Anda di halaman 1dari 34

Case Report

Hipertensi Urgensi
Muthia Zahra Ibenzani (1102014174)
Pembimbing: dr. Deden Jatnika, Sp. PD

KEPANITERAAN KLINIK BAGIAN ILMU PENYAKIT DALAM


RSUD KABUPATEN BEKASI
PERIODE 19 NOVEMBER 2018 – 26 JANUARI 2019
Identitas Pasien

Nama Pasien : Tn. I


Usia : 46 Tahun
Jenis kelamin : Laki-laki
Pekerjaan : Pedagang
Alamat : Tambun
Tanggal Masuk RS : 06 Desember 2018
Anamnesis

Anamnesis menggunakan teknik auto dan alloanamnesis pada


tanggal 6 Desember 2018 di Bangsal Anggrek 2 RSUD Kabupaten
Bekasi.

Keluhan utama : Nyeri perut di ulu hati.


Keluhan tambahan : Mual, nyeri kepala, muntah 1x, nafsu makan
menurun.
Riwayat Penyakit Sekarang

Pasien datang ke IGD RSUD Kabupaten Bekasi pada hari Kamis pukul 13.30
dengan keluhan nyeri perut di ulu hati. Nyeri perut di ulu hati sejak ± 2 hari SMRS
membaik bila meminum obat dari warung, keluhan dirasakan semakin lama semakin
memberat dalam 1 hari. Keluhan ini disertai mual, nyeri kepala, muntah 1x, nafsu
makan menurun. Pasien memiliki riwayat sering mengonsumsi obat anti pegal linu,
dan memiliki riwayat hipertensi sejak 2 tahun yang lalu, mengonsumsi obat hipertensi
tetapi tidak teratur, serta penyakit metabolik seperti diabetes mellitus sejak 1 bulan
yang lalu.
Keluhan seperti demam, batuk, nyeri menelan, BAB hitam, BAK seperti teh dan
muntah hitam disangkal oleh pasien.
Riwayat Penyakit Dahulu

Pasien tidak pernah mengalami nyeri perut di ulu hati sebelumnya.


Riwayat Penyakit Keluarga

Pasien mengatakan bahwa orang tua pasien memiliki riwayat


hipertensi. Riwayat diabetes mellitus, penyakit jantung dan
pengobatan paru pada keluarga disangkal.
Pemeriksaan Fisik

Pemeriksaan Umum (Follow up tanggal 6 Desember 2018)

Keadaan Umum : Tampak Sakit Status Gizi


Sedang Berat badan (BB) : 60 kg
Kesadaran : Compos mentis Tinggi Badan (TB) : 170 cm
E4 M6 V5 (GCS: 15)
Tanda Vital BMI : BB(kg)/TB(m2)
Tekanan Darah : 200/140 mmHg 60/(1,7)2
Heart Rate : 97 x/menit 20,7 kg/m2
Respiration Rate : 20 x/menit
Suhu : 36,4 °C
Pemeriksaan Fisik
Pemeriksaan Khusus
Kulit
Coklat, turgor kulit baik.

Kepala
Normocephal, rambut tidak mudah dicabut dan berwarna hitam.

Mata
Bentuk bulat, keruh kecoklatan.
Konjungtiva anemis -/-
Konjungtiva hiperemis +/+
Sklera ikterik -/-
Refleks cahaya langsung +/+, pupil isokor.

Telinga
Tidak ditemukan kelainan dan tidak ada sekret yang keluar dari liang telinga
Pemeriksaan Fisik
Pemeriksaan Khusus
Hidung Leher
Tidak ada pernafasan cuping hidung. Jugular Vein Pressure (JVP) R+5
Tidak ditemukan kelainan pada hidung. Trakea tidak deviasi.
Tidak ada sekret yang keluar dari lubang hidung. Tidak terdapat adanya pembesaran kelenjar
getah bening.
Mulut Tidak terdapat adanya pembesaran kelenjar
Tidak ada kelainan. tiroid.
Bibir tidak sianosis.
Mukosa lidah basah.
Uvula ditengah.
Tonsil T1-T1 tenang.
Lidah tidak deviasi.
Pemeriksaan Fisik
Pemeriksaan Khusus
Thorax Jantung
Inspeksi : Iktus cordis tidak terlihat
Palpasi : Pulsasi iktus cordis teraba pada 2
Paru cm medial linea midclavikularis
Inspeksi : Dada simetris kiri-kanan pada sinistra ICS 5, tidak ada vibrasi
gerakan statis dan dinamis. Perkusi :
• Batas jantung kanan
Palpasi : Fremitus taktil dan vokal simetris Linea sternalis sinistra ICS 5.
pada kedua lapang paru. • Batas jantung kiri
Perkusi : Sonor di seluruh lapang paru Pada 2 cm lateral dari linea midclavicularis
sinistra ICS 5.
Auskultasi : Vesikuler (+/+), ronkhi (-/-), • Batas pingang jantung
wheezing (-/-) Linea parasternalis sinistra ICS 3
Auskultasi : Bunyi jantung reguler, murmur (-),
gallop(-)
Pemeriksaan Fisik

