Anda di halaman 1dari 44

Disusun Oleh :

Nadia H. Djibran
NIM.121677714134

Pembimbing Klinik :
dr. Bastiana, M.Kes, Sp.THT-KL

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN DOKTER


FAKULTAS KEDOKTERAN
UNIVERSITAS AL-KHAIRAAT
PALU
2018
 Insiden meatus acusticus eksterna
dengan microtia bersamaan adalah 1
dari 10.000-20.000 kelahiran hidup.
 Meatus acusticus eksterna unilateral :
bilateral = 3-6 : 1.
 Riwayat keluarga positif pada 14%
pasien
 Intervensi untuk mengobati atresia bilateral
penting untuk pendengaran dan perkembangan
bahasa.
 Stigma sosial dapat dialami karena masalah
kosmetika atau perkembangan, terutama ketika
sekolah dasar dimulai.
 Pentingnya pendengaran bilateral untuk
perkembangan bicara dan bahasa yang optimal.
 Perkembangan telinga luar. Telinga luar berkembang dari auricular
hillocks, A dan B. Diawal kehamilan, hillocks mengalami fusi secara cepat
untuk membentuk awal dari aurikula. Bagian daari aurikula diilustrasikan
sebagai auricular hillocks pada gambar C
 Atresia meatus acusticus eksterna
congenital adalah kelainan sejak lahir
yang ditandai dengan perkembangan
meatus acusticus eksternal yang tidak
sempurna.

 Atresia meatus acusticus eksterna


yang didapat merupakan komplikasi dari
proses intraluminal atau ekstraluminal
pada kanal telinga.
 Kongenital

 Didapat:
• Tipe solid biasanya berhubungan dengan otitis
eksterna atau otitis media
• Tipe membrane disebabkan oleh trauma, di
presipitasi oleh iritasi sirkular, luka bakar atau
ulserasi kulit liang telinga yang melingkar.
 (A) Atresia meatus acusticus eksterna yang didapat
tipe solid; (B) Atresia meatus acusticus eksterna tipe
membranosa.
 Insiden meatus  Insiden atresia
acusticus eksterna meatus acusticus
kongenital dengan
microtia eksterna yang
bersamaan = 1 didapat 0.5 per
dari 10.000-20.000 100.000 pasien
kelahiran hidup  Tipe solid :
 Unilateral :
bilateral = 3-6 : 1 membranosa = 20 : 1
 Telinga kanan >
telinga kiri
 Atresia kongenital dari meatus acusticus
eksterna disebabkan oleh kegagalan kanalisasi
bagian sumbatan meatal dari celah branchial
pertama.
ANAMNESIS
 Tidak mendengar pada sisi telinga yang
terkena, bisa unilateral atau bilateral.
Pada pasien dengan atresia yang didapat
juga mengeluhkan adanya ottorhae.
 Menilai mulai dari perkembangan aurikula

Grade 1: mikrotia dengan malformasi kecil, ukuran aurikula lebih kecil dari
ukuran normal tetapi memiliki semua struktur dan berbatas tegas.
Grade II: aurikula dibentuk oleh fragmen jaringan halus dan kartilago
dengan sedikit kurvatur mirip helix premitif dan secara umum terdapat
lobus yang terputar
Grade III: Hanya terdapat dasar dari jaringan halus
Klasifikasi Ombredane:
 Minor - Kanal eksternal normal / kecil; telinga
tengah normal; ossicles tetap / cacat; mikrotia
(mungkin)
 Mayor - Saluran eksternal dan selaput timpani
tidak ada; saraf wajah yang menyimpang /
rusak; mikrotia
Klasifikasi Altmann menentukan tiga jenis
berikut:
 Tipe I - Kanal eksternal kecil; tulang temporal
hipoplastik / membran timpani; telinga tengah
normal / berkontraksi; ossicles normal / cacat
 Tipe II - Saluran eksternal tidak ada dengan
pelat atretik; telinga tengah kecil; malleus dan
incus tetap / malformasi
 Tipe III - Saluran eksternal yang tidak ada;
telinga tengah berkontraksi / tidak ada;
ossicles ada / absen
Klasifikasi De la Cruz tahap kondisi sebagai
minor atau utama, sebagai berikut:
 Minor - Pneumatisasi mastoid normal; jendela
oval normal; telinga dalam yang normal;
hubungan saraf wajah / jendela oval dapat
diterima
 Mayor - Mastoid pneumatisasi buruk; jendela
oval tidak ada atau tidak normal; malformasi
telinga bagian dalam; penyimpangan saraf
wajah
Tes Garpu Tala
- R +

W
N S
 Pada pasien dengan atresia meatus akustikus
eksterna didapatkan hasil tuli konduktif, pada
atresia komplit berkisar 45-60 dB dan atresia
parsial 30-40 dB
Audiometri dari seorang gadis 5 tahun dengan atresia kanalis eksternal
sebelah kanan ditampilkan. Tingkat pendengaran antara telinga kiri
(segitiga merah) dan telinga kanan (tanda kurung hitam)
Anatomi normal: axial (A), coronal (B) dan sagittal (C) HRCT
menunjukkan bagian dari meatus acusticus eksterna dan struktir
sekitar.
Gambar HRCT potongan Axial (A) menunjukkan pelat atretik yang berisi
udara (panah). Gambar HRCT potongan Coronal (B) menunjukkan atresia
pada bagian tulang (panah) dan bagian kartilago (kepala panah). Gambar
3D (C) menunjukkan asesoris tragus pada telinga kanan. Gambar 3D pada
meatus acusticus eksterna kanan (D) menunjukkan atresia.
 Alat bantu dengar
• BAHA
 Tindakanoperasi
Pembedahan pada atresia meatus akustikus
eksterna dengan mikrotia harus melalui
beberapa tahap, antara lain2:
• Pembuatan rangka auricula dan rotasi dari lobules
• Pembentukan meatus akustikus eksterna
(kanaloplasti), tympanoplati dan meatoplasti
• Menunjukkan rangka aurikula
• Pembentukan tragus dan konka
Tiga model rangka telinga untuk operasi
rekonstruksi antara lain:
1) Tandur autologus
2) prosthetic framework
3) prosthetic ear replacements.
Penempatan
rangka
aurikula
Rotasi
lobulus
Pemisahan
rangka
aurikula
(A) pre op (B) post op rekonstruksi aurikula
Ada tiga pendekatan pembedahan untuk
membuat meatus akustikus eksterna
yang baru, yaitu
 Pendekatan anterior
 Pendekatan transmastoid
 Pendekatan anterior modifikasi
Pendekatan
transmastoid
Pendekatan
anterior
Pengeluaran pelat atretik
 Terdiriatas 5 tipe.
 Pengambilan tandur diambil dari fasia temporalis
profunda. Teknik operasi yang digunakan adalah:
• Teknik medial
• Teknik lateral
• Teknik mediolateral
 Tatalaksana atresia meatus acusticus eksterna
yang didapat meliputi debridement local,
antibiotic dan kauterisasi pada fase aktif atau
fase infeksi. Ketika terjadi fibrosis atau fase
matur pilihannya adalah pembedahan berupa
kanaloplasti.
Pendekatan
transkanal
A B C

A; insisi sirkumferensial, lateral dari jaringan fibrosis. B;


pengangkatan jaringan fibrosis sampai ke annulus fibrous
dan lamina propria MT. C; graft menutupi bagian tulang
yang terpapar dan MT.
Pendekatan
endaural
TERIMA KASIH

Anda mungkin juga menyukai