Anda di halaman 1dari 13

Ilmu Nutrisi Ternak Ruminansia

Metabolisme Protein

Santi, S.Pt.,M.Si.
Pengertian
 Protein adalah senyawa organik kompleks yang
mempunyai molekul tinggi dan mengandung unsur-unsur
karbon, hidrogen, oksigen, sulfur, fosfor, serta nitrogen
(tillman et al., 1991).
 Edey (1983) menyatakan bahwa kunci dari struktur
protein adalah asam amino, sehingga kualitas protein
ditentukan oleh keseimbangan asam amino.
Sumber N untuk ternak ruminansia dikelompokkan
menjadi 3 bentuk yaitu :
1. N-terlarut, di dalam rumen didegradasi menjadi
produk N-NH3 dan digunakan untuk
proteosintesis mikroba

2. Protein yang didegradasi menjadi asam amino


dan peptida, digunakan untuk menunjang
proteosintesis mikroba yang maksimum.

3. Protein yang lolos (protein by pass) dari degradasi


didalam rumen, didalam abomasum dan usus
halus dipecah menjadi asam amino dan digunakan
langsung oleh ternak.
Penggunaan N dan protein pada anaka
sapi
 Sekitar 80% N air susu dlm bentuk kasein dalam suspensi
koloid renin
 Whey berpisah dng gumpalan susu (curd)
duodenum (laktosa).
 Koagulasi tercerna (12-18) setelah menyusui (terbentuk
suspensi dalam saliva dan cairan abomasum dengan
kecepatan aliran 150-250 ml/jam)
 Pepsin mulai ditemukan pada 2 hari setelah lahir
 Renin terbentuk minimal 4 minggu setelah lahir (renin
adalah hanya untuk kasein)
 Pepsin nampak nyata 6 – 8 minggu dan menyeluruh
(pepsin : mencerna protein spektrum luas)
kolostrum
 Kolostrum merupakan air susu pertama diminum anak
sapi
 Air susu ini merupakan campuran sekresi lakteal &
beberapa zat penyusum serum darah (terutama
imunoglobulin & dan protein serum lainnya) yang
terakumulasi dalam kelenjar susu.
Pentingnya imunoglobin kolostrum untuk
anak sapi
 Imunoglobulin yang dikandung oleh kolostrum adalah:
IgG(80-86%), IgA (7-10%) & IgM(7-10%).
 IgG &IgM mempunyai kerja secara umum diseluruh tubuh
dalam mencegah infeksi (infeksi sistemik)
 IgA mempunyai fungsi lokal dalam saluran pencernaan
saja.
Penggunnaan N/protein oleh
ruminansia
 Asam amino untuk ternak induk semang juga berasal dari protein
yang lolos degradasi atau By Pass Protein, protein mikroba rumen
yang tercerna dan terserap dalam usus, serta dari hasil fermentasi
rumen
 Perombakan protein oleh enzim proteolitik dalam rumen
menghasilkan peptida dan asam-asam amino
 Produk ini sebagian besar akan mengalami katabolisme lebih lanjut
(deaminasi) sehingga dihasilkan amonia (nH3).
 dalam rumen, sekitar 80% spesies mikroba rumen mampu
menggunakan amonia sebagai sumber nitrogen untuk sintesis
protein.
 amonia darah (dinding rumen) hati dan diubah
menjadi urea
 Beberapa urea rumen melalui saliva rumen / urin.
rumen ternak ruminansia (Mcdonald et al.,
1995)
Kebutuhan Akan Zat Makanan Selama
Periode Pemeliharaan
 Kebutuhan akan zat makanan selama periode
pemeliharaan, yaitu berdasarkan kepada kebutuhan
konsumsi bahan kering dan periode pemeliharaan (laktasi
dan non laktasi)
 Konsumsi bahan kering dapat diberikan sebesar 2,5-3,0%
dari bobot badan ternak.
Pemberian Ransum Saat Ternak Bunting
 saat usia kebuntingan tiga bulan, kebutuhan akan zat
makanan sangat tinggi. Hampir 70-75% pertumbuhan
pedet (sapi) atau cempe (kambing) yang dikandungnya
terjadi pada periode atau umur ini.
 Pemberian ransum harus memperhatikan kondisi ternak
yang bersangkutan dan jangan sampai berlebihan
(overfeed), terutama pada induk muda
Berikut ini adalah cara pemberian ransum untuk ternak
perah pada kondisi bunting.
1. ternak diberi pakan hijauan rumput dan leguminosa
dalam jumlah berlebih (ad libitum) dengan perbandingan
60% rumput dan 40% leguminosa atau dedaunan.
2. 2. ternak diberi pakan tambahan yang memiliki
kandungan protein kasar berkisar antara 14-16%
sebanyak 0,50-1,0 kg per hari.
3. Air selalu tersedia secara bebas.
4. Berikan tambahan mineral blok (garam) untuk mengatasi
kemungkinan kekurangan mineral dalam pakan.
Pemberian Ransum Saat Induk Menyusui
 ransum yang mengandung protein kasar berkisar antara
14 - 16%
 Pakan jenis hijauan sebaiknya diberikan dengan porsi yang
lebih banyak dengan rasio hijauan jenis rumput 50% dan
jenis leguminosa 50%.
 suplementasi mineral ke dalam ransum yang diberikan
sangat diajurkan pada kondisi ini, yang bertujuan untuk
menghindarkan kekurangan mineral bagi si induk laktasi.

Anda mungkin juga menyukai