Anda di halaman 1dari 58

KONSEP CMHN

PENDAHULUAN
• pembangunan kesehatanIndonesia di masa
depan adalah masyarakat, bangsa dan negara
yang ditandai oleh penduduknya hidup dalam
lingkungan dan dengan perilaku hidup sehat,
memiliki kemampuan untuk menjangkau
pelayanan kesehatan yang bermutu secara adil
dan merata, serta memiliki derajat kesehatan
yang setinggi – tingginya di seluruh wilayah
Republik Indonesia.
• Visi yang ingin dicapai melalui pembangunan
kesehatan tersebut dirumuskan sebagai
“Indonesia Sehat 2010”,menurut Depkes 1999
Untuk dapat mencapai tujuan
pembangunan kesehatan
• peningkatan pencegahan dan pengurangan
angka kesakitan (morbiditas), angka kematian
(mortalitas) dan
• Pengurangan kecacatan dalam masyarakat
terutama pada bayi, anak balita dan wanita
hamil, melahirkan dan masa nifas melalui
upaya peningkatan (promosi) hidup sehat,
pencegahan dan pemberantasan penyakit
menular serta pengobatan dan rehabilitasi.
Gangguan jiwa merupakan salah satu dari
empat masalah kesehatan utama di Negara-
negara maju,modern dan industri.
Keempat masalah kesehatan utama tersebut
adalah penyakit degeneratif,kangker,gangguan
jiwa dan kecelakaan (Mardjono dalam Hawari
2001).
• gangguan jiwa yang meningkat akhir-akhir ini
dan terjadinya gempa dahsyat dengan
kekuatan 8.9 Skala Richter pada tanggal 28
Maret 2005 yang melanda Kepulauan Nias,
yang kesemuanya mengakibatkan dampak
fisik dan psikologis, maka WHO
memandang perlu program CMHN.
Fungsi CMHN
• Fungsinya adalah untuk membantu
masyarakat menyelesaikan masalah-masalah
jiwa akibat dampak bencana.
Contoh: trauma pasca meletusnya gunung
berapi atau tsunami.
Program CMHN
• Membentuk desa siaga sehat jiwa
- Pendidikan kesehatan jiwa untuk masyarakat
sehat
- Pendidikan kesehatan jiwa untuk resiko masalah
psikososial
- Resiko jiwa untuk mengalami gangguan jiwa
- Terapi aktivitas untuk pasien gangguan jiwa
mandiri
- Rehabilitasi bagi pasien gangguan jiwa mandiri
- Askep bagi keluarga pasien gangguan jiwa
Kegiatan program CMHN
• Dimulai dari proses rekruitmen perawat CMHN yang
akan mengikuti pelatihan, pertemuan persiapan yang
melibatkan beberapa sector yang terkait seperti Dinas
Kesehatan dan pemerintah daerah setempat dalam
rangka memperoleh dukungan pelaksanan CMHN,
kegiatan Pelatihan Dasar Keperawatan Kesehatan Jiwa
Masyarakat (Basic Course of Community Mental
Health Nursing (BC-CMHN) berupa pemberian
pengetahuan dan keterampilan bagi perawat
Puskesmas, sehingga memiliki kompetensi
melaksanakan asuhan keperawatan kepada pasien
gangguan jiwa, selanjutnya implementasinya di
masyarakat dan kegiatan supervisi.
KESEHATAN JIWA
• Kondisi mental sejahtera memungkinkan hidup
harmonis dan produktif sebagai bagian yang utuh dari
kualitas hidu seseorang, dengan memperhatikan
semua segi manusia.