Pemeriksaan Khusus

Abdomen
Inspeksi : Abdomen datar, sikatrik (-)
Auskultasi : Bising usus (+) normal.
Palpasi : Supel, nyeri tekan (+), undulasi (-), hepar dan lien tidak teraba.
Perkusi : timpani di seluruh lapang abdomen.

Ekstremitas
Akral hangat, pitting edema ekstrimitas inferior -/-, capillary refilll time (CRT) < 2
detik.
Pemeriksaan Penunjang
Jenis Pemeriksaan Tanggal 06-12-18 Nilai Normal Hitung Jenis

Hematologi Basofil 0 0-1 %

Darah Lengkap Eosinofil 4 1-6 %


Neutrofil 72% 50-70%
Hemoglobin 12,7 g/dL 13-18 g/dL
Limfosit 14% 20-40%
Hematokrit 37% 40-54% Monosit 10% 2-9%
Eritrosit 4,63 x 106 /µL 4,6-6,2 x 106/µL LED 55 mm/jam <10 mm/jam
MCV 80 fL 80-96 fl

MCH 27 pg/mL 28-33 pg/mL

MCHC 34 g/dL 33-36 g/dL

Trombosit 273 x 103 /µL 150-450 x 103


/µL

Leukosit 16,6 x 103/µL 5-10 x 103/µL


Pemeriksaan Penunjang
Kimia Klinik Jenis Pemeriksaan Tanggal 08-12-18 Nilai Normal
Paket Elektrolit Kimia Klinik
Natrium 140 mmol/L 135-145 mmol/L Kolesterol Total 269 mg/dL < 200 mg/dL
Kalium 3,9 mmol/L 3,5-4,5 mmol/L Kolesterol HDL (Direk) 93 mg/ dL > 60 mg/dL
Klorida 103 mmol/L 96-106 mmol/L Kolesterol LDL (Direk) 207 mg/dL < 155.000 mg/dL
SGOT 19 U/L 0-35 U/L Trigliserida 127 mg/dL < 200 mg/dL
SGPT 21 U/L 0-45 U/L
Glukosa Sewaktu 178 mg/dL 74-106 mg/dL
Ureum 30 mg/dL 19-44 mg/dL
Kreatinin 0,7 mg/dL 0,67-1,17 mg/dL
Protein Total 7,0 g/dL 6,4-8,3 g/dL
Albumin 3,9 g/dL 3,5-5,2 g/dL
Globulin 3,1 g/dL 2,5-3,9 g/dL
Bilirubin Total 1,2 mg/dL 0,3-1,2 mg/dL
Bilirubin Direk 0,3 mg/dL 0-0,52 mg/dL
Petanda Hepatitis
Bilirubin Indirek 0,5 mg/dL < 0,6 mg/dL
HBsAg (Rapid) Non Reaktif Non reaktif
Pemeriksaan Penunjang

PEMERIKSAAN EKG
Resume

Pasien datang dengan keluhan nyeri perut di ulu hati sejak 2 hari yang lalu
membaik setelah mengonsumsi obat warung promaag disertai mual, nyeri kepala,
muntah 1x, nafsu makan menurun.
Dari pemeriksaan fisik abdomen didapatkan nyeri perut di ulu hati pada
palpasi dengan tekanan darah 200/140 mmHg. Pada pemeriksaan laboratorium
didapatkan leukosit meningkat (16,6 x 103/µL), kolesterol total meningkat (269
mg/dL), kolesterol LDL meningkat (207 mg/dL).
Diagnosis

Diagnosis Klinis Diagnosis Banding

Gastritis Ulkus Peptikum


Infeksi H.pylori
Hipertensi Urgensi
Daftar Masalah

Gastritis
Hiperkolesterolemia
Hipertensi
Diabetes mellitus
Perencanaan

Rencana Diagnostik Rencana Terapi

Endoskopi dan Histopatologi - Tirah baring


- IVFD Asering 500 cc/8 jam
Ophtalmoskop - Ceftriaxone 2 x 1 gr IV
- Omeprazole 2 x 40 mg IV
- Simvastatin 1 x 10 mg P.O
- Sucralfat 3 x 1 gr P.O
- Prorenal 3 x 1 tab
- Valsartan 1 x 80 mg P.O
- Captopril 1 x 25 mg P.O
- Furosemid 2 x 40 mg P.O
- Metformin 1 x 500 mg P.O
Prognosis

