Komposisi :
Distribusi air dalam rongga tubuh mencapai tingkat
matang pada usia kurang lebih 3 tahun
Pada awal kehidupan (embrio) air mencapai 95 %.
Pada saat lahir 75 - 78 % Berat Badan
Pada beberapa bulan pertama kehidupan
ATT turun cepat mendekati kadar dewasa 55 – 60
% Berat Badan pada saat usia satu tahun.
Pada masa pubertas terjadi perubahan.
Wanita kadar ATT lebih rendah dibandingkan laki
– laki, hal ini karena wanita dewasa mempunyai
lebih banyak lemak tubuh ( 55 % ), dibandingkan
dari pada laki – laki. Kadar lemak yang ditimbun
dalam jaringan adiposa hanya mengandung sedikit
air
Peningkatan lemak tubuh pada anak gemuk
usia berapapun mempunyai efek yang serupa
terhadap ATT.
Pada anak tidak gemuk, hubungan linier yang
erat dipertahankan antara ATT dan berat badan.
ATT dapat dihitung dengan menggunakan berat
badan. Cara penghitungan adalah sebagai
berikut :
ATT ( L ) = 0,61 x berat badan ( kg ) + 0,251
Pada keadaan hidrasi normal jumlah CES pada anak
20 – 25 % berat badan yang terdiri dari :
. Larutan plasma 5 % berat badan
. Larutan Interstitial 15 % berat badan
. Larutan transeluler 1 – 3 % berat badan
Larutan transeluler terdiri dari :
. Larutan di saluran gastrointestinal
. Larutan serebrospinal, intraokuler,
pleural peritoneal dan larutan sinovial.
. Plasma darah terdiri dari :
Protein, Na , Cl , HCO , K , Ca , Mg , SO4 ,
HPO4 , HHCO3 dan non - elektrolit.
. Larutan Interstitial terdiri dari :
Na , Cl , HCO , K , Mg , Ca , SO4 , HPO4,
HHCO dan non – elektrolit.
Elektrolit terbanyak adalah Na
Volume larutan ektraseluler lebih besar
dibanding larutan intraseluler pada fetus
Rasio CES dan CIS ini akan berubah setelah
umur 9 bulan. Dimana CES berkurang secara
relatif disebabkan karena pertumbuhan sel
jaringan lebih cepat dibandingkan
pertumbuhan jaringan kolagen menjadi
jaringan otot.
Jumlah cairan CES akan bertambah
berhubungan dengan bertambahnya berat
badan.
Berfungsi sebagai barrier primer perpindahan
zat – zat antara CES dan CIS
Zat – zat yang larut dalam lemak seperti gas
( O2 , CO2 ) bisa langsung melintas membran.
Ion – ion seperti Na dan K berpindah melalui
mekanisme transpor seperti pompa Na / K
yang berlokasi di membran sel.
Adalah bengkak yang disebabkan karena
ekspansi volume larutan interstitial.
Edema tidak akan tampak sebelum volume
mencapai 2,5 liter atau 3 liter
Mekanisme fisiologi edema adalah :
. Kenaikan tekanan filtrasi kapiler
. Penurunan tekanan osmotik koloid kapiler
. Kenaikan permeabilitas kapiler
. Obstruksi saluran limfe
Asupan air dan elektrolit dapat
terjadi melalui makan dan minum,
dan dikeluarkan dalam jumlah yang
relatif sama.
Intake
Ekskresi
Plasma Cairan
darah 5% interstitial
15%
TBW devided into 2 compartments:
Colloid
-Blood
-Plasma
-Plasma expander
Capillary wall (endothelial cells):
Freely permeable to water and small
molecules but not for protein such as albumin
Kompartem Pre Term Infant Dewas Dewasa Manul
en Neonatus ** a (Wanita)* a**
Tubuh * (Pria)** *
>20 kg 1500 ml + 20 ml / kg BB
(untuk tiap kg di atas 20 kg)
Penurunan Kebutuhan :
Kelembaban sangat tinggi
Oliguria atau anuria
Hampir tidak ada aktivitas
Retensi cairan misal gagal jantung
Gastroenteritis / Dehidrasi, Demam tinggi
Pembedahan
Jenis Dehidrasi
- Dehidrasi Hipotonik
- Dehidrasi Isotonik
- Dehidrasi Hipertonik
Dehidrasi Hipotonik (Hiponatremia)
. Pada anak dengan diare yang minum banyak
air atau cairan hipotonik atau diberi infus
glukosa 5 %
. Kadar natrium rendah ( < 130 mOsm / l )
. Osmolaritas serum ( < 275 mOsm / l )
. Letargi
kadang – kadang kejang
DEHIDRASI HIPERTONIK (HIPENATREMIK)
Kehilangan K+ Hipokalemia
. Gastroenteritis
. DHF
. Difteri
. Tifoid,
. Hiperemesis Gravidarum, Sectio Cesar,
. Histerektomi, Kistektomi, Apendektomi,
. Splenektomi, Reseksi usus, Gastrektomi,
. Ketoasidosis-Diabektikum
. Perdarahan Intraoperatif.
Cairan asam lambung dapat keluar melalui
muntah
Neuro-autonomic
Neuromuscular excitability
Metabolisme Protein
pH intraseluler
kebutuhan harian
Asupan K+ 10 mEq/hari
Gastrointestinal :
Anoreksia, nausea, muntah , kembung, ileus
Jantung : Gangguan irama
EKG :Gelombang T datar atau terbalik,
segmen ST depresi
Ginjal : Poliuria
HIPOKALEMIA
Kadar K serum < 3,5 mEq/L
Manifestasi klinis meliputi :
. Kelemahan pada otot
. Kurang reaktif terhadap stimulus,
. Distensi abdomen
. Ileus paralitik , hipotensi postural,
. Gangguan jantung abnormalitas pelepasan
insulin
Dapat terjadi akibat :
Perpindahan K+ ke dalam sel
Kehilangan K+ melalui ginjal yang meningkat
Kehilangan K+ yang berlebih melalui Fases
Tujuan terapi :
menyelamatkan pasien dari keadaan kritis,
bukan untuk mengkoreksi defisit kalium
secara keseluruhan
NaHCO3 = BE x 30% x BB
Biasanya diberikan 50% dari jumlah yang
dihitung
Contoh : BE =-10mEq/L, BB =70 kg
Jawab : 10 x 30%x70 = 210 mEq
Base Excess :
Jumlah asam atau basa yang dibutuhkan mengembalikan
pH darah ke nilai normal (pH 7,4) pada pCO2 40 mmHg