• Kesehatan Jiwa adalah Perasaan Sehat dan Bahagia
serta mampu mengatasi tantangan hidup, dapat
menerima orang lain sebagaimana adanya serta
mempunyai sikap positif terhadap diri sendiri dan
orang lain
• Kesehatan jiwa adalah suatu kondiri yang
memungkinkan perkembangan optimal bagi individu
secara fisik,intelektual dan emosional sepanjang hal itu
tidak bertentangn dengan kepentingan orang lain
(WHO)
• Sehat jiwa menurut Dirjen Keswa Depkes RI
(1991) adalah kondisi yang memungkinkan
berkembangnya fisik,intelektual dan
emosional seseorang secara oftimal sehingga
ia mampu tumbuh dan beradaptasi dengan
lingkungannya secara wajar dengan harkat
martabat manusia
• Kesehatan jiwa deselenggarakan untuk mewujudkan
jiwa yang sehat secara oftimal baik intelektual maupun
emosional (pasal 24,UU tentang kesehatan, 1992).
Upaya peningkatan kesehatan jiwa dilakukan untuk
mewujudkan jiwa yang sehat secara oftimal,baik
intelektual maupun emosional melalui pendekatan
peningkatan kesehatan,pencegahan dan penyembuhan
penyakit dan pemulihan kesehatan,agar seseorang
dapat tetap atau kembali hidup secara harmonis,baik
dalam lingkungan keluarga,lingkungan kerja dan atau
dalam lingkungan masyarakat.
• Kesehatan jiwa adalah suatu kondisi mental sejahera
yang memungkinkan hidup harmonis dan produktif
sebagai bagian yang utuh dari kualitas hidup
seseorang, dengan memperhatikan semua segi
kehidupan manusia.
Ciri-ciri sehat jiwa adalah :
a) Bersikap positif terhadap diri sendiri
b) Mampu tumbuh, berkembang dan mencapai
aktualisasi diri.
c) Mampu mengatasi stress atau perubahan pada
dirinya
d) Bertanggung jawab atas keputusan dan tindakan
yang diambil
e) Mempunyai persepsi yang realistis dan
menghargai perasaan perasaan serta sikap orang
lain
f) Mampu menyesuaikan diri dengan lingkungan
Masalah Psikososial
Ciri-ciri masalah psikososial, yaitu :
a. Cemas, hawatir berlebihan, takut
b. Mudah tersinggung
c. Sulit berkonsentrasi
d. Bersifat ragu-ragu merasa rendah diri
e. Merasa kecewa
f. Pemarah dan agresif
g. Reaksi fisik seperti jantung berdebar,, otot
tegang, sakit kepala
Gangguan Jiwa
Ciri-ciri gangguan jiwa, yaitu :
a. Sedih berkepanjangan
b. Tidak bersemangat dan cenderung malas
c. Marah tanpa sebab
d. Menggantung diri
e. Tidak mengenali orang
f. Bicara kacau
g. Bicara sendiri
h. Tidak mampu merawat diri
Keperawatan kesehatan jiwa
komunitas
adalah pelayanan keperawatan yang
komprehensif , holistik, dan paripurna yang
berfokus pada masyarakat yang sehat jiwa ,
rentan terhadap stress (resiko gangguan jiwa)
dan dalam tahap pemulihan serta pencegahan
kekambuhan (gangguan jiwa).
Pelayanan keperawatan
komprehensif
adalah pelayanan yang berfokuskan pada
pencegahan primer pada anggota masyarakat
yang sehat jiwa, pencegahan sekunder pada
anggota masyarakat yang mengalami masalah
psikososial (resiko gangguan jiwa) dan
pencegahan tersier pada pasien gangguan jiwa
dengan proses pemulihan.
Pelayanan keperawatan holistik
• adalah pelayanan menyeluruh pada semua
aspek kehidupan manusia yaitu aspek bio-
psiko-sosio-cultural dan spiritual.
a. Aspek (bio-fisik)
Dikaitkan dengan masalah kesehatan fisik
seperti kehilangan orang tubuh yag dialami
anggota masyarakat akibat bencana yang
memerlukan pelayanan dalam rangka
adaptasi mereka terhadap kondisi fisiknya.
Penyakit fisik lain baik yang akut,
kronis maupun terminal yang memberi
dampak pada kesehatan jiwa.
