ASUHAN KEPERAWATAN
JAMAAH HAJI DI KLOTER
• Sleep apnea
• Drug-induced or related causes
• Chronic kidney disease
• Primary aldosteronism
• Renovascular disease
• Chronic steroid therapy and Cushing’s
syndrome
• Pheochromocytoma
• Coarctation of the aorta
• Thyroid or parathyroid disease
Target Organ Damage - TOD
Heart
Left ventricular hypertrophy
Angina or prior myocardial infarction
Prior coronary revascularization
Heart failure
Brain
Stroke or transient ischemic attack
Chronic kidney disease
Peripheral arterial disease
Retinopathy
Penegakan diagnosa
Anamnesis: Riw.hipertensi, TD rata2, riw.pemakaian
obat2 simpatomimetik dan steroid,riw.peny.kronik
lain,kelainan hormonal
Pemeriksaan Fisik: TD pd kedua ekstremitas, denyut
nadi perifer,bunyi jantung, adanya edema,dll
Differential Diagnosa: Peningkatan TD akibat obat,
rasa nyeri,dll
Pemeriksaan penunjang: kloter glukotest, asam
urat
JNC 7: Algorithm for Treatment of
Hypertension
Prehypertension (SBP 120-139 mm Hg or DBP 80-89 mm Hg)
LIFESTYLE MODIFICATIONS
Not at Goal BP (<140/90 mm Hg, or <130/80 mm Hg for
Prehypertension
patients with diabetes or chronic kidney disease)
INITIAL DRUG CHOICES
Stage 2 Hypertension
Stage 1 Hypertension Drug(s) for compelling
(SBP ≥160 or DBP ≥100 mm
(SBP 140-159 or DBP 90-99 mm indications Other
Hg)
Hg) antihypertensive
2-drug combinations for most
Thiazide-type diuretics for most; drugs (diuretic, ACEI,
(usually thiazide-type
may consider ACEI, ARB, BB, ARB, BB, CCB) as
diuretics and ACEI, or ARB, or
CCB, or combination needed
BB, or CCB
KRISIS HIPERTENSI
Hipertensi Emergency : peningkatan TD yng
bermakna yg perlu penurunan TD segera dengan
anti hipertensi parenteral krn adanya kerusakan
target organ akut atau progresif
Hipertensi Urgency: penurunan TD diturunkan
dalam beberapa jam
Gangguan Faal Pada Geriatri(2)
Malnutrisi pada Geriatri
DD: GGA
Tata Laksana
Pengaturan Asupan protein
Pengaturan asupan air
Anemia
Pneumonia pada Geriatri
Infeksi parenkim paru yg disebabkan oleh berbagai
jenis bakteri, virus, jamur dan parasit
Diagnosis
Infiltrat baru atau perubahan progresif pada Ro dgn
disertai 1 gejala mayor atau 2 gejala minor
Gejala mayor: batuk, sputum produktif, demam (>37,8oC)
Gejala Minor: Sesak napas, nyeri dada, jumlah leukosit
>12.000/µL
Seringkali memberikan gejala yg tidak khas (ggn
kesadaran, tidak mau makan dan minum)
DD: Emboli paru, Gagal jantung, TB paru
Tata Laksana
Suportif:
O2, Cairan, nutrisi, mukolitik, ekspektoran,
bronkhodilator
Farmakologis: Antibiotik
Klasifikasi
DM Tipe 1
DM Tipe 2
DM gestasional
Tipe spesifik lain
Diagnosis
Anamnesis: poliuria, polidipsia, polifagia,dll
Pem.fisik:TB,BB,TD,tanda neuropati, mata, gimul,
keadaan kaki, kulit dan kuku
Kriteria Diagnostik DM
Kadar GDS (plasma vena) >200mg/dL atau
Kadar GDP (plasma vena) >126mg/dL atau
Tata Laksana
Edukasi
Kronik
DEMENSIA(4)
Suatu bentuk ggn mental organik akibat adanya ggn
patologi yang jelas dari suatu organ yang
dimanifestasikan dgn gejala utama adalah ggn
fungsi kognitif tanpa adanya ggn kesadaran
Diagnosis
Ggn fungsi kognitif (daya ingat segera dan menengah)
Ggn orientasi dan persepsi
Dapat dijumpai adanya waham dan/atau halusinasi
Emosi tdk stabil
Adanya reaksi kebingungan
DD: Intoksikasi obat, trauma kapitis
Tata Laksana
Terapi sesuai etiologi organik yg ditemukan
Psikoterapi
Komplikasi
Unstable Angina: payah jantung, syok kardiogenik,
aritmia, IMA
IMA: gagal jantung, syok kardiogenik, ruptur korda,
ruptur septum,perikarditis, aritmia, emboli paru
Asma Bronkhiale(6a)
Asma adalah suatu penyakit dengan ciri
meningkatnya respon trakea dan bronkhus
terhadap berbagai rangsangan dengan
manifestasi adanya penyempitan jalan nafas yang
luas dan derajatnya dapat berubah-ubah secara
spontan maupun sebagai hasil pengobatan
(Soeparman, 1990).
