Anda di halaman 1dari 39

Infeksi Pada Otak dan Tulang

Vertebra: Meningitis, Ensefalitis


Spondilitis

Pembimbing:
dr. Rachmanda Haryo. Sp. BS
dr. Eka Budi Sp.BS

Presented By:
Firman Faizal
PROGRAM PENDIDIKAN PROFESI DOKTER
DEPARTMENT OF SURGERY RSUD WALED
FK UNSWAGATI CIREBON
2018
Meningitis
Meningitis
Adalah peradangan pada membran pelindung otak dan spinal
cord atau lapisan meningen. Meningitis dapat disebabkan oleh
bakteri, virus, dan jamur.
Anatomi
Meningen
Lapisan meningen merupakan pelindung dari pusat sistem
saraf. Yang terdiri dari:
1. Dura mater
2. Arachnoid mater
3. Pia mater

Diantara arachnoid mater dan pia


mater terdapat ruang
subarachnoid yang berisi arteri,
vena dan LCS.
Klasifikasi
1. Meningitis serosa: ditandai dengan sel dan protein yang
tinggi dan LCS yang jernih.
2. Meningitis purulenta/bekterialis: meningitis yang bersifat
akut dan ditandai dengan adanya eksudat pus
Etiologi
1. Meningitis serosa.
- Kuman Tuberculosis
- Virus: Mumpsvirus, Echovirus, dan Coxsackie virus ,
sedangkan Herpes simplex , Herpes zooster, dan enterovirus

2. Meningitis purulenta/bekterialis

Umur (Tahun) Agen Penyebab


0-1 E.coli, S. Beta hemolitikus
1-5 H.influenza, Meningococcus, Pneumococcus
5-20 Haemophilus influenzae, Neisseria meningitiis,
Streptococcus, Pneumococcus
>20 Meningococcus, Pneumococcus, Stafilocccus,
Streptococcus
Faktor predisposis
1. Fraktur/luka terbuka dikepala atau daerah lain
2. Infeksi pada telinga
3. Defisiensi sistem imun (HIV, Gizi buruk), definisi
imunoglobulin, anak2 yang mengkonsumsi obat2an
imunodepresan
4. Pembedahan otak dan spinal
5. sepsis
Patomekanisme
1. Hematogen dari fokus infeksi lain: Faringitis, tonsilitis,
endokarditiis, Pneumonia Bronkopneumonia.
2. Trauma kepala, pembedahan (pintu masuk kuman
penyebab)
3. Peradangan dekat selaput otak: mastoiditis, otitis media,
abses otakl.
Gejala Klinik
1. Demam mendadak dan tinggi
2. Peningkatan TTIK: Anoreksia, mual muntah, kejang,
bradikardi
3. Nyeri kepala hebat
4. Gejala infeksi saluran pernafasan atas
5. Mialgia
6. Nyeri sendi
7. hipotensi
Pemeriksaan Fisik
1. Kaku kuduk
Pasien berbaring terlentang dan dilakukan pergerakan fleksi
mendekati dagu dan rotasi kepala.

2. Tanda Kernik (+)


Lakukan fleksi pada sendi panggung dan ektensi tungkai
bawah sejauh mungkin tanpa rasa sakit. (+) bila tak bisa di
ektensikan sempurna.
3. Tanda brudzinski (+)
I : bila leher di fleksikan makan dihasilkan fleksi lutut dan
pinggul.
II : Bila salah satu ektremitas bawah di fleksi pasif makan sisi
yang berlawanan akan ikut fleksi juga.
Pemeriksaan Penunjang
1. Pungsi Lumbal
2. Laboratorium darah
- Leukositosis
- Peningkatan LED (Pada Meningitis Tuberculosa)

3. CT SCAN

Edema cerebri terlihat pelebaran


Terdapat abses pada lobus temporal ventrikel lateral pada pasien
pada pasien bacterial meningitis meningitis bacterial.
Tatalaksana
1. Primer
- Vaksinasi, diberikan sejak usia 2 bulan bersamaan dengan
jadwal imunisasi lain seperti DPT, Polio, MMR.
Haemophilus influenzae type b (Hib), Pneumococcal conjugate
vaccine (PCV7), Pneumococcal polysaccaharide vaccine
(PPV), Meningococcal conjugate vaccine (MCV4), dan MMR
(Measles dan Rubella). Meningitis TBC dapat dicegah dengan
cara memenuhi kebutuhan gizi dan pemberian imunisasi BCG.
2. Sekunder
Meningitis viral: asiclovir 10mg/kgbb iv
Menurunkan tekanan intrakranial:
1. Corticosteroid seperti Dextamethasone dosis 0,15mg/kg
diberikan tiap 6 jam selama 2 hari
2. Manitol: manitol 20% 1-1,5 g/kgbb IV bolus, diikuti 0,25-0,5
g/kgbb IV bolus tiap 4-6 jam.
Komplikasi
 Hidrosefalus obtruksi
 Efusi subdural
 Kejang
 Syok septik
 Edema otak
 Abses otak
ENSEFALITIS
Ensefalitis
Merupakan peradangan pada jaringan otak, yang dapat
disebabkan oleh mikroorganisme seperti bakteri, virus, jamur.
Ensefalitis dapat menyerang selaput pelindung otak yang
disebut meningoensefalitis.
Etiologi dan klasifikasi
1. Ensefalitis supurative/ bacterial akut
Staphylococcus aureus, Streptococus, E.Colli, Mycobacterium,
dan T.Pallidium