Quo ad vitam : dubia ad bonam


Quo ad functionam : dubia ad bonam
Quo ad Sanationam : dubia ad bonam
Tinjauan Pustaka

Definisi

Hipertensi mendesak (urgency hypertension) dimana terdapat tekanan darah yang


sangat tinggi tetapi tidak disertai kelainan/ kerusakan organ target yang progresif,
sehingga penurunan tekanan darah dapat dilaksanakan lebih lambat (dalam
hitungan jam sampai hari) (Roesma J, 2017).
Tinjauan Pustaka

Epidemiologi

Prevalensi rata-rata 1-5% penduduk dewasa tergantung dari kesadaran pasien akan
adanya hipertensi dan derajat kepatuhan makan obat. Sering pasien tak menyadari
dirinya adalah pasien hipertensi atau tak teratur/ berhenti makan obat (Roesma J,
2017).
Tinjauan Pustaka

Etiologi

Hipertensi urgensi dapat disebabkan oleh hipertensi primer (esensial) atau


hipertensi sekunder yang disebabkan oleh penyakit lain seperti stenosis arteri
renalis, penyakit parenkim ginjal, feokromositoma, hiperaldosteronisme, dan
penyebab lain (Fauci et al., 2009).
Tinjauan Pustaka

Faktor Risiko

Adapun faktor risiko dari hipertensi adalah jenis kelamin wanita, obesitas, riwayat
hipertensi sebelumnya, penyakit jantung koroner, gangguan somatoform,
penggunaan obat anti hipertensi dalam jumlah yang banyak, dan ketidakpatuhan
terhadap resep obat hipertensi yang diberikan.

Beberapa faktor risiko yang dapat dimodifikasi, yakni pola makan (konsumsi garam
berlebih), mengonsumsi alkohol, aktivitas fisik yang kurang, kebiasaan merokok,
obesitas, dislipidemia, diabetes mellitus, psikososial dan stres (IDI, 2014).
Tinjauan Pustaka
Patofisiologi

Patofisiologi krisis hipertensi


hingga saat ini masih belum
diketahui dengan jelas (Tanto,
2014).
Tinjauan Pustaka

Manifestasi Klinis

Hipertensi krisis umumnya adalah gejala organ target yang terganggu, di antaranya
nyeri dada dan sesak napas pada gangguan jantung dan diseksi aorta, mata kabur
pada edema papilla mata, sakit kepala hebat, gangguan kesadaran, dan lateralisasi
pada gangguan otak, gagal ginjal akut pada gangguan ginjal, di samping sakit
kepala, dan nyeri tengkuk pada kenaikan tekanan darah pada umumnya. Diagnosis
ditegakkan berdasarkan tingginya tekanan darah, gejala, dan tanda keterlibatan
organ target (Roesma J, 2017).
Tinjauan Pustaka
Diagnosis
Tinjauan Pustaka
Tatalaksana Farmakologi
Non Farmakologi
Tinjauan Pustaka

Tatalaksana Obat Dosis Efek Lama Perhatian


Kerja Khusus
Farmakologi
Klonidin IV 6 amp per 250 cc 30-60 24 jam Ensefalopati
150 ug Glukosa 5% mikrodrip menit dengan
gangguan
koroner
Nitrogliserin 10-50 ug 100 ug/cc 2-5 menit 5-10
IV per 500 cc menit
Nikardipin IV 0,5-6 ug /kg/menit 1-5 menit 15-30
menit
Ditiazem IV 5-15 ug/kg/menit lalu 1-5 menit 15-30
sama 1-5 ug/kg/menit menit
Nitroprusid 0,25 ug/kg/menit Langsung 2-3 Selang infus
IV menit lapis perak
Tinjauan Pustaka

Kelompok Hipertensi Hipertensi Darurat


Mendesak
Tekanan Darah >180/110 >220/140
Pengobatan Awasi 3-6 jam, obat Pasang jalur intravena,
oral berjangka kerja periksa laboratorium
pendek standar, terapi obat
intravena
Rencana Periksa Ulang dalam Rawat ruangan/ ICU
24 jam
Tinjauan Pustaka

Prognosis

Penyebab kematian tersering pada krisis hipertensi adalah stroke (25%), gagal
ginjal (19%), dan gagal jantung (13%). Prognosis menjadi lebih baik apabila
penanganannya tepat dan segera (Devicaesaria, 2014).
Diskusi

Penegakan diagnosis pada pasien gastritis dengan hipertensi urgensi dengan melalui
anamnesis, pemeriksaan fisik dan laboratorium.

