Herpes Simpleks

AGNES DUA NURAK

agnesnurak94@yahoo.com

1
PENDAHULUAN

Herpes simpleks

Penyakit kulit Masih menjadi masalah

yang menular kesehatan Terapi topikal
akibat infeksi dunia,dengan infeksi –terapi
virus dan HSV 80% bersifat sistemik
bersifat rekuren asimptomatik

2
EPIDEMIOLOGI
Seroplrevalensi HSV meningkat 30% sejak
tahun 1970-an dan menyebabkan 1 dari 5
orang dewasa terinfeksi menular seksual
adalah sekitar 17-40%

HSV tipe I pada usia anak-anak

HSV tipe II pada usia dewasa

3
EtioPatogenesis
VHS tipe I dan II
merupakan virus herpes
hominis = virus DNA.
Infeksi oleh virus herpes 1 atau 2
akan menginduksi glikoprotein yang
berhubungan pada permukaan sel-sel
yang terinfeksi.
Virus kembali aktif & berkembang biak  erupsi kulit
(lepuhan pd lokasi yg sama)  erupsi hilang  virus
ada tapi tdk aktif.
Virus (kulit)  tanpa menyebabkan infeksi yg nyata
 virus sebagai sumber infeksi bg orang lain
Virus Herpes simplek bermigrasi sampai saraf
sensorik tepi  spinal ganglia & berdormansi sampai
diaktifasi kembali.
4
 GEJALA KLINIS
HSV-1  infeksi herpes non
HSV-2 herpes
genital. Tanda-tandanya :
genitalis
gelembung berisi cairan yang ditularkan
terasa nyeri pada mukosa melalui
mulut (herpes labialis),
wajah dengan luka
ditularkan melalui kontak dengan selama
sekresi dari atau di sekitar melakukan
mulut. hubungan
biasa terjadi pd anak-anak,
seksual
5
 GEJALA KLINIS

◉ Infeksi primer
disertai gejala ) Nyeri
tanpa gejala ) inflamasi
Keadaan kemungkinan Kemerahan pada kulit (eritema)
karena adanya imunitas tertentu dari
Kesemutan
Rasa tidak nyaman atau rasa gatal
antibodi yang bereaksi silang dan
Lepuhan yang dikelilingi oleh daerah
diperoleh setelah menderita infeksi tipe 1. kemerahan dapat muncul di manapun (kulit atau
selaput lendir)

6
 GEJALA KLINIS

 Infeksi laten yang berlangsung lama

 partikel virus terdapat dalam ganglion saraf secara berkala terputus oleh reaktivasi
virus infeksi asimtomatik secara klinis ( pelepasan virus ) dengan/tanpa lesi yang
simtomatik.
 Tidak banyak
 Tidak nyeri
■ Melepaskan virus untuk periode waktu lebih singkat (2 – 5 hari) dari infeksi
primer
■ Secara khas akan timbul lagi pada lokasi yang sama.
Kecuali infeksi serviks infeksi primer.
7
 PEMERIKSAAN PENUNJANG

Tes virologi
Tes serologi
Temuan histologi

8
 9

DIAGNOSIS BANDING
Herpez Zoster
Etiologi : Varicella zoster virus
Predileksi : pada satu dermatom
Efloresensi : vesikuler berkelompok
dengan dasar eritematosa diawali
gejala prodormal
Sifilis
Etiologi : infeksi olehTreponema
palidum
Predileksi : Seluruh atau hampir
seluruh tubuh dan simetris

“
Efloresensi : papul lentikular yang
permukaannya segera erosi menjadi
ulkus.
10

◉ Herpes Zoster

“
11

◉ Sifilis

“
PENATALAKSANAAN
-Pengobatan profilaksis

-Pengobatan nonspresifik

-Pengobatan spesifik

12
 PENATALAKSANAAN
PENATALAKSANAAN SISTEMIK PENATALAKSANAAN TOPIKAL
oAcyclovir • Asiklovir 5% topikal
oValacyclovir
oFamcyclovir
oPencyclovir

13
Prognosis Komplikasi

• Infeksi primer dini yang segera diobati • Meningitis, ensefalitis, herpetik hepatitis,
mempunyai prognosis lebih baik penumonia
sedangkan infeksi rekuren hanya • Bayi yang dilahirkan terjadi malformasi
dapat dibatasi frekuensi kongenital, hepatitis, ensefalitis,
kekambuhannya. keratokonjungtivitis, erupsi kulit atau
lahir mati

14
Metode Barier  kondom  saat melakukan hubungan seksual,
hindari kontak dengan saliva penderita HSV
…..
Antivirus  valaciclovir  mengurangi kemungkinan penularan
pada pasangan yang belum terinfeksi.
…..
Pada kehamilan  wanita seropositif berpotensi menularkan
infeksi pd saat proses kelahiran  operasi caesar
…..

15
 KESIMPULAN
Herpes simpleks adalah penyakit kulit berupa vesikel berkelompok di atas
daerah yang eritema, dapat satu atau beberapa kelompok terutama pada atau
dekat sambungan mukokutan. Herpes simpleks dapat rekuren. Dalam keadaan
asimptomatik, HSV dapat menularkan pada orang lain melalui kontak langsung
dengan lesi atau cairan tubuh. Pengobatan herpes simpleks untuk mengurangi
gejala sistemik dan perluasan lesi.

16
Thanks!
Any questions ?

17