Anda di halaman 1dari 16

PENDEKATAN

PENELITIAN

Harmein Nasution

Medan, 2010
Penelitian/RISET
Definisi :
- Penelitian/riset adalah suatu usaha atau kegiatan yang bertujuan
untuk memecahkan suatu masalah dengan menggunakan cara-
cara dan metode yang bersifat ilmiah ( Balitbang Depdagri, 2000)

- Howard dan Sharp (1983), mendefinisikan penelitian sebagai


pencarian lewat proses yang metodis untuk menambah
pengetahuan pada kerangka pengetahuan seseorang yang
diharapkan juga terjadi pada orang lain, lewat penemuan fakta
dan wawasan yang sesungguhnya.

- Untuk itu seorang peneliti dituntut memiliki sejumlah pengetahuan


dan alat-alat serta fasilitas yang menunjang dalam
pelaksanaannya, karena pada dasarnya tujuan dari riset adalah
untuk menjawab persoalan-persoalan.
Masalah Riset di Indonesia
- Rendahnya motivasi masyarakat intelektual untuk melakukan
riset
- Rendahnya penghargaan terhadap hasil riset
- Belum ada kerjasama saling menguntungkan antara dunia usaha
riset dengan dunia usaha atau pemerintah
- Pemanfaatan hasil riset oleh lembaga , masih rendah, demikian
juga di Perguruan Tinggi
- Kualitas riset yang sangat sederhana karena untuk mengejar
kenaikan pangkat atau persyaratan kepegawaian saja, ataupun
kebutuhan proyek
- Riset kurang dihubungkan dengan tujuan pendidikan secara
nasional
Keterampilan Yang Dapat Di tumbuhkan Dari
Melakukan Riset
1. Creative
2. Inovative
3. Critical
4. Analitical
5. Hipothesised (jawaban sementara)
6. Assosiative (penyatuan)
7. Predictive
8. Curious (rasa ingin tahu)
9. Retensi (daya ingat)
10. Comprehend (daya paham)
Sikap Seorang Peneliti
1. Flexibility
2. Futuritive (berorientasi masa depan)
3. Openess
4. Planned
5. Competitive
6. Tolerance to failure (toleransi terhadap kegagalan)
7. Disiplin
8. Diligence (rajin dan tekun)
9. Taqwa
Hasil Penelitian Perlu Memperhatikan

Nilai-nilai

PERASAAN AKAL
Enak atau sebal Benar atau salah

IMAN/QALBU
Halal/Haram
Teknik Pendekatan Penelitian
1. Penelitian Tindakan
Untuk dapat memenuhi rekomendasi pelaksanaan yang baik, yang
mampu menangani persoalan atau meningkatkan kinerja organisasi dan
individu melalui perubahan peraturan dan prosedur, dimana organisasi
atau individu itu beroperasi (Denscombe, 2002)

Misalnya :
• Dapatkah saya meningkatkan praktek saya sehingga menjadi efektif ?
• Dapatkah saya meningkatkan pemahaman tentang praktek sehingga
membuatnya menjadi lebih tepat ?
• Dapatkah saya menggunakan pengetahuan da pengaruh untuk
meningkatkan situasi ?
2. Studi Kasus
Peneliti menginginkan untuk mempelajari satu aspek persoalan secara
mendalam.
Yin (1994), menyatakan bahwa semakin spesifik sebuah penyelidikan
maka ia semakin bertahan dalam batas yang masuk akal.
Bukti harus dikumpulkan secara sistematis, dan hubungan antara
variabel yang dipelajari harus direncanakan dan dijelaskan
keterkaitannya.

Misal :
- Apa sebabnya tutupnya Rumah Sakit Jiwa ?
- Apa sebabnya orang Medan banyak yang pergi berobat ke Pulau
Penang ?
3. Survei
Survei kerap kali diadakan, malahan karena kebutuhan atas adanya
fakta administratif pada sejumlah aspek kehidupan publik.
Survei dirancang untuk mengamati relasi sebab akibat, atau
memberikan cahaya segar pada sejumlah aspek teori sosiologis.
Berkenaan dengan pokok masalahnya, maka yang dapat dikatakan
orang bahwa survei berkaitan dengan karakteristik demografis,
lingkungan sosial, aktivitas atau pendapat dan sikap dari sejumlah
kelompok manusia (Moces dan Kalton, 1971)

Tujuannya untuk mendapatkan kesimpulan dari sejumlah besar


populasi.
4. Eksperimen
Bentuk penelitian yang dilakukan dengan melakukan percobaan melalui
perlakuan khusus dengan membandingkannya dengan tanpa perlakuan
khusus (kelompok kontrol)

