KEDOKTERAN KELUARGA
DIABETES MELITUS TYPE II PADA
LANSIA DENGAN ULKUS PEDIS
Umum
BAGI MAHASISWA
• Menambah pengetahuan penulis
tentang kedokteran keluarga, serta BAGI KELUARGA PASIEN
penatalaksanaan kasus Diabetes
Melitus dengan pendekatan • Memberikan informasi kepada pasien
kedokteran keluarga. dan keluarganya bahwa keluarga juga
memiliki peranan yang cukup penting
dalam kesembuhan dan mencegah
kekambuhan Diabetes Melitus tipe II.
+
BAB II TINJAUAN PUSTAKA
+
KEDOKTERAN KELUARGA
DOKTER KELUARGA
Tenaga kesehatan tempat kontak pertama pasien untuk menyelesaikan semua masalah kesehatan yang
dihadapi
Tanpa memandang jenis penyakit, organologi, golongan usia, dan jenis kelamin sedini
dan sedapat mungkin, secara menyeluruh, paripurna, berkesinambungan
+Pelayanan
Kegiatan pelayanan kedokteran
menyeluruh yaitu comprehensive
Available
medical services (CMC) :
Affordable Quality
Komperhensif
+
Diagnostik
Diagnositk
+
Holistik
Holistik
WHO : Depkes :
a) Usia pertengahan : 45-59 1) pra lansia : 45-59 tahun
tahun
b) Lansia : 60-74 tahun
2) lansia : 60-69 tahun
c) Lansia tua : 75-90 tahun 3) lansia beresiko :> 70
d) Usia sangat tua : > 90 tahun tahun
Assesment/Penilaian pada Lansia :
MMSE
(Mini Mental
Status ADL
Examination) (ACTIVITY DAILY
LIVING)
+
MMSE : Suatu media px status mental untuk mendeteksi dan mengikuti perkembangan gangguan
kognitif yang berkaitan dengan kelainan neurodegeneratif. 5-10 menit
Skala :
- Atensi dan konsentrasi (secara berurutan mengurangi 7, dimulai 100 atau mengeja kata WAHYU
secara terbalik)
- Mengulang kalimat, membaca dengan keras dan memahami suatu kalimat, menulis kalimat dan
kontruksi visual (menyalin gambar).
+
INTERPRETASI :
Indeks barthel Skala ordinal dengan skor 0(tota Sangat handal & sangat sahih, dan <10 menit,sangat ssuai untuk Skala ADLyang sudah
ldependent)- 100(total independent) cukup sensitif. skrining, penilaian formal, diterima secara luas,
: 10 item :makan, mandi, berhias, pemantauan & pemeliharaan kehandalan dan
berpakaian, kontrol kandung terapi. kesahihan sangat baik.
kencing,dan
kontrol anus, toileting, transfer
kursi/tempat tidur, mobilitas dan
naik tangga.
Indeks Katz Penilaian dikotomi dengan urutan Kehandalan & kesahihan cukup; < 10 menit, sangat sesuai Skala ADLyang sudah
dependensiyang hierarkis : mandi, kisaran ADL sangat terbatas (6 item) untuk skrining, penilaian diterima secara luas,
berpakaian, toileting, transfer, formal, pemantauan & kehandalan dan
kontinensi, dan makan.Penilaian pemeliharaan terapi. kesahihan cukup,
dari A (mandiri pada keenam item) menilai keterampilan
sampai G (dependentpada keenam dasar, tetapi tidak
item). menilai berjalan & naik
tangga
FIM(Functional Skala ordinal dengan 18 item, 7 Kehandalan & kesahihan baik, sensitif < 20 menit, sangat sesuai Skala ADLyang sudah
Independence Measure) level dengan skor berkisar antara dan dapat mendeteksi perubahan kecil untuk skrining, penilaian diterima secara luas.
18-126; area yang dievaluasi; dengan 7 level. formal, pemantauan & Pelatihan untuk petugas
perawatan diri, kontrol stingfer, pemeliharaan terapi serta pengisi lebih lama
transfer, lokomosi, komunikasi, dan evaluasi program. karena item banyak.
kognitif sosial.