Aspek psikologis
• Dikaitkan dengan berbagai masalah psikologis
yang dialami masyarakat seperti ketakutan,
trauma,kecemasan maupun kondisi yang lebih
berat yang memerlukakan pelayanan agar
mereka dapat beradaptasi dengan situasi
tersebut.
Aspek sosial
• Dikaitkan dengan kehilangan suami/istri/anak
, keluarga dekat, kehilangan pekerjaan ,
tempat tinggal, dan harta benda yang
memerlukan pelayanan dari berbagai sektor
terkait agar mereka mampu mempertahankan
kehidupan sosial yang memuaskan.
Aspek cultural
• Dikaitkan dengan tolong menolong dan
kekeluargaan yang dapat digunakan sebagai
sistem pendukung sosial dalam mengatasi
berbagai permasalahan yang ditemukan.
Aspek spiritual
• Dikaitkan dengan nilai-nilai keagamaan yang
kuat yang dapat diperdayakan sebagai potensi
masyarakat dalam mengatasi berbagai konflik
dan masalah kesehatan yang terjadi.
Prinsip-Prinsip Keperawatan
Kesehatan Jiwa
• Therapeutic Nurse patient relationship
(hubungan yang terapeutik antara perawat
dengan klien).
• Conceptual models of psychiatric nursing
(konsep model keperawatan jiwa).
• Stress adaptation model of psychiatric nursing
(model stress dan adaptasi dalam
keperawatan jiwa).
• Biological context of psychiatric nursing care
(keadaan-keadaan biologis dalam keperawatan
jiwa).
• Psychological context of psychiatric nursing care
(keadaan-keadaan psikologis dalam keperawatan
jiwa).
• Sociocultural context of psychiatric nursing care
(keadaan-keadaan sosial budaya dalam
keperawatan jiwa).
• Environmental context of psychiatric nursing care
(keadaan-keadaan lingkungan dalam
keperawatan jiwa).
• Legal ethical context of psychiatric nursing
care (keadaan-keadaan legal etika dalam
keperawatan jiwa).
• Implementing the nursing process : standards
of care (penatalaksanaan proses keperawatan:
dengan standar- standar perawatan).
• Actualizing the Psychiatric Nursing Role :
Professional Performance Standards
(aktualisasi peran keperawatan jiwa: melalui
penampilan standar-standar professional).
Jenis – jenis CMHN
a. Basic Course (BC) CMHN
• Sasaran : perawat keswamas (puskesmas)
• Kegiatan :perawat diberikan pelatihan cara
memberikan asuhan keperawatan (7 Dx
Keperawatan) pada klien dan keluarga pasien
gangguan jiwa dirumah.
b. Intermediate Course (IC) CMHN
• Sasaran : Kader Keswa dan Perawat Keswa
(Puskesmas)
Kegiatan :
1. Membentuk desa siaga sehat jiwa
2. Merekrut dan melatih kader keswa untuk
skreening ggn jiwa di masyarakat, masalah
psikososial dan sehat jiwa.
3. Melatih perawat keswa mengintervensi
klien dengan masalah psikososial dan
mengembangkan rehabilitasi pasien gangguan
jiwa.
c. Advance Course (AC) CMHN
• Sasaran : individu, keluarga, staf puskesmas,
kelompok formal dan informal serta
masyarakat luas
Kegiatan :
• 1. Manajemen keperawatan kesehatan jiwa
• 2. Kerjasama Lintas sektoral
• 1. Psycoanalytical (Freud, Erickson).
gangguan jiwa dapt terjadi apabila ego(akal)
tidak berfungsi dalam mengontrol id (kehendak
nafsu atau insting). Ketidakmampuan seseorang
dalam menggunakan akalnya (ego) untuk mematuhi
tata tertib, peraturan, norma, agama(super ego/das
uber ich), akan mendorong terjadinya
penyimpangan perilaku (deviation of Behavioral).
