Anda di halaman 1dari 20

Nova Firda Faradila

162310101123
Kejang merupakan perubahan fungsi otak mendadak
dan sementara sebagai mengakibatkan akibat dari
aktivitas neuronal yang abnormal dan pelepasan
listrik serebral yang berlebihan (Betz &
Sowden.2002).

Kejang demam adalah bangkitan kejang terjadi pada kenaikan suhu tubuh
(suhu rektal diatas 38° c) yang disebabkan oleh suatu proses
ekstrakranium. Kejang demam sering juga disebut kejang demam tonik-
klonik, sangat sering dijumpai pada anak-anak usia di bawah 5 tahun.
Kejang ini disebabkan oleh adanya suatu awitan hypertermia yang timbul
mendadak pada infeksi bakteri atau virus (Sylvia A et al.1995).
1. Cryptogenic
2. Kelainan pada otak
3. Trauma serebral dengan hilangnya kesadaran
4. Space Occupaying lesions
- Tumor otak Malformasi arteri vena
-.Hematoma subdural
-Neurofibromatosis
5. Infeksi Cerebral
- Bakteri atau virus meningitis
- Radang otak
- Abses otak
6. Kejang demam atipikal
7. Faktor genetic, seperti kromosom yang abnormal
8. Hemoragis dan trombosis
9. Asidosis hipoksia
10. Riwayat keluarga
Pada keadaan demam kenaikan 1°C menyebabkan
metabolisme basal 10%-15% dan kebutuhan oksigen
meningkat 20%. Kenaikan suhu tersebut menyebabkan
perubahan keseimbangan membran sel secara singkat
sehingga terjadi difusi ion kalium (K+) dan Natrium
(Na+) sehingga terjadi pelepasan muatan listrik yang
menyebabkan kejang
Kejang parsial simplek

