Anda di halaman 1dari 47

Persalinan

Normal
Pembimbing :
dr. Mita Herdiyantini, Sp. OG
Oleh:
2017.04.2.0072 Grace Atun Putri V
2017.04.2.0075 Hanifah Inas
2017.04.2.0077 I Gede Aditya
DEFINISI

 Persalinan (partus = labor) adalah proses pengeluaran produk konsepsi yang viable melalui
jalan lahir biasa dari dalam uterus melalui vagina ke dunia luar.
 Menurut sumber lain dikatakan bahwa persalinan ialah serangkaian kejadian yang berakhir
dengan pengeluaran bayi yang cukup bulan atau hampir cukup bulan, disusul dengan
pengeluaran plasenta dan selaput dari tubuh ibu
Dikenal beberapa istilah menurut umur
kehamilan dan berat badan bayi yang
dilahirkan, yaitu :
 Abortus adalah pengeluaran buah kehamilan sebelum kehamilan 20 minggu
atau bayi dengan berat badan kurang dari 500 gram.
 Partus imaturus adalah pengeluaran buah kehamilan antara 20 sampai 28
minggu atau bayi dengan berat badan antara 500 – 1000 gram.
 Partus prematurus adalah pengeluaran buah kehamilan antara 28 sampai 37
minggu atau bayi dengan berat badan antara 1000 – 2500 gram.
 Partus matures atau partus aterm adalah pengeluaran buah kehamilan antara
37 sampai 42 minggu atau dengan bayi dengan berat badan 2500 gram atau
lebih.
 Partus postmaturus atau partus serotinus adalah pengeluaran buah kehamilan
setelah kehamilan 42 minggu.
 Penilaian awal persalinan harus meliputi anamnesa tentang informasi prenatal
pasien, keluhan utama (termasuk onset kontraksi, status selaput ketuban, dan
ada/tidaknya perdarahan, serta gerakan janin)
 Ukuran, presentasi dan letak janin dapat dinilai dengan palpasi abdomen.
Walaupun pemeriksaan ini memiliki beberapa keterbatasan (kurang akurat
pada keadaan bayi yang kecil, obesitas maternal, kehamilan ganda, dan
polihidramnion)
 Leopold 1
Saat pasien berbaring terlentang, posisi uterus harus dikoreksi terlebih dahulu,
sehingga fundus berada dalam posisi yang seharusnya. Kemudian tinggi fundus
diukur melalui midline ibu, dari puncak uterus hingga ke batas atas simfisis
pubis.
 Leopold 2
Pemeriksa memegang kedua sisi abdomen untuk mengetahui letak fetus dengan
menggunakan jarijarinya untuk mengetahui lokasi tulang belakang fetus dan
bagian kecil (ekstremitas)
 Leopold 3
Pemeriksa memegang bagian teratas dan terendah janin dengan meletakan jari
di atas simfisis pubis dan di fundus uteri. Dengan cara ini dapat diketahui
presentasi janin.
 Leopold 4
Pemeriksa menghadap kaki pasien dan meletakkan tangannya di kedua SIAS untuk
mengetahui apakah bagian terbawah janin sudah engage ke pelvis ibu.
Pemeriksaan Vagina

 Kedua jari tangan dimasukkan ke dalam vagina dan diarahkan ke bagian


terbawah janin untuk membedakan presentasi janin.
 Jika presentasi verteks, jari-jari dimasukkan ke posterior vagina kemudian
disapukan ke depan melalui kepala janin ke simfisis ibu. Saat melakukan
gerakan ini, jari-jari akan melewati sutura sagitalis, jika sutura ini teraba
maka arahnya dapat ditentukan, dengan ubun-ubun kecil dan besar pada
ujung yang berlawanan.
 Jari-jari kemudian diarahkan ke ujung anterior sutura sagitalis dan ubun-ubun
kemudian diperiksa dan diidentifikasi.
 Station atau seberapa jauh bagian terbawah janin telah turun ke dalam
panggul dapat ditentukan.
Kedudukan janin intrauterine

