Anda di halaman 1dari 47

LUKA BAKAR

dr.H.Achmad Fuadi,Sp.B-KBD, M.Kes


PENDAHULUAN
• Sejak orang dapat membuat api, luka bakar
sering menimbulkan kamatian dan kecacatan
• Dapat terjadi dimana saja, sering terjadi di
rumah dan tempat kerja
• Dapat mengenai siapa saja
KAUSA
• Thermal, bisa karena nyala api, sinar matahari,
permukaan yang panas, cairan panas atau uap
air.
• Listrik
• Zat kimia
• Radiasi
DERAJAT
• Klinis berdasar dalamnya serta lamanya
kontak dengan sumber panas, dibagi 3
derajat, yaitu:
Dalam Luka Jaringan Klinis Tes Jarum Waktu Hasil
/ Derajat Rusak Sembuh
I Epidermis -sakit Hiperalgesi 7 hari Normal
-merah
-kering
II.Dangkal -sebagian -sakit Hiperalgesi 7-14 Normal,
dermis. -merah atau normal hari pucat
Folikel /kuning berbintik
rambut dan -basah
kel keringat -bula
utuh
II.Dalam -hanya kel idem Hipoalgesi Pucat,depig-
keringat 14-21 mentasi, rata,
utuh hari mengkilat,
rambut(-),
sikatrik
hipertrofi
III Dermis -tidak sakit Analgesia > 21 hari Sikatrik
seluruhnya -putih, coklat, hipertrofi
hitam
-kering
DERAJAT
• Derajat I  Superficial Thickness Burn
• Derajat II  Partial Thickness Burn
• Derajat III  Full Thickness Burn
KLASIFIKASI
• Berat ringan luka bakar ditentukan oleh:
1.Derajat atau stadium
2.Luas
3.Bagian tubuh yang terkena
4.Penyebab
5.Ada tidaknya kelainan yang menyertai
KLASIFIKASI
• Ringan
-luka bakar derajat I,
-derajat II < 15 % pada dewasa, derajat II < 10 %
pada anak-anak,
-derajat III < 2 %.
• Sedang
-luka bakar derajat II 15-30 % pada dewasa, 10-20
% pada anak-anak,
-derajat III < 10 %,
-tidak mengenai tangan, muka, kaki, mata,
telinga, dan anogenital.
KLASIFIKASI
• Berat
-luka bakar derajat II > 30 % pada dewasa, > 20 %
pada anak-anak,
-derajat III > 10 %,
-mengenai tangan, muka, kaki, telinga,
anogenital,
-komplikasi saluran nafas, fraktur, trauma
jaringan lunak berat,
-luka bakar listrik.
LUAS LUKA BAKAR

Role of nine dari Wallace


Kriteria Lund & Browder
INDIKASI PERAWATAN
• Klasifikasi ringan  rawat jalan
• Klasifikasi sedang  rawat inap
• Klasifikasi beratrawat inap
PATOFISIOLOGI
• Kerusakan jaringan tubuh akibat panas
tergantung :
-temperatur sumber panas
-lama kontak
-jaringan tubuh yang terkena
PATOFISIOLOGI
• Faktor jaringan tubuh merupakan faktor paling
penting dalam menentukan konduktivitas
jaringan, yaitu:
-Kandungan air dalam jaringan
-adanya sekresi lokal
-pigmentasi jaringan
-ketebalan kulit
-efektifitas barier tahanan panas seperti aliran
darah dalam jaringan
PATOFISIOLOGI
• Perubahan biokimia dan fisik yang
mengakibatkan kematian sel belum diketahui
pasti, diduga akibat desaturasi protein dan
menurunnya aktifitas enzim.
• Peningkatan suhu menurunkan kebutuhan O2
kulit dan penggunaan glukosa, serta
meningkatkan produksi laktat.
• Aktifitas enzim dalam siklus Krebs menurun,
produksi ATP menurun, akibatnya sel mati.
EFEK TRAUMA TERMAL
Efek luka bakar digolongkan 3 katagori:

