Anda di halaman 1dari 39

CASE REPORT SECTION

Dosen Pembimbing : dr. Iin Dwiyanti, Sp.PD


Nama : Mutiara Putri Syafira
Nim : G1A217034

BAGIAN ILMU PENYAKIT DALAM


RSUD RADEN MATTAHER PROVINSI JAMBI
FAKULTAS KEDOKTERAN DAN ILMU KESEHATAN
UNIVERSITAS JAMBI
PENDAHULUAN
01 Demam dengue/DF dan Demam berdarah Dengue/DBD
(dengue haemorrhagic fever/DHF) : disebabkan oleh virus
dengue (DEN 1, DEN 2, DEN 3, DEN 4)

02 Manifestasi klinis : demam, nyeri otot dan/atau nyeri sendi


yang disertai leukopenia, ruam, limfadenopati,
trombositopenia, dan diatesis hemoragik.

03
KLB di Jambi Tahun 2011  total kasus mencapai 1.879 kasus DB
D di Provinsi Jambi.

04 Penanganan suportif terpenting : pemeliharaan cairan sirkulasi


terutama cairan oral dan melalui intravena : mencegah dehidrasi
dan hemokonsentrasi.
LAPORAN KASUS

IDENTITAS

Nama : Tn. Raden Ismail Fahmi


Umur : 21 Tahun
Jenis Kelamin: Laki-Laki
Alamat : Tanjung Raden
Pekerjaan : Pelajar
MRS : 15 Agustus 2018
Ruangan B5 Bangsal Interne
Riwayat Perjalanan Penyakit

Muntah ± 3x/ hari tiap kali os


makan. Isi muntahan berupa BAB normal, BAB hitam ataupu
makanan yang dimakan. n
Volume : ± ¼ gelas belimbing darah (-), BAK lancar, mimisan
. Nafsu makan menurun (+), (-),merah-merah pada tangan,
lemas (+), muntah darah (-). badan dan kaki (-), nyeri sendi
dan nyeri otot (-).

3 hari SMRS 3 hari SMRS 2 hari SMRS Keluhan


MRS
Penyerta

demam tinggi  terus- sakit kepala hilang timbul


menerus sepanjang hari. pada bagian kepala
Menggigil (+), nyeri ulu
belakang seperti ditusuk-tu
hati (+), nyeri
tenggorokkan (+). suk.
Riwayat Penyakit Riwayat Penyakit
Dahulu Keluarga

- Pasien belum pernah • Riwayat penyakit


mengeluhkan hal yang serupa disangkal
serupa sebelumnya
• Hipertensi (+)
- Demam Tifoid (-)
- Malaria (-)
ayah pasien
- Chikungunya (-)
 Os belum menikah.
 Os seorang karyawan yang bekerja disalah satu mall di
Jambi.
 Merokok (+), minum alkohol (-).
 Pergi ke daerah endemis (-).
 Dilingkungan os juga tidak ada tetangga maupun
teman yang mengeluhkan hal yang sama.
 Os tinggal didaerah yang dekat dengan tempat
pembuangan sampah umum.
Keadaan Umum Kesadaran Tanda Vital
• Tampak sakit • Compos Mentis • TD : 100/70 mmHg
sedang • GCS 15 • Nadi : 88x/menit
• RR : 24x/menit
• Suhu axilla 39,1 C
• SpO2 : 98%
• TB : 165cm
• BB : 53kg
• IMT : 19,46 kg/m
(normoweight)
KEPALA
Normocephali, warna ram Konjungtiva palpebra puc
but hitam, tidak mudah di at (-/-), sklera ikterik (-/-),
cabut, alopesia (-), nyeri t mata cekung (-/-), pupil bu
ekan supra dan infra orbit lat, central, isokor, RC (+/+
a (-), deformitas tulang ke ), diameter (3mm/3mm)
pala (-)
HIDUNG
Deviasi septum (-), epis TELINGA
taksis (-), Sekret (-/-), Nyeri tekan
tragus (-/-), Pendengara
n dbn.
MULUT LEHER
Pembesaran KGB (-)
Bibir kering (+), sian
Pembesaran kelenjar ti
osis (-), gusi berdarah roid (-)
(+), tifoid tongue (-) Jvp 5+1 cmH2O

