Anda di halaman 1dari 108

TRANSFER OF SOLID

TRANSFER OF SOLID

1. Slurry Transport
2. Pneumatic Conveying
3. Mechanical Conveyors & Elevators
4. Solid Feeders
1. Slurry Transport

 Pompa sentrifugal untuk transportasi solid pada industri
 pertambangan, atau yang dikenal dengan pompa slurry
 Sentrifugal
 Penggunaan pompa slurry sentrifugal dipilih karena
memiliki beberapa kelebihan:
 membutuhkan ruang yang lebih kecil
 biaya awal juga biaya perawatan yang lebih murah
 Jika dibandingkan dengan sistem transportasi solid yang
lain seperti positive displacement pump, sistem belt
conveyor, atau dengan menggunakan kendaraan
pengangkut
Fungsi utama pompa slurry sentrifugal adalah harus
mampu mengalirkan partikel solid dalam slurry pada
kapasitas yang dibutuhkan sehingga pompa slurry
sentrifugal harus memiliki ruang aliran (passage way) yang
cukup besar untuk dapat dilalui oleh partikel solid di
dalam pompa.
Keausan komponen pompa akibat abrasi oleh aliran slurry
juga menjadi perhatian penting karena berpengaruh
langsung terhadap tambahan biaya untuk penggantian
komponen pompa.
Hal tersebut mengakibatkan dibutuhkan desain dan
pemilihan material khusus untuk pompa slurry sentrifugal.
Penentuan spesifikasi pompa slurry sentrifugal untuk
dapat memenuhi kondisi kerja pompa yang dibutuhkan
merupakan proses yang sangat penting agar pompa dapat
bekerja secara efektif dan efisien sesuai dengan
kebutuhan.
Pompa sentrifugal yang digunakan dalam
industri pertambangan merupakan peralatan
vital dalam proses produksi yaitu sebagai alat
untuk mentransfer konsentrat mineral tambang
dari satu proses ke proses selanjutnya.

Kegagalan kerja pompa slurry sentrifugal untuk


memenuhi kondisi kerja yang dibutuhkan
mengakibatkan terhambatnya proses produksi
atau dapat mengakibatkan satu jalur proses
produksi harus berhenti total.
Faktor yang Mempengaruhi
Penenntuan Power yang Diperlukan

Consentrasi Slurry atau Solid
Ukuran Partikel 24-48 mesh or so (0.7-0.3mm)
Pada Low Line Velocity partikel akan
menghalangi aliran dari Slurry
Pada High Velocity akan meningkatkan
Friksi
Velocity pada kondisi ini disebut Critikal
Velocity

PNEUMATIC CONVEYING

 1. bulk density, as poured and as aerated,
 2. true density,
 3. coefficient of sliding friction
 4. particle size distribution,
 5. particle roughness (kekesatan) and shape,
 6. moisture content and hygroscopicity, and
 7. characteristics such as friability, abrasiveness,
flammability, etc

rotary positive displacement
blower
rotary airlock valve
Mechanical Conveyor

 Screw Conveyor

Belt Conveyor

BUCKET ELEVATORS

Fluida

 zat yang tidak dapat menahan perubahan bentuk
(distorsi) secara permanen. Bila kita mencoba mengubah
bentuk suatu massa fluida, maka di dalam fluida tersebut
akan terbentuk lapisan-lapisan di mana lapisan yang satu
akan mengalir di atas lapisan yang lain, sehingga tercapai
bentuk baru. Selama perubahan bentuk tersebut, terdapat
tegangan geser (shear stress), yang besarnya bergantung
pada viskositas fluida dan laju alir fluida relatif terhadap
arah tertentu. Bila fluida telah mendapatkan bentuk
akhirnya, semua tegangan geser tersebut akan hilang
sehingga fluida berada dalam keadaan kesetimbangan.
Pada temperatur dan tekanan tertentu, setiap
fluida mempunyai densitas tertentu. Jika
densitas hanya sedikit terpengaruh oleh
perubahan yang suhu dan tekanan yang relatif
besar, fluida tersebut
bersifat incompressible. Tetapi jika densitasnya
peka terhadap perubahan variabel temperatur
dan tekanan, fluida tersebut
digolongkancompresible. Zat cair biasanya
dianggap zat yang incompresible, sedangkan gas
umumnya dikenal sebagai zat yang compresible.
Apa sajakah peralatan

atau instrumentasi yang
digunakan untuk
transportasi fluida cair ?
FLUID TRANSPORT EQUIPMENT

