Anda di halaman 1dari 54

ADHD

(Attention Deficit Hyperactivity Disorder)

Presented by Kelompok 6
Kelompok 6
Arilla Fikri Nadira Husna

Cindy Claudia Saferatul Khoir

David Alvayed Srimaharani

Devy Sariani Yurisca Maqfiroh

Dini Sisware Zafira Firstika


Pendahuluan
“ ADHD menurut Kosasih, E (2012) adalah gangguan perilaku
yang ditandai dengan gangguan pemusatan perhatian, pembic
araan yang lepas control dan perilaku yang hiperaktif.

Lebih banyak terjadi pada anak laki-laki “


DEFINISI
“ 5% dari populasi usia sekolah sampai tingkat tertentu dipenga
ruhi oleh ADHD, dan sekitar 1% sangat hiperaktif

30-40% dari semua anak-anak yang diacu untuk mendapatka



n bantuan professional karena masalah perilaku

Di Amerika Serikat jumlah anak hiperaktif 1:50


Dari 300 anak yang ada, 15 diantaranya menderita hiperaktif

PREVALENSI
Pembahasan
Tanda Gangguan pemusatan perhatian dan konsentrasi
dan
Gejala
Umum Impulsivitas

Hiperaktivitas

Tidak selalu tidak bisa diam

Fungsi Peraturan
“ Faktor keturunan membawa peran sekitar 80%
Anak dengan orang tua yang menyandang ADHD mempunyai
delapan kali kemungkinan mempunyai resiko mendapatkan a
nak ADHD
Belum diketahui gen mana yang menyebabkan ADHD

(Paternotte dan Buitelaar, 2010 dalam Yasri, 2014).



ETIOLOGI
Faktor Genetik
“ Adanya sistim pengaktifan sel-sel saraf (Eksitasi) dan penghambat sel-sel sa
raf (Inhibisi)
Pada reaksi eksitasi sel-sel saraf menerima rangsangan dari panca indr. Den
gan reaksi inhibisi, sel-sel saraf akan mengatur bila terlalu banyak eksitasi
Pada anak ADHD perkembangan sistem ini lebih lambat, dan juga dengan ka
pasitas yang lebih kecil
Dari penelitian juga disebutkan bahwa adanya neuro-anatomi dan neuro-kimi
awi yang berbeda antara anak yang menyandang ADHD dan tidak

ETIOLOGI
Faktor Fungsi Otak

ADHD merupakan efek reaksi kompleks antara perkembangan gen
dan lingkungan. Lingkungan yang dimaksud adalah lingkungan sec
ara luas, termasuk lingungan psikologis (relasi dengan orang lai
, berbagai kejadian dan penanganan yang telah diberikan), lingkun
gan fisik (makanan, obat-obatan, menyinaran), lingkungan biologis
(cedera otak, radang otak, komplikasi saat melahirkan)

ETIOLOGI
Faktor Lingkungan

 Faktor genetik
 Faktor perkembangan janin
 Penggunaan alkohol oleh ibu selama kehamilan
 Keracunan dan kontaminasi lingkungan
 Alergi makanan

 Lingkungan fisik dan pola asuh anak oleh orang tua
 Aktifitas otak yang berlebihan

ETIOLOGI
Menurut Ikatan Dokter Indonesia (2010)
Gejala Masalah gangguan pemusat
an perhatian dan konsentrasi Impulsivitas Hiperaktivitas
ADHD
diberbagai Anak-anak
 Tidak tepat waktu dalam meny  Kurang kontrol diri  Sangat banyak gerak dan goya
Usia elesaikan tugas  Tidak dapat menunggu giliran ng-goyang
 Cepat beralih perhatian  Bicara sebelum gilirannya dan  Selalu on the go
 Tidak bisa berkonsentrasi segalanya dicampur aduk  Tak bisa berhenti bicara

Remaja
 Tidak dapat memenuhi tuntuta  Kontrol diri jelek  Dalam hati tidak tenang dan m
n pendidikan  (seksual) perilaku berisiko erasa kehilangan ketenangan
 Tidak komunikatif  Penyalahgunaan obat terlarang
 Cepat beralih perhatian

