Anda di halaman 1dari 19

AKAD LAIN-LAIN

1. Lusi Dwiyanti 16.0102..0050


2. Ika Setiawati 18.0102.0054
AKAD SHARF

Pengertian akad sharf

Sharf menurut bahasa adalah penambahan, penukaran ,penghindaran atau


transaksi jual beli. Secara istilah sharf adalah perjanjian jual beli suatu
valuta dengan valuta lainnya. Transaksi jual beli mata uang asing (valuta
asing), dapat dilakukan baik dengan sesama mata uang yang sejenis (misalnya
rupiah dengan rupiah) maupun yang tidak sejenis (misalnya rupiah dengan
dolar atau sebaliknya)
Dasar Hukum Akad sharf

 Al-Qur’an
“ Dan Allah telah menghalalkan jual beli dan mengharamkan riba” (QS. Al
Baqarah:275)

 Al-Hadits
Artinya: “ jualah emas dengan emas, perak dengan perak, gandum dengan
gandum, sya’ir dengan sya’ir, kurma dengan kurma , dan garam dengan garam
( dengan syarat harus) sama dan sejenis serta secara tunai. Jika jenisnya
berbeda ,jualah sekehendakmu jika dilakukan secara tunai.”(HR. Muslim).
Rukun dan syarat adak sharf

Rukunsharf

Pelaku,terdiriataspembeli Objekakadberupamatauan
Ijab kobul/serah terima
danpenjual g
Ketentuan syariah
Pelaku

Haruscakaphukumdanbaligh

Objek akad sharf

a) Nilai tukar atau kurs mata uang telah diketahui oleh kedua belah pihak
b) Valuta yang diperjualbelikan telah dikuasai, baik oleh pembeli maupun oleh penjual,
sebelum keduanya terpisah
c) Apabila mata uang atau valuta yang diperjualbelikan itu dari jenis yang sama, maka jual
beli mata uang itu harus dilakukan dengan kuantitas yang sama, sekalipun model dari mata
uang itu berbeda.
d) Dalam akad sharf tidak boleh ada hak khiyar syarat bagi pembeli
e) Dalam akad sharf tidak boleh terdapat tenggang waktu antara penyerahan mata uang yang
saling dipertukarkan
AKAD WADI’AH

 Wadi’ah merupakan akad penitipan barang atau uang antara pihak yang
  mempunyai barang atau uang dan pihak yang diberi kepercayaan dengan tujuan
untuk menjaga keselamatan, keamanan, serta keutuhan barang atau uang.
 Menurut Imam Syafi’i (1999), wadi’ah merupakan titipan murni dari satu pihak
ke pihak  lain, baik individu maupun Badan Hukum yang harus dijaga dan
dikembalikan kapan saja si- penitip menghendaki.
 Menurut Bank Indonesia (1999), wadi’ah adalah akad penitipan barang/uang
antara pihak yang mempunyai barang/uang dengan pihak yang diberi
kepercayaan dengan tujuan untuk menjaga keselamatan, keamanan, serta
keutuhan barang/uang.
Jenis-Jenis Akad  Wadi’ah

Wadi’ah yad Amanah Wadi’ah yad Dhamanah

Transaksi penitipan barang/uang ketika


Merupakan transaksi penitipan pihak penerima titipan dengan atau
barang/uang ketika pihak penerima tanpa seizin pemilik barang/uang dapat
titipan tidak diperkenankan memanfaatkan barang/uang titipan.,
menggunakan barang/uang yang dan harus bertanggungjawab terhadap
dititipkan dan tidak kehilangan atau kerusakan barang/uang
bertanggungjawab atas kerusakan titipan. Semua manfaat dan keuntungan
atau kehilangan barang titipan yang yang diperoleh dalam penggunaan
bukan diakibatkan perbuatan atau barang/uang tersebut menjadi hak
kelalaian penerima titipan penerima titipan. Produk yang
digunakan dalam akad ini adalah giro
Wadi’ah dan tabungan Wadi’ah.
Sumber Hukum Akad Wadi’ah

Al-quran surat An-Nisa’ 4:58


Artinya:‘’Sesungguhnya Allah menyuruh kamu menyampaikan amanat kepada
yang berhak menerimanya.........’’
 
As-Sunnah
Artinya:‘’Tunaikanlah amanat itu kepada orang yang memberi amanat kepadamu
dan jangan kamu menghianati orang yang menghianatimu.’’ (HR Abu Dawud dan
At-Tirmidzi).
Rukun dan Ketentuan Syariah

  Rukun wadi’ah ada empat, yaitu sebagai berikut:


 Pelaku yang terdiri atas pemilik barang/pihak yang menitip (muwaddi’) dan pihak yang
menyimpan (mustawda’).
 Objek wadiah berupa barang yang dititipkan (wadiah)
 Ijab kabul/serah terima.
 
