Hipertensi Urgensi
Muthia Zahra Ibenzani (1102014174)
Pembimbing: dr. Deden Jatnika, Sp. PD
Pasien datang ke IGD RSUD Kabupaten Bekasi pada hari Kamis pukul 13.30
dengan keluhan nyeri perut di ulu hati. Nyeri perut di ulu hati sejak ± 2 hari SMRS
membaik bila meminum obat dari warung, keluhan dirasakan semakin lama semakin
memberat dalam 1 hari. Keluhan ini disertai mual, nyeri kepala, muntah 1x, nafsu
makan menurun. Pasien memiliki riwayat sering mengonsumsi obat anti pegal linu,
dan memiliki riwayat hipertensi sejak 2 tahun yang lalu, mengonsumsi obat hipertensi
tetapi tidak teratur, serta penyakit metabolik seperti diabetes mellitus sejak 1 bulan
yang lalu.
Keluhan seperti demam, batuk, nyeri menelan, BAB hitam, BAK seperti teh dan
muntah hitam disangkal oleh pasien.
Riwayat Penyakit Dahulu
Kepala
Normocephal, rambut tidak mudah dicabut dan berwarna hitam.
Mata
Bentuk bulat, keruh kecoklatan.
Konjungtiva anemis -/-
Konjungtiva hiperemis +/+
Sklera ikterik -/-
Refleks cahaya langsung +/+, pupil isokor.
Telinga
Tidak ditemukan kelainan dan tidak ada sekret yang keluar dari liang telinga
Pemeriksaan Fisik
Pemeriksaan Khusus
Hidung Leher
Tidak ada pernafasan cuping hidung. Jugular Vein Pressure (JVP) R+5
Tidak ditemukan kelainan pada hidung. Trakea tidak deviasi.
Tidak ada sekret yang keluar dari lubang hidung. Tidak terdapat adanya pembesaran kelenjar
getah bening.
Mulut Tidak terdapat adanya pembesaran kelenjar
Tidak ada kelainan. tiroid.
Bibir tidak sianosis.
Mukosa lidah basah.
Uvula ditengah.
Tonsil T1-T1 tenang.
Lidah tidak deviasi.
Pemeriksaan Fisik
Pemeriksaan Khusus
Thorax Jantung
Inspeksi : Iktus cordis tidak terlihat
Palpasi : Pulsasi iktus cordis teraba pada 2
Paru cm medial linea midclavikularis
Inspeksi : Dada simetris kiri-kanan pada sinistra ICS 5, tidak ada vibrasi
gerakan statis dan dinamis. Perkusi :
• Batas jantung kanan
Palpasi : Fremitus taktil dan vokal simetris Linea sternalis sinistra ICS 5.
pada kedua lapang paru. • Batas jantung kiri
Perkusi : Sonor di seluruh lapang paru Pada 2 cm lateral dari linea midclavicularis
sinistra ICS 5.
Auskultasi : Vesikuler (+/+), ronkhi (-/-), • Batas pingang jantung
wheezing (-/-) Linea parasternalis sinistra ICS 3
Auskultasi : Bunyi jantung reguler, murmur (-),
gallop(-)
Pemeriksaan Fisik
Pemeriksaan Khusus
Abdomen
Inspeksi : Abdomen datar, sikatrik (-)
Auskultasi : Bising usus (+) normal.
Palpasi : Supel, nyeri tekan (+), undulasi (-), hepar dan lien tidak teraba.
Perkusi : timpani di seluruh lapang abdomen.
Ekstremitas
Akral hangat, pitting edema ekstrimitas inferior -/-, capillary refilll time (CRT) < 2
detik.
Pemeriksaan Penunjang
Jenis Pemeriksaan Tanggal 06-12-18 Nilai Normal Hitung Jenis
PEMERIKSAAN EKG
Resume
Pasien datang dengan keluhan nyeri perut di ulu hati sejak 2 hari yang lalu
membaik setelah mengonsumsi obat warung promaag disertai mual, nyeri kepala,
muntah 1x, nafsu makan menurun.
Dari pemeriksaan fisik abdomen didapatkan nyeri perut di ulu hati pada
palpasi dengan tekanan darah 200/140 mmHg. Pada pemeriksaan laboratorium
didapatkan leukosit meningkat (16,6 x 103/µL), kolesterol total meningkat (269
mg/dL), kolesterol LDL meningkat (207 mg/dL).
Diagnosis
Gastritis
Hiperkolesterolemia
Hipertensi
Diabetes mellitus
Perencanaan
Definisi
Epidemiologi
Prevalensi rata-rata 1-5% penduduk dewasa tergantung dari kesadaran pasien akan
adanya hipertensi dan derajat kepatuhan makan obat. Sering pasien tak menyadari
dirinya adalah pasien hipertensi atau tak teratur/ berhenti makan obat (Roesma J,
2017).
Tinjauan Pustaka
Etiologi
Faktor Risiko
Adapun faktor risiko dari hipertensi adalah jenis kelamin wanita, obesitas, riwayat
hipertensi sebelumnya, penyakit jantung koroner, gangguan somatoform,
penggunaan obat anti hipertensi dalam jumlah yang banyak, dan ketidakpatuhan
terhadap resep obat hipertensi yang diberikan.
Beberapa faktor risiko yang dapat dimodifikasi, yakni pola makan (konsumsi garam
berlebih), mengonsumsi alkohol, aktivitas fisik yang kurang, kebiasaan merokok,
obesitas, dislipidemia, diabetes mellitus, psikososial dan stres (IDI, 2014).
Tinjauan Pustaka
Patofisiologi
Manifestasi Klinis
Hipertensi krisis umumnya adalah gejala organ target yang terganggu, di antaranya
nyeri dada dan sesak napas pada gangguan jantung dan diseksi aorta, mata kabur
pada edema papilla mata, sakit kepala hebat, gangguan kesadaran, dan lateralisasi
pada gangguan otak, gagal ginjal akut pada gangguan ginjal, di samping sakit
kepala, dan nyeri tengkuk pada kenaikan tekanan darah pada umumnya. Diagnosis
ditegakkan berdasarkan tingginya tekanan darah, gejala, dan tanda keterlibatan
organ target (Roesma J, 2017).
Tinjauan Pustaka
Diagnosis
Tinjauan Pustaka
Tatalaksana Farmakologi
Non Farmakologi
Tinjauan Pustaka
Prognosis
Penyebab kematian tersering pada krisis hipertensi adalah stroke (25%), gagal
ginjal (19%), dan gagal jantung (13%). Prognosis menjadi lebih baik apabila
penanganannya tepat dan segera (Devicaesaria, 2014).
Diskusi
Penegakan diagnosis pada pasien gastritis dengan hipertensi urgensi dengan melalui
anamnesis, pemeriksaan fisik dan laboratorium.
Hasil anamnesis menunjukan bahwa pasien mengeluh nyeri perut di ulu hati sejak 2 hari
yang lalu membaik setelah mengonsumsi obat warung promaag disertai mual, nyeri kepala,
muntah 1x, nafsu makan menurun. Pada pemeriksaan fisik, didapatkan keadaan umum
pasien tampak sakit sedang, nyeri perut di ulu hati pada palpasi dengan tekanan darah
200/140 mmHg. Dari hasil pemeriksaan laboratorium didapatkan jumlah leukosit meningkat
(16,6 x 103/µL), kolesterol total meningkat (269 mg/dL), kolesterol LDL meningkat (207
mg/dL).