 Proses akomodasi
 Proses ini bergantung terhadap banyaknya air ketuban. Air ketuban yang banyak akan menyebabkan
pergerakan yang sangat leluasa, begitu pula sebaliknya
 Selain itu proses ini juga dipengaruhi oleh janin, apabila janin meninggal maka proses ini akan
terganggu.
 Sikap (habitus)
 Merupakan hubungan bagian bagian janin antara yang satu dengan yang lain.
 Normalnya janin akan berada dalam keadaan kifose.
 Letak
 Merupakan hubungan antara sumbu panjang janin dengan sumbu panjang ibu.
 99,6% memanjang, 0,4% melintang ataupun miring
 Presentasi
 Presentasi Kepala :
 Biasanya kepala mengalami fleksi maksimal sehingga dagu menempel pada dada. Pada
keadaan ini , ubun-ubun kecil (fontanela oksipitalis) merupakan bagian terbawah janin,
disebut presentasi belakang kepala (verteks) atau oksiput.
 Leher janin juga dapat mengalami hiperekstensi sehingga oksiput dan
punggung saling menempel dan wajah menjadi bagian terdepan di jalan lahir,
disebut Presentasi muka.
 pada beberapa kasus terjadi fleksi parsial dengan bagian presentasi adalah
fontanel anterior (ubun-ubun besar) atau bregma. Disebut presentasi puncak
kepala atau sinsiput.
 Ketika persalinan maju, presentasi sinsiput atau dahi hampir selalu berubah
menjadi presentasi verteks atau muka karena masing-masing akan mengalami
fleksi atau ekstensi.
 Presentasi
 Presentasi Bokong :
 Apabila paha berada dalam posisi fleksi dan tungkai bawah ekstensi di depan
badan, hal ini disebut presentasi bokong murni (frank breech).
 Jika paha fleksi di abdomen dan tungkai bawah terletak di atas paha,
keadaan ini disebut presentasi bokong sempurna ( complete breech) .
 Bila salah satu atau kedua kaki, atau satu atau kedua lutut , merupakan
bagian terbawah, hal ini disebut presentasi bokong tidak sempurna
(incomplete breech) atau presentasi bokong kaki ( footling breech).
 Presentasi
 Presentasi Bahu :
 Posisi
 Normoposisi : presentasi belakang kepala dengan ubun ubun kecil di segmen depan
 Malposisi : presentasi belakang kepala dengan ubun ubun kecil tidak berada di segmen depan
 Malpresentasi : Presentasi yang bukan presentasi belakang kepala
Dalam proses kelahiran/partus, ada beberapa aspek yang berpengaruh, yaitu
power, passage, passenger dan provider.
 Power adalah segala tenaga yang mendorong bayi keluar melalui jalan lahir.
Terdiri atas tegangan kontraksi HIS dan tenaga meneran dari ibu.
 Passage adalah jalan lahir, termasuk didalamnya perubahan anatomi pada
jalan lahir menjelang persalinan.
 Passenger adalah bayi itu sendiri.
His sesungguhnya His palsu
Rasa sakit Rasa sakit
 Teratur  Tidak teratur
 Interval makin pendek  Interval panjang
 Semakin lama semakin kuat  Kekuatan tetap
 Dirasakan paling sakit di daerah  Disarasakn terutama di daerah perut
punggung
 Tak ada perubahan walaupun penderita
 Intensitas makin kuat kalau penderita
berjalan
berjalan

keluar show tidak keluar show

serviks membukan dan menipis serviks tertutup dan tak ada pembukaan
3 DIVISI PERSALINAN
 Friedman (1954). Konsep 3 divisi fungsional persalinan untuk
mendeskripsikan tujuan fisiologis-nya:
 Divisi Persiapan
 Fase laten dan akselerasi
 Sensitif terhadap sedasi & konduski analgesia
 Diltasi serviks sedikit, tapi terjadi perubahan struktur serviks
(komp. Collagen & jar. lunak)
 Divisi Dilatasi
 Fase dilatasi serviks tercepat (maximum slope), tidak dipengaruhi
oleh sedasi atau konduksi analgesia
 Divisi Pelvik
 Fase deselerasi & kala II
 Gerakan cardinal janin pada presentasi cephalic terjadi dalam fase
ini.
Kala PERSALINAN

 Kala I: Waktu antara mulai inpartu sampai


permbukaan lengkap.
 1. Fase Laten: dilatasi serviks <4cm.
 2. Fase Aktif: dilatasi serviks 4-10cm.

 Kala II: Waktu antara pembukaan serviks lengkap


sampai janin lahir.

 Kala III: waktu antara janin lahir sampai plasenta


lahir.

 Kala IV: Dalam 1-2 jam stlh. Persalinan plasenta.