 Pipa: Perbedaan pipa dan tube adalah dalam hal ukuran
panjangnya, ukuran tebal dindingnya, dan bahan konstruksi dari
pipa tau tube tersebut. Fluida cair dapat dialirkan dalam pipa atau
tube yang berpenampang bundar dan dijual dipasaran dengan
berbagai ukuran, tebal dinding, dan bahan konstruksi. Pada
umumnya pipa berdinding tebal, berdiameter relatif besar, dan
tersedia dalam panjang antara 20-40 ft. Sedangkan tube berdinding
tipis dan biasa tersedia dalam bentuk gulungan yang panjangnya
sampai beberapa ratus kaki. Ujung pipa logam biasanya berulir.
Dinding pipa umumnya kesat, sedangkan dinding tube licin.
Potongan-potongan pipa disambung dengan menggunakan ulir
(screw), flens (flange), atau las (weld), sedangkan tube disambung
dengan sambungan kompresi (compression fitting), flare fitting,
atau sambungan solder (soldered fitting). Tube biasanya dibuat
dengan teknik ekstrusi atau cold drawn, sedangkan pipa logam
biasanya dibuat dengan teknik las, cor (casting), dan piercing.
Pipa

 Paling panjang 20 – 40 ft
 Pada umumnya dindingnya tebal
 Pipa dapat dibuat ulir
 Disambung dengan screw, flange, dan las
 Dindingnya kasar
 Cara pembuatannya : Las, Casting(Peleburan),
dan Piercing (Penembusan).
Tube

 Bisa berates ft
 Dindingnya tipis
 Tidak dapat dibuat ulir
 Disambung dengan compression fitting, soldered,
dan flare fitting
 Dindingnya kasar
 Cara pembuatannya : extrusion (Cara membuat mie),
dn Cold drawn.
Bahan – Bahan Kontruksi Pipa

 Dalam pemilihan bahan yang digunakan untuk pembuatan pipa harus diperhatikan
hal-hal berikut : sifat ductulitnya (Mudah bengkok), brittleness (Mudah rapuh), sifat
plastis, ketahanan terhadap korosi, kekuatan pipa, metode pembuatan, dan cara
penyambungannya. Bahan konstruksi pipa terdiri dari 3 macam :

 1. Ferrous Metal
 Umumnya bahan yang digunakan untuk pipa ferrous metal adalah baja (campuran
besi dan karbon), besi lunak (besi tempa), cast iron, dan pig iron. Contoh dari ferrous
metal adalah : Baja, cast iron, whrought iron, SS (stainless steel), dan beberapa alloy
lainnya.
 2. Non Ferrous Metal
 Non ferrous metal umumnya digunakan dalam bentuk campuran (alloy) yaitu
campuran antara :
 - Ni dan Cu (monel)
 - Du dan Al (durion)
 - Zn dan Cu (hastelloy)
 - Su dan Cu (bronze)
Non Metal

 Kelemahan dari non metal adalah tidak kuat seperti
metal atau logam dan biasannya hanya digunakan
sebagai pelapis (lining). Contoh Non metal : Plastik,
Kaca, Semen, PVC, dll.
Ukuran Pipa dan Tube

 Ukuran pipa ini dispesifikasikan oleh diameter dan tebal
dindingnya. Diameter pipa dan tube dinyatakan dengan
Nominal Diameter. Untuk pipa baja standar besarnya berkisar
antara 1/8 – 30 inch. Untuk pipa dengan diameter :
 - > 12” disebut juga dengan pipa besar
 - 3” – 12” nominan diameternya mendekati diameter
dalam pipa.
 - <3” disebut juga pipa kecil, nominan diameternya tidak
sama dengan diameter dalam dan diameter luar.
 Selain pipa baja, pipa yang terbuat dari bahan lain ukuran
standarnya sama seperti pipa baja yang dikenal sebagai IPS
(Iron Pipe Size) atau NPS (Normal Pipe Size). Misalnya pipa
nikel berukuran 2 inch IPS, artinya pipa nikel yang mempunyai
diameter luar seperti pipa baja standar 2 inch.