Dewasa
 Mempunyai kesulitan untuk tet  Sulit menguasai impulsivitas  Gerak-gerak kecil
ap meusatkan perhatian ke ses  Masalah dengan menngendalik  Bicara tak terbatas
uatu an/mengendari mobil  Tak ada ketenangan dalam hat
 Mudah beralih perhatian  Tidak dapat menguasai reaksi i
 Tidak bisa mendengarkan oran emosinya
g lain.
Gangguan
yang 1. Gangguan Perkembangan Pervasive. PDD-NOS
menyertai (Pervasive developmental disorder not otherwise specified)
ADHD
Gangguan ini merupakan gangguan yang tidak sepenuhnya memenu
hi kriteria autism (karna itu disebut NOS atau not otherwise specified)
. Anak-anak dengan PDD-NOS mempunyai masalah untuk memaha
mi apa yang terjadi pada orang lain, dan kesulitan dalam menanggapi
situasu sosial secara fleksibel. Kondisi ini sering kali menyebabkan ra
sa takut dan juga akan sangat terikat dengan lingkungan yang dapat
dipercaya serta yang dapat diramalkannya
Gangguan
yang 2. Gangguan Perilaku Oposan. ODD (Oppotitional Defiant Disord
menyertai
ADHD er)
Mereka tidak mempunyai kesabaran yang cukup. Sering kali cepa
t marah dan cepat merasa terhina. Ia akan cepat tersinggung ole
h seseorang dan mengalihkan kesalahan dirinya pada orang lain.
Peraturan-peraturan yang dibuat oleh orang-orang dilingkungann
ya, akan segera menginjak-injaknya, atau ia akan melakukan deb
at kusir yang tidak ada hentinya.
Gangguan
3. Gangguan Perilaku Agresif. CD (Conduct Disorder)
yang
menyertai Anak-anak dengan CD sering kali memberontak dan tidak mau
ADHD mendengarkan, seperti juga anak-anak dengan ODD. Hanya bed
anya anak ini selain menyakiti orang lain dan menunjukkan keker
asan, juga berbohong, mencuri , menyakiti orang lain secara fisik
, merugikan dan merusak barang milik sendiri maupun milik oran
g lain.
Gangguan
yang
4. Gangguan Belajar :
menyertai
ADHD  Disleksia (gangguan membaca)
 Disorthografi (gangguan mengeja)
 Diskakulia (gangguan berhitung)
 Dispraksia (gangguan motorik)
 Disfasia (gangguan bicara dan bahasa)
Gangguan
yang 5. Gangguan rasa takut dan stemming
menyertai
ADHD Perasaan takutnya dan khawatirannya dalam kenyataan tidak se
suai dengan masalah yang ada. Karna itu, bisa terjadi bahwa ras
a takut terhadap situasi baru dan orang yang tak dikenal begitu b
esar dari pada yang normal nya anak-anak.

6. Gangguan TICS

Sebanyak 10 % anak dengan ADHD memiliki gangguan TICS y


aitu kedutan/tarik-tarikan otot muka, atau gerakan tangan atau
kaki secara tiba-tiba. Juga suara-suara seperti orang yang men
goro, deham-deham, tarik-tarik cuping, hidung.
Gangguan
7. Gangguan Motorik
yang
Banyak anak-anak dengan ADHD memiliki masalah dengan motor
menyertai
ik, terutama dalam motorik halus. Mengancing baju, dan menutup j
ADHD
as, menalikan tali sepatu, menggambar, menulis, adalah pekerjaa
n yang sulit baginya