Pembetulan laserasi, monitor kontraksi
uterus/TFU dan perdarahan, nadi dan tensi.
Gerakan-gerakan anak pada persalinan

 ENGAGEMENT
 DESCENT
 FLEKSI
 ROTASI INTERNAL
 EKSTENSI
 ROTASI EKSTERNAL
 EKSPULSI
Head floating
Engagement

 Mekanisme yang digunakan oleh diameter biparietal-diameter transversal


kepala janin pada presentasi oksiput untuk melewati pintu atas panggul
disebut sebagai engagement.
sinklitisme

 Engagement dengan sinklitisme terjadi bila uterus tegak lurus terhadap pintu
atas panggul dan panggulnya luas.
Asinklitisme

 Asinklitisme anterior, menurut Naegele ialah arah sumbu kepala membuat


sudut lancip ke depan dengan pintu atas panggul. Dapat pula terjadi
asinklitismus posterior yang menurut Litzman ialah apabila keadaan
sebaliknya dari asinklitismus anterior
Descens (penurunan kepala)

 Descens terjadi akibat satu atau lebih dari empat gaya:


 Tekanan cairan amnion
 Tekanan langsung fundus pada bokong saat kontraksi
 Usaha mengejan yang menggunakan otot-otot abdomen
 Ekstensi dan pelurusan badan janin
Fleksi

 Pada gerakan ini, dagu mendekat ke dada janin dan diameter


suboksipitobregmatika yang lebih pendek menggantikan diameter
oksipitofrontal yang lebih panjang.
Rotasi Interna ( Putaran Paksi Dalam)

 putaran paksi dalam ialah pemutaran bagian depan sedemikian rupa sehingga
bagian terendah dari bagian depan memutar ke depan, ke bawah simfisis.
Ekstensi

 Setelah putaran paksi selesai dan kepala sampai di dasar panggul terjadilah
ekstensi atau defleksi kepala.
 ini disebabkan karena sumbu jalan lahir pada pintu bawah panggul mengarah
ke depan dan ke atas sehingga kepala harus mengadakan ekstensi untuk
melaluinya. Kalau tidak terjadi ekstensi, kepala akan tertekan pada perineum
dan menembusnya.
Rotasi Eksterna (putaran paksi luar)

 Gerakan ini disebut putaran restitusi (putaran balasan : putaran paksi luar).
Selanjutnya putaran dilanjutkan hingga belakang kepala berhadapan dengan
tuber ischiadicum sesisi. Gerakan yang terakhir ini adalah putaran paksi luar
yang sebenarnya dan disebabkan karena ukuran bahu menempatkan diri
dalam diameter anteroposterior pintu bawah panggul.
Ekspulsi

 Setelah putaran paksi luar, bahu depan sampai di bawah simfisis dan menjadi
hipomoklion untuk kelahiran bahu belakang. Kemudian bahu depan menyusul
dan selanjutnya seluruh badan anak lahir searah dengan paksi jalan lahir.
LANGKAH ASUHAN PERSALINAN NORMAL

 Persiapan Persalinan (akhir kala II), dimana perineum/kulit diatas terdistensi


dan kulit kepala bayi (fetal scalp) terlihat membagi labia.
 1. Melihat tanda dan Gejala Kala II
 Keinginan mengejan, merasa tekanan meningkat (rectum & vagina)
 Perineum menonjol
 Vulva vagina dan anus membuka
 2. Menyiapkan pertolongan persalinan (perlengkapan, bahan, obatan)
Persiapan PIMPINAN PERSALINAN
 3. Posisi ibu yang aman, litotomi, kandung kemih dikosongkan, desinfeksi vulva/vagina
 4. Pemeriksaan dalam untuk memasitkan Pembukaan Lengkap dan Janin Baik
 Pembukaan, selaput ketuban, presentasi & denominator janin
 Evaluasi DJJ
 5. Proses Pimpinan
 Membantu ibu posisi terbaik/nyaman
 Meminta bantu keluarga/tenaga kesehatan untuk meyiapkan posisi mengejan
 Melakukan pimpinan jika ibu mempunyai keinginan mengejan (cara mengejan benar).
 Istirahat antara kontraksi, asupan cair per oral, nilai DJJ setiap 5 menit
 6. Persiapan Pertolongan Kelahiran Bayi
 Handuk, Kain, Partus set, sarung tangan DTT atau steril.
PENOLONGAN KELAHIRAN BAYI

 LAHIRNYA KEPALA
LAHIRNYA BAHU
PENANGANAN BAYI BARU LAHIR

 Penilaian bayi (APGAR)


 Bungkus bayi, lakukan suntikan oksitosin i.m.
 Menjepit tallit pusat dgn. Klem kira-kira 3 cm dari pusat bayi.

 Mangemen Pemberian Oksitosin.

 Penanganan Tali Pusat


PENGELUARAN PLASENTA
PROSEDUR PASCA PERSALINAN

 Masase Uterus
 Menilai Perdarahan
 Evaluasi laserasi pada vagina dan perineum, dan penjahitan

Anda mungkin juga menyukai