Anda di halaman 1dari 15

KELOMPOK 12

ANGGOTA :

1.NUR ISLAHATI
2.PRADA TRISNA DWIGUNI
TRAUMA INTRAKRANIAL

A.DEFENISI
Trauma merupakan cedera fisik sedangkan
kranial adalah tulang tempurung kepala jadi
trauma kranial adalah

Cedera yang terjadi di dalam tulang


tempurung kepala
B . ETIOLOGI

 Trauma tajam
Kerusakan sistem saraf terjadi hanya
terbatas pada daerah dimana terjadinya
robekan pada otak, misalnya tertusuk bambu,
tertembak.
 Trauma tumpul

Kerusakan sistem saraf yang menyebar


akibat benturan yang sangat keras misalnya
terbentur, pukulan, jatuh, kecelakaan dll.
C . PATOFISIOLOGI
Perdarahan intrakranial dapat menyebabkan terjadinya
peningkatan TIK, akibat yang ditimbulkan yaitu sakit
kepala hebat dan menekan pusat reflek muntah di
medulla yang mengakibatkan terjadinya muntah
proyektil sehingga tidak terjadi keseimbangan antara
intake dengan output. Selain itu peningkatan TIK juga
dapat menyebabkan terjadinya penurunan kesadaran
dan aliran darah otak menurun. Jika aliran darah otak
menurun maka akan terjadi hipoksia yang
menyebabkan disfungsi serebral sehingga koordinasi
motorik terganggu. Disamping itu hipoksia juga dapat
menyebabkan terjadinya sesak nafas.
D . MANIFESTASI KLINIS

1. Perubahan tekanan darah atau normal


(hipertensi),perubahan frekwensi jantung
2. Perubahan kesadaran bisa sampai koma.
3. Perubahan pupil (respon terhadap cahaya simetris)
deviasi pada mata, ketidakmampuan mengikuti. Mengalami
gangguan pendengaran dan wajah tidak simetris.
4. Wajah menyeringai respon pada rangsangan nyeri yang
hebat, gelisah tidak bisa beristirahat, merintih.
5. Merasa lemah, lelah, kaku, hilang keseimbangan.
6. Mual, muntah, mengalami perubahan selera.
7. Sakit kepala dengan intensitas dan lokasi yang berbeda,
biasanya lama.
E . KOMPLIKASI
 Perdarahan intrakranial

 Peningkatan tekanan intrakranial

 Hilangnya kesadaran

 Infark

 Iskemi

 Kematian
F . PENATALAKSANAAN
 Menilai jalan nafas
Bersihkan jalan nafas dari debris dan muntahan, lepaskan gigi palsu,
pertahankan tulang servikal segaris dengan badan dengan memasang
kolar servikal, pasang guedel bila dapat ditolerir.

 Menilai pernapasan
Tentukan apakah pasien bernapas spontan atau tidak. Jika tidak
berikan oksigen melalui masker oksigen. Jika. Jika pasien bernapas
spontan, selidiki dan atasi cedera dada berat seperti pneumotoraks tensif,
hemopneumotoraks.

 Menilai sirkulasi
Otak yang rusak tidak mentolerir hipotensi. Hentikan semua
perdarahan dengan menekan arterinya. Perhatikan secara khusus adanya
cedera intrabdomen atau dada. Ukur dan catat frekuensi denyut jantung
dan tekanan darah, pasang alat pemantau dan EKG bila tersedia.
G . WOC
ASUHAN KEPERAWATAN TEORITIS

A. Pengkajian
 Identitas
Identitas Pasien meliputi nama, jenis kelamin, umur, alamat,
agama, suku bangsa, bahasa yang dipakai, status perkawinan,
pendidikan , pekerjaan, golongan darah nomor register, tanggal
masuk rumah sakit, dan diagnosis medis.
 Riwayat Kesehatan Dahulu
Biasanya klien dengan trauma intrakranial pernah mengalami
kerusakan sistem syaraf akibat benturan dan kecelakaan.
 Riwayat Kesehatan Sekarang
Biasanya klien dengan trauma intrakranial merasakan sakit
kepala dengan intensitas dan lokasi yang berbeda, biasanya lama,
merasakan nyeri yang hebat akibat benturan dan kecelakaan.
 Riwayat Kesehatan keluarga
Biasanya tidak ada keluarga yang menderita penyakit yang sama
Tanda-Tanda Vital
 Tekanan darah : biasanya mengalami
peningkatan
 Suhu : biasanya mengalami
peningkatan
 Nadi : biasanya nadi lebih cepat
 Pernafasan : biasanya mengalami
peningkatan

 Tingkat kesadaran : Biasanya tingkat


kesadaran menurun
Head To Toe

 Kepala
Biasanya terdapat lesi atau luka akibat benturan benda keras

 Mata (kiri/kanan)
Biasanya terdapat penurunan lapangan pandang

 Hidung
Biasanya tidak ada tanda-tanda peradangan, pernafasan melalui hidung.

 Mulut dan tenggorokan


Biasanya tidak ada pembesaran tonsil, gusi tidak terjadi perubahan, mukosa bibir kering.

 Telinga
Biasanya ditemukan adanya gangguan pendengaran, tidak ada lesi dan tidak ada nyeri tekan.

 Leher
Biasanya terlihat baik, tidak ada gangguan, tidak ada pembengkakkan kelenjar getah bening.
Dada/Thorak

 Inspeksi : Biasanya pergerakan dada simetris dan frekuensi


nafas cepat
 Palpasi : premitus sama kiri dan kanan
 Perkusi : Biasanya redup
 Auskultasi : ronchi

 Jantung
 Inspeksi : Biasanya ictus cordis tidak terlihat
 Palpasi : Biasanya ictus teraba
 Perkusi : Biasanya redup
 Auskultasi : Biasanya irama jantung tidak teratur

 Perut/Abdomen
 Inspeksi : Biasanya perut datar
 Palpasi : Biasanya tidak ada benjolan
 Perkusi : Biasanya tidak ada nyeri tekan
 Genetalia Urinaria
Biasanya keadaan genetalia urinaria bersih, tidak
ada gangguan.

 Lengan-Lengan Tungkai
Biasanya ekstremitas atas dan bawah normal

 System Persyarafan
Biasanya memiliki keluhan pada system persyarafan
dan mengalami penurunan pada lapangan pandang

 Data Psikososial
Biasanya emosi klien tidak stabil, gelisah dan tidak
tenang
Diagnosa Keperawatan
1. Perubahan perfusi jaringan serebral
berhubungan dengan peningkatan volume
otak.
2. Nyeri akut berhubungan dengan
peningkatan tekanan intrakranial.
3. Bersihan jalan nafas berhubungan dengan
penurunan kesadaran.
TERIMAKASIH

Anda mungkin juga menyukai