Anda di halaman 1dari 17

Dr.

Nurliah

Disampaikan pada acara


In House Training
“ Tingkat Dasar Pencegah dan Pengendali Infeksi”
RUMAH SAKIT MUTIARA SORONG
Kalteng , 17 sd 19 Desember 2018
KEBIJAKAN PPI di FASYANKES

2
PERMENKES 27 / 2017 TENTANG PPI

Untuk mendukung pelaksanaan


pelayanan kesehatan yang
berkualitas dan profesional
khususnya upaya pencegahan
dan pengendalian infeksi di
fasilitas pelayanan kesehatan
yang dilakukan secara
komprehensif menggunakan
pedoman standar.

• Berlaku sejak tanggal 12-Mei-2017


• Terdiri dari: 12 pasal
• Ruang lingkup:
– FKRTL (rumah sakit)
3
– FKTP: Puskesmas, Klinik dan Praktik Mandiri
Landasan Hukum PMK 27 / 2017
 UU No 36/2009 tentang Kesehatan
 UU No 44/2009 tentang RS
 UU No 29/2004 tentang Praktik Kedokteran
 UU No 36/2014 tentang Tenaga Kesehatan
 UU No 38/2014 tentang Keperawatan
 PP No 101/2014 tentang Pengelolaan Limbah Bahan Berbahaya Beracun
 Peraturan Presiden No 77/2015 tentang Pedoman Organisasi Rumah Sakit
 PMK No1438/Menkes/Per/IX/2010 tentang Standar Pelayanan Kedokteran
 PMK No 12/2012 tentang Akreditasi Rumah Sakit
 PMK No 9/2014 tentang Klinik
 PMK No 75/2014 tentang Pusat Kesehatan Masyarakat
 PMK No 8/2015 tentang Program Pengendalian Resistensi Antimikroba di Rumah Sakit
 PMK No 46/2015 tentang Standar Akreditasi Puskesmas, Klinik Pratama, Tempat Praktik
Mandiri Dokter dan Tempat Praktik Mandiri Dokter Gigi
 Peraturan Menteri Lingkungan Hidup dan Kehutanan No 56/2015 tentang Tata Cara dan
4
Persyaratan Teknis Pengelolaan Limbah Bahan Berbahaya Beracun dari Fasyankes
Kerangka Pikir PMK 27/2017 tentang PPI

PENCEGAHAN HAI’s dan


PENGENDALIAN infeksi yang
INFEKSI bersumber Fasyankes
dari
masyarakat
Prinsip
kewaspadaan Penggunaan
standar dan antimikroba Bundles
SURVEILANS
berdasarkan secara bijak
transmisi

5
Pelaksanaan PPI di Fasilitas Pelayanan Kesehatan
dilakukan melalui pembentukan Komite /Tim PPI

RS: Komite atau Tim PPI sebagaimana yang dimaksud adalah


merupakan Organisasi Non-Struktural pada Fasilitas Pelayanan
Kesehatan dengan fungsi utama menjalankan PPI serta
menyusun kebijakan pencegahan dan pengendalian infeksi
termasuk pencegahan infeksi yang bersumber dari masyarakat berupa
Tuberkulosis, HIV, dan infeksi menular lainnya
FKTP: pelaksanaan PPI pada praktik mandiri tenaga kesehatan
dilakukan dibawah koordinasi Dinas Kesehatan
Kabupaten/Kota

6
Komite atau Tim PPI
Bertugas melaksanakan kegiatan pengkajian,
perencanaan, pelaksanaan, monitoring dan
evaluasi, serta pembinaan.
Hasil pelaksanaan tugas dilaporkan kepada:
Pimpinan Fasilitas Pelayanan Kesehatan secara
berkala paling sedikit 2 (dua) kali dalam setahun,
atau sesuai dengan kebutuhan
Pemilihan Komite atau Tim PPI disesuaikan kebutuhan, beban kerja dan/atau klasifikasi RS:
- RS kelas A dan B dalam bentuk Komite PPI.
- RS kelas C dan D dapat berbentuk Tim PPI.
- Fasilitas pelayanan kesehatan lainnya sesuai kondisi fasilitas pelayanan kesehatan tersebut.
7
Susunan Organisasi PPI di RS