2. Ensefalitis virus
a. Virus RNA: Paramikso virus, Rabdovirus, Toga virus,
Picornavirus
b. Virus DNA: Herpes virus, Retrovirus, Poxvirus

3. Ensefalitis Parasit
a. Malaria serebral: Plasmodium falcifarum
b. Toxoplasmosis: Toxoplasma gondii
c. Amebiasis: Amuba genus Naegleria
4. Ensefalitis Fungus
candida albicans, Cryptococcus neoformans,Coccidiodis,
Aspergillus, Fumagatus dan Mucor mycosis
Faktor Resiko
1. Daya tahan tubuh menurun: gizi buruk, hiv
2. Status imunisasi: polio, measles, mumps, rubella
3. Kontak dengan serangga: Malaria
4. Makan daging/ susu tidak matang: Toxoplasmosis
5. Kontak Sexual: HIV
Patogenesis
1. Hematogen: patogen masuk ke parenkim otak melalui
aliran darah yang berasal dari fokus infeksi pada tempat
lain, keluar melalui celah endotel lalu ke parenkim otak.
2. Neural: Virion yang tertangkap pada ujung saraf
sensorik/motorik masuk ke akson melalui celah
endoneural
Gejala klinik
 Gejala awal: nyeri kepala, lesuh, mual dan muntah, anoreksia,
nyeri abdomen.
 Gejala lanjut: demam tinggi, penurunan kesadaran, nyeri kepala,
penurunan defisit neurologis, kejang generalisata, ruam (pada
varisella zoster, roseola), fotopobia.
Pemeriksaan Penunjang
 CT SCAN
Berguna untuk mengevaluasi lokasi kerusakan dari jaringan
otak

Ket: area hipodens bilateral Ket: area hiperdens pada


pada lobus temporal dan parenkim otak yang terkena
terdapat gambaran hiperdens infeksi
pada lobus temporal kanan
 Laboratorium darah: Leukositosis
 Pungsi Lumbal:

Glukosa: 40-80mmhg

Leukosit: 2-4 mm3

Protein: 20-40mg/dl

Glukosa: 40-80mg/dl
Penatalaksanaan
Penatalaksanaan
1. Koreksi cairan: Infus NaCl
2. Antipiretik: Paracetamol 500mg
3. Kortikosteroid dan diuretik: pada pasien dengan
peningkatan TIK
4. Antikonvulsan: Golongan benzodiazepin,barbiturat.
5. Terapi sesuai penyebab:
Virus: Asiclovir 10mg/kgbb iv
Parasit: Malaria serebral: Kinin 10 mg/KgBB dalam infuse
selama 4 jam, setiap 8 jam hingga tampak perbaikan.
Bakteri: Cloramphenicol 4 x 1g/24 jam intra vena selama 10
hari.
SPONDILITIS
SPONDILITIS
Merupakan inflamasi pada tulang vertebral yang disebabkan
oleh bakteri dan imunitas.

KLASIFIKASI dan ETIOLOGI


1. Spondilitis ankylosis, merupakan penyakit inflamasi kronik
dan sistemik, ditandai dengan kekakuan progresif
terutama menyerang sendi tulang vertebra dengan
penyebab yang tak di ketahui.
2. Spondilitis tuberculosa, infeksi yang sifatnya kronis berupa
infeksi granulomatosis di sebabkan oleh mycubacterium
tuberculosa yang mengenai tulang vertebra.
PATOMEKANISME
 Spondilitis TB
 Spondilitis ankylosis: mekanismenya blm sepenuhnya
diketahui. Biasanya menyerang vertebra sakroiliakal dan
sendi-sendi panggul. Usia 10-30 tahun rentan terkena dan
progresi berlanjut setelah usia 50 thn.
Gejala klinik
1. Nyeri punggung, meningkat saat bungkuk dan
mengangkat beban
2. Paraplegia
3. Bentuk vertebra kifosis
4. Benjolan pada vertebra
5. Riwayat terkena TBC Paru
Pemeriksaan Penunjang
1. Uji Tuberkulin dengan uji mantoux bisa didapatkan hasil +
2. Laboratorium darah: Leukositosis dan LED Meningkat
3. Radiografi: CT Scan dan MRI
CT Scan: Destruksi bagian anterior MRI: kerusakan jaringan vertebra
vertebra torakal 5 lebih spesifik
Potongan transversal vertebra
dengan kerusakan jaringan
tulang di anterior foramen
vertebra
Tatalaksana

1. Asupan nutrisi yang baik


2. Obat antituberculosis: Isoniazid, Rifampisin, Pirazinamid,
Etambutol.
3. Terapi operatif: Kostotransversektomi
Terimakasih

Anda mungkin juga menyukai