Anda di halaman 1dari 36

PRESENTASI KASUS

An. A, Perempuan. 4 tahun, dengan Dx. Demam


Tifoid

dr. Angela Ellena Citralestari


IDENTITAS
 Nama : An. A
 Jenis Kelamin : Perempuan
 Usia : 4 tahun
 Alamat : Selindung
 Tgl masuk : 6 Agustus 2017
 Tgl Periksa : 7 Agustus 2017
ANAMNESIS

 Dilakukan secara alloanamnesis dengan ibu


pasien dan autoanamnesis.

 Keluhan utama:
Demam sejak 7 hari SMRS

 Keluhan tambahan:
Mual (+), muntah (+), nyeri kepala
RIWAYAT PENYAKIT SEKARANG
• Demam ± 7 hari SMRS, meninggi di sore-
malam hari, suhu tidak diukur, hanya
7 hari SMRS
dengan perabaan saja. Nyeri kepala, mual
(+), muntah (+).

• Demam dan keluhan lainnya masih tetap ada


• Pasien berobat ke puskesmas, diberi obat demam
5 hari SMRS dan puyer, diminum tetapi keluhan tidak membaik

• Pasien masih dengan keluhan yang sama. BAB


Cair (-)
Hari MRS
RIWAYAT PENYAKIT DAHULU
 Riwayat penyakit lain disangkal.
RIWAYAT IMUNISASI

Imunisas Lengkap
STATUS GIZI

 Berat badan : 18 kg
 Tinggi badan : 105 cm
PEMERIKSAAN FISIK

 Keadaan umum : tampak sakit sedang


 Kesadaran : compos mentis (GCS 15)

 Tanda vital

 HR : 88 kali/menit
 RR : 24kali/menit
 Suhu : 37,1 oC
PEMERIKSAAN FISIK (2)

• Mata
konjungtiva anemis -/-, sklera ikterik -/-, pupil isokor
3mm/3mm, refleks cahaya +/+
• Mulut
Mukosa oral basah, mukosa bibir basah, coated
tongue (-)
• Tenggorokan
faring hiperemis (-), tonsil T1/T1
PEMERIKSAAN FISIK (3)
Thorax
 Paru:

I : gerak napas tampak simetris, retraksi (-)


P : gerak napas teraba simetris, stem fremitus kanan=kiri
P : Sonor pada kedua lapang paru
A : Bunyi napas vesikuler +/+, ronkhi -/-, wheezing -/-
 Jantung

I : ictus cordis tidak terlihat


P : ictus cordis tidak teraba
P : kesan kardiomegali (-)
A : bunyi jantung I dan II reguler, murmur (-), gallop (-)
PEMERIKSAAN FISIK (4)

 Abdomen
I : tampak datar
P : supel, nyeri tekan (-), hepar teraba >1/2 dibawah
proc.xiphoide, >1/3 dari arcus costae.
P: timpani pada seluruh kuadran
A : bising usus (+) 7-8kali/menit
 Punggung

Alignment vertebra baik


PEMERIKSAAN FISIK (5)

 Ekstremitas : akral hangat, CRT < 2 detik.


 Kulit: turgor kulit baik
PEMERIKSAAN LAB
Pemeriksaan Hasi Keterangan
Hemoglobin 12,6 g/dL N
Hematokrit 35,5%% N
Jumlah leukosit 13.7 ribu/µL N
Jumlah trombosit 340 ribu/µL N
Jumlah Eritrosit 4,76juta

WIDAL
Typhus H 1/80
Parathypi A-H -
Parathypi B-H 1/80
Parathypi C-H 1/80
Typhus O 1/160
Parathypi A-O -
Parathypi B-O 1/160
Parathypi C-O 1/320
RESUME

Anak perempuan, usia 4 tahun, BB : 18 kg, TB : 106 cm, dengan:


 Demam sejak 7 hari SMRS. Demam dirasakan hilang timbul dan
makin tinggi di sore-malam hari. Selain itu pasien juga
mengeluhkan adanya nyeri kepala,
 BAK dan BAB dalam batas normal.
ASSESSMENT

A An. A, Perempuan. 4 tahun, dengan Dx. Demam


Tifoid
TATALAKSANA

 Rawat dalam bangsal


 Loading RL 150cc dilanjutkan RL 15 tpm makro
 Ranitidin 2x15mg
 Ondansetron 2x2mg
 Ceftriaxone 2x475mg
 Ibuprofen 3x1cth
 Alih rawat dr.Sp.A
FOLLOW UP
7 AGUSTUS 2017
 S = demam menurun, mual -, muntah –, BAK +
 O=
 N = 88x/menit S=37,1oC
 PF = stqa