Hasil anamnesis menunjukan bahwa pasien mengeluh nyeri perut di ulu hati sejak 2 hari
yang lalu membaik setelah mengonsumsi obat warung promaag disertai mual, nyeri kepala,
muntah 1x, nafsu makan menurun. Pada pemeriksaan fisik, didapatkan keadaan umum
pasien tampak sakit sedang, nyeri perut di ulu hati pada palpasi dengan tekanan darah
200/140 mmHg. Dari hasil pemeriksaan laboratorium didapatkan jumlah leukosit meningkat
(16,6 x 103/µL), kolesterol total meningkat (269 mg/dL), kolesterol LDL meningkat (207
mg/dL).

Berdasarkan anamnesis, pemeriksaan fisik dan penunjang didapatkan diagnosis gastritis


dengan hipertensi urgensi.
Diskusi
Penatalaksanaan yang diberikan untuk keadaan pasien tersebut diantaranya :
• IVFD Asering 500 cc/8 jam
• Ceftriaxone 2 x 1 gr IV
• Omeprazole 2 x 40 mg IV
• Sucralfat 3 x 1 gr P.O
• Prorenal 3 x 1 tab
• Valsartan 1 x 80 mg P.O
• Captopril 1 x 25 mg P.O
• Furosemid 2 x 40 mg P.O
Diskusi
Pada pasien diberikan IVFD asering 500cc/8 jam bertujuan untuk memperbaiki kebutuhan elektrolit di
dalam tubuh dan meningkatkan tonisitas untuk mengurangi risiko udem serebri, injeksi ceftriaxone untuk
mengobati peradangan yang disebabkan oleh helicobacter, injeksi omeprazole untuk memblokir langkah
terakhir dalam sekresi asam lambung oleh inhibisi spesifik dari sistem enzim H+/ K+ ATPase yang ada
pada permukaan sekresi sel parietal lambung, sucralfat untuk melindungi lapisan gastrointestinal
terhadap asam peptic, pepsin, dan garam empedu dengan mengikat protein yang bermuatan positif
dalam eksudat yang membentuk zat perekat sehingga membentuk lapisan pelindung, prorenal untuk
vitamin pada ginjal, valsartan untuk menghasilkan efek penurunan tekanan darah dengan menghambat
vasokonstriksi yang diinduksi angiotensin II, pelepasan aldosteron, dan reabsorpsi natrium ginjal,
captopril secara kompetitif menghambat konversi angiotensin I menjadi angiotensin II sehingga
menghasilkan penurunan level angiotensin II dan sekresi aldosteron, meningkatkan aktivitas renin
plasma dan tingkat bradikinin, pengurangan angiotensin II menyebabkan penurunan natrium dan retensi
air, vasodilatasi dan mereduksi tekanan darah, dan furosemid untuk menghambat reabsorpsi natrium dan
klorin terutama di bagian meduler dari lengkung henle yang naik, ekskresi K+ dan ammonia juga
meningkat sementara ekskresi asam urat berkurang, meningkatkan aktivitas plasma renin, plasma
norepinefrin, dan konsentrasi plasma arginin vasopresin.
Daftar Pustaka
• Bryg, R.J. 2009. High Blood Pressure and Hypertensive Crisis. http://www.webmd.com/hypertension-highblood-
pressure/guide/hypertensivecrisis. Diakses pada 12 Desember 2018.
• Leong, B. & Manning, P. 2004. Hypertensive Crises in the Book: Guide to The Essentials in Emergency Medicine.
Singapore: McGraw-Hill Education.
• Nurkhalis. 2015. Penanganan Krisis Hipertensi. Idea Nursing Journal. Vol VI No 3 : 61-66.
• Ortiz, J.A. 2014. Evidence-Based Guideline for the Management of High Blood Pressure in Adults (JNC8). JAMA.
2014 Feb 5;311(5)-507-20.
• Pak, K.J. et all. 2014. Acute Hypertension : A Systemic Review and Appraisal of Guidelines. The Ochsner Journal
14:655-663, 2014.
• Perhimpunan Dokter Spesialis Kardiovaskular Indonesia. 2015. Pedoman Tatalaksana Hipertensi pada Penyakit
Kardiovaskular. Jakarta, 16 hal.
• Roesma J. 2017. Krisis Hipertensi dalam Buku Ajar Ilmu Penyakit Dalam Jilid II Edisi VI. Jakarta : Interna
Publishing.
• Sheps, S.G. 2009. High Blood Pressure (Hypertension). http://www.mayoclinic.com/health/hypertensive-
crisis/AN00626. Diakses pada 12 Desember 2018.
• Tanto, C. dan Ni Made H. 2014. Krisis Hipertensi dalam Kapita Selekta Kedokteran Edisi IV Jilid II. Jakarta : Media
Aesculapius.

Anda mungkin juga menyukai