8. Sindroma yang secara bersama-sama muncul dengan gejala A


DHD
 Syndroma Giles de la Taurrette
 Penyakit Von Recklinghausen neurofibromatosis
 Fetal Alcohol Syndrome
 Syndroma Fragile-X
 Syndroma Marfan
 Syndroma Shprintzen
 Syndroma XYY
Kriteria Diagnostic Statistical Manual of Mental Disorder:
Diagnosis
Menurut
DSM 1. Kurangnya pemusatan perhatian, diantaranya:
 Seringkali tidak baik dalam melihat hal-hal yang detail
 Sering kesulitan pemusatan perhatian untuk sebuah tugas atau p
ermainan
 Sering kesulitan mengikuti sebuah instruksi secara penuh
 Sering kali kesulitan mengorganisasi aktivitas dan tugas.
 Sering meninggalkan tugas-tugas yang membutuhkan waktu, me
membencinya, dan tidak mau memulainya
 Lupa hal hal sederhana
2. Hiperaktivitas/Impulsivitas :Setidaknya 6 gejala terjadi selama 6 b
Kriteria
ulan terakhir
Diagnosis
 Tangan atau kaki sering bergerak-gerak, tidak tenang, atau bergo
Menurut
yang-goyang dikursinya.
DSM
 Berdiri dari tempat duduknya didalam kelas atau dalam situasi lai
n, dimana seharusnya anak-anak duduk ditempatnya
 Sering berlari-lari tidak pada tempatnya, berkelilingan atau meng
erjakan yang tidak-tidak
 Sulit untuk bermain atau kegiatan lain secara tenang
 Sering melakukan hal terus menerus
 Sering berbicara terus menerus
 Melempar jawaban sebelum pertanyaan selesai
 Seringkali sulit menunggu giliran
Kriteria
Diagnosis Ketentuan kriteria DSM:
Menurut 1. Berlaku bagi anak-anak usia tujuh tahun bila terdapat gejala-
DSM gejala dalam bidang hiperaktivitas, impulsivitas, atau ganggu
an pemusatan perhatian, yang menyebabkan terganggunya d
alam berfungsi
2. Gangguan fungsi yang disebabkan karena pengaruh gejala-
gejala tersebut sekurang-kurangnya berada di dua tempat (mi
salnya, rumah dan sekolah)
3. Harus ada tanda-tanda yang jelas dan signifikan secara klinis
bahwa ia mengalami gangguan fungsi dalam bidang sosial at
au belajar atau pekerjaannya
4. Gejala-gejala yang muncul bukan merupakan gangguan perk
embangan pervasive, skizofrenia, atau gangguan psikiatrik lai
nnya (misalnya gangguan stemming, gangguan rasa takut, at
au gangguan kepribadian)
Bagi anak, ADHD berarti ancaman bagi :
Akibat yang
 Perkembangan konsep diri yang positif
menyertai
 Pengalaman positif dalam relasi sosial ADHD
 Suksesnya penyelesaian karier sekolah
 Ancaman isolasi sosial orang tua
 Kakak dan adik anak dengan ADHD mendapat lebih
sedikit perhatian
Dalam menghadapi gangguan:
 Saling membangun ruang yang menguntungkan ADHD
 Menghormati perbedaan pendapat diantara ayah d dalam
an ibu
 Dapat membagi perhatian antara anak dengan ADH keluarga
D dan anak yang lain
 Berusaha untuk kontak dengan dunia luar, karena p
ada anak ADHD ini cenderung mengalami masalah da
lam bersosialisasi
 Memperhatikan hobi anak dengan ADHD
Memperhatikan hobi anak dengan ADHD
Dalam menghadapi anak:
 Berpikirlah secara positif ADHD
 Penghargaan dan hukuman dalam
 The time out
 Menetapkan prinsip: keluarga
1. ADHD bukanlah kesalahan seseorang
2. ADHD memang sedikit menyusahkan (bagi anak it
u sendiri, bagi kakak dan adiknya)
3. Setiap orang memiliki sisi baik dan sisi yang meny
ulitkan dan anak dengan ADHD juga memiliki sisi b
aik.
 Farmakologi
Terapi ADHD berperan sebagai CNS stimulant, melip Penatalak
uti sediaan short dan sustained-release seperti meth
ylphenidate, dextroamphetamine, kombinasi dextroa sanaan
mphetamine dan amphetamine salt.

Terazsecond line meliputi antidepresan seperti bupro


pion, venlafaxine dan juga terdiri dari Agonis resepto
r α-Adrenergik seperti clonidine dan guanfacine
 Terapi Perilaku
1. Intervensi pendidikan dan sekolah Penatalak
2. Psikoterapi : Pelatihan ADHD, suport group
3. Langkah terapi perilaku : sanaan
 Fase pemberian informasi (Information phase)
 Fase penilaian (Assessment phase)
 Fase pelatihan (Training phase)
 Fase evaluasi (Review progress)
Fase evaluasi (Review progress)
 Terapi Perilaku
Pendekatan orang tua di rumah: Penatalak
 Mengidentifikasi situasi permasalahan anak
 Dilakukan monitor kemajuan anak sanaan
 Ditingkatkan hubungan/interaksi yang positif antara
orang tua dan anak
 Berusaha untuk berkomunikasi secara efektif dan m
enetapkan peraturan
 Digunakan sistem hadiah
 Digunakan “negative reinforcement”
 Perhatikan tanda tanda ADHD di sekolah
 Kesulitan belajar di sekolah ADHD di
 Amati gejala yang timbul di sekolah
 Selalu tertinggal sekolah
 Agresif
 Pada sekolah dasar: Memahami peraturan
 Sekolah lanjutan : Masalah perbertas anak ADHD
 Kesepakatan orangtua-guru
ASKEP ADHD
PENGKAJIAN
1. Neonatus (0-28 hari)
2. Masa bayi / Infant (28 hari - 1 tahun)
 Kaji motorik kasar
 Motorik halus
 Berbicara
 Perkembangan adaptasi sosial
3. Toddler
4. Preschool
5. Schoolage
6. Adolescence
PENGKAJIAN
Menurut Videbeck (2008)
1. Pengkajian riwayat penyakit
 Anak mungkin mengalami kesulitan dalam semua bidang kehi
dupan utama
 Orangtua merasa tidak mungkin mampu menghadapi perilak
u anak.
 Ketidakberhasilan pendisiplinan anak