 Ketentuan syariah, yaitu sebagai berikut:
 Pelaku harus cakap hukum, baligh serta mampu menjaga serta memelihara barang titipan.
 Objek wadi’ah, benda yang dititipkan tersebut jelas dan diakui spesifikasinya oleh pemilik dan
penyimpan.
 Ijab kabul/ serah terima, adalah pernyataan dan ekspresi saling ridha/rela diantara pihak-pihak
pelaku akad yang dilakukan secara verbal, tertulis, melalui korespondensi atau menggunakan
cara-cara komunikasi modern.
Akad Al-Wakalah (Agen/Wakil)
• Akad Al – Wakalah atau Al Wikalah atau At Tahwidh artinya penyerahan,pendelegasian atau pemberian mandat
(Sabiq,2008). Akad Wakalah adalah akad pelimpahan kekuasaan oleh satu pihak kepada pihak lain dalam hal-hal
yang boleh diwakilkan.
• Sumber Hukum
1. Al-Qur’an
2. As-Sunah
• Rukun Al - Wakalah dan Ketentuan Syariah :
1. Pelaku yang terdiri dari pihak pemberi kuasa/muwakkil dan pihak yang diberi kuasa/wakil.
2. Objek akad berupa barang dan jasa.
3. Ijab kabul/serah terima.
• Berakhirnya Akad Al- Wakalah :
1. Salah seorang pelaku meninggal dunia atau hilang akal.
2. Pekerjaan yang diwakilkan sudah selesai.
3. Pemutusan oleh orang yang mewakilkan.
4. Wakil mengundurkan diri.
5. Orang yang mewakilkan sudah tidak memiliki status kepemilikan atas sesuatu yang diwakilkan.
Akad Al – Kafalah (Jaminan)
 Akad Kafalah disebut juga dhaman (jaminan),hamalah (beban),dan za’amah (tanggungan),(Sayid Sabiq,1997). Akad kafalah
adalah perjanjian pemberian jaminan yang diberikan oleh penanggung (kafi’il) kepada pihak ketiga (makful lahu) untuk
memenuhi kewajiban pihak kedua atau pihak yang ditanggung (makful anhu/ashil). Contoh akad kafalah garansi bank (bank
guarantee),stand by Letter of Credit,Pembukaan L/C impor,akseptasi,endorsement,dan lain sebagainya.
 Sumber Hukum
1. Al – Qur’an
2. As – Sunnah
 Rukun dan Ketentuan Syariah :
1. Pelaku yang terdiri atas pihak penjamin,pihak yang berutang,dan pihak yang berpiutang.
2. Objek akad berupa tanggungan pihak yang berutang baik berupa barang,jasa,maupun pekerjaan.
3. Ijab kabul/serah terima.
 Berakhirnya Akad Kafalah :
1. Ketika utang telah diselesaikan.
2. Kreditur melepaskan utangnya kepada orang yang berutang.
3. Ketika utang tersebut telah dialihkan (transfer utang/hawalah).
4. Ketika penjamin menyelesaikan ke pihak lain melalui proses arbitrase dengan kreditur.
5. Kreditur dapat mengakhiri kontrak kafalah walaupun penjamin tidak menyetujuinya.
Qardhul Hasan
 Qardahul Hasan adalah pinjaman tanpa dikenakan biaya (hanya wajib membayar
sebesar pokok utangnya),pinjaman uang seperti inilah yang sesuai dengan ketentuan
syariah (tidak ada riba),karena kalau meminjamkan uang maka ia tidak boleh meminta
pengembalian yang lebih besar dari pinjaman yang diberikan.
 Sumber Hukum
1. Al-Qur’an
2. As - Sunah
 Rukun dan Ketentuan Syariah :
1. Pelaku yang terdiri dari pemberi dan penerima pinjaman.
2. Objek akad,berupa uang yang dipinjamkan.
3. Ijab kabul/serah terima.
Al- Hiwalah
Definisi : pengalihan utang piutang yang bertujuan untuk saling tolong menolong
dgn dasar kepercayaan.
Jenis :
•Berdasar objek :
1. Hiwalah al Haqq (pemindahan hak)
2. Hiwalah ad-Dain (pemindahan utang)
•Berdasar sisi persyaratan:
1. Hiwalah al Muqayyadah (pemindahan bersyarat)
2. Hiwalah al Muthlaqah (pemindahan mutlak)
Rukun akad Hiwalah

 Pelaku
 Objek akad
 Ijab/Kabul
 Ketentuan syariah Objek penjaminan
Akad Ju’alah (hadiah)

Arti menuruf fiqih :


Tanggung jawab dalam bentuk janji memberikan hadiah tertentu secara
sukarela terhadap orang yang berhasil melakukan perbuatan atau memberi
jasa yg belum pasti dapat dilaksanakan sesuai dengna yg diharapkan.
Beda akad ju’alah dgn upah bekerja (ijarah)

 Ju’alah diberikan jika pekerjaan telah selesai, upah sesuai ukuran tertentu
 Ju’alah tidak dibatasi oleh waktu
 Ju’alah tidak bisa dibayar di muka, upah bisa
 Ju’alah dapat dibatalkan meski upaya telah dilakukan asal belum selesai,
upah tidak dapat dibatalkan
 Upah lebih luas lingkupnya
 Rukun Ju’alah :
1. Pihak yg membuat sayembara/penugasan
2. Objek akad : pekerjaan yg harus dilakukan
3. Hadiah
4. Ada sighat dari pihak yg menjanjikan (ijab)
Charge Card & Syariah Card (kartu kredit syariah)

 Charge Card : fasilitas kartu talangan yg digunakan oleh pemegang kartu


sebagai alat bayar.
 Syariah Card : kartu yg berfungsi seperti kartu kredit yg hubungan hukum
antara para pihak berdasar prinsip syariah.
 Penerapan layanan menggunakan 3 akad : Kafalah (Jaminan), Ijarah (leasing)
& Qardh. (qardhul hasan)
 Rukun & ketentuan syariah = 3 akad tsb.

Anda mungkin juga menyukai