pemeriksaan endoskopi saluran cerna
jarang ditemukan pada usia bagian atas) yang dapat menerangkan penyebab
muda, tetapi banyak ditemukan keluhan tersebut.
pada usia lebih dari 40 tahun • Keluhan ini terjadi selama 3 bulan dalam waktu 6
bulan terakhir sebelum diagnosis ditegakan.
DISPEPSIA FUNGSIONAL Rome Rome
II III
Berlangsung sekurang-kurangnya selama 12 minggu, dalam 12 bulan ditandai dengan:
Kriteria
Gejaladiagnosis* Sindromaatau
yang menetap berulang (nyeri atautidak
Nyeri Epigastrik Sindroma
nyaman distress
yang postprandial
berpusat di abdomen atas);
Harusada
•Tidak termasuk• Kriteria
buktididalamnyadiagnosis*
satu atau(berdasarkan
penyakit organik lebih dari: Kriteria diagnosis*
• endoskopi)
• Harus termasuk didalamnya: • Harus termasuk salahatau
satu perubahan
atau keduanya gejala dibawah
a.Tidak
Rasaada
tidak bukti
nyaman setelah makan
bahwa dyspepsia berkurang setelah defekasi
Nyeri atau rasa terbakar terlokalisasi di epigastrium derajat sedang sekurang-kurangnya sekali pola dan bentuk
b.defekasi
Cepat merasa kenyang ini
seminggu
c. Nyeri epigastrium
Dispepsia 1. Nyeri bersifat intermitten
like-ulcer 1. Rasa tidak nyaman atau
d.
Rasa Rasa terbakar
nyeri 2. didaerah
terutama epigastrium
Tidak menyebar
dirasakan ke region
padaabdomen
abdomen 2.
lainnya Rasa
atau
atas cepatdada
ke region merasa kenyang setelah makan sehari-hari
Dan 3. Tidak berkurang setelah defekasi atau flatus sekurang-kurangnya beberapa kali seminggu
Dispepsia like-dysmotility
• Tidak ada bukti 4. penyakit
Tidak memenuhi criteria
struktural gangguan kandung
(berdasarkan * empedu dan
Kriteria sfinter oddiselama 3 bulan dengan onset gejala
terpenuhi
Rasa tidak nyaman * Kriteria terutama dirasakan
terpenuhi selama pada abdomen
3 bulan dengan atas berupa rasa
onset gejala sekurang-kurangnya penuh,
6 bulan lekas kenyang, sebah
setelah
endoskopi) yang menyebabkan gejala-gejala sekurang-kurangnya 6 bulan setelah terdiagnosis
dan mual terdiagnosis
tesebut diatas. • Kriteria supportif
• Kriteria supportif
Dispepsia Unspecified (Nonspesific)
*Kriteria terpenuhi
1. selama
Nyeri 3 terasa
dapat bulan seperti
dengan onsettetapi tanpa
terbakar 1. like-ulcer
Terasa kembung
nyeri retrosternal pada perut atas atau mual setelah makan
Gejala yang ditunjukkan
gejala sekurang-kurangnya tidak memenuhi criteria atau like-dysmotility
2. Nyeri biasanya6dipicu bulan setelah denganatau
atau dihilangkan sendawa
makanan yang saat
tetapi timbul berlebihan
puasa
terdiagnosis 3. Kadang-kadang bersamaan dengan sindroma post prandial. dengan nyeri epigastrik
2. Bersamaan
ETIOLOGI
DISPEPSIAORGANIK
DISPEPSIA FUNGSIONAL
Esofago – gastro – Tukak peptik, gastritis kronis, gastritis
duodenal NSAID, keganasan Obat-obatan yang dapat menyebabkan keluhan dyspepsia
Hipersensitivitas viseral
Hepatobilier Hepatitis, Kolesistitis, Kolelitiasis, Acarbose Niasin
Gangguan
Keganasan, motilitas
Disfungsi duodenal
sfinkter Oddi Aspirin Nitrat
ginjal,
Infeksikehamilan, penyakit pylori
kuman Helicobacter jantung Estrogen Quinidine
koroner / iskemik Gemfibrozil Sildenafil
Gangguan fungsional Faktor Psikologis
Dispepsia fungsional, irritable bowel Glukokortioid Teofilin
syndrome Preparat besi Levodopa
Predisposisi genetik
Obat-obatan Antiinflamasi non steroid, teofilin, digitalis, Narkotik Ampisilin
antibiotik
PATOFISIOLOGI Peranan
Peranan
Hipersensitivtas
Gangguan
Motilitas Viseral
Gastroduodenal
Rangsangan
Impaired gastric Inkoordinasi Perlambatan
reseptor kimiawi
accomodation antroduodenal pengosongan lambung
Sensitivitas
Gejala
saraf sensorik
dispepsia
perifer & sentral
Begah setelah makan
Rangsangan reseptor
Distensi abdomen
mekanik intraluminal
Kembung
lambung proksimal
Rasa penuh
PATOFISIOLOGI Peranan
Peranan Helicobacter
Peranan Faktor
Sekresi Asam
pylori
Psikososial
Lambung
Pola makan
Merusak Merangsang
tidakmekanisme
teratur Merusak jaringan
Iritasi pada mukosa kelenjar
pertahanan Sekresi Sensitivitas
lambung
Stimulus stres asam
sentral
Kontraktilitas
lambung
lambung
dinding
mukosa Mual terhadap asam
Lambung sulit
beradaptasi Sekresi gastrin
Pemeriksa
Anamnes Pemeriksaan
an
is Fisik
Laboratorium
ALARM
SIGN
Penurunan berat badan (unintended) ENDOSKOPI
Disfagia progresif
Muntah rekuren atau persisten
Perdarahan saluran cerna
Anemia Ro abdomen
Demam
Massa daerah abdomen bagian atas
Riwayat keluarga kanker lambung USG
Dispepsia awitan baru pada pasien di atas 45 th
abdomen
ALGORITMA TATALAKSANA DISPEPSIA ORGANIK
Alogaritma Tata Laksana Dispepsia Akibat Penggunaan NSAID
dan GI Komplikasi
Alogaritma Tata Laksana Dispepsia Akibat Penggunaan
NSAID dan GI Komplikasi
ALGORITMA TATALAKSANA INFEKSI
H.PYLORI
REGIMEN TERAPI INFEKSI H.PYLORI
ALGORITMA TATALAKSANA DISPEPSIA
FUNGSIONAL
KOMPLIKASI
Perdarahan Gastric Outlet
Perforasi
GI Obstruksi
• >> pada penggunaan • 1-2%, diam & perlahan
NSAID
• Cepat kenyang
15 % • Ul. Duodenum
• Mual, muntah
Usia > 60 tahun posterior
pankreatitis • BB
Penggunaan NSAID
• Ul. Gaster hepar • Sakit perut akibat
lobus kiri postprandial