Anda di halaman 1dari 26

L APORAN JAGA

DISPEPSIA
K H AU L A H S Y I FA K A B U L
IDENTITAS PASIEN
• Nama : Ny. S
• Umur : 26 thn
• Jenis Kelamin : Perempuan
• Pekerjaan : Ibu Rumah Tangga
• Tgl Anamnesis : 2 Januari 2019
KELUHAN
U TA M A
N Y E R I P E R U T U L U H AT I S E J A K 1
HARI SMRS
RIWAYAT PENYAKIT SEKARANG
Keluhan nyeri perut
ulu hati sejak 1 hari Riwayat trauma pada
SMRS, rasa nyeri perut (-). Pasien
disertai dengan rasa mengatakan BAB dan Pasien sudah
panas seperti terbakar, BAK dalam batas mengkonsumsi obat
pusing (+), lemas (+), normal. Pasien sering herbal untuk
mual (+) dan muntah makan tidak teratur mengatasi rasa
(+) 3x berisi makanan, (+), riwayat sering nyerinya namun
rasa nyeri tidak minum jamu (+), sering keadaan masih belum
menjalar sampai dada, minum kopi (-), membaik.
punggung dan lengan menyukai makanan
atas dan sesak napas (- pedas dan asam (-).
).
RIWAYAT PENYAKIT DAHULU

01 02 03 04
Riwayat hipertensi Riwayat sakit maag Riwayat diabetes Pasien mengatakan
(-) kronis (+) mellitus (-) sering menderita
nyeri ulu hati
berulang sejak 6
bulan terakhir.
R I W AYAT
P E N YA K I T
KELUARGA
T I D A K A D A A N G G O TA K E L U A R G A
YA N G M E N D E R I TA S A K I T S E P E R T I
INI.
• Status Generalis
• Keadaan umum : tampak sakit sedang,
kesadaran : compos mentis