Diagnosis: Episode berulang sesak napas, dengan
atau tanpa mengi dgn rasa berat di dada akibat
faktor pencetus
Klasifikasi
Asma Intermiten: gejala <1x/minggu, asimptomatik
Asma persisten ringan: gejala >1x/minggu, <1x/hari,
asma malam >2x/bulan
Asma persisten sedang: gejala tiap hari, tiap hari
menggunakan ß2 agonis kerja singkat, aktifitas
terganggu saat serangan, asma malam >1x/minggu
Asma persisten Berat: gejala terus menerus, asma malam
sering, aktifitas terbatas
DD:PPOK, gagal jantung
Tata Laksana
Asma Intermiten tdk perlu obat
Asma persisten ringan: kortikosteroid inhalasi, kromolin
atau anti leukotrien
Asma persisten sedang: kortikosteroid inhalasi plus ß2
agonis aksi lama (LABA) atau ditambah teofilin lepas
lambat
Asma persisten berat: kortikosteroid inhalasi plus LABA
plus teofilin lepas lambat
Pada eksaserbasi akut: Oksigenasi, inhalasi ß2
agonis/20mnt sampai 3 kali, inhalasi ipapromium
bromide, kortikosteroid, Ab if ada infeksi sekunder
Komplikasi: PPOK, gagal jantung, gagal napas,
pneumotoraks
PENYAKIT PARU OBSTRUKSI KRONIS
( PPOK ) (6b)
Demam
Dexametasone 3x10mg
Ekspektoran
Antibiotik
Emerging Diseases(7)
Penyakit2 yang angka kejadiannya meningkat
dalam dua dekade ini, atau
Mempunyai kecenderungan meningkat dalam waktu
dekat,
Penyakit yang area geografis penyebarannya
meluas, atau
Penyakit yang tadinya mudah dikontrol dengan
obat2an namun kini menjadi resisten
Faktor penyebab
GEJALA :
1. Kelelahan fisik dan mental
2. Dehidrasi
3. Penurunan energi, performance dan motivasi
4. Gangguan pola tidur
Pathofisiologi
Belum jelas :
Faktor exogen (geografi)
Faktor endogen (hormonal)
Heat Stroke
550 C
POLA MUSIM DINGIN
Panas
Okt Des Jan Maret
April Juli Agst Sept
Dingin
Heat Stroke
< 50 C
Gejala Penyakit :
Kulit bersisik & gatal, Mimisan,
Bibir pecah-pecah, Infeksi pernafasan,
Peny. Saluran Cerna, Gangguan otot &
Tulang, Dehidrasi
Memperberat Penyakit :
Jantung, DM, Asma, Rheumatik, Stress
diluar kendali, perubahan perilaku,
gangguan jiwa
Tata Laksana
Dinginkan pasien:
Baringkan pasien di ruang yang sejuk atau terbuka yg
terlindung dari panas dan longgarkan pakaian
Semprotkan air dingin atau suam2 kuku
Kipasi pasien
Kompres dgn kantong es di ketiak, leher, selangkangan
Infus
NaCl 0,9%
Monitir suhu badan
Komplikasi
Dehidrasi
ARF
Syok hipovolemik
koma
TERIMA KASIH