1.Efek pada kulit


2.Efek pada darah dan elemen darah
3.Respon metabolik dan perubahan
hemodinamik
Efek pada kulit
• Fungsi utama kulit sebagai barier terhadap
panas, kehilangan air, serta pertahanan invasi
kuman.
• Kulit mampu membatasi evaporasi, rata-rata
kehilangan cairan melalui kulit 15 ml/m2/jam,
sedangkan pada luka bakar derajat III terjadi
kehilangan cairan sampai 200 ml/m2/jam.
Efek pada kulit
• Evaporasi disertai meningkatnya kehilangan
panas tubuh. Tiap gram evaporasi air akan
disertai kehilangan panas 0,575 Kkal. Pada
luka bakar luas energi yang terbuang dapat
sampai 7000 Kkal/hari.
• Kehilangan panas disertai peningkatan
kebutuhan O2, metabolisme tubuh dan
produksi energi untuk mempertahankan
homeostasis panas tubuh.
Efek pada kulit
• Faktor-faktor tersebut penting diketahui
dalam rangka terapi cairan dan nutrisi.
• Meskipun evaporasi bebas elektrolit, akan
terjadi dehidrasi hipertonis disertai
hipernatremia dan azotemia
Efek pada pembuluh darah dan
elemen darah
• Trauma termis mengakibatkan perubahan
intregitas pembuluh darah dan kapiler di
sekitar luka bakar.
• Cairan dan protein cepat meninggalkan
pembuluh darah ke jaringan interstisial 
edem. Peningkatan permeabilitas tidak hanya
pada pembuluh darah sekitar luka tetapi
secara general.
Efek pada pembuluh darah dan
elemen darah
• Awalnya cairan di intertisial diresorbsi sistem
limfe, tetapi lama kelamaan kehilangan cairan
bertambah melebihi kemampuan resorbsi
sistem limfe, cairan mengumpul di sekitar
luka  edem
• Kehilangan cairan tubuh terutama pada 24
jam pertama. Setelah 48 jam permeabilitas
kapiler akan kembali normal, serta timbulnya
cairan edem.
Respon metabolik dan perubahan
hemodinamik
• Berkurangnya cairan kaya protein dari sirkulasi
menyebabkan syok hipovolemik, seperti pada
perdarahan.
• Kehilangan cairan tubuh menyebabkan
iskemik ginjal, oliguria dan kadang akut
tubuler nekrosis.
• Perubahan awal fungsi ginjal disebabkan
hipovolemik, vasokonstriksi pembuluh darah
ginjal, dan aktivitas adrenergik.
Respon metabolik dan perubahan
hemodinamik
• Manivestasi klinis berupa oligouria,
penurunan glomerulo filtration rate, retensi
Na, ekskresi K.
• Aktivitas hormon adrenal memegang peranan
penting saat syok, pada pemeriksaan urin
didapatkan peningkatan hidrokortison setelah
trauma termis.
PENYEMBUHAN LUKA BAKAR
Derajat II
Dimulai dengan pengelupasan jaringan dermis yang
tidak vital, diikuti reepitelisasi dari gld sebasea
dan folikel rambut di atas jaringan dermis yang
sehat.
Regenasi epitel membentuk pulau-pulau epitel
kemudian bersatu satu sama lain membentuk
lapisan baru.
Umumnya proses selesai 3-4 minggu. Bila ada
infeksi penyembuhan melambat dan timbul
jaringan granulasi, keloid, serta kontraktur.
PENYEMBUHAN LUKA BAKAR
Derajat III
Kerusakan seluruh lapisan kulit tidak terjadi
regenerasi epitel
Adanya aktivitas myofibril terjadi jaringan
granulasi
Untuk menghindari terjadinya keloid dan
kontraktur perlu skin graft.
PERTOLONGAN PERTAMA LUKA
BAKAR
• Tidak panik memudahkan tindakan
selanjutnya
• Kurangi berat luka bakar
-jauhkan dari sumber panas
-padamkan api
-lepas baju yang terkena panas
-dinginkan tubuh
PERTOLONGAN PERTAMA LUKA
BAKAR
• Menyiram/mengguyur air dingin dan bersih
sangat menolong karena:
-menurunkan suhu sehingga mengurangi
dalamnya luka
-mengurangi nyeri
-mengurangi edem
-mengurangi kehilangan protein
PERTOLONGAN PERTAMA LUKA
BAKAR
• Bersihkan jalan nafas, beri O2
• Nilai pernafannya
• Cegah terjadinya syok, beri cairan infus
• Kurangi rasa nyeri dengan analgesia
• Letakkan bagian yang terbakar lebih tinggi
• Cegah infeksi, jangan diberi :
-bahan kotor : bobok
-sukar larut dalam air : mentega,odol, kecap, telur
-yang lengket : kapas
• Tutup dengan kain bersih,bila mungkin steril
• Gelembung jangan dipecah
• Angkut ke RS
PERTOLONGAN LANJUTAN LUKA
BAKAR
• Resusitasi cairan
Metoda Elektrolit Koloid Dextrose 5%
Evans 1 cc elektrolit 1 cc koloid/Kg 2000 cc dws,
NaCl 0,9%/Kg BB/% 1000 cc anak
BB/%
Brook 1,5 cc elektrolit 0,5 cc koloid/Kg 2000 cc dws,
RL /Kg BB/% BB/% 1000 cc anak

