Anda di halaman 1dari 26

SEMINAR PROPOSAL

PEMBUATAN BIOGAS DARI KULIT KACANG TANAH DAN


KOTORAN SAPI SKALA LABORATORIUM DENGAN
PENAMBAHAN VARIASI AIR LINDI DALAM DIGESTER

Ferdy Nur Faizi (3331150018)


Yudi Rahman (3331150041)

Jurusan Teknik Mesin, Universitas Sultan Ageng Tirtayasa


MATERI PRESENTASI

• Latar Belakang Masalah


• Tujuan Penelitian
• Rumusan Masalah
• Batasan Masalah
• Tinjauan Pustaka
• Metodologi Penelitian
LATAR BELAKANG
Pada era globalisasi seperti sekarang ini, keamanan energi di Indonesia berada di
ambang batas dan akan menghadapi krisis energy dalam waktu dekat. Salah satu
upaya untuk meningkatkan keamanan energi nasional jangka panjang adalah
melalui pengurangan ketergantungan terhadap energi fosil yang tidak terbarukan,
khususnya minyak dan gas bumi, dengan mensubstitusinya ke sumber energi baru
dan terbarukan (EBT), khususnya bahan bakar nabati (biodiesel, bioethanol,
biomassa, dan biogas).
Biogas merupakan salah satu sumber energi terbarukan yang dapat menjawab
kebutuhan energi alternatif.
Jenis bahan organik yang digunakan sebagai bahan baku merupakan faktor yang
sangat penting. Kulit kacang tanah dan kotoran sapi adalah bahan organik yang
dapat digunakan sebagai bahan baku produksi biogas. Kacang tanah telah banyak
dikonsumsi di Indonesia sehingga jumlah kulit kacang tanah yang dibuang ke
lingkungan pun semakin banyak. Namun, belum banyak penelitian yang
melaporkan potensi limbah kulit kacang tanah ini. Penelitian ini bertujuan untuk
mengetahui produksi biogas dari bahan campuran kulit kacang tanah dan kotoran
sapi. Bahan baku yang digunakan pada penelitian ini yaitu kulit kacang tanah
(diambil dari petani di Kubang bale, Cilegon). Kotoran sapi dari sawah – sawah
yang berada di daerah Cilegon. Air lindi dari sampah – sampah yang mengalir
berada di Cilegon atau beli via online. Penelitian ini menggunakan digester tipe
batch yang terbuat dari drum plastik ukuran 7 liter sebanyak 3 buah digester
TUJUAN PENELITIAN
• Menentukan jumlah optimum penambahan
variasi air lindi untuk memaksimalkan
produksi biogas dan gas metana yang
dihasilkan.
• Mengetahui perbandingan produksi biogas
dan gas methan antara berbagai
kombinasi campuran bahan baku.
RUMUSAN MASALAH
• Bagaimana menentukan jumlah optimum
penabahan variasi air lindi untuk produksi
biogas dari kotoran sapi dan kulit kacang tanah
?
• Bagaimana pengaruh dari pencampuran antara
kulit kacang tanah, air lindi, dan kotoran sapi
yang dikombinasikan terhadap produksi biogas
dan gas methan yang dihasilkan?
BATASAN MASALAH
• Variabel yang digunakan dalam penelitian ini adalah
kotoran sapi, kulit kacang tanah, dan air lindi
• Proses produksi biogas dalam penelitian ini
menggunakan digester tipe batch.
• Menentukan nilai derajat keasaman pH menggunakan
pH meter.
• Melakukan 3 kali pengujian tiga batch dengan variasi air
lindi dan bahan baku yang digunakan.
TINJAUAN PUSTAKA
Biogas
• Biogas merupakan gas campuran
metana (CH4), karbondioksida (CO2),
dan gas lainnya yang didapat dari hasil
penguraian bahan organik (seperti
kotoran hewan, kotoran manusia, dan
tumbuhan). Untuk menghasilkan
biogas, bahan organik yang dibutuhkan,
di tampung dalam biodigester.
TINJAUAN PUSTAKA