Kejang parsial kompleks

Kejang tonik klonik

Kejang absans

Kejang Mioklonik
Kejang Parsial Simplek parsial kompleks
Kesadaran tidak teranggu, dapat
mencangkup satu atau lebih hal 1.Terdapat
berikut ini: gangguankesadaran,
1. Tanda motoris, kedutan pada walaupun pada awalnya
wajah, atau salah satu sisi. Tanda sebagai kejang parsial
atau gejala otonomik: muntah, simpleks
berkeringat, muka merah, dilatasi
pupil. 2. Dapat mencakup
2. Gejala somatosensoris atau otomatisme atau gerakan
sensoris khusus: mendengar otomatik : mengecap –
musik, merasa seakan jatuh dari ngecapkan
udara, parastesia bibir,mengunyah, gerakan
3. Gejala psikis : dejavu, rasa takut, menongkel yang berulang –
visi panoramik.
ulang pada tangan dan
4. Kejang tubuh; umumnya gerakan
gerakan tangan lainnya.
setipa kejang sama.
3. Dapat tanpa otomatisme :
Kejang absens
1. Gangguan kewaspadaan dan
responsivitas
Kejang tonik klonik 2. Ditandai dengan tatapan terpaku yang
1. Diawali dengan kehilangan umumnya berlangsung kurang dari 15
kesadaran dan saat tonik, detik
kaku umum pada otot 3. Awitan dan akhiran cepat, setelah itu
ekstremitas, batang tubuh kempali waspada dan konsentrasi
dan wajah yang berlangsung penuh
kurang dari 1 menit Kejang mioklonik
2. Dapat disertai hilangnya 1. Kedutan – kedutan involunter pada
kontrol usus dan kandung otot atau sekelompok otot yang
kemih terjadi secara mendadak.
3. Saat tonik diikuti klonik 2. Sering terlihat pada orang sehat
pada ekstrenitas atas dan selaam tidur tetapi bila patologik
bawah. berupa kedutan keduatn sinkron dari
bahu, leher, lengan atas dan kaki.
4. Letargi, konvulsi, dan tidur
3. Umumnya berlangsung kurang dari 5
dalam fase postictal detik dan terjadi dalam kelompok
4.Kehilangan kesadaran hanya sesaat.
1. Elektroensefalogram ( EEG )
2. Pemindaian CT
3. Magneti resonance imaging ( MRI )
4. Pemindaian positron emission tomography ( PET )
5. Uji laboratorium
a. Pungsi lumbal : menganalisis cairan serebrovaskuler
b. Hitung darah lengkap : mengevaluasi trombosit dan hematokrit
c. Panel elektrolit
d. Skrining toksik dari serum dan urin
e. GDA
f. Kadar kalsium darah
g. Kadar natrium darah
h. Kadar magnesium darah
1. Pengobatan fase akut
Dalam penanganan kejang demam, orang tua harus
mengupayakan diri setenang mungkin dalam
mengobservasi anak.
a. Anak dibaringkan dengan posisi menyamping
b. Jangan memegangi anak untuk melawan kejang
c. Jika kejang berlanjut sampai 10 menit. Segera bawa
ke yankes terdekat. Bawa anak ke dokter, jika ada
kekakuan leher
Jika anak di bawa kefasilitas kesehatan , penanganan
yang akan di lakukan selain point-point di atas adalah
sebagai berikut :
1. Memastikan jalan nafas anak tidak tersumbat
2. Pemberian oksigen melalui face mask
3. Pemberian diazepam 0.5 mg / kg berat badan per rectal
(melalui) atau jika terpasang selang infuse 0.2 mg / kg per
infuse
4. Pengawasan tanda-tanda depresi pernafasan
Jika kejang masih berlanjut :
1. Pemberian diazepam 0.2 mg / kg per infuse diulangi. Jika
belum terpasang selang infuse 0.5 mg / kg per rectal
2. Pengawasan tanda – tanda depresi pernapasan .
3. Pemberian fenobarbital 20 – 30 mg / kg per infuse dalam
30 menit atau fenitoin 15 – 40 mg / kg per infuse dalam 30
menit .
4. Pemberian Fenitoin hendaknya di sertai dengan monitor
EKG (rekam jantung).
a. Hematoma subdural : perdarahan subdural,
darah berkumpul di antara dua lapisan ini:
lapisan arachnoid (atas/luar) dan lapisan
dura atau meningeal.
b. Neurofibromatosis : kelainan genetik
dimana pertumbuhan sel terganggu
sehingga tumbuh tumor-tumor pada
jaringan saraf.
1. Pengkajian
Riwayat kelahiran atau dimasa neonatus, penyakit
kronis, neoplasma, immunosupresi, infeksi telinga
dalam ataum infeksi ekstra kranial (OMA), meningitis
atau enchepalitis, tumor otak yang merupakan
penyebab terjadinya kejang sehingga sangat perlu
dilakukan anamnese
Keluhan Utama
Pada umumnya klien panas yang meninggi disertai
kejang (Hipertermi).
Riwayat Penyakit Sekarang
Menanyakan tentang keluhan yang dialami sekarang
mulai dari panas, kejang, kapan terjadi, berapa kali,
dan keadaan sebelum, selama dan setalah kejang.
Riwayat Penyakit Dahulu
Penyakit yang diderita saat kecil seperti batuk, pilek,
panas. Pernah di rawat dinama, tindakan apa yang
dilakukan, penderita pernah mengalami kejang
sebelumnya, umur berapa saat kejang.
Riwayat Penyakit Keluarga
Tanyakan pada keluarga kx tentang di dalam
keluarga ada yang menderita penyakit yang diderita
oleh klien seperti kejang atau epilepsi
Aktifitas dan istirahat
Gejala : keletihan,kelemahan umum,keterbatasan dalam beraktivitas atau
bekerja yang di timbulkan oleh diri sendiri atau orang terdekat atau
pemberi asuhan kesehatan atau orang lain.
Tanda : perubahan tonus atau kekuatan otot, gerakan involunter atau kontraksi
otot ataupun sekelompok otot.
Sirkulasi
Gejala : Ikfal,hiperfensi,peningkatan nadi,sianosis
Postiktal : tanda-tanda fital normal atau depresi dengan penurunan nadi dan
pernafasan
Eliminasi
Gejala : inkontinensia episodic
Tanda : a. Iktal adalah peningkatan tekanan kandung kemih tonus
spingfer
b. postikal adalah otot relaksasi yang mengakibatkan inkontinensia (
baik urin atau Fekal ).
Makanan dan Cairan
Gejala :sensivitas terhadap makanan , mual atau muntah yang
berhubungan efektifitas kejang.
Tanda : kerusakan jaringan atau gigi ( cidera selama kejang)
Nyeri atau kenyamanan
Gejala : sakit kepala, nyeri otot, atau punggung, nyeri
abdominal
Tanda :tingkah laku yang berhati-hati, perubahan pada tonus
otot, tingkah laku distraksi atau gelisah
Pernafasan
Gejala : iktal : gigi mengatup, sianosis, pernafasan menurun
atau cepat peningkatan sekresi mucus.
keamanan
Gejala : riwayat terjatuh atau trauma, fraktur
Tanda : trauma pada jaringan lunak atau ekimosis penurunan
kekuatan atau tonus otot secara menyeluruh.
Diagnosa keperawatan yang mungkin muncul
1. Hipertermi berhubungan dengan proses peradangan
2. Devisit volume cairan berhubungan dengan output
berlebihan ( dehidrasi)
3. Resiko tinggi injuri berhubungan dengan kejang
4. Risiko kurang nutrisi berhubungan dengan anoreksia
Hpertermi berhubungan dengan proses peradangan
Tujuan : setelah dilakukan tindakan keperawatan hipertermi akan berkurang
atau teratasi
Kriteria Hasil : suhu tubuh normal (36°c - 37°c). Klien bebas dari demam

