Anda di halaman 1dari 35

BIOMEDIK V

FARMAKOLOGI
Oleh:
Emylia Fiskasari, S.Si., Apt., MM.

SELAMAT DATANG
Pustaka
1. Goodman and Gilman's “The Pharmacological Basic of
Therapeutics”, 9 th Ed., Pergamon Press, Inc., New York,
1995
2. Katzung, BG., Basic and Clinical Pharmacoloy, 3 rd Ed.
1987, Appleton & Lange A Pub. Div of Prentice-Hall, San
Fransisco, 1987
3. Rang HP, Dale M, Ritter JM, and Moore PK , 5 th ed
Churchill Livingstone, Pharmacology, ISBN: 0-443-
07145-4, 2003.
4. Lullmann H et al. Pharmacology. G T Verlag, New York ,
2005
5. Farmakologi dan Terapi 4rd Ed, FK.UI, 1995
6. Ansel, Pengantar Bentuk Sediaan Farmasi, UIP.1989
7. Rahardja & Tjay. Obat-obat Penting.Gramedia. Jkt. 2002
FARMAKOLOGI

Farmasi : Pembuatan obat

Farmakologi : Penggunaan obat

Farmakologi klinik : Penggunaan obat pada manusia


FARMAKOLOGI & TERAPEUTIK

Farmakon = obat logos = ilmu  Ilmu khasiat obat

Terapeutik = pengobatan Ilmu Obat dalam pengobatan


(utk penyembuhan,pencegahan ,promosi
dan rehabilitasi kesehatan/”kwalitas hidup”)

Konsep dasar : interaksi obat dg tubuh


 aplikasi medik,penelitian dan pengembangan

farmakodinamik Tubuh
Obat
(Sist.Biologi)
farmakokinetik
FARMAKOLOGI ADALAH DISIPLIN ILMU

• I LMU : - menjelaskan  eksistensi kejadian


- meramalkan  perubahan keadaan
- mengontrol  perubahan (manajemen)

Objektif-Kritis
Analitis-Sintetis

• OBAT: - dalam komunitas (Farmakoepidemiologi)


- dalam tubuh (interaksiFarmakoterapi )
- alat intervensi (Farmakologi klinik)
- komoditas vital (Farmakoekonomi)
- Objek riset (Inovasi & pengembangan) 
melalui Uji Preklinik &Uji Klinik
Farmakologi atau ilmu khasiat
adalah ilmu yang mempelajari pengetahuan obat
dalam seluruh aspeknya, yaitu sifat-sifat
kimiawinya dan fisikanya, kegiatan fisiologi,
resorpsi, dan nasibnya dalam organisme hidup.
SEJARAH PENGOBATAN

OBAT MENGIKUTI KONSEP PENYAKIT

FASE KONSEP PENYAKIT PAWANG & OBAT


1. Mistik Roh jahat supranatural Dukun
(“Kepercayaan”) -Jopa-japu
kutukan -ramuan aneh
2. Empirik Natural (dari alam) Tabib, Shinse,Shaman,
- masuk angin ,perut kotor Paranormal
- darah kotor (Indonesia ?) - pijat,kerokan
Filosofis  Ayurveda & Taoisme - ramuan
3. Saintifik Sebab – akibat Dokter
(Rasional-Empirik) - preskripsi,tindakan
Cartesian 1596-1650
proses patofisiologi - nasehat  terkotak

4. Holistik  sintesis 1 + 2 + 3 ???


(Pengobatan Tradisional Modern)
PETA KONSEP FARMAKOLOGI

Darah

Organ
Formulasi
Kadar
Farmakinetik Obat EFEK
OBAT Farmakodinamik
Farmaologi

•Absorpsi •Bioavailabilitas Mekanisme Kepekaan


Kwalitas •Jendela Terapi
•Distribusi & Tempat Homeostatik
- Stabilitas •T ½ (waktu paro)
•Metabolisme kerja
- Availabil •Kadar tunak
•Ekskresi
itas •Kadar puncak
Harga •Kadar Lembah
•Vol.distribusi
E.Terapi
ESOETO
QUESTION:
Apa Hubungan Farmakologi
dengan Rekam Medis...??
“Petugas rekam medis sendiri harus
pandai mentelaah/mencerna isi rekam
medis (obat) karena rekam medis itu
sendiri merupakan bukti pelayanan
kesehatan yang diberikan kepada
pasien”.
TUJUAN PENGOBATAN

memberikan manfaat maksimal dengan


bahaya minimal

11
Beberapa arti penting pengetahuan
farmakologi (obat) bagi rekam
medis

a. Jaminan Keakuratan Laporan/Informasi


Rekam medis mencatat segala hal tentang
pengobatan/terapi terhadap pasien, sehingga di
dalam rekam medis tidak terlepas dari macam-
macam obat yang digunakan dalam
pengobatan/terapi tersebut.
Lanjutan...