KULIT
Sawo matang
PARU PARU
Inspeksi : Statis dan JANTUNG
dinamis: simetris Inspeksi : Iktus kordis tidak
kanan=kiri, terlihat
retraksi dinding Palpasi : Iktus kordis tidak
dada (-/-) teraba
Palpasi Perkusi : Batas jantung
: Stem fremitus atas ICS II
kanan = kiri, Batas jantung
normal kanan linea
Perkusi : Sonor di kedua sternalis dextra
lapangan paru, Batas jantung kiri
nyeri ketok (-/-), ICS V linea
batas paru midclavicularis
hepar ICS V sinistra
peranjakan 1 sela Auskultasi: HR 88x/menit,
iga regular, murmur (-
Auskultasi: Vesikuler (+) ), gallop (-)
normal, ronkhi (-),
wheezing (-)
ABDOMEN
Inspeksi : Datar, bekas
operasi (-),
sikatrik (-)spider
nevi (-)
Palpasi : Nyeri tekan (+)
epigastrium
hepar , lien dan
ginjal tidak
teraba
Perkusi : Timpani,
seluruh lapangan
abdomen
shifting dullness
(-),
Auskultasi: Bising
usus (+) normal
EKSTREMITAS
Superior : akral hangat CRT < 2 detik,
edema (-). Uji torniquet (+)

Inferior :akral hangat , CRT < 2 detik,


edema (-)
Urin Rutin
Darah Rutin
WBC : 2,19 x109/L Warna : kuning
RBC : 4,98 x1012/L
BJ : 1015
HGB : 14,3 g/dL
MCV : 78,7 fL Protein :-
MCH : 28,7 pg
Glukosa :-
MCHC : 365 g/L
PLT : 65 x109/L Keton :-
HCT : 42,2 %
GDS : 107 mg/dL
Hasil Lab
15-3-2018
Feses Rutin Anjuran Pemeriksaan
Warna : Cokelat - Evaluasi Pemeriksaan Darah Rutin
(terutama Hb, Leukosit, Hematoktrit dan
Konsistensi : Padat Trombosit) per 12 jam
Parasit : (-) - Pemeriksaan
- Antigen NS1
Lendir : (-)
- Serologi IgM dan IgG
Telur cacing : (-) - Tes Widal
- Foto Thoraks
 Sindroma
Dispepsia
 Demam Berdarah Dengue Derajat I
Diagnosis
01 DEMAM BERDARAH DENGUE
DERAJAT I

Diagnosis Banding
-Chikungunya
02 -Demam Tifoid
-Malaria

DIAGNOSIS
Penatalaksanaan

Farmakologis: Non Farmakologis:


IVFD RL 30 tpm (volume Tirah Baring
cairan kristaloid Edukasi penyakit
rumatan) Makan makanan lunak dan
meningkatkan asupan cair
1500 + 20 (53 – 20) =
an oral
2160 cc Memantau tanda-tanda syo
Paracetamol 4 x 500 mg k
Prognosis Quo Vitam
Quo Functionam
: Dubia ad bonam
: Dubia ad bonam
Quo Sanactionam : Dubia ad bonam
16/08/201 S: Demam (+), Lemas (+), Nyeri ulu hati (+), Mual (+) IVFD RL 30 tpm
8 muntah (-), nafsu makan menurun. Paracetamol 4 x 500
O: TD: 110/80 N : 75x/menit RR: 20x/menit T : 38,5oC mg
Pemeriksaan generalisata: Rencana
Mata : CA(-/-), SI(-/-), Isokor (3mm/3mm), RC(+/+) Pemeriksaan:
THT : tonsil T1-T1 hiperemis (-), faring hiperemis (-) - Pemeriksaan Darah
Thorax : Jtg: BJ I-II reguler, m (-), g (–) Rutin (terutama Hb,
Paru : Paru : SN vesikuler +/+, rh -/-, wh –/-- Leukosit, Hematoktrit
Abd : datar, NT Epigastrium (+), BU (+) Normal, Hepar dan Trombosit) per 24
tidak teraba, lien tidak teraba. jam.
Ekst : akral hangat, udem (-), sianosis (-) - Antigen NS1
Pemeriksaan Darah Rutin : - - Tes Serologi IgM dan
A: DHF derajat I IgG
17/08/2018 S : Demam (+), Lemas (+), Nyeri ulu hati (+), Perdarahan Gusi IVFD RL 30 tpm
(+) Paracetamol 4 x 500 mg
O: TD: 110/80 N : 75x/menit RR: 20x/menit T : 38,2oC Rencana Pemeriksaan:
Pemeriksaan generalisata: -Pemeriksaan Darah Rutin
Mata : CA(-/-), SI(-/-), Isokor (3mm/3mm), RC(+/+) (terutama Hb, Leukosit,
THT : tonsil T1-T1 hiperemis (-), faring hiperemis (-) Hematoktrit dan
Thorax : Jtg: BJ I-II reguler, m (-), g (–) Trombosit) per 24 jam.
Paru : Paru : SN vesikuler +/+, rh -/-, wh –/-- -Rontgen Thoraks
Abd : datar, NT Epigastrium (+), BU (+) Normal, Hepar tidak
teraba, lien tidak teraba.
Ekst : akral hangat, udem (-), sianosis (-)
Pemeriksaan Darah Rutin :
WBC : 3.08
RBC : 4.39
HGB : 13.2
HCT : 35.1
PLT : 38
A: DHF derajat I
18/08/2018 S: Demam (+), Nyeri ulu hati (+) Perdarahan Gusi (-). IVFD RL 30 tpm
O: TD: 110/80 N : 75x/menit RR: 20x/menit T : 37,2oC Paracetamol 4 x 500
Pemeriksaan generalisata: mg
Mata : CA(-/-), SI(-/-), Isokor (3mm/3mm), RC(+/+) Rencana
THT : tonsil T1-T1 hiperemis (-), faring hiperemis (-) Pemeriksaan:
Thorax : Jtg: BJ I-II reguler, m (-), g (–) -Pemeriksaan Darah
Paru : Paru : SN vesikuler +/+, rh -/-, wh –/-- Rutin (terutama Hb,
Abd : datar, NT Epigastrium (+), BU (+) Normal, Hepar tidak teraba, Leukosit,
lien tidak teraba. Hematoktrit dan