 Tebal dinding pipa dinyatakan dengan Schedule
number dan untuk tube dinyatakan dengan
Birminghams Wires Gauge (BWG). Schedule pipa
dapat dikelompokkan sebagai berikut :
 1. Schedule 5, 10, 20, 30, 40, 60, 80, 100, 120, 160
 2. Schedule standard
 3. Schedule Extra Strong (XS)
 4. Schedule Double Extra Strong (XXS)
 5. Schedule special
Penyambungan

 Cara penyambungan umumnya ada 2 macam yaitu :
- Joints : merupakan cara penyambungan dimana
hanya sebagian kecil dari material yang disambung dan
tidak menggunakan material ketiga
 - Fitting : merupakan cara penyambungan pipa
dimana digunakan material ketiga sebagai penyambung.
 Cara penyambungan pipa tergantung dari sifat material
pipa dan tebal dindingnya. Pipa dan tube yang memiliki
dinding tebal biasannya disambung dengan jalan : Screw
Fitting, Flange, atau Welding (las).
Screw Fitting

 Ujung pipa yang akan disambung diderat atau dibuat
ulirnya pada bagian luat dengan menggunakan suatu
alat. Pembuatan ulir ini harus tapered ( makin keujung
mankin mengerucut ). Oleh karena itu dinding pipa dapat
menjadi lemah dan sambungan yang terjadi tidak terlalu
kuat.
 Untuk itu dipakai sambungan dengan schedule number
yang dua kali lebih besar. Screw fitting jarang digunakan
untuk pipa yang besar dari 12” karena kesukaran dalam
membuat ulir dan pipa nya terlalu berat. Biasannya screw
fitting digunakan untuk pipa antara 3” – 12”.
Beberapa jenis screw
fitting yaitu

 · Close nipple
 · Short nipple
 · Long nipple
 · Coupling
 · Union
 · Elbow street
 · Elbow tee
 · Reducer
 · Plug
 · Cross
 · Cap
 · Busching
Close Nipple

 Stainless
 Stainless
Short nipple

Long nipple

Coupling

Union

Elbow street

Elbow tee

Reducer

Plug

Cross

Cap

Busching

Flange

 Cara flange digunakan untuk menyambung pipa yang lebih
panjang dari 2”. Selain dengan cara ini dapat pula digunakan
cara welding. Penyambungan flange dilakukan dengan cara
mempertemukan disk (cakram) atau cincin metal dan diikat
bersama gasket diantara kedua flange yang diikat. Flange ini
diikat ke pipa dengan cara screw atau welding.
 Macam – macam tipe flange tergantung dari penggunaanya
pada sambungan, yaitu : raised face, male and female, tongue
and groove, ring joint, full face, dan knife eage. Keuntungan
dari penggunaan flange dalam sambungan adalah
sambungannya yang dapat dibuka, dan kerugiannya karena
konstruksinya yang akan menjadi berat karena berat flange itu
sendiri. Kekuatan sambungan menggunakan flange ini
tergantung dari penggunaan gasket yang disisipkan diantara
kedua flange.
Macam – macam tipe gasket :


 a. Untuk pemakaian yang mempunyai tekanan
rendah digunakan gasket yang lunak seperti gabus
atau karet.
 b. Untuk pemakaian yang mempunyai tekanan
tinggi digunakan gasket yang keras seperti Pb, Cu,
Al, dan Baja.
 c. Untuk pemakaian yang tekanannya sangat
tinggi biasannya tidak menggunakan gasket tetapi
sambungan antara flange diperkuat.
Gasket