Baxter 4 cc RL/Kg BB/%

Dibagi menjadi 2 bagian yaitu 50% dalam 8 jam


pertama dan 50% dalam 16 jam berikutnya
PERTOLONGAN LANJUTAN LUKA
BAKAR
• Pasang kateter uretra untuk monitor produksi
urin
• Pasang NGT untuk mencegah dilatasi lambung
akut
• Puasa
• Antibiotik dan ATS
• Perawatan luka bakar
-moist exposed burn ointment (MEBO)
-silversulfadiazine
-levertran
PERAWATAN LUKA BAKAR
• Masalah utama luka bakar luas adalah mencegah
infeksi  perlu perawatan yang baik
• Tujuan perawatan luka derajat I dan II 
membuat lingkungan bersih dan mencegah
infeksi sehingga dapat terjadi regenerasi
• Tujuan perawatan luka derajat III 
mempersiapkan area luka bakar sehingga dapat
dilakukan skin graft dengan cara menghilangkan
jaringan mati
PERAWATAN LUKA BAKAR
• Dapat dilakukan secara:
-tertutup
-terbuka
PERAWATAN LUKA BAKAR TERTUTUP
• Adalah menutup luka untuk mencegah infeksi
• Tidak perlu dengan tekanan
• Pembalut bersifat absorbtif agar tetap kering,
mencegah tumbuhnya kuman
• Keuntungan:
-mempertahan obat pada kulit
-debridement mekanik luka pada mengangkat
balut
-mengurangi kehilangan cairan, elektrolit, protein
-mengurangi nyeri dan pembentukan hematom
dan bula
-melindungi terhadap trauma dan infeksi
PERAWATAN LUKA BAKAR TERTUTUP
• Kerugian:
-tehnik sulit pada lokasi muka, leher, aksila,
perineum
-bila tekanan kuat menekan saraf dan
pembuluh darah
PERAWATAN LUKA BAKAR TERBUKA
• Setelah perawatan luka bakar derajat II
penderita dibaringkan di tempat tidur bersih,
luka bakar bebas terbuka
• Eksudat akan mengering 48-72 jam
membentuk krusta
• Di bawah krusta terbentuk regenerasi epitel,
setelah 14-21 hari krusta terlepas dan
meninggalkan jaringan sehat
PERAWATAN LUKA BAKAR TERBUKA
• Derajat III maka jaringan mati akan
mengering, timbul jaringan mati yang keras
dan tebal
• Perlu ruangan khusus untuk mencegah bakteri
masuk serta mengontrol kelembaban dan
suhu ruangan
PERAWATAN LUKA BAKAR TERBUKA
• Keuntungan:
-reepitelisasi dapat timbul segera
• Kerugian:
-perlu ruangan khusus
-perlu immobilisasi untuk mencegah pecahnya
krusta
PENCEGAHAN KONTRAKTUR
1. Mencegah infeksi
Perawatan luka, penilaian jaringan mati,
tindakan nekrotomi segera perlu diperhatikan.
Keterlambatan penyembuhan luka dan jaringan
granulasi yang berlebihan akan menimbulkan
kontraktur.
2. Skin graft atau Skin flap
Adanya luka luas dan kehilangan jaringan luas
diusahakan menutup sedini mungkin, bila perlu
penutupan kulit dengan skin graft atau flap.
3. Fisioterapi
Tindakan fisioterapi harus dilaksanakan segera
a. Proper positioning (posisi penderita)
b. Exercise (gerakan-gerakan sendi sesuai
dengan fungsi)
c. Stretching
d. Splinting / bracing
e. Mobilisasi / ambulasi awal
Proper positioning pada penderita luka bakar
- Leher : ekstensi / hiperekstensi
- bahu : abduksi, rolasi eksterna
- Antebrakii : supinasi
- Trunkus : alignment yang lurus
- Lutut : lurus, jarak antara lutut kanan dan kiri 20”
- Sendi panggul tidak fleksi dan tidak rolasi eksterna
- Pergelangan kaki : dorsofleksi

Anda mungkin juga menyukai