 A = Demam Tifoid
 P=
 IVFD RL 20tpm makro
 Ceftriaxone 2z750mg
 Ranitidine 2x20mg
 Ondansetron 2x2mg
 Ibuprofen 3x10cc
DASAR TEORI
PENDAHULUAN
 Endemic di negara berkembang
 Etiologi:
 Salmonella thyphi  gram –
 Less severe disease : S. Parathyphi A, S. Parathyphi B
dan C (jarang)
 S. Thyphi : S. Parathypi = 10 : 1

 Hidup di saluran pencernaan pada warm and cold-


blooded animal
 91%  usia 3-19 tahun

 Ingesti organisme  kontaminasi dengan feses


(makanan, sumber air)
 Masa inkubasi 4 -14 hari
PATOFISIOLOGI
MANIFESTASI KLINIS

 Minggu ke 1
 Demam  mencapai 40° C hingga 40.5° C  minggu ke-1.
Puncaknya pada malam hari
 nyeri kepala, nyeri otot, anoreksia, mual muntah, obstipasi
atau diare, batuk, epistaksis

 Minggu ke 2
 Demam, bradikardia relatif, lidah kotor, hepatomegali,
splenomegali, meteorismus, somnolen, koma, delirium
DIAGNOSIS
 Anamnesa
 Pemeriksaan fisik

 Pemeriksaan penunjang
ANAMNESA

 Demam yang naik bertahap setiap hari, meninggi


terutama pada sore ke malam hari

 Anak mengigau, malaise, lethargi, nafsu makan <<,


nyeri perut, muntah, kembung, diare atau sulit BAB,
nyeri kepala

 Pada stadium berat : kejang, penurunan kesadaran


dan ikterus
PEMERIKSAAN FISIK
 Kesadaran menurun, delirium
 Lidah kotor pada bagian tengah, hiperemis pada
bagian pinggir
 Meteorismus

 Hepatomegali

 Splenomegali

 Ronki paru bisa +


PEMERIKSAAN PENUNJANG
 Darah tepi
 Anemia (supresi sumsum tulang, defisiensi Fe, pendarahan usus)
 Leukopenia, namun masih diatas 3000/ul
 Limfositosis
 Trombositopenia

 Serologi
 Widal : >> titer S. typhi titer O 1 : 200 atau >> 4x titer fase akut ke fase konvalesens
 IgM dan IgG (Typhi-dot)

 Biakan salmonella
 Biakan darah (minggu 1-2)
 Biakan sumsum tulang positif hingga minggu ke 4

 Radiologi
 Foto toraks : jika curiga pneumonia
 Foto abdomen : cek komplikasi intraintestinal (pendarahan, perforasi usus)
 Perforasi usus : distribusi udara tidak merata, air fluid level +, bayangan radiolusen di
daerah hepar, udara bebas pada abdomen
TATA LAKSANA
 Medikasi
 Antipiretik  acetaminophen 10-15 mg/kg setiap 4-6 jam p.o.)
 Antibiotik
 Kloramfenikol 50-100 mg/kg/hari, oral/IV, 4 dosis dalam sehari selama 10-14 hari
 Amoksisilin 100 mg/kg/hari, oral/IV, 10 hari
 Kotrimoksasol 6 mg/kg/hari, oral, 10 hari
 Ceftriaxone 80 mg/kg/hari, IV/IM, 1x sehari, 5 hari
 Cefixime 10 mg/kg/hari, oral, 2 dosis dalam sehari selama 10 hari
 Kortikosteroid (jika ada gangguan kesadaran)
 Dexamethasone 1-3 mg/kg/hari IV, 3 dosis dalam sehari hingga ada perbaikan
kesadaran

 Bedah (jika ada perforasi usus)

 Suportif
 Tirah baring  penyembuhan cepat, mencegah komplikasi, perhatikan
kebersihan tempat tidur dll
 Isolasi
 Kebutuhan cairan dan kalori tercukupi  nutrisi gizi cukup,
penyembuhan lebih cepat. Diet bubur saring atau nasi dengan lauk
rendah serat (agar tidak perforasi usus)
INDIKASI RAWAT
 Demam tifoid berat : demam tinggi, muntah,
diare yang membutuhkan cairan melalui sonde
 Kejang demam

 Pada kasus perforasi usus dan saluran cerna


yang memerlukan transfusi darah
KOMPLIKASI
PENCEGAHAN
 Vaksinasi
 Vaksin oral
 Vaksin parenteral : ViCPS (Thypim Vi/Pasteur
Merieux), vaksin kapsul polisakarida

Anda mungkin juga menyukai