2. Interpersonal ( Sullivan, peplau). Menurut
konsep model ini, kelainan jiwa seseorang
muncul akibat adanya ancaman. Ancaman
tersebut menimbulkan kecemasan (Anxiety).
3. Social ( Caplan, Szasz). Menurut konsep ini
seseorang akan mengalami gangguan jiwa atau
penyimpangan perilaku apabila banyaknya
factor social dan factor lingkungan yang akan
memicu munculnya stress pada seseorang (
social and environmental factors create stress,
which cause anxiety and symptom).
4. Existensial ( Ellis, Rogers). Menurut teori
model ekistensial gangguan perilaku atau
gangguan jiwa terjadi bila individu gagal
menemukan jati dirinya dan tujuan hidupnya.
Individu tidak memiliki kebanggan akan dirinya.
Membenci diri sendiri dan mengalami gangguan
dalam Body imagenya
5. Supportive Therapy ( Wermon, Rockland).
Penyebab gangguan jiwa dalam konsep ini adalah:
factor biopsikososial dan respon maladaptive saat
ini.
Aspek biologis seperti: sering sakit maag, migraine,
batuk-batuk.
Aspek psikologis seperti : mudah cemas, kurang
percaya diri, perasaan bersalah, ragu-ragu,
pemarah.
Aspek sosialnya seperti : susah bergaul, menarik
diri,tidak disukai, bermusuhan, tidak mampu
mendapatkan pekerjaan, dan sebagainya. Semua
hal tersebut terakumulasi menjadi penyebab
gangguan jiwa.
Prinsip proses terapinya adalah menguatkan
respon coping adaptif, individu diupayakan
mengenal telebih dahulu kekuatan-kekuatan apa
yang ada pada dirinya; kekuatan mana yang
dapat dipakai alternative pemecahan
masalahnya. Perawat harus membantu individu
dalam melakukan identifikasi coping yang
dimiliki dan yang biasa digunakan klien. Terapist
berupaya menjalin hubungan yang hangat dan
empatik dengan klien untuk menyiapkan coping
klien yang adaptif.
6. Medica ( Meyer, Kraeplin). Menurut
konsep ini gangguan jiwa cenderung muncul
akibat multifactor yang kompleks meliputi:
aspek fisik, genetic, lingkungan dan factor sosial.
Sehingga focus penatalaksanaannya harus
lengkap melalui pemeriksaan diagnostic, terapi
somatic, farmakologik dan teknik interpersonal.
Peran dan Fungsi Perawatan
Kesehatan Jiwa Komunitas
• Center for Mental Health Services secara resmi mengakui
keperawatan kesehatan jiwa sebagai salah satu dari lima
inti disiplin kesehatan jiwa.
1. Pengkajian yg mempertimbangkan budaya
2. Merancang dan mengimplementasikan rencana tindakan
3. Berperan serta dalam pengelolaan kasus
4. Meningkatkan dan memelihara kesehatan mental,
mengatasi pengaruh penyakit mental - penyuluhan dan
konseling
5. Mengelola dan mengkoordinasikan sistem pelayanan yang
mengintegrasikan kebutuhan pasien, keluarga staf dan
pembuat kebijakan
6. Memberikan pedoman pelayanan kesehatan
Kompetensi Perawat Kesehatan Jiwa
Komunitas (Competent Of Caring)
• 1. Pengkajian biopsikososial yang peka terhadap
budaya.
• 2. Merancang dan implementasi rencana tindakan
untuk klien dan keluarga.
• 3. Peran serta dalam pengelolaan kasus:
mengorganisasikan, mengkaji, negosiasi, koordinasi
pelayanan bagi individu dan keluarga.
• 4. Memberikan pedoman pelayanan bagi individu,
keluarga, kelompok, untuk menggunakan sumber yang
tersedia di komunitas kesehatan mental, termasuk
pelayanan terkait, teknologi dan sistem sosial yang
paling tepat.