b. Keakuratan Data Medis Pasien


Di dalam rekam medis terdapat segala
bentuk pelayanan yang sudah diberikan
oleh pasien, termasuk di dalamnya adalah
obat-obat yang digunakan untuk menunjang
pelayanan kesehatan/proses penyembuhan
pasien.
Manfaat dari hal ini adalah
sebagai berikut:
1. Penulisan diagnosis yang tidak jelas oleh dokter,
dapat dipertegas dengan memperkirakan obat yang
digunakan.
2. Klaim asuransi biasanya harus mencantumkan obat
yang digunakan oleh pasien selama menjalani
pelayanan kesehatan, sehingga petugas rekam medis
harus tahu (tidak salah/harus akurat) dalam
menuliskan obat yang digunakan pada lembar klaim
asuransi.
Lanjutan..
3. Data obat yang jelas dapat dijadikan olat
komunikasi antar dokter karena (mungkin) tidak
setiap pasien ditangani oleh dokter yang sama.
4. Rekam medis merupakan bukti pelayanan
terhadap pasien, sehingga informasi dan data di
dalamnya harus lengkap, jelas, dan akurat
(termasuk di dalamnya pemberian obat kepada
pasien), sehingga petugas rekam medis harus
dapat memahami isi rekam medis itu sendiri.
Pengertian Obat
Menurut PerMenKes 917/Menkes/Per/x/1993, obat (jadi)
adalah sediaan atau paduan-paduan yang siap
digunakan untuk mempengaruhi atau menyelidiki
secara fisiologi atau keadaan patologi dalam rangka
penetapan diagnosa, pencegahan, penyembuhan,
pemulihan, peningkatan kesehatan dan kontrasepsi.
Menurut Ansel (1985), obat adalah zat yang
digunakan untuk diagnosis, mengurangi rasa
sakit, serta mengobati atau mencegah penyakit
pada manusia atau hewan.

Obat dalam arti luas ialah setiap zat kimia yang


dapat mempengaruhi proses hidup, maka
farmakologi merupakan ilmu yang sangat luas
cakupannya.
Obat adalah
benda atau zat yang dapat digunakan untuk
merawat penyakit, membebaskan gejala, atau
mengubah proses kimia dalam tubuh.
OBAT

 zat kimia yang dapat mempengaruhi proses


kehidupan (Lehne, 1998)

FARMAKOLOGI
 studi tentang obat dan interaksinya dengan
sistem kehidupan (Lehne, 1998)

19
OBAT IDEAL

 Efektif
 Aman
 Selektif
 Mudah dalam pemberian
 Bebas dari interaksi obat
 Biaya murah
 Stabil scr kimia
 Memiliki nama generik yang simpel

20
Obat yang ada saat ini masih jauh dari ideal.
Tidak ada obat yang memenuhi semua kriteria
obat ideal: tidak ada obat yang aman; semua
obat menimbulkan efek samping; respons
terhadap obat sulit diprediksi dan mungkin

berubah sesuai dengan hasil interaksi obat; dan


banyak obat yang mahal, tidak stabil, dan sulit
diberikan. Karena banyak obat tidak ideal,
semua anggota tim kesehatan harus berlatih
‘care’ untuk meningkatkan efek terapeutik dan
meminimalkan kemungkinan bahaya yang
ditimbulkan obat.
21
Macam-macam Bentuk Obat dan Tujuan Penggunaannya

Bentuk-bentuk obat serta tujuan penggunaannya antara


lain adalah sebagai berikut:

1. Pulvis (Serbuk)
Merupakan campuran kering bahan obat atau zat
kimia yang dihaluskan, ditujukan untuk pemakaian
oral atau untuk pemakaian luar.

2. Pulveres
Merupakan serbuk yang dibagi dalam bobot yang
lebih kurang sama, dibungkus menggunakan bahan
pengemas yang cocok untuk sekali minum.
3. Tablet (Compressi)
Merupakan sediaan padat kompak dibuat secara kempa cetak
dalam bentuk tabung pipih atau sirkuler kedua permukaan rata
atau cembung mengandung satu jenis obat atau lebih dengan
atau tanpa bahan tambahan.

jenis-jenis tablet:

1. Tablet Kempa: paling banyak digunakan, ukuran dapat


bervariasi, bentuk serta penandaannya tergantung design
cetakan
2. Tablet Cetak: dibuat dengan memberikan tekanan rendah pada
massa lembab dalam lubang cetakan.
3. Tablet Trikurat: tablet kempa atau cetak bentuk kecil umumnya
silindris. Sudah jarang ditemukan
4. Tablet Hipodermik: dibuat dari bahan yang mudah larut atau
melarut sempurna dalam air. Dulu untuk membuat sediaan
injeksi hipodermik, sekarang diberikan secara oral.
5. Tablet Sublingual: dikehendaki efek cepat (tidak lewat hati).
Digunakan dengan meletakkan tablet di bawah lidah.

6. Tablet Bukal: digunakan dengan meletakkan di antara pipi


dan gusi.

7. Tablet Efervescen : tablet larut dalam air. Harus dikemas


dalam wadah tertutup rapat atau kemasan tahan lembab.
Pada etiket tertulis “tidak untuk langsung ditelan”.