Welding

 a. Las
 digunakan untuk menyambung pipa yang diameternya lebih dari
2”, dan merupakan metode standar untuk menyambung pipa pada
flange dengan tekanan tinggi. Macam – macam las yaitu Butt
Welding dan Lap Welding. Keuntungan dari sambungan
menggunakan metode las yaitu :
 1. Merupakan sambungan yang kuat dan tidak melemahkan
dinding pipa.
 2. Murah dan tahan kebocoran.
 3. Lebih enteng dibandingkan tipe sambungan lain.
 4. Tidak mengganggu aliran dengan sambungan uliran.
 Kerugiannya yaitu sambungan dengan las tidak dapat dilepas
kecuali dengan memotong atau merusak sambungan tersebut.
b. Soldering
Untuk pipa dan tube dengan permukaan yang sangat
kecil biasannya disambung dengan cara solder. Seperti
halnya dengan cara welding, maka sambungan ini
tidak akan melemahkan dinding pipa. Sambungan
dengan menggunakan solder ini dapat dibuka kembali
dengan melebur bahan solder (remelting) tanpa
merusak pipa. Biasannya bahan solder yang digunakan
adalah timah.
c. Brazing
Digunakan untuk melekatkan flange ke pipa
induknya. Begitu juga untuk menyambung flange
dengan tube nya. Bahan brazing yang biasannya
digunakan adal tembaga atau perak.
Valve

 Sistem instalasi pipa biasanya terdiri dari banyak
sekali valve dengan ukuran dan bentuk yang
beragam. Beberapa jenis valve sangat cocok untuk
membuka dan menutup penuh aliran, ada valve
yang cocok untuk mengurangi tekanan dan laju
aliran fluida, ada pula valve yang berfungsi
mengatur agar aliran fluida cair terjadi pada satu
arah saja. Berikut beberapa jenis valve yang paling
sering digunakan :
Gate Valve

 Gate Valve adalah valve yang paling sering dipakai pada
sistem perpipaan. Fungsinya untuk membuka dan menutup
aliran (on-off), tetapi tidak untuk mengatur besar kecil aliran
(throttling). Kelebihan Gate Valve, minimnya halangan/
resistan saat valve ini dibuka penuh, sehingga aliran bisa
maksimal. Gate Valve mengontrol aliran melalui badan valve
yang berbentuk pipa, dengan sebuah lempengan atau baji
vertikal (lihat gambar dibawah ini) yang bisa bergeser naik
turun saat handel valve diputar. Valve ini didesain untuk posisi
terbuka penuh, atau tertutup penuh. Jika valve ini dalam
keadaan setengah terbuka, maka akan menyebabkan
pengikisan pada badan valve, dan turbulensi aliran zat bisa
menyebabkan getaran pada baji valve sehingga menghasilkan
suara gemeretak.
Globe Valve

 Globe Valve biasanya digunakan pada situasi dimana
pengaturan besar kecil aliran (throttling) diperlukan.
Dengan mudah memutar handel valve, besarnya aliran
zat yang melewati valve bisa diatur. Dudukan valve yang
sejajar dengan aliran, membuat globe valve efisien ketika
mengatur besar kecilnya aliran dengan minimum erosi
piringan dan dudukan. Namun demikian tahanan
didalam valve cukup besar. Desain Globe Valve yang
sedemikian rupa, memaksa adanya perubahan arah aliran
zat didalam valve, sehingga tekanan menurun drastis dan
menyebabkan turbulensi di dalam valve itu sendiri.
Dengan demikian, Globe Valve tidak disarankan diinstal
pada sistem yang menghindari penurunan tekanan, dan
sistem yang menghindari tahanan pada aliran.
Angle Valve

 Sama seperti globe valve, angle valve juga
digunakan pada situasi dimana pengaturan besar
kecil aliran diperlukan (throttling). Namun angle
valve di buat dengan sudut 90°, hal ini untuk
mengurangi pemakaian elbow 90° dan fitting
tambahan.
Ball Valve

 Ball Valve adalah alternatif murah dari jenis valve-valve
yang lain. Ball valve menggunakan bola logam yang
tengahnya ada lubang tembus, diapit oleh dudukan valve
untuk mengontrol aliran. Sering dipakai pada proses
hydrocarbon, ball valve mampu mengatur besar kecil
aliran gas dan uap terutama untuk tekanan rendah. Valve
ini dapat dengan cepat ditutup dan cukup kedap untuk
menahan fluida/ zat cair. Ball valve tidak menggunakan
handwheel, tetapi menggunakan ankle untuk membuka
atau menutup valve dengan sudut 90°. Disainnya yang
simpel, meminimalkan turunnya tekanan pada saat valve
dibuka penuh.
Butterfly Valve