2. Penampilan umum dan perilaku motorik


 Hiperaktifitas
 Impulsif
 Pembicaraan yang tidak jelas
 Percakapan yang melompat
PENGKAJIAN

3. Mood dan afek :


 Mood anak mungkin labil
 Ansietas
 Kontrol prilaku
 Perubahan mood mengakibatkan agresifitas

4. Proses dan isi pikir


5. Sensorium dan proses intelektual
6. Penilaian dan daya tilik diri
7. Konsep diri
8. Peran dan hubungan
9. Pertimbangan fisiologis dan perawatan diri
DIAGNOSIS

1. Harga diri rendah situasional b.d koping individu tidak efe


ktif
2. Risiko cedera b.d hiperaktivitas dan perilaku impulsif
3. Ketidakefektifan koping individu b.d dengan kelainan fun
gsi dari system keluarga dan perkembangan ego yang te
rlambat, serta penganiayaan dan penelantaran anak
4. Gangguan pola tidur b.d ansietas dan hiperaktif.
DIAGNOSIS

4. Ansietas b.d ancaman konsep diri, rasa takut terhadap kegagal


an, disfungsi system keluarga dan hubungan antara orang tua d
an anak yang tidak memuaskan
5. Koping defensif b.d harga diri rendah, kurang umpan balik atau
umpan balik negatif yang berulang yang mengakibatkan penuru
nan makna diri.
7. Penurunan koping keluarga b.d perasaan bersalah yang berlebi
han, marah atau saling menyalahkan diantara anggota keluarga
tentang perilaku anak
8. Defisit pengetahuan tentang kondisi, prognosis, perawatan diri d
an kebutuhan terapi
INTERVENSI

Harga diri rendah situasional berhubungan dengan koping individu


tidak efektif
Tujuan: Anak memperlihatkan perasaan-perasaan nilai diri yang m
eningkat
Kriteria:
1. Ekspresi verbal dari aspek-aspek positif tentang diri
2. Mampu mengungkapkan persepsi yang positif tentang diri
3. Anak berpartisipasi dalam aktivitas-aktivitas baru tanpa mempe
rlihatkan rasa takut
INTERVENSI

Tindakan Rasional
Pastikan bahwa sasaran-sasaran yang akan dicapai Penting untuk pasien untuk mencapai sesuatu.
adalah realistis. Kesuksesan dapat mengkatkan harga diri anak

Sampaikan perhatian tanpa persyaratan untuk Komunikasi dari pada penerimaan anda terhad
pasien ap anak dapat meningkatkan harga diri

Sediakan waktu bersama anak, seperti aktifita Hal ini untuk menyampaikan pada anak bahwa
s kelompok Anda merasa bahwa dia berharga untuk waktu
Anda

Menemani anak dalam mengidentifikasi aspek-asp Aspek positif yang dimiliki anak dapat mengemba
ek positif dari diri anak. ngkan rencana-rencana untuk merubah karakteristi
k yang dilihatnya sebagai hal yang negatif.
INTERVENSI

Risiko cedera berhubungan dengan hiperaktivitas dan perila


ku impulsif.
Tujuan :
Anak tidak akan melukai diri sendiri atau orang lain dengan
kriteria hasil :
1. Darurat dipertahankan pada tingkat di mana pasien
merasa tidak perlu melakukan regresi.
2. Anak mencari staf untuk mendiskusikan perasaan – pera
saan yang sebenarnya.
3. Anak mengetahui, mengungkapkan dan menerima kemu
ngkinan konsekuensi dari perilaku maladaptif diri sendiri.
INTERVENSI

