SINUSITIS DENTOGEN
Pembimbing: dr. Hidayat Anwar, Sp.THT-KL
Disusun Oleh: Bening Irhamna (1102013057)
PENDAHULUAN
Sinusitis adalah peradangan pada satu atau lebih mukosa
sinus paranasal.
Sinus maksilaris merupakan lokasi yang rentan terinvasi
organisme patogen melalui ostium sinus maupun melalui
rongga mulut.
Infeksi gigi rahang atas mudah menyebar secara langsung
ke sinus atau melalui pembuluh darah dan limfe.
Sinusitis dentogen dapat mencapai 10% hingga 12% dari
seluruh kasus sinusitis maksilaris.
TINJAUAN PUSTAKA
ANATOMI SINUS PARANASAL
FUNGSI SINUS PARANASAL
Hipoksia (oksigen
Peningkatan
menurun, pH
permeabilitas
menurun, tekanan
kapiler
negatif)
Terjadi retensi
Penurunan fungsi sekresi di sinus dan
silia pertumbuhan
kuman
PATOFISIOLOGI
Pulpa terbuka
Infeksi bakteri dan membusuk
Karies profunda
gigi rahang atas membentuk
gangren
Jaringan granulasi
Hambatan Gangguan
di mukosa sinus
gerakan silia drainase sinus
maksilaris
PATOFISIOLOGI
MANIFESTASI KLINIK
Gejala Subjektif
•Gejala sistemik: demam, lesu
•Gejala lokal: sekret hidung kental berbau dan
dirasakan mengalir ke nasofaring, hidung
tersumbat, gangguan penciuman, rasa penuh di
pipi saat membungkuk, nyeri pipi yang tumpul
dan menusuk, serta adanya nyeri alih.
Gejala Objektif
•Pembengkakan di pipi dan kelopak mata bawah.
•Rinoskopi anterior didapatkan konka hiperemis
dan edema, sekret purulen di meatus medius.
•Rinoskopi posterior tampak post nasal drip.
DIAGNOSIS
1. Anamnesis
Didapatkan 2 kriteria mayor atau 1 kriteria mayor ditambah 2
kriteria minor
Penderita Gejala dan Tanda
Mayor Minor
Kongesti hidung atau sumbatan Demam
Demam* Batuk
Sakit gigi
Hidung berbau
Gejala telinga
Anak-Anak Batuk -
Iritabilitas/Rewel
DIAGNOSIS
2. Pemeriksaan Fisik
Rinoskopi Rinoskopi
Inspeksi Palpasi
Anterior Posterior
• Bengkak di • Nyeri tekan • Mukosa edem. • Mukosa
pipi dan pada daerah • Eritema. hipetrofi.
kelopak mata sinus yang • Sekret • Hiperplasia.
bawah terkena mukopurulen.
DIAGNOSIS
Tujuan Penatalaksanaan
Mempercepat penyembuhan
Mencegah komplikasi
Mencegah perubahan menjadi kronik
Prinsip Penatalaksanaan
Atasi masalah gigi
Konservatif
Operatif
TATALAKSANA AKUT
• Antibiotik
• Penisilin
• Kotrimoksazol
• Dekongestan
• Topikal
• Oral
• Mukolitik
• Antihistamin
• Kortikosteroid topikal
TATALAKSANA KRONIK
• Non Radikal
Bedah sinus endoskopi fungsional (BSEF/FESS) dengan
menggunakan endoskopi bertujuan menormalkan
kembali ventilasi sinus dan transpor mukosilier.
Prinsipnya membuka dan membersihkan KOM
sehinggga drenase dan ventilasi sinus lancar secara alami.
KOMPLIKASI
1. Komplikasi Orbita
• Edem ringan
• Selulitis orbita
• Abses subperiosteal
• Abses orbita
• Trombosis sinus kavernosus
KOMPLIKASI
2. Komplikasi Intrakranial
• Meningitis akut
• Abses dural
• Abses subdural
• Abses otak
PROGNOSIS
Jika drainase sinus membaik dengan terapi antibiotik atau
terapi operatif maka pasien mempunyai prognosis yang baik.