a. Beri kompres hangat


b. Beri dan anjurkan klien banyak minum
c. Anjurkan pasien istirahat dengan tirah
d. Anjurkan pasien untuk memakai pakaian yang tipis dan menyerap keringat
e. Ciptakan suasana yang nyaman
f. Observasi suhu tubuh
g. Kolaborasi pemberian obat anti mikroba, antipiretik dan pemberian cairan
parenteral
Devisit volume cairan berhubungan dengan output berlebihan ( dehidrasi)
Tujuan : setelah dilakukan tindakan keperawatan devisit voleme cairan tidak
terjadi
Kiteria Hasil : menunjukkan keseimbangan cairan, tanda-tanda vital
dalam batas normal

a. Kaji perubahan tanda-tanda vital


b. Kaji turgor kelembapan membran mukosa
(bibir dan lidah)
c. Catat laporan mual atau muntah
d. Pantau masukan dan keluaran
e. Tekankan cairan sedikitnya 2500 ml/hari atau sesuai kondisi individual
Risiko injuri berhubungan dengan kejang (suriadi,2001,hal:52)
Tujuan : setelah dilakukan tindakan keperawatan risiko injuri tidak terjadi
Kriteria hasil : Faktor penyebab diketahui, mempertahankan aturan
pengobatan, meningkatkan keamanan lingkungan

a. Hindarkan anak dari benda-benda yang membahayakan


b. Gunakan alat pengaman
c. Bila terjadi kejang pasang sudip lidah
d. Kolaborasi pemberian obat anti kejang
Risiko kekurangan nutrisi berhubungan dengan anoreksia (Carpenito, 2009)
Tujuan : setelah dilakukan tindakan keperawatan risiko kekurangan nutrisi
dapat teratasi
Kriteria Hasil : menunjukkan peningkatan nafsu makan, mempertahankan
atau meningkatkan berat badan

a. Identifikasi faktor penyebab mual atau muntah


b. Auskultasi bunyi usus, observasi atau palpasi distensi abdomen
c. Pertahankan atau tingkatkan oral hygen
d. Berikan porsi kecil tapi sering
e. Ukur berat badan dasar

Anda mungkin juga menyukai