Anda di halaman 1dari 15

GI A

U
S

LOFIR D

KOAH
I Z
S IZ
O K L
T UR U
N
PENGANTAR TOKSIKOLOGI

Paracelsus (1493 – 1541) berpendapat bahwa yang


membedakan antara obat dan racun adalah takaran
atau dosisnya
SEJARAH TOKSIKOLOGI
PENGERTIAN TOKSIKOLOGI
Loomis (1978):
Ilmu yg mempelajari aksi berbahaya zat kimia atas sistem biologi

Doull dan Bruce (1986)


lmu yang mempelajari pengaruh zat kimia yang merugikan atas sistem biologi

Timbrell (1989)
Interaksi antara zat kimia dan sistem biologi

Toksikologi adalah ilmu yang mempelajari tentang efek merugikan dan


menguntungkan serta efek toksik dari suatu zat kimia dan dampaknya terhadap
makhluk hidup
INTOKSIKOLOGI LOGAM BERAT DAN KELATOR
Antagonis logam berat, suatu kelator yang dirancang sebagai kompetitor bagi
ligan terhadap logam berat, dapat meningkatkan ekskresi dan efek toksik
logam berat. Antagonis tersebut membentuk kompleks dengan logam berat,
mencegah atau menggeser ikatan logam dengan ligan tubuh. Hasil
reaksinya berupa cincin heterosiklik, dan yang berbentuk segi lima atau
segi enam merupakan cincin kelat yang paling stabil
Logam berat memiliki toksisitas tinggi apabila struktur kimianya berubah oleh
pengaruh fisikokimia, baik pada hewan maupun manusia. Intoksikasi logam
berat dapat diatasi dengan memberikan antidota logam tersebut, misalnya
tannin sebagai antidota timah hitam. Selain itu, natrium thiosulfat juga
menjadi antidota beberapa logam dengan membentuk endapan logam
sehingga mudah diekskresikan melalui feses. Keberadaan logam berat
dalam suatu larutan dapat diidentifikasi dengan reaksi kimia sederhana.
PENATALAKSANAAN KERACUNAN
Tergantung jenis bahan toksik
• Berdasar jenis terapi :
terapi non spesifik > terapi supportif utk mendukung
fungsi vital
Sesak > O2
Muntah dan diare > rehidrasi dg infus
Hipoglikemi > glukosa
Kejang > obat antikonvulsi,
Dll
terapi spesifik > antidotum
PENATALAKSANAAN KERACUNAN
A. Terapi simptomatik Hilangkan gejala-gejala keracunan
Pertahankan fungsi vital Bila perlu beri antidotum tertentu bila sudah diketahui jenis racunnya Mempercepat
ekskresi obat. Saliva dan sekret bronkus yang berlebihan sering menyumbat saluran nafas (terutama obat
kolinergik). Tindakan pertama : Lakukan pembersihan mulut dan jalan nafas, pasien dibaringkan dengan posisi
miring bergantian kanan dan kiri.Bila perlu berikan bantuan pernafasan dengan respirator mekanik ER-10

B. Pencegahan absorbsi racun


1. Keracunan melalui kulit : lakukan pencucian dengan sabun dan air (jangan gunakan pelarut organik)
2. Keracunan melalui inhalasi : segera pindahkan pasien ke tempat yang segar dan udaranya bersih ER-10
3. Keracunan peroral : Menimbulkan muntah (korek dinding farings belakang dengan spatel, atau memberikan
apomorfin 5-8 mg secara s.c.) Bilas lambung dengan pipa karet berdiameter besar (mengeluarkan tablet yang
belum hancur) Pemberian pencahar (meningkatkan peristaltik usus shg penyerapan lebih lama) Pemberian bubur
karbon aktif (untuk menyerap obat/racun)
C. Mempercepat pengeluaran racun
Transfusi pengganti Dialisis peritoneal Diuresis paksa Hemodialisis Hemoperfusi ER-10
Cara Kerja racun Racun yang bekerja lokal seperti zat korosif (asam dan basa kuat), menimbulkan nyeri hebat
pada daerah yang terkena racun. Racun yang bekerja sistemik, menyerang organ vital seperti susunan syaraf pusat,
jantung, paru-paru, ginjal dan hati yang mempengaruhi seluruh sistem tubuh seperti : narkotik yang menyerang
ssp, as.oksalat menyerang kerja jantung, CO dan sianida menyerang sistem pernafasan, merkuri menyerang ginjal.
EFEK SAMPING OBAT
Definisi mengenai efek samping obat dan hal-hal yang berkaitan dengannya dibawah ini
adalah yang berdasarkan dari definisi menurut WHO tahun 1991.
• Adverse Drug Reaction / ADR didefinisikan sebagai reaksi yang tidak dikehendaki dan
bersifat merugikan akibat respon pemakaian obat pada dosis sesuai anjuran pada manusia
untuk keperluan terapi, profilaksis, diagnosis, maupun untuk modifikasi fungsi fisiologis.
• Unexpected Adverse Reaction, yaitu suatu bentuk ADR yang bentuk dan tingkat
keparahannya tidak sesuai dengan apa yang tertulis pada label pemasaran suatu jenis obat,
atau karakteristiknya tidak sesuai dengan yang diharapkan dari obat tersebut.
• Adverse Event / Adverse Experience, yaitu suatu reaksi yang timbul pada uji kinik obat
baru yang belum jelas hubungan kausalnya dengan obat tersebut.
• Side Effect, yaitu berbagai efek yang tidak dikehendaki dari suatu obat yang terjadi pada
pemakaian dosis normal pada manusia, berkaitan kandungan zat pada obat tersebut.
KLASIFIKASI EFEK SAMPING
Efek samping obat dapat diklasifikasikan menjadi :
1. Tipe A : Bersifat intrinsik, bergantung dari konsentrasi, dosis, serta
bahan-bahan kimia yang dikandung oleh suatu jenis obat. Umumnya
merupakan kelanjutan khasiat terapetik. Kejadiannya dapat diprediksi
sebelumnya. Insidens tipe ini paling tinggi.
2. Tipe B : Bersifat idiosinkratik, tidak tergantung dosis, bersifat individual,
kejadiannya sulit untuk diprediksi. Beberapa kejadian berkaitan dengan
defisiensi enzim kongenital seperti glucose-6-phosphate dehydrogenase
yang mengakibatkan kerusakan sel eritrosit akibat reaksi oksidatif dari
obat-obat tertentu.
3. Tipe Withdrawal : Akibat obat yang telah lama digunakan dihentikan
penggunaannya secara tiba-tiba. Contohnya adalah obat narkotika, pil KB,
kortikosteroid.
TOKSIKOLOGI KLINIK
Cabang ilmu toksikologi yang mempelajari efek toksik dari agen yang
bertujuan untuk mengobati, memperbaiki, memodifikasi atau mencegah
suatu keadaan penyakit atau efek obat pada satu waktu tertentu.
IH
AS
K
A
IM
R
TE

Anda mungkin juga menyukai