8. Tablet Kunyah: cara penggunaannya dikunyah.


Meninggalkan sisa rasa enak di rongga mulut, mudah
ditelan, tidak meninggalkan rasa pahit, atau tidak enak.
4. Pilulae (PIL)
Merupakan bentuk sediaan padat bundar dan kecil
mengandung bahan obat dan dimaksudkan untuk
pemakaian oral. Saat ini sudah jarang ditemukan
karena tergusur tablet dan kapsul. Masih banyak
ditemukan pada seduhan jamu.

5. Kapsulae (Kapsul)
Merupakan sediaan padat yang terdiri dari obat
dalam cangkang keras atau lunak yang dapat larut.
Keuntungan/tujuan sediaan kapsul yaitu:
1. Menutupi bau dan rasa yang tidak enak
2. Menghindari kontak langsung dengan udara dan
sinar matahari
3. Lebih enak dipandang
4. Dapat untuk 2 sediaan yang tidak tercampur secara
fisis (income fisis), dengan pemisahan antara lain
menggunakan kapsul lain yang lebih kecil kemudian
dimasukkan bersama serbuk lain ke dalam kapsul
yang lebih besar.
5. Mudah ditelan.
6. Solutiones (Larutan)
Sediaan cair yang mengandung satu atau lebih zat kimia yang
larut, misalnya terdispersi secara molekuler dalam pelarut
yang sesuai atau campuran pelarut yang saling bercampur.
Cara penggunaannya yaitu larutan oral (diminum) dan larutan
topikal (kulit).

7. Suspensi Merupakan sediaan cair yang mengandung partikel


padat tidak larut terdispersi dalam fase cair.
Macam suspensi antara lain: suspensi oral (juga termasuk
susu/magma), suspensi topikal (penggunaan pada kulit),
suspensi tetes telinga (telinga bagian luar), suspensi
optalmik, suspensi sirup kering.
8.Emulsi Merupakan sediaan berupa campuran
dari dua fase cairan dalam sistem dispersi, fase
cairan yang satu terdispersi sangat halus dan
merata dalam fase cairan lainnya, umumnya
distabilkan oleh zat pengemulsi.

9.Galenik Merupakan sediaan yang dibuat dari


bahan baku yang berasal dari hewan atau
tumbuhan yang disari.
10.Extractum
Merupakan sediaan pekat yang diperoleh dengan mengekstraksi
zat dari simplisia nabati atau simplisia hewani menggunakan
pelarut yang sesuai, kemudian semua atau hampir semua pelarut
diuapkan dan massa atau serbuk yang tersisa diperlakukan
sedemikian sehingga memenuhi baku yang ditetapkan.

11. Infusa Merupakan sediaan cair yang dibuat dengan


mengekstraksi simplisia nabati dengan air pada suhu 900 C
selama 15 menit.

12. Immunosera (Imunoserum) Merupakan sediaan yang


mengandung Imunoglobin khas yang diperoleh dari serum
hewan dengan pemurnian. Berkhasiat menetralkan toksin
kuman (bisa ular) dan mengikat kuman/virus/antigen.
13.Unguenta (Salep) Merupakan sediaan setengah padat
ditujukan untuk pemakaian topikal pada kulit atau
selaput lendir. Dapat juga dikatakan sediaan setengah
padat yang mudah dioleskan dan digunakan sebagai
obat luar. Bahan obat harus larut atau terdispersi
homogen dalam dasar salep yang cocok.

14.Suppositoria Merupakan sediaan padat dalam


berbagai bobot dan bentuk, yang diberikan melalui
rektal, vagina atau uretra, umumnya meleleh, melunak
atau melarut pada suhu tubuh.
15.Guttae (Obat Tetes)
Merupakan sediaan cairan berupa larutan, emulsi, atau
suspensi, dimaksudkan untuk obat dalam atau obat
luar, digunakan dengan cara meneteskan
menggunakan penetes yang menghasilkan tetesan
setara dengan tetesan yang dihasilkan penetes beku
yang disebutkan Farmacope Indonesia.

Sediaan obat tetes dapat berupa antara lain:


• Guttae (obat dalam)
• Guttae Oris (tets mulut)
• Guttae Auriculares (tetes telinga)
• Guttae Nasales (tetes hidung)
• Guttae Ophtalmicae (tetes mata).
16.Injectiones (Injeksi)
Merupakan sediaan steril berupa larutan, emulsi
atau suspensi atau serbuk yang harus dilarutkan
atau disuspensikan lebih dahulu sebelum
digunakan, yang disuntikkan dengan cara
merobek jaringan ke dalam kulit atau melalui
kulit atau selaput lendir. Tujuannya yaitu kerja
obat cepat serta dapat diberikan pada pasien
yang tidak dapat menerima pengobatan melalui
mulut.
TUGAS :

 Cari contoh-contoh nama obat yang


memiliki bentuk-bentuk obat yang
sebelumnya telah dibahas !
Tulis penjelasan ringkas dari istilah berikut :
No Istilah Penjelasan
1 pulvis
2 pulveres
3 tablet
4 tablet sublingual
5 tablet bukal
6 tabel efervescen
7 injeksi
8 pil
9 kapsul
10 larutan
11 suspensi
12 suppositoria
13 salep
TO BE CONTINUED...

Anda mungkin juga menyukai