5. Meningkatkan dan memelihara
kesehatanmental serta mengatasi pengaruh
penyakit mental melalui penyuluhan dan
konseling.
6. Memberikan askep pada penyakit fisik yang
mengalami masalah psikologis dan penyakit jiwa
dengan masalah fisik.
7. Mengelola dan mengkoordinasi sistem
pelayanan yang mengintegrasikan kebutuhan
klien, keluarga, staf, dan pembuat kebijakan.
Pelayanan Keperawatan Jiwa
Komunitas
Pelayanan keperawatan jiwa komprehensif adalah
pelayanan keperawatan jiwa yang diberikan pada
masyarakat pasca bencana dan konflik, dengan
kondisi masyarakat yang sangat beragam dalam
rentang sehat – sakit yag memerlukan pelayanan
keperawatan pada tingkat pencegahan primer,
sekunder, dan tersier. Pelayanan keperawatan
kesehatan jiwa yang komprehensif mencakup 3
tingkat pencegahan yaitu pencegaha primer ,
sekunder, dan tersier.
1. Pencegahan Primer
• Fokus pelayanan keperawatan jiwa adalah
pada peningkatan kesehatan dan pencegahan
terjadinya gangguan jiwa. Aktivitas pada
pencegahan primer adalah program
pendidikan kesehatan , program stimulasi
perkembangan, program sosialisasi kesehatan
jiwa , manajemen stress , persiapan menjadi
orang tua.
Beberapa kegiatan yang dilakukan adalah :
a. Memberikan pendidikan kesehatan pada
orangtua antara lain :
1) Pendidikan menjadi orangtua
2) Pendidikan tentang perkembangan anak
sesuai dengan usia.
3) Memantau dan menstimulasi
perkembangan
4) Mensosialisasikan anak dengan lingkungan
b. Pendidikan kesehatan mengatasi stress
1) Stress pekerjaan
2) Stress perkawinan
3) Stress sekolah
4) Stress pasca bencana
c. Program dukungan sosial diberikan pada anak yatim
piatu , individu yang kehilangan pasangan , pekerjaan,
kehilangan rumah/ tempat tinggal , yang semuanya ini
mungkin terjadi akibat bencana. Beberapa kegiatan
yang dilakukan adalah :
1) Memberikan informasi tentang cara mengatasi
kehilangan
2) Menggerakkan dukunganmasyarakat seperti
menjadi orangtua asuh bagi anak yatim piatu.
3) Melatih keterampilan sesuai dengan keahlian
masing-masing untuk mendapatkan pekerjaan
4) Mendapatkan dukungan pemerintah dan LSM
untuk memperoleh tempat tinggal.
d. Program pencegahan penyalahgunaan obat.
Penyalahgunaan obat sering digunakan sebagai
koping untuk mengtasi masalah. Kegiatan yang
dilakukan:
1) Pendidikan kesehatan melatih koping positif
untuk mengatasi stress
2) Latihan asertif yaitu mengungkapkan
keinginan dan perasaan tanpa menyakiti orang
lain.
3) Latihan afirmasi dengan menguatkan aspek-
aspek positif yang ada pada diri seseorang.
e. Program pencegahan bunuh diri. Bunuh
diri merupakan salah satu cara penyelesaian
masalah oleh individu yang mengalami keputus
asaan. Oleh karena itu perlu dilakukan program :
1) Memberikan informasi untuk
meningkatkan kesadaran masyarakat tentang
tanda-tanda bunuh diri.
2) Menyediakan lingkungan yang aman
untuk mencegah bunuh diri.
3) Melatih keterampilan koping yang
adaptif.
Pencegahan Sekunder
adalah deteksi dini dan penanganan dengan
segera masalah psikososial dan gangguan jiwa.
Tujuan pelayanan adalah menurunkan angka
kejadian gangguan jiwa.