Kotoran Sapi
• Kotoran sapi adalah limbah dari
usaha peternakan sapi yang bersifat
padat dan dalam proses
pembuangannya sering bercampur
dengan urin dan gas, seperti
metana dan amonia. Kandungan
unsur hara dalam kotoran sapi
bervariasi tergantung pada keadaan
tingkat produksinya, jenis, jumlah
konsumsi pakan, serta individu
ternak sendiri (Abdulgani, 1988).
TINJAUAN PUSTAKA
• Kelebihan kotoran sapi dibandingkan
dengan kotoran lainnya
1. Kotoran sapi dengan kotoran ayam
Kotoran ayam memiliki:
- kandungan air dan rasio C/N yang lebih rendah sehingga
lebih sulit diolah dan dapat menimbulkan bau yang
menyengat.
- Kotoran lebih banyak menghasilkan amonia sehingga
sebaran bau yang dihasilkan dapat mencapai ribuan meter
dari kandang ternak.
- Kotoran ayam secara mandiri tidak dapat diolah menjadi
biogas sehingga dibutuhkan campuran bahan organik lain
yang memiliki rasio CN lebih tinggi dan mudah terurai.
- Kotoran sapi dapat diolah menjadi biogas tanpa campuran
bahan organik lain dan dapat dipercepat produksinya
dengan penambahan enzim papain (Zulfikar, 2014).
TINJAUAN PUSTAKA
2. Kotoran sapi dengan kotoran manusia

Kotoran sapi dengan manusia


Dibandingkan kotoran sapi, kotoran 3. Kotoran sapi dengan kotoran bebek
manusia memilik rasio C/N yang lebih
rendah. Untuk memperbesar kadar C/N Dibandingkan kotoran sapi, kotoran
nya 25 - 30 membutuhkan penambahan bebek memiliki rasio C/N yang jauh
bahan – bahan organik, contohnya lebih rendah, yaitu sebesar 8. Rasio
seperti jerami (United Nation, 1996. C / N merupakan salah satu faktor
Kotoran sapi segar mengandung banyak penting yang harus diperhatikan
bakteri pembentuk asam dan metana, untuk pertumbuhan mikroorganisme
hal inilah yang menjadi dasar kotoran yang berperan dalam proses
sapi banyak digunakan sebagai bahan fermentasi
fermentasi anaerobik.
TINJAUAN PUSTAKA
4. Kotoran sapi dengan kotoran kambing
TINJAUAN PUSTAKA
5. Kotoran sapi dengan kotoran babi
Kotoran sapi lebih tinggi rasio C/N
dibanding dengan kotoran babi. Jika
C/N terlalu rendah maka nitrogen
akan dibebaskan dan berakumulasi
6. Kotoran sapi dengan kotoran domba
dalam bentuk amonia (NH4)
TINJAUAN PUSTAKA
TINJAUAN PUSTAKA
Air Lindi
Lindi adalah limbah cair yang timbul akibat
masuknya air eksternal ke dalam timbunan
sampah, melarutkan dan membilas materi-
materi terlarut, termasuk juga materi
organik hasil proses dekomposisi biologis.

Kacang Tanah

Kacang tanah (Arachis hypogeae L.)


merupakan tanaman kacang-kacangan
yang banyak ditanam oleh para petani di
Indonesia. Secara ekonomi, kacang tanah
merupakan tanaman kacang-kacangan
yang menempati urutan kedua setelah
kedelai.
TINJAUAN PUSTAKA
Faktor – Faktor yang Mempengaruhi 2.Derajat Keasaman pH
Produksi Biogas
1. Isian Digester Derajat keasaman pH merupakan
salah satu pertumbuhan mikroba
Bahan baku dalam bentuk selulosa lebih pembentukan biogas. Nilai pH yang
mudah dicerna oleh bakteri anaerobik. optimum untuk pertumbuhan mikroba
Sebaliknya, pencernaan akan lebih suka berkisar 6,8 hingga 7,2 (Gerardi,
dilaukan bakteri anaerob jika bahan 2003). Apabila nilai pH dibawah 6,5
bakunya banyak mngandung zat kayu maka aktivitas bakteri metanogen akan
atau lignin. Kotoran sapi dan kerbau menurun dan apabila nilai pH di bawah
sangat baik digunakan bahan baku 5,0 maka fermentasi akan terhenti. Jika
karena banyak mengandung selulosa pH lebih tinggi dari 8,5 akan
(Simamora, 2006). mengakibatkan pengaruh yang
negative pada populasi bakteri
metanogen, sehingga mempengaruhi
laju pembentukan biogas dalam
reaktor (Khaerunnisa, 2013)
TINJAUAN PUSTAKA
3. Kelembaban 4. Temperature (Suhu)