8
KOMITE PPI
KETUA / IPCD
PPNI
Sekretaris
Dr/IPCN/Perawat PPI

secara ANGGOTA
profesi

IPCN/Perawat PPI Dokter PPI Anggota Lainnya


 senior manajer
• Dokter wakil tiap KSM Tim DOTS, Tim HIV,
 bekerja purnawaktu
(Kelompok Staf Medik). Lab, Apotek/Farmasi,
 Ratio: 1(satu) IPCN • Dokter Ahli Giizi, IPSRS,Sterilisasi,
per 1-100 TT Epidemiologi (1/1000TT) Laundri, K3 Sanitasi
• Dokter Mikrobiologi Lingkungan, Kamar
• Dokter Patologi Klinik. Jenazah, Pengelola
IPCLN (Infection makanan,
Prevention Control
Link Nurse) dari
9
setiap unit
Kriteria dan Tugas IPCD
Kriteria: Tugas IPCD
• Dokter yang mempunyai  Berkontribusi dalam pencegahan, diagnosis dan
minat dalam PPI terapi infeksi yang tepat.
• Mengikuti pendidikan dan  Mengidentifikasi dan melaporkan pola kuman dan
pelatihan dasar PPI. pola resistensi antibiotika.
• Memiliki kemampuan  Bekerjasama dengan IPCN melakukan monitoring
leadership. kegiatan surveilans infeksi dan mendeteksi serta
investigasi KLB.
 Membimbing dan mengadakan pelatihan PPI bekerja
sama dengan bagian pendidikan dan pelatihan
(Diklat) di rumah sakit.
 Monitoring kerja tenaga kesehatan dalam merawat
pasien.

10
Kriteria IPCN

• Perawat dengan pendidikan minimal D-III.

• Mempunyai minat dalam PPI.

• Mengikuti pendidikan dan pelatihan dasar PPI dan IPCN

• Berpengalaman sebagai Kepala Ruangan atau setara.

• Memiliki kemampuan leadership dan inovatif.

• Bekerja purna waktu.

11
12
TUJUAN PROGRAM PPI

Meningkatkan mutu layanan RS dan Fasilitas


Pelayanan Kesehatan lainnya (Cost Effective)
Melindungi Nakes dan Masyarakat dari penularan
penyakit menular (Emerging Infectious Diseases)
Mencegah terjadinya infeksi terkait pelayanan
kesehatan atau Healthcare Associated Infection (HAIs)

13
Keberhasilan Implementasi PPI di Rumah Sakit

Klinis

House
Perawat
Keeping

Sanitasi Lab

PPI

IPSRS K3L

Gizi Farmasi
Pedoman
14
PENDAHULUAN HH
Mortalitas APD
Masalah Biaya
HAIs Morbiditas Tuntutan
hukum
Limbah
Lingkungan
Peralatan Perawatan Ps
PPRA Penanganan Linen
Kes. Karyawan
Penempatan Pasien
Etika batuk
Penyuntikan yang aman
Praktil lumbal punksi

VAP,IADP
ILO,ISK

Airborne
Droplet
Menerapkan
Contact
Bundles of
HAIs
Komite PPI
Tim PPI
IPCN
Audit
IPCN
ICRA
RANGKUMAN
Tantangan
• Komitmen pimpinan RS untuk menerapkan PPI di RS
• Tingginya jumlah peralihan dan perpindahan petugas terlatih PPI
• Terbatasnya anggaran untuk program PPI Nasional
• Perubahan budaya petugas kesehatankesadaran untuk
mencegah terjadinya penularan infeksi terkait pelayanan kesehatan
Tindak Lanjut
• Penetapan Tim /Pokja Nasional PPI yang terdiri dari unsur Kementerian
Kesehatan, unsur Profesi, unsur RS dibawah Kemenkes RI.
• Penguatan PPI melalui pemenuhan standar dan peningkatan kapasitas
SDM
• Surveilans HAIs
• Monitoring dan Evaluasi
16
costypandjaitan@gmail.com

Anda mungkin juga menyukai