 Butterfly Valve memiliki bentuk yang unik jika dibandingkan dengan
valve-valve yang lain. Butterfly menggunakan plat bundar atau wafer
yang dioperasikan dengan ankel untuk posisi membuka penuh atau
menutup penuh dengan sudut 90°. Wafer ini tetap berada ditengah aliran,
dan dihubungkan ke ankel melalui shaft. Saat valve dalam keadaan
tertutup, wafer tersebut tegak lurus dengan arah aliran, sehingga aliran
terbendung, dan saat valve terbuka wafer sejajar/ segaris dengan aliran,
sehingga zat dapat mengalir melalui valve.
 Butterfly valve memiliki turbulensi dan penurunan tekanan (pressure
drop) yang minimal. Valve ini bagus untuk pengoperasian on-off ataupun
throttling, dan bagus untuk mengontrol aliran zat cair atau gas dalam
jumlah yang besar. Namun demikian valve ini biasanya tidak memiliki
kekedapan yang bagus, dan harus digunakan pada situasi/ sistem yang
memiliki tekanan rendah (low-pressure).
Relief Valve

 Relief valve memiliki fungsi yang sangat berbeda dari
valve-valve yang lain. Valve ini didesain khusus untuk
melepas tekanan berlebih yang ada di equipment dan
sistem perpipaan. Untuk mencegah kerusakan pada
equipment, dan lebih penting lagi cedera pada pekerja,
relief valve dapat melepas kenaikan tekanan sebelum
menjadi lebih ekstrim. Relief valve menggunakan pegas
baja yang secara otomatis akan terbuka jika tekanan
mencapai level yang tidak aman. Level tekanan pada
valve ini bisa diatur, sehingga bisa ditentukan pada level
tekanan berapa valve ini akan terbuka. Ketika tekanan
kembali normal, relief valve secara otomatis akan
tertutup kembali.
Check Valve

 Check Valve memiliki perbedaan yang signifikan dari
Gate Valve dan Globe Valve. Valve ini di desain untuk
mencegah aliran balik. Ada beberapa jenis check valve,
tapi ada 2 jenis yang paling umum yaitu Swing Check
dan Lift Check. Swing Check Valve biasanya dipasangkan
dengan Gate Valve, sedangkan Lift Check Valve oleh
beberapa pabrikan digunakan untuk menggantikan
fungsi Ball Valve sebagai Ball Check Valve. Check Valve
tidak menggunakan handel untuk mengatur aliran, tapi
menggunakan gravitasi dan tekanan dari aliran fluida itu
sendiri. Karena fungsinya yang dapat mencegah aliran
balik (backflow) Check Valve sering digunakan sebagai
pengaman dari sebuah equipment dalam sistem
perpipaan.
POMPA

 Pompa adalah alat untuk memindahkan zat cair. Istilsh pompa
(pump), kipas (fan), blower (penghembus) dan
kompressortidaklah mempunyai arti yang tepat. Misalnya
pompa angin (air pump) dan pompa vakum (vacuum pump)
adalah mesin-msin untuk memampatkan gas. Namun
demikian, pompa adalah alat untuk memindahkan zat cair,
sedangkan kipas, blower atau kompressor berfungsi untuk
menambahkan energi pada gas. Kipas membuang gas
(biasanya udara) dalam volume besar ke ruang terbuka atau
talang besar, biasanya berupa mesin putar kecepatan rendah
dan tekanan yang dibangkitkannya hanyalah beberapa inchi air
saja.
 Setiap pompa mempunyai karakteristik yang berbeda-beda
tergantung pabrik yang membuatnya
Pompa dapat digolongkan m enjadi
2 golongan :

 1. Positive Displacement Pump (PDP)
 a. Reciprocating pump
 b. Rotary pump
 2. Variable Head Capacity Pump (VHCP)
 a. Pompa sentrifugal
 b. Pompa turbin
Perbedaan kedua golongan
pompa itu antara lain :


 1. Pada VHCP, kapasitas dan head terbentuk
karena adanya putaran kipas
 2. Pada PDP, kapasitas dan head terbentuk
karena adanya gerakan perpindahan
 3. Pada PDP, tidak memerlukan priming,
sedangkan pada VHCP sangat diperlukan priming.
Head