Ekst : akral hangat, udem (-), sianosis (-). Rumple leed test (-) Trombosit) per 24
Pemeriksaan Darah Rutin : jam.
WBC : 4.44
RBC : 4.26
HGB : 12.8
HCT : 34.2
PLT : 39
A: DHF derajat I
19/08/2018 S: Keluhan (-). Nafsu makan baik. IVFD RL 30 tpm
O: TD: 100/70 N : 75x/menit RR: 20x/menit T : 36,7oC Rencana Pemeriksaan:
Pemeriksaan generalisata: Pemeriksaan Darah
Mata : CA(-/-), SI(-/-), Isokor (3mm/3mm), RC(+/+) Rutin (terutama Hb,
THT : tonsil T1-T1 hiperemis (-), faring hiperemis (-) Leukosit, Hematoktrit
Thorax : Jtg: BJ I-II reguler, m (-), g (–) dan Trombosit) per 24
Paru : Paru : SN vesikuler +/+, rh -/-, wh –/-- jam.
Abd : datar, Nyeri tekan (-), BU (+) Normal, Heoar tidak
teraba, lien tidak teraba.
Ekst : akral hangat, udem (-), sianosis (-)
Pemeriksaan Darah Rutin : -
A: DHF Derajat I
20/08/2018 S: Keluhan (-). Nafsu makan baik. IVFD RL 30 tpm
O: TD: 110/80 N : 75x/menit RR: 20x/menit T : Rencana Pemeriksaan:
36,5oC -Pemeriksaan Darah Rutin
Pemeriksaan generalisata: (terutama Hb, Leukosit,
Mata : CA(-/-), SI(-/-), Isokor (3mm/3mm), RC(+/+) Hematoktrit dan Trombosit)
THT : tonsil T1-T1 hiperemis (-), faring hiperemis (-) per 24 jam.
Thorax : Jtg: BJ I-II reguler, m (-), g (–)
Paru : Paru : SN vesikuler +/+, rh -/-, wh –/--
Abd : datar, Nyeri tekan (-), BU (+) Normal, Hepar
tidak teraba, lien tidak teraba.
Ekst : akral hangat, udem (-), sianosis (-)
Pemeriksaan Darah Rutin :
WBC : 5.78
RBC : 4.47
HGB : 13.4
HCT : 36
PLT : 91
A: -
21/08/2018 S: Keluhan (-). Nafsu makan baik. - Aff Infus
O: TD: 110/80 N : 75x/menit RR: 20x/menit T : 36,5oC - Terapi
Pemeriksaan generalisata: dihentikan
Mata : CA(-/-), SI(-/-), Isokor (3mm/3mm), RC(+/+) - Pasien pulang.
THT : tonsil T1-T1 hiperemis (-), faring hiperemis (-)
Thorax : Jtg: BJ I-II reguler, m (-), g (–)
Paru : Paru : SN vesikuler +/+, rh -/-, wh –/--
Abd : datar, Nyeri tekan (-), BU (+) Normal, Hepar tidak teraba,
lien tidak teraba.
Ekst : akral hangat, udem (-), sianosis (-)
Pemeriksaan Darah Rutin :
WBC : 6.12
RBC : 4.3
HGB : 12.9
HCT : 34.9
PLT : 141
A: -
ANALISIS KASUS
Definisi
penyakit infeksi yang disebabkan
Pada DBD terjadi perembesan
oleh virus dengue dengan manifestasi plasma yang ditandai
klinis demam, nyeri otot dan/atau dengan hemokonsentrasi
nyeri sendi yang disertai leukopenia,
ruam, limfadenopati, trombositopenia
(peningkatan hematokrit)
dan diatesis hemoragik. atau penumpukan cairan di
. rongga tubuh.1
Epidemiologi