Tindakan Rasional
Observasi perilaku anak secara sering. Lakukan hal ini Anak – anak pada resiko tinggi untuk melakukan pelan
melalui aktivitas sehari – hari dan interaksi untuk meng ggaran memerlukan pengamatan yang seksama untuk
hindari timbulnya rasa waspada dan kecugiaan. mecegah tidak yang membahayakan bagi diri sendiri at
au orang lain.
Observasi perilaku–perilaku yang mengarah pada tinda Pernyataan–pernyataan verbal seperti “Saya akan bunu
kan bunuh diri. h diri,” atau “Tak lama ibu saya tidak perlu lagi menyus
ahkan diri karena saya” atau perilaku – perilaku non ver
bal seperti membagi – bagikan barang – barang yang di
senangi.
Tentukan maksud dan alat – alat yang memungkinkan u Pertanyaan-pertanyaan yang langsung menyeluru
ntuk bunuh diri. Tanyakan “apakah anda memiliki renc h dan mendekati adalah cocok untuk hal seperti ini
ana untuk bunuh diri?” dan “bagaimana rencana anda u . Anak yang memiliki rencana yang dapat digunaka
ntuk melakukannya?” n adalah beresiko lebih tinggi dari pada yang tidak

Dapatkan kontrak verbal atau tertulis dari anak yang me Diskusi tentang perasaan-perasaan untuk bunuh diri de
nyatakan persetujuannya untuk tidak mencelakakan diri ngan seseorang yang dipercaya memberikan suatu deraj
sendiri dan menyetujui untuk menemukan staf pada kon at perasaan lega pada anak.
disi dimana pemikiran kearah tersebut muncul.
INTERVENSI

Ketidakefektifankoping individu berhubungan dengankelainan fungsi dari sist


em keluarga dan perkembangan ego yang terlambat, serta penganiayaan dan
penelantaran anak.
Tujuan :
Anak mengembangkan dan menggunakan keterampilan koping yang sesuai d
engan umur dan dapat diterima sosial dengan kriteria hasil:
1. Anak mampu penundaan pemuasan terhadap keinginannya, tanpa terpak
sa untuk menipulasi orang lain.
2. Anak mampu mengekspresikan kemarahan dengan cara yang dapat diter
ima secara sosial
3. Anak mampu mengungkapkan kemampuan-kemampuan koping alternatif
yang dapat diterima secara sosial sesuai dengan gaya hidup dari yang ia
rencanakan untuk menggunakannya sebagai respons terhadap rasa frust
asi
INTERVENSI

Tindakan Rasional
Pastikan bahwa sasaran-sasaran yang akan dicapai Penting untuk anak untuk nmencapai sesuatu, mak
adalah realistis. a rencana untuk aktivitas-aktivitas di mana kemun
gkinan untuk sukses adalah mungkin. Sukses meni
ngkatkan harga diri.
Sampaikan perhatian tanpa syarat pada anak. Komunikasi dari pada penerimaan Anda terhadapn
ya sebagai makhluk hidup yang berguna dapat me
ningkatkan harga diri.

Sediakan waktu bersama anak, keduanya pada satu Hal ini untuk menyampaikan pada anak bahwa And
ke satu basis dan pada aktivitas-aktivitas kelompok a merasa bahwa dia berharga untuk waktu Anda
.

Menemani anak dalam mengidentifikasi aspek-asp Identifikasi aspek-aspek positif anak dapat memba
ek positif dari dan dalam mengembangkan rencana ntu mengembangkan aspek positif sehingga memil
-rencana untuk merubah karakteristik yang melihat iki koping individu yang efektif.
nya sebagai negatif.
INTERVENSI

Gangguan pola tidur berhubungan dengan ansietas dan hipera


ktif.
Tujuan:
Anak mampu untuk mencapai tidur tidak terganggu selama 6 s
ampai 7 jam setiap malam dengan kriteria hasil:
1. Anak mengungkapkan tidak adanya gangguan-gangguan
pada waktu tidur.
2. Tidak ada gangguan-gangguan yang dialamti oleh perawat.
3. Anak mampu untuk mulai tidur dalam 30 menit dan tidur
selama 6 sampai 7 jam tanpa terbangun.
INTERVENSI

Tindakan Rasional
Observasi pola tidur anak, catat kondisi-kondisi ya Masalah harus diidentifikasi sebelum bantuan dapa
ng menganggu tidur. t diberikan.

