dengan bagian terendahnya bokong, kaki atau keduanya. Dengan insidensi 3-4% dari seluruh kehamilan tunggal pada umur kehamilan ≥ 37 minggu, presentasi bokong merupakan malpresentasi yang paling sering dijumpai. Sebelum umur kehamilan 28 minggu, kejadian presentasi bokong berkisar antara 25-30% dan sebagian akan berubah menjadi presentasi kepala setelah umur kehamilan 34 minggu. Etiologi Maternal: kelainan uterus ( septum, uterus unikornis), mioma uteri, tumor adneksa. Fetal: Kelainan cairan ketuban ( poli/oligohidramnion), kelainan fetus (anensefalus, hidrosefalus dll) Jenis presentasi bokong Diagnosis Presentasi bokong dapat diketahui melalui pemeriksaan palpasi abdomen ( pemeriksaan leopold) Untuk memastikan dapat dilakukan periksa dalam vagina Pemeriksaan USG penting dalam diagnosis dan penilaian risiko pada presentasi bokong. Mekanisme persalinan Bokong akan memasuki panggul ( engagement dan descent) dengan diameter bitrokanter dalam posisi oblik. Pinggul depan bagian depan(anterior) mengalami penurunan lebih cepat dibanding pinggul belakang (posterior)→pinggul depan akan mencapai pintu tengah panggul terlebih dahulu. Kombinasi antara tahanan dinding panggul dan kekuatan yang mendorong ke arah kaudal akan menghasilkan putaran paksi dalam yang membawa sakrum ke arah transversal ( pukul 3 atau 9) → posisi diameter bitrokanter di pintu bawah panggul menjadi anteroposterior Penurunan bokong berlangsung terus setelah terjadinya putaran paksi dalam, perineum akan meregang, vulva membuka dan pinggul depan akan lahir terlebih dahulu. Pada saat itu, tubuh janin mengalami putaran paksi dalam dan penurunan, sehingga mendorong pinggul bawah menekan perineum → lahirlah bokong dengan posisi diameter bitrokanter anteroposterior, diikuti putaran paksi luar Putaran paksi luar akan membuat posisi diameter bitrokanter dari anteroposterior menjadi transversal. Kelahiran bagian tubuh lain akan terjadi kemudian baik secara spontan maupun dengan bantuan ( manual aid ) Penanganan 1) Versi luar Versi luar adalah prosedur yang dilakukan dengan menggunakan tekanan dan manuver tertentu pada perut ibu untuk mengubah presentasi janin menjadi presentasi kepala. Komplikasi yang mungkin terjadi adalah bradikardi janin yang bersifat sementara, solusio plasenta, perdarahan fetomaternal dan ketuban pecah dini 2) Pertolongan persalinan spontan ( Bracht) Tahap pertama: lahirnya bokong sampai umbilikus secara spontan Tahap kedua: fase cepat, lahirnya umbilikus sampai mulut, fase dimana bayi harus dilahirkan secara cepat karena plasenta dapat terjepit oleh kepala bayi di pintu ataspanggul Tahap ketiga: Fase lambat,lahirnya mulut sampai seluruh kepala. Kepala harus dilahirkan lambat untuk menghindari terjadinya perdarahan intrakranial akibat dekompresi yang mendadak. 3) Prosedur manual aid ( partial breech extraction ) Tahap pertama: lahirnya bokong sampai umbilikus secara spontan Tahap kedua: lahirnya bahu dan lengan memakai tenaga penolong secara klasik/ Deventer, Mueller atau lovset Tahap ketiga ( after coming head ) lahirnya kepala dengan cara Mauriceau- Veit-Smellie, Najouk, Wigand Martin winckel, Prague terbalik atau dengan cunam forsep. Cara mueller Cara Lovset Cara Mauriceau ( Veit- Smellie) Cara plague terbalik Teknik ekstraksi kaki( Pinard) - Tangan penolong masuk mencari bokong, pangkal paha sampai lutut, mengabduksi dan fleksi pada paha janin sehingga kaki bawah menjadi fleksi. Tangan yang diluar menekan fundus ke arah bawah. Setelah kaki bawah fleksi, pergelangan kaki dipegang dan dituntun keluar vagina sampai batas lutut Kedua tangan penolong memegang betis, kaki ditarik curam kebawah sampai pangkal paha lahir. Pangkal paha ditarik curam ke arah bawah sampai trochanter depan lahir, disusul trochanter belakang dan bokong lahir. Untuk melahirkan bayi seterusnya, tangan penolong memegang femuro-pelvic dan ditarik curam ke bawah sampai umbilikus lahir. Untuk melahirkan bahu, lengan dan kepala dilakukan pertolongan secara manual aid. Teknik ekstraksi bokong Dilakukan pada presentasi bokong murni ( Frank breech) dan bokong sudah berada di dasar panggul. Jari telunjuk penolong yang searah dengan bagian kecil janin dimasukkan ke dalam vagina dan diletakkan pada lipat paha. Lipat paha ditarik curam ke bawah Setelah trochanter depan dilahirkan, maka jari telunjuk yang lain segera mengait lipat paha belakang dan ditarik curam ke bawah sampai bokong lahir Tangan penolong memegang femuro- pelvik bayi dan melahirkan bayi dengan cara manual aid Syarat partus pervaginam Janin tidak terlalu besar Tidak ada suspek CPD Tidak ada kelainan jalan lahir Daftar Rujukan Prawirohardjo S. Ilmu kebidanan ,ed-4. Jakarta: PT. Bina Pustaka Sarwono Prawirohardjo, 2009 Syaifudin BA, Rachimhadhi T. Ilmu Bedah kebidanan, ed-1. Jakarta, 2011