Diabetes Melitus
Gangguan metabolisme yang terjadi karena kelaianan sekresi
insulin, kerja insulin, atau kedua-duanya dengan manifestasi
berupa hilangnya toleransi karbohidrat.
DM Tipe I
DM Tipe II
DM Tipe II : penyakit gangguan metabolik yang di tandai oleh
kenaikan gula darah akibat penurunan sekresi insulin oleh sel
DM tipe lain beta pankreas dan atau ganguan fungsi insulin (resistensi
insulin)
DM
Gestasional
Keluhan klasik :
poliuria, polidipsia, polifagia, dan
penurunan berat badan yang tidak
Kriteria Diagnosis dapat dijelaskan sebabnya.
Keluhan lain :
lemah badan. Kesemutan, gatal, mata
kabur, dan disfungsi ereksi pada pria,
serta pruritus vulva pada wanita.
+
Ulkus Diabetikum
luka pada kaki yang merah kehitam – hitaman dab berbau busuk akibat sumbatan
yang terjadi di pembuluh sedang atau besar di tungkai
Faktor • Trauma
• Infeksi
Eksogen • Obat
+
Gejala Klinis (5P)
Pain
Paralysis Paleness
Pulseless
Parasthesia
ness
+
Bila terjadi sumbatan kronik, akan timbul
gambaran klinis menurut pola dari fontaine
Derajat 0 :
tidak ada lesi terbuka, Derajat I Derajat II :
kulit masih utuh dengan
ulkus superficial terbatas ulkus dalam, menembus
kemungkinan disertai
pada kulit tendon atau tulang
dengan kelainan bentuk
kaki "claw,callus"
Derajat IV :
Derajat III :
ulkus pada jari kaki atau
abses dalam dengan atau
bagian distal kaki atau
tanpa osteomilitas
tanpa selulitas
PENATALAKSANAAN
Farmakologis
Edukasi
Latihan Jasmani
• Pemantauan • Jenis makanan durasi 30-45 antihiperglikemik
glukosa darah • jumlah makanan menit total 150 oral
mandiri, menit/minggu • Obat
• Tanda dan gejala • Jeda antar latihan antihiperglikemik
hipoglikemia tidak boleh suntik
serta cara >2hari berturut-
mengatasinya turut
• Aerobik
intensitas sedang
Dosis awal Lama kerja Frekuensi
Nama Generik Dosis harian (mg)
(mg) (jam) pemberian
1.Sulfonilurea : Meningkatkan sekresi insulin
Khlorpropamid
100-500 - 24-36 1
(100-250mg)
Glibenclamide
2.5-5 - 12-24 1-2
(2.5-5mg)
Glipizid
5-20 5 10-16 1-2
(5-10mg)
Glicazid 30-120 30 24 1
Gliquidon (30mg) 30-120 30 - 1-3
Glimeprid 6 1 - 1
2. Glinid : Meningkatkan sekresi insulin
Repaglinide
6 0.5 - 1-3
(0.5mg,1mg, 2mg)
3. Biguanid : Menekan produksi glukosa hati & menambah sensitifitas terhadap insulin
Metformin
250-3000 - 6-8 1-3
(500-850mg)
4. Tiazolindion : Menambah sensitifitas terhadap insulin
Pioglitazone
15-30 15 24 1
(15mg-30mg)
5. Penghambat alfa glukosidase
Acarbose
50-300 1-3
(50-100mg)
6. DPP IV inhibitor : Meningkatkan sekresi insulin, menghambat sekresi glukagon
+ BAB III
LAPORAN KASUS
+ IDENTITAS PASIEN
Nama Pasien : Ny. S
Alamat Pasien : Dusun Mendalan I/I, Desa Tanjungsari, Kecamatan Borobudur, Kabupaten
Magelang.
Agama : Islam
Suku : Jawa
Pekerjaan : Guru
Pemeriksaan Penunjang
Tes Gula Darah Sewaktu : 200 mg/dl
+
PEMERIKSAAN
ANAMNESA FISIK
DIAGNOSA
1. DIABETES
MELLITUS TIPE II
2. ULKUS PEDIS
SINISTRA
+
Keadaan rumah
Lokasi
Dusun Mendalan I/I, Desa Tanjung Sari, Kecamatan Borobudur, Kabupaten Magelang.