Kaji gangguan-gangguan pola tidur yang berlangsu Ansietas yang dirasakan oleh anak dapat menggan
ng berhubungan dengan rasa takut dan ansietas-ans ggu pola tidur anak sehingga perlu diidentifikasi p
ietas tertentu. enyebabnya.

Duduk dengan anak sampai dia tertidur. Kehadiran seseorang yang dipercaya memberikan
rasa aman.

Pastikan bahwa makanan dan minuman yang men Kafein adalah stimulan SSP yang dapat menggang
gandung kafein dihilangkan dari diet anak. gu tidur.
INTERVENSI

 Ansietas berhubungan dengan ancaman konsep diri, rasa tak


ut terhadap kegagalan, disfungsi system keluarga dan hubungan
antara orang tua dan anak yang tidak memuaskan.

 Tujuan:
Anak mampu mempertahankan ansietas di bawah tingkat sedan
g, ditandai oleh tidak adanya perilaku-perilaku yang tidak perilak
u yang tidak mampu dalam menanggapi terhadap stres.
INTERVENSI

Tindakan Rasional
Bentuk hubungan kepercayaan dengan anak. Bersi Kejujuran, ketersediaan dan penerimaan meningka
kap jujur, konsisten di dalam berespons dan siap. T tkan kepercayaan pada hubungan anak dengan staf
unjukkan rasa hormat yang positif dan tulus. atau perawat.

Sediakan aktivitas-aktivitas yang diarahkan pada p Tegangan dan ansietas dilepaskan dengan aman da
enurunan tegangan dan pengurangan ansietas(misa n dengan manfaat untuk anak melalui aktivitas-akt
lnya berjalan atau joging, bola voli, latihan dengan ivitas fisik.
musik, pekerjaan rumah tangga, permainan-permai
nan kelompok.
Anjurkan anak untuk mengidentifikasi perasaan-pe Anak-anak cemas sering menolak hubungan antara
rasaan yang sebenarnya dan untuk mengenali send masalah-masalah emosi dengan ansietas mereka.G
iri perasaan-perasaan tersebut padanya. unakan mekanisme-mekanisme pertahanan projeks
i dan pemibdahan yang dilebih-lebihkan.
Perawat harus mempertahankan suasana nyaman p Ansietas dengan mudah dapat menular pada orang
ada pasien. lain.
INTERVENSI
 Koping defensif berhubungan dengan harga diri rendah.
 Tujuan:
Anak akan mendemonstrasikan kemampuan untuk berinteraksi dengan o
rang lain tanpa menjadi defensif, perilaku merasionalisasi atau mengeks
presikan pikiran waham kebesaran
 Kriteria hasil:
1. Anak mengungkapkan dan menerima tanggung jawab
terhadap perilakunya sendiri.
2. Anak mengungkapkan korelasi antara perasaan-perasaan
ketidakseimbangan dan kebutuhan untuk mempertahankan ego mela
lui rasionalisasi dan kemuliaan.
3. Anak tidak menertawakan atau mengkritik orang lain.
INTERVENSI

Tindakan Rasional
Kenali dan dukung kekuatan-kekuatan ego dasar. Memfokuskan pada spek-aspek positif dari keprib
adian dapat membantu untuk memperbaiki konsep
diri.

Beri semangat kepada anak untuk mengetahui dan Identifikasi masalah adalah langkah pertama pada
mengungkapkan dan bagaimana perasaan ini meni proses perubahan ke arah resolusi.
mbulkan perilaku defensif, seperti menyalahkan or
ang lain karena prilakunya sendiri.
Beri cepat sebenarnya umpan balik yang tidaj men Anak mungkin kurang pengetahuan tentang bagaia
gancam untuk perilaku-perilaku yang tidak dapat d mna dia diterima oleh orang lain. Berikan informa
iterima si ini dengan cara yang tidak mengancam dapat m
embantu untuk mengeliminasi perilaku yang tidak
diinginkan.
Bantu anak untuk mengidentifikasi situasi-situasi Bermain peran memberikan percaya diri untuk me
yang menimbulkan sifat defensif dan praktik berm nghadapi situasi-situasi yang sulit jika hal-hal ters
ain peran dengan respons-respons yang lebih sesua ebut benar-benar terjadi.
i.
INTERVENSI