Kelembaban adalah konsentrasi uap Berdasarkan suhunya, proses


air di udara. Angka konsentrasi ini anaerobic dapat dikelompokkan
dapat di ekspresikan dalam menjadi mesofilik pada kisaran 25 -
kelembaban absolut, kelembaban 40oC, dan termofilik pada suhu lebih
spesifik atau kelembaban relatif. dari 40oC (Ahring, 2003).
TINJAUAN PUSTAKA
Cara Pretreatment bahan pertanian yang mengandung
Lignoselulosa Berbagai sumber bahan lignoselulosa perlu
dilakukan proses perlakuan awal lebih dahulu untuk
mempermudah proses hidrolisis. Proses perlakuan awal
akan membuat selulosa mudah ditembus oleh enzim
selulolitik sehingga dapat mengurangi penggunaan enzim
serta menekan biaya. Proses perlakuan awal dilakukan
karena beberapa faktor seperti kandungan lignin, ukuran
partikel serta kemampuan hidrolisis dari selulosa dan
hemiselulosa (Hendriks dan Zeeman, 2009). Proses ini
merupakan cara penting untuk proses konversi selulosa
yang dapat dilakukan dengan berbagai metoda yaitu secara
kimia, fisika maupun biologi. Selain itu juga untuk
memisahkan selulosa dari ikatan lignin-hemiselulosa dan
mengurangi kristal selulosa (Balan dkk, 2009). Menurut Saha
2003, metoda perlakuan awal dibedakan berdasarkan proses
dengan mekanik panas, perlakuan asam, perlakuan alkali
dan perlakuan dengan menggunakan larutan organik
METODOLOGI PENELITIAN
METODOLOGI PENELITIAN
Metode penelitian yang digunakan yaitu Anaerobic Digester dengan bahan
baku kotoran sapi dan kulit kacang tanah yang sudah di mesh sebanyak 20
mesh. Kemudian pemanasan yang baik di dalam digester yaitu pada suhu
lingkungan 25 – 40oC supaya memisahkan selulosa dengan lignin. Kemudian
ditambahkan air lindi sebagai variasi untuk pengenceran kotoran sapi dan kulit
kacang. Penelitian ini berlangsung dengan menggunakan sistem batch. Pada
komposisi perbandingan yaitu:
• P1 = Bahan isian digester kulit kacang tanah + air lindi (1:1)
• P2 = Bahan isian digester kotoran sapi + air lindi (1:1)
• P3 = Bahan isian digester kotoran sapi + kulit kacang tanah + air lindi
(1:1:2)
Bahan – bahan yang di gunakan:
• Air lindi
• Sebagai pengencer kotoran sapi dan kulit kacang tanah
• Kotoran sapi
• Sebagai bahan baku pembuatan biogas
• Kulit Kacang Tanah
• Sebagai bahan baku pembuatan biogas
Alat – alat yang di gunakan:
• Drum plastik ukuran 7 liter sebagai digester sebanyak 3 buah
• Klem Penutup digester
• Balon Penampung
• Termometer
• pH Meter
• Elemental analyzer Vorro El Cobe
• Cromatograph
PARAMETER YANG DIAMATI
Parameter yang diamati pada pengaruh penambahan variasi air lindi
yang digunaan sebagai isian digester sebagai pengencer kotora sapi
dan kulit kacang tanah adalah:

• Temperatur harian
• pH awal dan akhir Subtract
• Produksi biogas
• Komposisi gas
KONDISI OPERASIONAL
• pH 6,8 hingga 7,2
• Temperatur lingkungan 25 - 40 oC
• Fermentasi batch selama 15 hari
• Kulit kacang tanah yang sudah dimesh 20
mesh
KONDISI OPERASIONAL
5. Kapasitas perbandingan:

- P1 = Bahan isian digester kulit kacang tanah + air lindi (1:1)


Kondisi ini yaitu menggunakan 1 kg kulit kacang tanah dan
2 liter

- - P2 = Bahan isian digester kotoran sapi + air lindi (1:1)


Kondisi ini yaitu menggunakan kotoran sapi 1 kg, air lindi 2
liter

- - P3 = Bahan isian digester kotoran sapi + kulit kacang


tanah + air lindi (1:1:2) Kondisi ini yaitu menggunakan
kotoran sapi 1 kg, kulit kacang tanah 1 kg, dan air lindi 4
liter
JADWAL KEGIATAN
TERIMA KASIH

Anda mungkin juga menyukai