• Tanda Vital
• TD : 107/65 mmHg

PEMERIKSAAN • Nadi
• RR
: 76 x/menit, reguler, isi cukup

FISIK
: 20 x/menit
• Suhu : 36,7 0 C
PEMERIKSAAN FISIK

• Kepala : mesosefal
• Mata : konjungtiva anemis (-/-), sklera ikterik (-/-)
• Telinga : membran timpani intak
• Hidung : discharge (-/-), edema (-/-)
• Mulut : mukosa lembab, sianosis (-)
• Tenggorokan : tonsil T1/T1, hiperemis (-), faring hiperemis (-/-)
PEMERIKSAAN FISIK
• Leher : KGB dbn, kelenjar tyroid dbn
• Dada : simetris, retraksi (-), jejas (-)
• Cor : S1>S2 reguler, murmur (-), gallop (-)
• Pulmo : vesikuler +/+, wheezing (-), ronkhi (-)
• Abdomen : datar, supel, timpani, hepar & lien tidak teraba,
BU (+) N, NT (+) regio epigastrik
• Ekstremitas : akral hangat (+/+), edema (-/-)
EKG
EKG
DISPEPSIA
D I AG N O S I S
TATA LAKSANA
• IVFD RL 16 tpm
• Inj. Omeprazol 2 x 1 ampul
• Inj. Ondansentron 3 x 1 ampul
• Syr. Sucralfat 3 x C I
• DIIT Lunak II
DISPEPSIA
DEFINISI DISPEPSIA ADALAH KUMPULAN
G E J A L A S A L U R A N P E N C E R N A A N ATA S
M E L I P U T I R A S A N Y E R I ATA U T I D A K N YA M A N
DI AREA GASTRO-DUODENUM
( E P I G A S T R I U M / U L U H AT I ) , R A S A T E R B A K A R ,
P E N U H , C E PAT K E N YA N G , M U A L ATA U
M U N TA H
EPIDEMIOLOGI
• Secara global terdapat sekitar 15 - 40% penderita dispepsia.
Setiap tahun gangguan ini mengenai 25% populasi dunia.
• Diperkirakan sekitar 15 - 40% populasi di dunia memiliki
keluhan dispepsia kronis atau berulang; sepertiganya
merupakan dispepsia organik (struktural).
• Etiologi terbanyak dispepsia organik yaitu ulkus peptikum,
lambung/duodenum, penyakit refluks gastro-esofagus, dan
kanker lambung. Namun, sebagian besar etiologi dispepsia tak
diketahui (fungsional) .
ETIOLOGI
• Idiopatik / dispepsia fungsional (50 –  Parasit usus (giardia lamblia,
70%) strongyloides)
• Ulkus peptikus (10%)  Malabsorpsi karbohidrat (laktosa,
sorbitol, fruktosa)
• Gastroesophageal reflux disease
(GERD) (5-20%)  Obat Non steroid anti inflammatory
drugs (NSAID)
• Kanker lambung (2%)
 Antibiotik, suplemen besi, dll
• Gastroparesis
 Metabolik (diabetes mellitus,
• Infeksi helicobacter Pylori
tiroid/paratiroid)
• Pankreatitis kronis
 Iskemia usus
• Penyakit kandung empedu
 Kanker pankreas atau tumor abdomen
• Penyakit celiac
Organik (struktural)
KLASIFIKASI
Non-organik (fungsional)
Postprandial Distress
Syndrome
Epigastric Pain
Syndrome.
GAMBARAN KLINIS
• Perasaan perut penuh tidak nyaman setelah makan
• Cepat kenyang
• Nyeri di ulu hati
• Rasa terbakar di ulu hati.
• Gejala kurang spesifik yang mungkin terkait adalah :
– Kembung
– Mual
– Muntah
– bersendawa.
FAKTOR RISIKO
• Faktor diet
• Pola makan
• Psikologis
• Peningkatan sekresi asam lambung
• Penurunan fungsi motorik lambung (motalitas)
• Non steroid anti inflammatory drugs (NSAID)
• Infeksi helicobacter pylori
• Gaya hidup (merokok, konsumsi kopi dan alkohol)
DIAGNOSIS DISPEPSIA FUNGSIONAL
• Kriteria diagnostik terpenuhi bila 2 poin di bawah ini seluruhnya terpenuhi :
• a. Salah satu atau lebih dari gejala-gejala di bawah ini:
– Rasa penuh setelah makan yang mengganggu
– Perasaan cepat kenyang
– Nyeri ulu hati
– Rasa terbakar di daerah ulu hati/epigastrium
• b. Tidak ditemukan bukti adanya kelainan struktural yang menyebabkan
timbulnya gejala (termasuk yang terdeteksi saat endoskopi saluran cerna
bagian atas [SCBA]).
• * Kriteria terpenuhi bila gejala-gejala di atas terjadi sedikitnya dalam 3 bulan
terakhir, dengan awal mula gejala timbul sedikitnya 6 bulan sebelum diagnosis.
DIFERENSIAL DIAGNOSIS DISPEPSIA
(OVERLAND, 2014)
TATALAKSANA
• Strategi tata laksana optimal pada fase ini, adalah memberi terapi empirik
selama 1 - 4 minggu sebelum hasil investigasi awal, yaitu pemeriksaan adanya H.
Pylori.
• Obat yang digunakan berupa antasida, antisekresi asam lambung (PPI
misalnya omeprazole, rabeprazole dan lansoprazole dan/atau H2
Receptor Antagonist [H2RA]), prokinetik, dan sitoprotektor (misalnya
rebamipide).
ALGORITME TATAL AKSANA
DISPEPSIA FUNGSIONAL
ALGORITME TATALAKSANA DISPEPSIA FUNGSIONAL
KOMPLIKASI
• Striktur esofagus
• Stenosis pilorus
• Esofagus Barrett
TERIMA K ASIH

Anda mungkin juga menyukai