• Demam berdarah dengue tersebar


di wilayah Asia Tenggara, Pasifik
barat dan Karibia. lndonesia
merupakan wilayah endemis dengan
sebaran di seluruh wilayah tanah air.

Di Provinsi Jambi, kejadian DBD telah


menyebar ke seluruh kabupaten / kota.

Pada tahun 2011 terjadi Kejadian Luar Biasa


(KLB) di Kota Jambi sehingga total jumlah
kasus mencapai 1.879 kasus DBD di Provins
i Jambi.
ANAMNESIS
Berdasarkan anamnesis awal yang dilakukan

1. Pasien mengeluhkan
demam yang dirasakan ± 3
hari SMRS. Demam
dirasakan terus-menerus
disertai dengan menggigil,
nyeri pada ulu hatinya dan
nyeri tenggorokkan.
2. Pasien juga mengeluhkan
mual muntah dan nyeri
kepala yang dirasakan ± 2
hari SMRS.
Kasus Teori

• Pasien mengeluhkan demam Dengan adanya keluhan ini, dapat dipikirkan


beberapa diagnosis banding penyakit pasien
yang dirasakan ± 3 hari SMRS. yang mungkin dapat menyebabkan demam
Demam dirasakan terus-menerus tinggi yang terjadi akut, diantaranya yaitu
disertai dengan menggigil, nyeri infeksi bakteri, virus maupun parasit.
pada ulu hatinya dan nyeri Infeksi bakteri yang mungkin dapat terjadi
tenggorokkan. pada umumnya yaitu Infeksi Saluran Napas
• Pasien juga mengeluhkan mual Akut (ISPA) dan demam typhoid. Infeksi virus
yang mungkin dapat terjadi antara lain Demam
muntah dan nyeri kepala yang Dengue (DD), Demam Berdarah Dengue (DBD),
dirasakan ± 2 hari SMRS. atau Demam Chikungunya.
Sedangkan infeksi parasit yang mungkin dapat
menyebabkan demam adalah Malaria
Kasus Teori

• Dari hasil anamnesis riwayat Diagnosis banding lain yang mungkin


perjalanan penyakit didapatkan dapat menyerupai infeksi dengue,
keluhan yang sesuai dengan misalnya diagnosis Malaria dapat
manifestasi klinis infeksi virus dengue disiingkirkan dari tidak adanya riwayat
yaitu adanya keluhan demam akut berpergian ke daerah endemis.
selama 2-7 hari, disertai nyeri kepala Tifoid juga dapat disingkirkan karena
dan nyeri retro-orbital. riwayat perjalanan demam tidak
memenuhi kriteria demam tifoid serta
keluhan gastrointestinal tidak dominan
pada kasus.
PEMERIKSAAN FISIK
1. Pada pemeriksaan fisik
didapatkan peningkatan suhu
(39,1°C), terdapat gusi berdarah
pada hari ke-5 demam (gum
bleeding), nyeri tekan
epigastrium, ptekie, dan rumple
leed test positif, sesuai dengan
manifestasi klinis yang terdapat
pada DBD.

Tidak didapatkan adanya Tifoid


tongue pada kasus, juga dapat
membantu menyingkirkan
diagnosis Demam Tifoid.
Kasus Teori

• Dari hasil anamnesis dan pemeriksaan fisik


•pemeriksaan antigen NS 1 untuk deteksi
pasien, dapat ditegakkan diagnosis Suspek
awal demam hari pertama sampai
DBD Derajat I (manifestasi klinis infeksi
kedelapan serta uji serologis IgM dan
dengue dan perdarahan spontan tanpa
syok).
IgG Dengue untuk menilai antibodi yang
• terbentuk akibat infeksi virus Dengue.
Oleh karena kriteria diagnosis DBD belum
terpenuhi seluruhnya, •Pemeriksaan radiologis berupa foto
dilakukan
pemeriksaan penunjang thoraks juga perlu dilakukan untuk
berupa
pemeriksaan laboratorium berupa darah
pasien. Hal ini untuk melihat apakah
rutin, khususnya melihat kadar
adanya efusi pleura, terutama pada
hemoglobin, hematokrit, trombosit, hemithoraks kanan.
dan leukosit
Kasus Teori

Hal ini didapatkan pada pasien dimana Pemeriksaan darah rutin laboratorium seperti
pada pemeriksaan laboratorium hari trombosit dilakukan pada penderita DBD
pertama didapatkan nilai WBC 2,19x109/L biasanya didapatkan trombositopenia pada
demam hari 3-8, yang disebabkan oleh supresi
Hb 14,3 g/dl, Ht 42,2% dan Trombosit sum-sum tulang dan destruksi serta
65.000/mm3. Monitoring penilaian pemendekan masa hidup trombosit.
laboratorium per 12 jam selanjutnya
dibutuhkan untuk melihat respon terapi Kemudian pemeriksaan Hb dan Ht yang
yang diberikan pada pasien. menunjukkan peningkatan menandakan
terjadinya plasma leakage, akibat dari
peningkatan permeabilitas dinding pembuluh
darah dan merembesnya plasma dari ruang
intravaskular ke ruang ekstravaskular
DD/ Deraj Gejala Laboratorium
DBD at