Penurunan koping keluarga berhubungan dengan perasaan bersalah y


ang berlebihan, marah atau saling menyalahkan diantara anggota keluar
ga tentang perilaku anak
 Tujuan:
Orang tua mendemonstrasikan metode intervensi yang lebih konsisten d
an efektif dalam berespons perilaku anak
Kriteria hasil:
1. Mengungkatkan dan mengatasi perilaku negatif pada anak.
2. Mengidentifikasi dan menggunakan sistem pendukung yang
dibutuhkan.
INTERVENSI

Tindakan Rasional
Berikan informasi dan material yang berhubungan Pengetahuan dan ketrampilan yang tepat dapat me
dengan gangguan anak dan teknik menjadi orang t ningkatkan keefektifan peran orang tua.
ua yang efektif

Dorong individu untuk mengungkapkan perasaan s Konseling suportif dapat membantu keluarga dala
ecara verbal dan menggali alternatif cara berhubun m mengembangkan strategi koping.
gan dengan anak

Beri umpan balik positif dan dorong metode menja Penguatan positif dapat meningkatkan harga diri d
di orang tua yang efektif. an mendorong kontinuitas upaya.

Libatkan saudara kandung dalam diskusi keluarga Masalah keluarga mempengaruhi semua anggota k
dan perencanaan interaksi keluarga yang lebih efe eluarga dan tindakan lebih efektif bila setiap orang
ktif. terlibat dalam terapi tersebut.
INTERVENSI
Defisit pengetahuan tentang kondisi, prognosis, perawatan diri d
an kebutuhan terapi berhubungan dengan kurang sumber inform
asi, interpretasi yang salah tentang informasi. Tujuan:
Mengungkapkan secara verbal pemahaman tentang penyebab
masalah perilaku, perlunya terapi dalam kemampuan perkemban
gan dengan kriteria hasil:
1. Berpartisipasi dalam pembelajaran dan m, ulai bertanya dan
mencari informasi secara mandiri.
2. Mencapai tujuan kognitive yang konsisten sesuai tingkat tem
peramen.
INTERVENSI

Tindakan Rasional
Berikan lingkungan yang tenang, ruang kelas beris Peredaan dalam stimulasi lingkungan dapat menur
i dirinya sendiri, aktivitas kelompok kecil. Hindari unkan distraktibilitas. Kelompok kecil dapat meni
tempat yang terlalu banyak stimulasi, seperti bus s ngkatkan kemampuan untuk tepat pada tugas dan
ekolah, kafetaria yang ramai, aula yang banyak membantu klien mempelajari interaksi yang tepat
dengan orang lain, menghindari rasa terisolasi.
Beri materi petunjuk format tertulis dan lisan deng Keterampilan belajar yang terurut akan meningkat.
an penjelasan langkah demi langkah. Mengajarkan anak keterampilan pemecahan masal
ah, mempraktekkan contoh situasional. Keterampil
an efektif dapat meningkatkan tingkat kinerja.
Ajarkan anak dan keluarga tentang penggunaan psi Penggunaan psikostimulan mungkin tidak mengak
kostimulan dan antisipasi respons perilaku. ibatkan perbaikan kenaikan kelas tanpa perubahan
pada ketrampilan studi anak.

Koordinasi seluruh rencana terapi dengan sekolah Keefektifan kognitif paling mungkin meningkat ke
personel sederajat, anak, dan keluarga tika terapi tidak terfragmentasi, juga tidak terlewat
kannya intervensi signifikan karena kurangnya ko
munikasi interdisiplin.
Implementasi
Insert the title of your subtitle Here

01
Implementasi merupakan perwujutan
dari intervensi keperawatan

4
Evaluasi
Anak mampu memperlihatkan perasaan-perasaan nilai diri yang meningkat

Anak tidak akan melukai diri sendiri atau orang lain

Anak mampu mengembangkan keterampilan koping yang sesuai dengan u


mur dan dapat diterima sosial

Anak mencapai tidur tidak terganggu selama 6 sampai 7 jam setiap malam

Anak mampu mempertahankan ansietas di bawah tingkat sedang dan mam


pu menanggapi stress

Anak mampu mendemonstrasikan kemampuan untuk berinteraksi

Orang tua dapat mendemonstrasikan metode yang efektif dalam berespons


perilaku anak
Dapat mengungkapkan secara verbal pemahaman tentang penyebab masal
ah perilaku
Thank you
Insert the title of your subtitle Here

Anda mungkin juga menyukai