Kondisi rumah
Rumah pasien terletak di permukiman penduduk yang tidak terlalu padat dan
termasuk permukiman perumahan biasa di pedesaan.
Luas bangunan
200m2
+ Lantai rumah
Seluruh lantai rumah termasuk dapur menggunakan semen yang kedap air.
Sedangkan kamar mandi menggunakan keramik.
Jendela rumah
Terdapat di ruang tamu, ruang keluarga, dan setiap kamar. Setiap harinya jendela
kamar di buka.
Pencahayaan
Cukup Baik, terdapat beberapa genteng kaca di bagian dapur dan ruang keluarga.
Kebersihan terjaga. Rumah terdiri dari 1 ruang tamu, 1 ruang keluarga, 3 kamar tidur, 1
kamar mandi dengan WC duduk, 1 ruang makan dan dapur.
+ Sanitasi dasar
Limbah rumah tangga di alirkan ke septic tank, terdapat tempat sampah di dalam
rumah, kemudian sampah di kubur di halaman belakang.
Halaman
Pasien memiliki halaman yang luas, halaman depan memiliki beberapa tanaman
bunga dan rumput . Halaman belakang terdapat kandang bebek dan angsa.
Kesan kebersihan
Kebersihan baik
+
Denah Rumah
Kamar 3
Kamar mandi
Kamar 2
Dapur
Kamar 1
Ruang tamu
TERAS
HALAMAN DEPAN
Indikator Rumah
+
Sehat
+
Pada keluarga termasuk ke dalam bentuk keluarga single family dimana dalam
keluarga suami sudah meninggal. Sedangkan untuk siklus hidup keluarga termasuk
dalam tahap keluarga usia jompo (aging family member) dimana dimulai dari anak
sulung meninggalkan rumah tetapi anak bungsu masih tinggal di rumah.
+
Indikator PHBS
+
Peta rumah dari pelayanan kesehatan
DIAGNOSIS
HOLISTIK
Aspek Personal
• Alasan kedatangan :
Pasien datang berobat ke puskesmas karena pasien mengeluh luka
tertusuk paku pada telapak kaki kiri yang tidak kunjung sembuh.
• Harapan :
Pasien memiliki harapan untuk sembuh dan keluhan segera membaik.
• Kekhawatiran :
Pasien khawatir terhadap komplikasi dari Diabetes Mellitus yang di
deritanya.
Aspek Eksternal
Aspek Internal Faktor pendukung kesehatan pasien yang berasal dari
• Genetik : keluarga ialah adanya dukungan dari anak-anaknya
Terdapat faktor genetik dalam keluhan yang mengupayakan agar pasien mengkonsumsi pola
yang dialami pasien yaitu bapak dan ibu makan gizi seimbang, menghindari makanan
pasien. mengandung tinggi gula, rutin untuk berolahraga, dan
memberitahu agar pasien rutin kontrol ke Puskesmas
• Pola makan : dan meminum obat.
Pola makan pasien belum memenuhi pola
gizi seimbang dan tinggi karbohidrat.
Derajat Fungsional
• Kebiasaan : Menurut skala pasien termasuk derajat 1 dimana
Pasien memiliki kebiasaan makan cemilan pasien dapat secara mandiri melakukan perawatan
manis disela waktu makan, dan jarang diri dan melakukan seluruh aktivitasnya tanpa dibatasi
berolahraga. oleh masalah.
• Spiritual :
Pasien percaya bahwa penyakit yang
dideritanya adalah ketentuan Allah SWT, Aspek Klinis
pasien juga berdoa agar selalu diberikan
Diagnosis kerja : Diabetes Melitus dengan Ulkus
kesehatan.
Pedis Sinistra
MANAJEMEN KOMPREHENSIF
REHABILI
• Glibenclamide 80 mg ½ -
tablet 1 kali sehari.
KURATIF • Belum perlu dilakukan
TATIF
Identifikasi Fungsi-fungsi
Keluarga
FUNGSI
FUNGSI PSIKOLOGIS
BIOLOGIS
• Pasien mengetahui • Pasien tinggal bersama anak pertama, menantu
penyakitnya pada tahun serta salah satu cucunya.