DD Demam disertai 2 atau lebih leukopenia, trombositopenia,


tidak ada bukti kebocoran
Serologi
Dengue
tanda: sakit kepala, nyeri plasma (+)
retro-orbital, mialgia,
artralgia

DBD I gejala di atas ditambah uji bendung Trombositopenia < 100.000, HT


positif meningkat ≥ 20 % (bukti ada
kebocoran plasma)

DBD II gejala di atas ditambah perdarahan Trombositopenia < 100.000, HT


spontan meningkat ≥ 20 % (bukti ada
kebocoran plasma)

DBD III Gejala di atas ditambah kegagalan Trombositopenia < 100.000, HT


sirkulasi (kulit dingin dan lembab meningkat ≥ 20 % (bukti ada
serta gelisah) kebocoran plasma)

DBD IV Syok berat disertai dengan tekanan Trombositopenia < 100.000, HT


darah dan nadi tidak terukur meningkat ≥ 20 % (bukti ada
kebocoran plasma)
 Maka dapat disimpulkan, pasien termasuk dalam kategori Demam Berdarah Dengue derajat I.
Pasien akan diberikan terapi tatalaksana berdasarkan penanganan DBD Derajat I Protokol 2
Kasus Teori
• Tatalaksana pasien ini meliputi tirah baring, Volume cairan kristaloid yang
lalu edukasi mengenai penyakit DBD,
memantau tanda-tanda bahaya dan syok
Volume cairan kristaloid per hari
pada pasien, untuk makanan konsumsi yang diperlukan : 1500 + 20 X ( BB
makanan lunak dan memperbanyak asupan dalam kg – 20 ).
oral air putih.
• Tatalaksana farmakologi diberikan untuk
mengganti cairan yang hilang. Pada pasien
dengan BB 53 kg : 1500 + 20 X ( 53 – 20) =
2160 ml. Maka pasien diberikan infus RL 30
tetes makro per menit.
• Lalu sebagai terapi simptomatik pada
pasien diberikan Ondansentron 4 mg/2ml
secara intravena untuk menangani keluhan
mual
• parasetamol oral 500mg/6jam (jika suhu
>37,5°C).
Kasus Teori
• Prognosis pasien ini bonam karena Prognosis demam dengue dapat
respon terhadap terapi baik. beragam, dipengaruhi oleh adanya
antibodi yang didapat secara pasif atau
infeksi sebelumnya. Pada DBD, kematian
telah terjadi pada 40-50% pasien dengan
syok, tetapi dengan penanganan intensif
yang adekuat kematian dapat ditekan
<1% kasus. Keselamatan secara langsung
berhubungan dengan penatalaksanaan
awal dan intensif.
 penderita harus istirahat, cukup minum, selain air
putih dapat diberikan susu, jus buah,
 menghindari dari gigitan nyamuk (menggunakan
lotion anti nyamuk atau memakai baju dan celana
panjang),
 melakukan 3M plus (menguras, menutup, mengubur
tempat penampungan air, menaburkan bubuk abate,
memelihara ikan pemankan jentik nyamuk,
 membersihkan lingkungan, fogging, mencegah
gigitan nyamuk dan memantau).
Kesimpulan
01 Virus dengue tergolong dalam grup Flaviviridae dengan 4
serotipe, DEN – 3, merupakan serotie yang paling banyak di In
donesia.

02 Vektor utama dengue di Indonesia adalah Aedes


Aegypti.

03 Dua kriteria klinis ditambah trombosipenia dan peningkatan h


ematokrit cukup untuk menegakkan diagnosis demam berdara
h dengue.

04 Penatalaksanaan demam berdarah dengue bersifat simtomatik yai


tu mengobati gejala penyerta dan suportif yaitu mengganti cairan
yang hilang.
THANKYOU 

Anda mungkin juga menyukai