PENUTUP
• Sinusitis dentogen adalah peradangan mukosa sinus
paranasal yang disebabkan oleh penyebaran infeksi gigi.
• Terjadinya sinusitis dentogen dapat terjadi melalui dua
cara, yaitu infeksi gigi yang kronis dapat menimbulkan
jaringan granulasi di dalam mukosa sinus maksila dan
penyebaran secara langsung.
• Diagnosis dilakukan berdasarkan anamnesis, pemeriksaan
rinoskopi anterior dan rinoskopi posterior, nasoendoskopi,
disertai pemeriksaan penunjang berupa transluminasi, foto
rontgen, CT-Scan dan MRI.
• Penatalaksanaannya adalah mengatasi masalah gigi,
konservatif, diberikan obat-obatan; antibiotika,
dekongestan, antihistamin, kortikosteroid dan irigasi sinus
serta operatif.
DAFTAR PUSTAKA
1. Soetjipto Damayanti, Endang Mangunkusumo. Sinus Paranasal. Buku Ajar Ilmu Kesehatan Telinga-Hidung-Tenggorok, Kepala Leher. Edisi VI. Jakarta,
Balai Penerbit FKUI, 2008; 145-53.
2. Boies LR, Adams GL. Buku Ajar Penyakit THT. Edisi VI. Jakarta: Penerbit Buku Kedokteran EGC; 1997.
3. Mulyarjo, Soejak S. Sinusitis. Naskah Lengkap Perkembangan Terkini Diagnosis dan Penatalaksanaan S. Sinusitis. Surabaya, 2006; 1-63
4. Farhat. Peran Infeksi Gigi Rahang Atas pada Kejadian Sinusitis Maksila di RSUP H. Adam Malik Medan. Dept. Ilmu Kesehatan THT, Bedah Kepala,
dan Leher FK USU/RSUP H. Adam Malik Medan. 2006. p. 386-92
5. Universitas Sumatera Utara. Sinusitis Maksilaris Dentogen. Tersedia dari URL
http://repository.usu.ac.id/bitstream/123456789/31193/4/Chapter%20II.pdf. Diunduh tanggal 3 Desember 2018
6. Itzhak Brook, MD. Acute Sinusitis. Tersedia dari URL http://www.emedicine.com/emerg/topic536.htm Edisi April 2012. Diunduh tanggal 3 Desember
2018
7. Ramalinggam KK. Anatomy and physiology of nose and paranasal sinuses. A Short Practice of Otolaryngology. All India Publishers; 214-31
8. Abdul Rachman Saragih. Rinosinusitis Dentogen. Diambil dari dentika Dental Journal, Vol 12, No 1. 2007. Hal : 81 -84. Tersedia dari URL :
http://isjd.pdii.lipi.go.id/admin/jurnal/121078184.pdf. Diunduh tanggal 3 Desember 2018
9. Mehra P, Murad H. Maxillary Sinus Disease of Odontogenic Origin. Otolaryngologic Clinic of North America. 2004. p. 347-64
10. Henny Kartika. Cara Pemeriksaan Hidung dan Sinus Paranasal. Tersedia dari URL http://hennykartika.wordpress.com/2007/12/29/cara-pemeriksaan-
hidung-dan-sinus-paranasal/. Diunduh tanggal 3 Desember 2018
11. Bestary, Jaka Budiman. Rossy, Rosalinda. Bedah Endoskopi Fungsional Revisi Pada Rinosinusitis Kronis. Diambil dari Jurnal FK Universitas
Andalas/RSUP Dr. M Djamil Padang, Bagian THT Bedah Kepala Leher. Tersedia dari URL
http://repository.unand.ac.id/17210/1/Bedah_Sinus_Endoskopi_Fungsional_Revisi_pada_Rinosinusitis_Kronis.pdf Diunduh tanggal 3 Desember 2018
12. Bashiruddin J, Soetjipto D, Rifki N. Abses orbita sebagai komplikasi sinusitis maksila dan etmoid akibat infeksi gigi. Kumpulan Naskah Pertemuan Ilmiah
Tahunan Perhati.