Target pelayanan adalah anggota masyarakat
yang beresiko atau memperlihatkan tanda-tanda
masalah dan gangguan jiwa
Aktivitas pada pencegahan sekunder adalah :
a. Menemukan kasus sedini mungkin dengan cara
memperoleh informasi dari berbagai sumber seperti
masyarakat, tim kesehatan lain dan penemuan langsung.
b. Melakukan penjaringan kasus dengan melakukan
langkah-langkah sebagai berikut :
1) Melakukan pengkajian 2menit untuk memperoleh
data fokus pada semua pasien yang berobat
kepukesmas dengan keluhan fisik.
2) Jika ditemukan tanda-tanda yang berkaitan dengan
kecemasan dan depresi maka lanjutkan pengkajian
dengan menggunakan pengkajian keperawatan
kesehatan jiwa
3) Mengumumkan kepada masyarakat tentang gejala dini gangguan
jiwa (di tempat– tempat umum)
4) Memberikan pengobatan cepat terhadap kasus baru yang
ditemukan sesuai dengan standar pendelegasian program
pengobatan (bekerja sama dengan dokter) dan memonitor efek
samping pemberian obat, gejala, dan kepatuhan pasien minum
obat.
5) Bekerja sama dengan perawat komunitas dalam pemberian obat
lain yang dibutuhkan pasien untuk mengatasi gangguan fisik yang
dialami (jika ada gangguan fisik yang memerlukan pengobatan).
6) Melibatkan keluarga dalam pemberian obat, mengajarkan
keluarga agar melaporkan segera kepada perawat jika ditemukan
adanya tanda-tanda yang tidak biasa, dan menginformasikan
jadwal tindak lanjut.
7) Menangani kasus bunuh diri dengan menempatkan pasien
ditempat yang aman, melakukan pengawasan ketat, menguatkan
koping, dan melakukan rujukan jika mengancam keselamatan jiwa.
8) Melakukan terapi modalitas yaitu berbagai
terapi keperawatan untuk membantu pemulihan
pasien seperti terapi aktivitas kelompok , terapi
keluarga dan terapi lingkungan.
9) Memfasilitasi self-help group (kelompok pasien,
kelompok keluarga, atau kelompok masyarakat
pemerhati) berupa kegiatan kelompok yang
mebahas masalah-masalah yang terkait dengan
kesehatan jiwa dan cara penyelesaiannya.
10)Menyediakan hotline service untuk
intervensikrisis yaitu pelayanan dalam 24 pukul
melalu telepon berupa pelayan konseling.
11)Melakukan tindakkan lanjut (follow-up) dan
rujukan kasus.
Pencegahan Tersier
• Pencegahan tersier adalah pelayanan
keperawatan yang berfokus pelayanan
keperawatan adalah : pada peningkatkan
fungsi dan sosialisasi serta pencegahan
kekambuhan pada pasien gangguan jiwa.
Tujuan pelayanan adalah mengurangi
kecacatan atau ketidakmampuan akibat
gangguan jiwa. Target pelayanan yaitu
anggota masyarakat mengalami gangguan jiwa
pada tahap pemulihan.
Aktifitas pada pencegahan tersier
meliputi :
1. Program dukungan sosial dengan
menggerakan sumber-sumber dimasyarakat
seperti : sumber pendidikan, dukungan masyrakat
(tetangga, teman dekat, tokoh masyarakat), dan
pelayan terdekat yang terjangkau masyarakat.
Beberapa kegiatan yang dilakukan adalah :
• a. Pendidikan kesehatan tentang perilaku dan
sikap masyarakat terhadap penerima pasien
gangguan jiwa.
• b. Penjelasan tentang pentingnya pemanfaatan
pelayanan kesehatan dalam penanganan pasien
yang melayani kekambuhan.