 Head merupakan besaran energi yang terdapat di
dalam persamaan neraca energi dari sistem aliran
fluida, yaitu persamaan Bernoulli. Satuan dari setiap
head adalah energi per satuan berat fluida, misalnya
ft-lb/lb atau cm-gr/gr. Secara umum satuan yang
biasa dipakai adalah satuan panjang dari kolom
fluida, ft atau cm.
Di dalam sistem aliran fluida
terdapat dua macam head, yaitu :


 1. Static Head : energi yang diakibatkan adanya perbedaan
tinggi antara permukaan liquid dengan pusat pompa (∆Z).
Berdasarkan perbedaan dengan posisi pompa, maka static head
dibedakan atas : static head dan static discharge head.

 2. Dynamic Head ; terdiri dari :


 - Tekanan pada discharge yang diinginkan
 - Velocity discharge yang diinginkan
 - Hf pada sistem (friksi)
 Dynamic Head adalah energi yang diakibatkan oleh adanya
sifat air fluida, seperti velocity head, pressure head, dan friction
head (energi yang diakibatkan oleh adanya kecepatan air fluida
atau tekanan fluida atau energi yang hilang karena adanya
friksi dari fluida).
Pompa dapat digolongkan
menjadi 2 golongan :

 Setiap pompa mempunyai karakteristik yang
berbeda-beda tergantung pabrik yang membuatnya.
 1. Positive Displacement Pump (PDP)
 c. Reciprocating pump
 d. Rotary pump

 2. Variable Head Capacity Pump (VHCP)


 c. Pompa sentrifugal
 d. Pompa turbin
Perbedaan kedua golongan pompa
itu antara lain :

Pada VHCP, kapasitas dan head terbentuk
karena adanya putaran kipas
2. Pada PDP, kapasitas dan head terbentuk
karena adanya gerakan perpindahan
3. Pada PDP, tidak memerlukan priming,
sedangkan pada VHCP sangat
diperlukan priming
Priming

 Priming atau pemula (pemancing) adalah cara yang
dilakukan di pompa VHCP agar dapat terjadi
aliran. Cara-cara priming :
 1. Dengan jalan pengisian : secara langsung
atau secara tak langsung
 2. Dengan cara vakum : pengaliran
berlangsung karena adanya vakum. Keadaan
vakum ini diciptakan dengan melakukan
penyedotan atau menggunakan jet ejektor.

Head
Head 
merupakan besaran energi yang
terdapat di dalam persamaan neraca
energi dari sistem aliran fluida, yaitu
persamaan Bernoulli. Satuan dari
setiap head adalah energi per satuan berat
fluida, misalnya ft-lb/lb atau cm-gr/gr.
Secara umum satuan yang biasa dipakai
adalah satuan panjang dari kolom fluida,
ft atau cm.
Di dalam sistem aliran fluida terdapat
dua macam head, yaitu :

 1. 
Static Head : energi yang diakibatkan adanya
perbedaan tinggi antara permukaan liquid dengan
pusat pompa (∆Z). Berdasarkan perbedaan dengan
posisi pompa, maka static head dibedakan atas : static
head dan static discharge head.

 Dynamic Head ; terdiri dari :


- Tekanan pada discharge yang diinginkan
- Velocity discharge yang diinginkan
- Hf pada sistem (friksi)
Dynamic Head adalah energi yang
diakibatkan oleh adanya sifat air
fluida, seperti velocity head, pressure
head, dan friction head (energi yang
diakibatkan oleh adanya kecepatan air
fluida atau tekanan fluida atau energi
yang hilang karena adanya friksi dari
fluida).
Net Positive Suction Head (NPSH)