Misalnya :
Eksperimen dirancang untuk mengukur dampak penggunaan pasta gigi
berflourida ata kerusakan gigi, dengan membentuk kelompok kontrol
(yang tidak menggunakan pasta gigi berflourida) dan kelompok
eksperimen (pengguna pasta gigi berflourida). Dalam eksperimen
seperti ini, kedua kelompok disamakan usia, jenis kelamin, kelas sosial
dan seterusnya.
5. Penelitian Berbentuk Etnografis
Menurut Brewer (2006), penelitian etnografis dengan melibatkan
partisipasi peneliti secara langsung
Para peneliti etnografis berupaya mengembangkan pemahaman tentang
bagaimana sebuah kebudayaan berperan.
Menurut Lutz (1986), metode dan teknik yang digunakan dalam
penelitian ini adalah :
“Observasi partisipasi, wawancara, pemetaan dan pembuatan bagan, analisis
interaksi, penyelidikan atas catatan historis dan dokumen publik yang ada,
penggunaan data demografis dll. Tetapi etnografis berpusat pada observasi
partisipasi terhadap masyarakat atau kebudayaan melalui lingkaran peristiwa
yang lengkap dan secara teratur terjadi ketika masyarakat itu berinteraksi
dengan lingkungannya”

Misalnya kita ingin menyelidiki satu kelompok secara mendalam selama


satu periode.
6. Pendekatan Teori Lapangan
- Punch (1998), pendekatan teori lapangan paling tepat dirumuskan
sebagai strategi penelitian yang bertujuan mengembangkan teori
berdasarkan data. Berdasarkan penyelidikan lapangan (grounded)
berarti teori dikembangkan berdasarkan data, karena memang teorinya
berlandaskan data. Teori berarti sasaran pengumpulan dan analisis
data penelitian bertujuan melahirkan teori. Pemikiran mendasar teori
dari lapangan adalah teori yang dikembangkan secara induktif dari
data
- Sementara menurut Hayes (2000), sebagai proses intensif, yaitu
proses siklis, dimana wawasan teoritis berkembang atau ditemukan
dalam data, kemudian diuji untuk melihat bagaimana wawasan berpikir
itu dapat membuat bagian data lain menjadi logis sehingga pada
gilirannya menghasilkan pemikiran teoritis sendiri, yang kemudian diuji
terhadap data dan seterusnya.
- Pendekatan teori lapangan (Grounde & Theory Approach) terhadap
analisis data kualitatif dikembangkan oleh Glaster dan Strauss pada
era 1960-an. Mereka pada saat kuliah melakukan penyelidikan
observasi lapangan tentang cara para staf rumah sakit menangani
para pasien yang sedang diambang ajal (1965, 1968)
7. Telaah Naratif dan Cerita
Telaah naratif menurut Gudmunsdattir (1996), meliputi pengumpulan
dan pengembangan cerita sebagai bentuk pengumpulan data dan
sebagai sarana penyusunan proyek penelitian. Karena, bagaimanapun
informan kerapkali berbicara dalam bentuk cerita selama wawancara.
Sebagai peneliti yang mendengarkan dan mencoba memahami, kita
mendengarkan “cerita” mereka. Metode penelitian dapat diuraikan
secara naratif ketika pengumpulan data, interpretasi dan penulisannya
diperhitungkan sebagai proses ‘pemberian makna’ dengan karakteristik
yang sama dengan cerita. Telaah naratif dapat saja meliputi otobiografi
naratif, kisah kehidupan dan memasukkan ringkasan cerita partisipan,
Hal ini bertujuan untuk mengilustrasikan tema yang dikembangkan
peneliti. Pendekatan naratif terhadap telaah paling tepat ketika peneliti
tertarik melukiskan secara mendalam latar belakang pribadi pengalaman
manusia. Naratif memungkinkan adanya suara-bagi peneliti, partisipan
dan kelompok-kelompok kultural-dan dalam pemikiran ini mereka dapat
memiliki kemampuan mengembangkan batasan politik dan kekuasaan
yang sengaja diputuskan.
Keterampilan peneliti naratif terletak pada kemampuannya menyusun
data wawancara dalam bentuk yang jelas; menyajikan kesadaran awal;
tengah dan akhir cerita. Kekuatnnya tergantung pada penggunaan
bahasa pencerita untuk menyajikan interpretasi pengalaman pribadinya.

Pengumpulan data penelitian naratif mempersyaratkan peneliti untuk


membiarkan pencerita membangun percakapan dengan peneliti lewat
pengajuan pertanyaan tindak lanjut.
8. Pendekatan Yang Mana Dipilih ?
Pemahaman atas keuntungan dan kerugian dan kerugian utama dari
setiap pendekatan, membantu anda menyeleksi metodologi yang paling
tepat untuk suatu tugas denghan cepat (Judith, 2006)

Dapat disimpulkan, sekali satu metode dipilih, peneliti boleh bergerak


dari metode yang berkaitan dengan bentuk penelitian tsb.

Anda mungkin juga menyukai