2. Program rehabilitas untuk memberdayakan pasien
dan keluarga hingga mandiri berfokus pada kekuatan dan
kemampuan pasien dan keluarga dengan cara :
a. Meningkatkan kemampuan koping yaitu belajar
mengungkapkan dan menyelesaikan masalah dengan cara
yang tepat
b. Mengembangkan sistem pendukung dengan
memberdayakan keluarga dan masyarakat.
c. Menyediakan pelatihan dan kemampuan dan
potensi yang perlu dikembangkan oleh pasien, keluarga
dan masyarakat agar pasien produktif kembali.
d. Membantu pasien dan keluarga merencanakan dan
mengambil keputusan untuk dirinya.
3. Program sosialisasi
a. Membuat tempat pertemuan untuk
sosialisasi.
b. Mengembangkan keterampilan hidup
(aktifitas hidup sehari-hari [ADL],mengelola
rumah tangga, mengembangkan hobi
c. Program rekreasi seperti nonton bersama,
jalan santai, pergi ke tempat rekreasi.
d. Kegiatan sosial dan keagamaan (arisan
bersama, pengajian bersama, majelis taklim,
kegiatan adat)
4. Program mencegah stigma. Stigma merupaka
anggapan yang keliru dalam masyarakat terhadap
gangguan jiwa, oleh karena itu, perlu diberikan program
mencegah stigma untuk menghindari isolasi dan
deskriminasi terhadap pasien gangguan jiwa. Beberapa
kegiatan yang dilakukan, yaitu :
a. Memberikan pendidikan kesehatan kepada
masyarakat tentang kesehatan jiwa dan gangguan jiwa,
serta tentang sikap dan tindakan menghargai pasien
gangguan jiwa.
b. Melakukan pendekatan kepada tokoh masyarakat,
atau orang yang berpengaruh dalam rangka
mensosialisasikan kesehatan jiwa dan gangguan jiwa.
Jenis Gangguan Jiwa yang ditangani
pada (Anak, Remaja dan Lansia)
1. Jenis gangguan jiwa yang ditangani pada
Anak
a. Gangguan kecemasan
b. Gangguan perilaku
c. Gangguan perkembangan
d. Gangguan makan
e. Gangguan Eliminasi
f. Gangguan Afektif
g. Skizofrenia
h. Gangguan Tic
2. Jenis Gangguan jiwa yang
ditangani pada Remaja
a. Gangguan Cemas
b. Gangguan Depresi
c. Gangguan somatoform ( Psikosomatik )
d. Gangguan Psikotik
e. Gangguan Penyalahgunaan NAPZA (
Narkotik, Alkohol, Psikotropika, dan zat
Adikiflainnya )
· Konflik keluarga yang berat
· Kesulitan Akademik
· Adanya komorbiditas dengan gangguan
psikiatrik lain, seperti gangguan tingkah laku dan
depresi.
· Penyalahgunaan NAPZA oleh orang –tua dan
teman
· Impulsivitas
· Merokok pada usia terlalu muda.
DAFTAR PUSTAKA
• Keliat, Budi Anna. 2011. Keperawatan Kesehatan Jiwa Komunitas
CMHN Basic. Jakarta: EGC.
• Makalah Keperawatanku, Community Mental Health Nursing. Post
14 Maret 2012. Diambil pada tanggal 15 April 2013, dari alamat
http://makalahkeperawatanku.blogspot.com/2012/03/community-
mental-health-nursing.html
• Dunia Remaja, Beberapa jenis gangguan jiwa yang banyak terjadi
pada masa remaja. Post 23 Februari 2012. Diambil pada tanggal 15
April 2013, dari alamat
http://reni77.wordpress.com/2012/02/23/beberapa-jenis-
gangguan-jiwa-yang-banyak-terjadi-pada-masa-remaja/
• Kesehatan komposiana, Gangguan Jiwa Pada Anak. Post 12 April
2013. Diambil pada tanggal 15 April 2013, dari alamat
http://kesehatan.kompasiana.com/kejiwaan/2013/04/12/gangguan
-jiwa-pada-anak
545552.html?utm_source=WP&utm_medium=box&utm_campaign
=Khewp

Anda mungkin juga menyukai