 Definisi dari NPSH adalah selisih tekanan pada
pompa inlet dengan tekanan uap likuid, yang
dinyatakan dalam ft dari likuid. Ada dua harga
NPSH yang dikenal, yaitu : NPSH available (NPSHav)
yaitu NPSH yang dibentuk karena sitem pengaliran
fluida., dan NPSH required (NPSHreq) yaiutu NPSH
yang tentukan oleh pabrik pembuatnya.
 Dimana :
 PB = tekanan pada pompa inlet
 PB, = tekana upa dari liquid
Harga NPSHav harus lebih besar dari
NPSHreq. Bila hal ini terjadi kebalikannya,
maka akan terjadi pemutusan aliran ( aliran
tidak ada ). Bila PB > PB,maka harga
NPSHav positif.
Pada keadaan ini akan terjadi aliran.
Bila PB’ > PB maka harga NPSHav akan
negatif sehingga cairan pada pompa casing
akan menguap. Bila terjadi penguapan
akan terjadi : pemutusan aliran atau
kerusakan pada bagian pompa. Besarnya
PBdan PB’ tergantung dari jenis dan
rancangan pompa.
WHP dan BHP

WHP adalah likuid horse power,
merupakan tenaga yang dibawa oleh
fluida keluar dari suatu pompa, yang
satuanya HP (horse power). Sedangkan
BHP (brake horse power) adalah tenaga
yang digunakan untuk mengerakan
pompa, yang berasal dari steam atau
power.
Kavitasi

 Kavitasi adalah kondisi dari pompa dimana terjadi lokal
pressure drop sehingga ruangan pompa menjadi terisi
oleh uap air. Kavitasi ini terjadi karena harga NPSH = 0.
Hal ini terjadi karena :
 1. Static suction lift bertambah (Zb>>)
 2. Fraksi antara permukaan fluida yang akan
dipompakan dengan pomnpa inlet (Hfs>>)
 3. Menurunnya tekanan atau karena ketingggian (Pa>>)
 4. Naiknya temperatur dari pompa likuid (Pv>>)
 5. Terjadinya penurunan tekanan absolut dari sistem
fluida itu sendiri, misalnya : pemompaan dari vessel yang
vakum.
Tanda-tanda kavitasi

Adanya noise dan vibrasi dari pompa.
2. Terjadi penurunan kurva dari head
capcity dan efisiensi sehingga karakteristik
pompa akan lebih rendah dari semula (yang
akan merugikan operasi).
3. Terjadinya lobang-lobang pada
impeller, karena adanya uap air.
4. Korosi terhadap logam pompa, yang
akan merusak pompa tersebut
Positive Displacement Pump ( PDP )


 A.1. Reciprocating Pump
 Reciprocating Pump adalah suatu jenis dari
PDP yang menggunakan aksi displacement. Pompa
ini digunakan untuk :
 a. Proses yang memerlukan head yang tinggi.
 b. Kapasitas fluida yang rendah.
 c. Likuid yang kental (viskos) dan slurries
(seperti lumpur)
. Likuid yang mudah menguap (high volatile)
 Macam-macam tpe dari reciprocating pump antara
lain adalah : pompa plugner dan pompa diafragma.
 Material yang digunakan untuk konstruksi

reciprocating pump adalah material yang di
standarisasi oleh SHI (Standard of the Hydraulic
Institute), yaitu :
 1. Bronze Fitted (BF)
 2. Fully Bronze (FBF)
 3. Acid Recisting (AR)
 4. All Bronze (AB)
 5. All Iron (AI)
 6. Standard
Bagian-bagian dari reciprocating pump :
- Silinder, ada dua macam, yaitu : liquid silinder dan
steam silinder
- Packing, yang materialnya terdiri dari : asbestos, grafit,
karet, gabus, kulit, fiber atau metalic ring (untuk tekanan
tinggi)
- Kerangan : disc valve, wing valve, ball valve
- Air Chamber : berisi suatu medium elastis agar aliran
menjadi smooth
Kapasitas dari reciprocating pump dibedakan atas kapasitas
teoritis dan kapasitas aktual, dimana kapasitas teoritis tersebut
tergantung pada perpindahan dari likuid pistonnya. Kapasitas
teoristis pompa ini tidak pernah tercapai karena adanya slip,
yang dapat disebabkan oleh :
- Tidak sempurnanya packing, kebocoran pada kerangan
- Rusaknya kerangan sehingga tidak menutup sempurna
pada saat piston bergerak kembali.
Reciprocating pump

Rotary pump

Pompa sentrifugal

Pompa turbin

Anda mungkin juga menyukai