2012
• Hubungan antara anggota keluarga baik, selalu
• Terdapat riwayat diabetes memberikan motivasi untuk berperilaku hidup
mellitus pada ayah dan ibu sehat. Jika ada masalah secara musyawarah
pasien. antara pasien.
FUNGSI PENDIDIKAN
Sumber penghasilan dari keluarga pasien didapatkan dari uang pensiunan pasien, dan
hasil kerja menantu pasien yang bekerja sebagai pegawai swasta. Selain itu, cucunya
yang sudah bekerja sebagai pegawai bank juga sesekali memberikan uang untuk
dipakai membantu biaya pengobatan pasien. Kebutuhan keluarga sudah tercukupi
dengan baik.
bagai pegawai bank juga sesekali memberikan uang untuk dipakai membantu biaya
pengobatan pasien. Kebutuhan keluarga sudah tercukupi dengan baik.
FUNGSI RELIGIUS
Pasien adalah seorang muslim yang taat beragama, selalu menjalankan sholat lima waktu
dan sering sholat berjamaah di Masjid. Keluarga pasien sering melakukan sholat
berjamaah terutama sholat maghrib dan sholat isya.
Pola Konsumsi Makan Pasien
dan Keluarga
Tingkat pemahaman
Pemahaman terhadap edukasi yang dilakukan cukup baik.
Faktor pendukung
• Keluarga mampu memahami dan menangkap penjelasan yang diberikan dengan
baik.
• Kesadaran keluarga pasien untuk mendukung kesembuhan penderita sangat
baik, sehingga keluarga sangat kooperatif untuk mengubah perilaku yang tidak
baik bagi kesehatan
• Keluarga mampu membeli makanan dengan menu bervariasi dan gizi seimbang.
Faktor penyulit : tidak ada
Indikator keberhasilan
• Pengetahuan tentang DM meningkat sehingga dapat membantu pasien
mengontrol penyakitnya.
• Kesadaran berobat ke puskesmas dan minum obat.
• Kesadaran melakukan aktivitas fisik dan olahraga.
• Keluhan berkurang dan gula darah terkontrol.
+
Penutup
DOKUMENTASI
+
DAPUR CUCI
DAPUR MASAK
+
KAMAR MANDI
Perhimpunan Dokter Keluarga Indonesia. 2006. Standar Pelayanan Dokter Keluarga. Jakarta: PDKI.
American Psychiatric. 2004. Diagnostic And Statistical Manual Of Mental Disorders Fouth Edition. Washington DC:
American Psychiatric Association
Bennett, P. Epidemiology of Type 2 Diabetes Militus. In LeRoithet. al Diabetes Militus Fundamental and Clinical Text.
Philadelphia:Lippincott William & Wilkin s. 2008;43(1): 544-7.
Buraerah, Hakim. Analisis Faktor Risiko Diabetes Melitus tipe 2 di Puskesmas Tanrutedong, Sidenreg Rappan,. Jurnal
Ilmiah Nasional;2010 Available from :http://lib.atmajaya.ac.id/
Diabetes Association. Diagnosis and Classification of Diabetes Melitus. Diabetic Care. 2012;35 suppl:568.
Magerssa YC, Gebre MW, Birru SK, Goshu AR, Tesfaye DY. Prevalence of Undiagnosed Diabetes Melitus and its Risk
+
DAFTAR PUSTAKA
Sugiarto, Andi. 2005. Penilaian Keseimbangan Dengan Aktivitas Kehidupan Sehari-Hari Pada Lansia Dip Anti Werdha Pelkris Elim Semarang Dengan
Menggunakan Berg Balance Scale Dan Indeks Barthel. Semarang : UNDIP.
Teixeria L. Regular physical exercise training assists in preventing type 2 diabetes development: focus on its antioxidant and anti-inflammantory
properties. Biomed Central Cardiovascular Diabetology.2011; 10(2);1-15.
Puskesmas Borobudur. 2016. Profil Puskesmas Borobudur Tahun 2016. Kabupaten Magelang : Dinas Kesehatan Kabupaten Magelang.